Jangan lupa vote dan sarannya yaa.. Karna saran dan masukkan dari kalian itu penting.. 🙂😊
Silahkan tinggalkan jejak dengan menekan tombol like dibawah agar aku lebih semangat update cerita ini..
Terimakasih sudah membaca ceritaku 🤗
dan jangan lupa beri bintang 5 ya 😚
Jangan lupa baca cerita aku yang lainnya. kisah nyata 🤗
Happy Reading
***
Tangan Elden mengepal kuat ketika aset berharganya di tendang oleh kaki mungil Lexa. Meskipun terlihat mungil ternyata tenaga Lexa tak dapat diremehkan. Sakit sekali seperti dipatahkan. Rasanya, Elden ingin sekali mematahkan atau memotong kaki mungil itu agar tidak bermacam-macam dengannya lagi.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah hidupnya ada yang benar-benar berani melawannya bahkan sampai menendang aset berharganya seperti itu. Hal itu benar-benar membuat Elden semakin tertarik untuk mengklaim gadis itu sebagai miliknya seorang. Lexa Aldora hanya miliknya. Milik Elden Cristian.
"Tunggu saja, akan gue balas lo." Desisnya pelan sambil menatap punggung Lexa yang perlahan mulai menjauh dan menghilang.
Elden berusaha bediri. Namun rasa cenat cenut langsung menghampirinya. "Sialan!" Umpatnya. Dan untungnya itu berhasil, Elden berhasil berdiri tegak meskipun rasanya masih terasa cenat-cenut. Ngilu.
Lalu, dari arah belakang ada Rafael yang tengah berjalan ke arahnya. Tadi Rafael dari kantin bersama Nanik, kekasihnya. Dan tanpa sengaja Rafael melihat punggung Elden yang tengah berdiri kesusahan
Namun ada yang aneh. Rafael mengernyit heran ketika melihat posisi berdiri Elden yang terlihat aneh seperti menahan sesuatu.
"Lo kenapa?" Tanya Rafael dengan kening yang mengekerut, mengernyit heran.
Elden menoleh dan menatap tidak suka ke arah sahabatnya itu. Selalu saja datang tiba-tiba tanpa di undang. Bahkan Elden tadi tak merasakan hawa keberadaan Rafael. "Tidak apa-apa." Jawab Elden dengan singkat, padat dan jelas.
Rafael semakin menatap curiga ke arah saahabatnya itu. Tidak percaya dengan jawaban Elden tadi. "Lo yakin tidak apa-apa?" Kata Rafael yang tidak percaya dengan jawaban Elden. "Jangan jadi seperti cewek yang jawabnya tidak apa-apa ternyata ada apa-apa." Ujar Rafael.
Sontak saja hal tersebut membuat Elden menatap tajam ke arah sahabatnya. Apa maksud Rafael menyamakan dirinya dengan perempuan?
"Hehehe, santai bro. Jangan melotot begitu. Nanti adek Lexanya atut." Ledek Rafael dengan wajah yang sok di imut-imutkan. Membuat Elden ingin muntah seketika.
Elden tak menanggapi ledekan Rafael tadi. Memilih berjalan, beranjak dari tempatnya.
Rafael menatap punggung Elden. Rafael dengan senang hati mengikuti langkah Elden. Ditepuknya dengan pelan bahu Elden.
Elden tersrnyum tipis. Begitupun juga dengan Rafael. Ya, persahabatan mereka memang telah berlangsung sejak lama hingga membuat mereka mengenal satu sama lain. Setelah itu mereka berjalan berdua untuk menuju tempat parkiran.
"Lo mau nongkrong?" Tawar Rafael.
Elden menggeleng. "Gue absen dulu." Jawab Elden.
Hal itu sontak membuat Rafael menatap penuh tanda tanya ke arah Elden. "Tumben lo absen dulu. Biasanya lo tidak pernah absen buat nongkrong. Apalagi untuk bertemu sama Mita. Pasti lo semangat."
"Gue lagi pengen istirahat. Ada hal penting yang harus gue urus." Ucap Elden.
"Lo di cari sama Mita. Katanya Mita kangen sama lo."
Elden menghela nafasnya. "Oke. Nanti malam gue ke bar. Jam 10 malam gue kesana." Kata Elden.
Rafael menggeleng tidak percaya. Jika bersangkut paut dengan Mita pasti Elden menjadi orang terdepan untuk membantu Mita.
Ya, Elden memang tidak pernah bisa menolak jika berkaitan dengan Mita. Elden akan selalu menuruti apapun yang Mita minta. Apapun itu.
🐙🐙🐙 (Cuminya gemes bgt 😢😢)
Sebelum menemui Bram terlebih dahulu, Lexa pergi ke kamar mandi terlebih dahulu untuk mencuci wajahnya agar kedua matanya tidak terlihat sembab lagi. Agar wajahnya terlihat lebih fresh dari sebelumnya.
Kini Lexa sekarang berada di dalam kamar mandi. Dinyalakannya air kran di wastefel tersebut lalu dibasuhkan ke wajahnya beberapa kali.
Tak beberapa lama kemudian, kejadian tadi saat Elden menciumnya langsung terlintas di otaknya.
Dengan kasar Lexa langsung menggosok bibirnya. Berusaha menghilangkan bekas ciuman Elden tadi.
"Dasar gila. Brengsek. Mesum. Tidak punya otak!" Umpatnya pelan dengan air mata yang jatuh membasahi kedua matanya. Lexa benci Elden! "DASAR PSYCOPATH GILA!" Umpatnya lagi. Untungnya toilet sepi. Hingga tak ada yang mendengar umpatannya tadi.
Lexa menarik nafasnya dalam-dalam. Mencoba untuk menimalisir emosinya yang mulai menyelimuti dirinya. Tatapannya menajam ke arah cermin. Tangannya mengepal kuat. "Lawan Lexa. Jangan lemah. Lo harus menghajar laki-laki seperti itu agar tidak berani sama lo." Ucapnya dalam hati. Ia bulatkan tekatnya. Apapun itu. Siapapun Elden. Lexa akan melawannya. Menghajar habis laki-laki seperti Elden.
Setelah itu dirapikannya rambutnya yang panjang itu. Dicepolnya ke atas hingga memperlihatkan leher jenjangnya yang berwarna putih mulus itu. Lalu, Lexa mengeluarkan lipgloss dari dalam tasnya dan ia oleskan ke bibirnya yang cantik. Lipgloss itu berwarna merah muda yang sangat terlihat kontras dengan kulit wajahnya dan terlihat cocok dan pas sekali untuk dirinya.
Lexa tersenyum menatap ke cermin didepannya. Ditepuknya dengan pelan kedua pipinya beberapa kali. "Oke. Kamu bisa Lexa."
Setelah itu dimasukkan kembali lipgloss itu kedalam tas ransel miliknya. Dengan langkah lebarnya, Lexa segera keluar dari dalam kamar mandi untuk segera pergi menuju lapangan basket.
Tak bersalang lama, akhirnya Lexa sampai di lapangan dibasket. Disana ada Bram, kekaksihnya yang tengah bermain basket bersama teman-temannya.
Lexa menatap kagum Bram yang berada ditengah lapangan. Bram sangat terlihat keren.
Dan
Berhasil! Bram telah berhasil memasukkan bola basket. Memebuat para perempuan yang ikut menonton latihan basket langsung menjerit histeris dan bertepuk tangan.
Lexa tersenyum ketika Bram tengah menatapnya juga dengan tesenyum.
Lexa segera mencari tempat duduk yang kosong untuk dirinya duduk.
Lexa dengan sabar menunggu Bram yang tengah bermain basket bersama teman-temannya. Bahkan tak jarang teriakan atau jeritan histeris memenuhi lapangan. Mambuat telinga Lexa terasa panas dan sakit. Lexa tidak terlalu suka dengan keramaian dan kebisingan. Tapi, demi Bram, Lexa rela melakukannya. Menepis rasa tidak sukanya dengan menatap Bram.
***
Jangan lupa follow instagram mereka ya 🤘
@eldencrishtian
@lexacrishtian
@garvincrishtian
@seancrishtian
@daracrishtian
@kenzocrishtian
@crownedeagle_03
Yang mau ngobrol dengan Visual Psycopath Vs Cewek Galak atau ingin memberi pesan/nasehat untuk Elden, Lexa, Bram dll kalian bisa follow Instagram aku ya 😊
Dan yang mau tau spoiler semua karyaku untuk next chapter bisa follow instagram aku juga 😊
instagram: @fullandari
Kalian bisa tau info tentang Update semua karyaku, bisa memberi kritik atau saran lewat DM atau QNA, bisa ngobrol bersama pemain Psycopath Vs Cewek Galak dan menambah teman disana 😊
Aku tunggu notif dari kalian ya 😊 Terimakasih teman-teman..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 290 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Siapa kah Mita itu??Apakah pacar Elden??Kalo itu pacar Elden terus ngapain dia memburu Lexa??🤫🤫
2023-06-04
0
ellydoko
ko ada kelinci 🤣🤣🤣
ohhhh ternyata kelinci iklan
terusssskan asik mu thooorrrrrrr
semangaaattttt kakak💪💪💪💪💪
2021-10-29
0
Elly Handayani
visual Mita itu seperti apa sih thorrr dan ada kaitan apa dengan elden
makin penisirin aku nya😁😁😅😅
2021-08-04
0