Jangan lupa vote dan sarannya yaa.. Karna saran dan masukkan dari kalian itu penting.. 🙂😊
Silahkan tinggalkan jejak dengan menekan tombol like dibawah agar aku lebih semangat update cerita ini..
Terimakasih sudah membaca ceritaku 🤗
dan jangan lupa beri bintang 5 ya 😚
Jangan lupa baca cerita aku yang lainnya. kisah nyata 🤗
Happy Reading
***
Pagi ini kelas 11 IPS 2 tengah dihebohkan dengan kehadiran kakak kelas famous mereka. Elden dan Rafael yang termaauk kedalam jejeran pria most wanted disekolah tengah berada didalam kelas 11 IPS 2.
Elden menatap acuh para penghuni kelas 11 IPS 2. Sedangkan Rafael menatap ramah penghuni kelas 11 IPS 2.
Elden kini tengah berdiri didepan kelas dekat meja guru dengan Rafael yang berdiri disampingnya.
Jadi itu kakak kelas yang kemarin ditampar oleh Lexa?
Lexa sungguh berani menampar kak Elden menggunakan tasnya
Aku tidak terima wajah setampan itu ditampar dengan menggunakan tas ransel milik Lexa
Lexa memang hanya mencari sensasi
Apa benar kak Elden itu mesum?
Elden mengepalkan tangannya kuat. Jadi berita dirinya yang ditampar menggunakan tas milik Lexa telah tersebar luas. Rasanya Elden ingin sekali merobek mulut mereka satu persatu hingga mereka tidak akan bisa berbicara dan menggosipkan hal itu lagi.
"Ada yang tau tempat duduk Lexa dimana?" Kata Rafael dengan ramah. Lain halnya dengan Elden yang tengah mati-matian menahan emosinya di dalam dirinya setelah mendengar bisikan-bisikan kecil tadi yang ditujukan untuk dirinya.
Mereka tampak hening. Mau memberitaunya tapi Lexa teman sekelasnya. Jika tidak memberitaunya juga merasa tidak enak. Jadi mereka lebih memilih diam. Lalu tak berselang lama kemudian, gadis berambut pendek dengan gaya sok cantiknya menunjuk bangku pojok nomor 3 dari belakang. Membuat para penghuni kelas 11 IPS 2 menganga tidak percaya.
"Disitu kak. Tempat Lexa duduk." Ujar gadis tersebut dengan nada dibuat selembut mungkin. Membuat Elden dan yang lain merasa jijik mendengarnya.
"Terimakasih cantik." Jawab Rafael dengan mengedipkan sebelah matanya. Membuat perempuan yang ada dikelas itu memekik kegirangan. Duh meleleh hayati bwang..
Setelah itu Elden berjalan menghampiri bangku Lexa. Ditempelkannya sebuah sticker berwarna merah yang bergambar tengkorak.
"PERINGATAN!"
Elden tersenyum miring melihat bangku Lexa yang terdapat sebuah kertas yang ditempel dengan tulisan "Semangat Lexa. Jangan malas."
"Sepertinya ini akan sangat menarik." Ujar Elden dengan tersenyum miring melihat bangku Lexa.
Para penghuni kelas 11 IPS 2 itu jelas tau arti dari sticker tersebut. Sticker peringatan yang menjadi sebuah awal ketidaktenangan dan sebuah kesedihan.
Setelah itu Elden berjalan keluar kelas tanpa mengeluarkan sepatah kata apapun. Diikuti Rafael dibelakangnya. Sebelum Rafael keluar dari dalam kelas 11 IPS 2, Rafael mengucapkan terimakasihnya pada perempuan yang telah memberitaunya tadi.
"Lo yakin kasih Lexa sticker itu?" Tanya Rafael.
"Hm" Jawab Elden.
Rafael menghela nafasnya kasar. "Lo jangan terlalu kasar sama dia bro. Lexa itu cewek. Cewek ada untuk dijaga bukan disakitin." Ujar Rafael memberikan nasehat pada Elden sahabatnya. Rafael tidak mau melihat Elden menyesal di hari kemudian atas apa yang telah ia lakukan.
Namun, Elden tidak menanggapi perkataan Rafael sama sekali. Hanya diam dan memandang lurus kedepan. Elden menganggap perkataan Rafael tadi hanyalah sebuah angin lalu yang tiada arti.
Rafael tau jika Elden, sahabatnya adalah seorang psycopath. Bahkan Rafael pernah melihat dengan mata kepalanya sendiri ketika Elden menghabisi kakak kelasnya dengan tangan kosong sampai terkapar tidak berdaya. Untungnya Rafael langsung segera membawa kakak kelasnya waktu itu kerumah sakit.
***
Pukul setengan tujuh pagi, Lexa baru saja sampai dikelasnya. Hari ini dirinya harus berangkat sendirian tanpa Bram yang menemaninya. Bram hari ini tidak masuk sekolah karena sakit. Selepas Bram pulang dari rumahnya, hujan deras langsung turun. Membuat Lexa begitu khawatir dengan keadaan Bram. Apalagi Bram setiap kali kena hujan-hujanan pasti akan jatuh sakit. Jadi, Lexa begitu tidak semangat hari ini karena ditemani tanpa penyemangat.
Baru saja dirinya menaruh tas ransel miliknya dan beberapa buku paket yang berada ditangannya, Lexa dikejutkan dengan tempelan sebuah sticker dimejanya yang berwarna merah bertuliskan sebuah kata "PERINGATAN!". Ya Lexa jelas tau rumor yang beredar tentang sticker peringatan tersebut.
Lexa menghela nafasnya kasar melihat sticker tersebuat. Healaan nafas keluar dari mulutnya. Lexa sedang benar-benar tidak mood hari ini. Apalagi hari ini ada kuis matematika serta hafalan. Benar-nenar paket komplit sekali dalam membuat otaknya harus bekerja secara extra. Tapi sayang, otaknya seakan menolak untuk diajak bekerjasama hari ini.
Diambilnya sticker tersebut, lalu dibuangnya ketempat sampah. Tanpa memperdulikan pandangan teman-temannya yang menganga tidak percaya apa yang telah mereka lihat. Lexa berani membuang sticker petingatan tersebut ke tempat sampah. Omg! Demi apa?!
Namun, Lexa tidak peduli itu. Lalu, Lexa langsung duduk dibangkunya dengan menyenderkan badannya. Lexa benar-benar butuh asupan cogan sekarang! Misalnya seperti Bram, mungkin.
Tet..
Pelajaran pertama telah dimulai. Kuis matematika di pagi hari membuat Lexa harus berfikir dan memutar otaknya agar bisa menemukan jawabannya. Lexa berusaha membuat moodnya baik dengan cara apapun itu.
Dua puluh lima menit telah berlalu. Lexa baru bisa menyelesaikan satu soal matematika.
Hingga akhirnya pelajaran matematika telah berakhir dalam waktu dua jam. Akhirnya Lexa telah berhasil mengerjakannya. Meskipun tidak seberapa nilainya, tapi Lexa merasa lega. Setidaknya tidak remidi atu mengulang kembali. Itulah yang dipikirkan Lexa. Mendapat nilai 78 dari kuis matematika, menurutnya sudah patut dibanggakan. Sedikit mengalami peningkatan daripada kuis yang lalu, Lexa mendapat nilai 76. Akhirnya, ada hal yang ia bisa pamerkan ke Bram nanti sewaktu pulang sekolah.
Tet.. Tet.. Tet..
Bel istirahat berbunyi. Lexa bergegas keluar kelas untuk menuju ke kantin. Lexa akan membeli minuman karena tadi dirinya lupa tidak membawa minuman. Sudah kebiasaan dirinya yang selalu lupa membawa botol minuman. Biasanya Bram lah yang pergi ke kantin untuk membelikannya.
Baru saja Lexa masuk ke kantin, semua pasang mata melihatnya sinis dan ada yang tertawa sambil memandangnya remeh. Lexa mulai tidak nyaman dengan yang mereka lakukan. Apa ada yang salah dengan penampilannya?
Namun, Lexa tidak mau ambil pusing dengan itu. Lexa tetap berjalan ke tempat yang berjualan minuman.
"Bu, air minuman satu ya." Ujar Lexa.
Tapi, penjual yang bernama Bu Lina itu menggelengkan kepalanya dan menunjuk ke sebuah poster yang terpajang di dinding kantin.
"DILARANG MENJUAL MAKANAN KE LEXA ALDORA 11 IPS 2"
Dan diposter tersebut terdapat fotonya saat dulu waktu masih duduk dibangku sekolah dasar. Saat dirinya masih gendut tidak selangsing sekarang. Saat dirinya dulu di bully habis-habisan oleh teman sekelasnya dulu.
Tangan Lexa mengepal erat. Rasanya Lexa ingin menangis sekarang. Apalagi seisi kantin itu mulai menertawakan dirinya.
Ada apa lagi sekarang Tuhan?
***
Jangan lupa follow instagram mereka ya 🤘
@eldencrishtian
@lexacrishtian
@garvincrishtian
@seancrishtian
@daracrishtian
@kenzocrishtian
@crownedeagle_03
Yang mau ngobrol dengan Visual Psycopath Vs Cewek Galak atau ingin memberi pesan/nasehat untuk Elden, Lexa, Bram dll kalian bisa follow Instagram aku ya 😊
Dan yang mau tau spoiler semua karyaku untuk next chapter bisa follow instagram aku juga 😊
instagram: @fullandari
Kalian bisa tau info tentang Update semua karyaku, bisa memberi kritik atau saran lewat DM atau QNA, bisa ngobrol bersama pemain Psycopath Vs Cewek Galak dan menambah teman disana 😊
Aku tunggu notif dari kalian ya 😊 Terimakasih teman-teman..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 290 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Gila Elden 🤣🤣🤣
2023-06-04
0
Siti Solikah
kasihan lexa
2022-04-12
0
Elly Handayani
mantaaaapppppp 👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
aku suka caramu lexa
2021-08-04
0