Bab XV

"Assalamualaikum." Indarto mengucapkan salam menyapa tamunya.

"Waalaikumsallam." tamu-tamu menjawab salam secara bersamaan.

"Mas, kenalkan ini keponakan saya, dan ini adalah anak-anak nya mereka berdua kembar. Ayo Rangga, Rani kasih salam sama Oom dan Tante." kata Bu Sardi kepada Rani dan Rangga.

Kemudian Rangga maju dan diikuti Rani, mereka berdua mencium tangan Indarto dengan takzim. Lalu Indarto mengusap kepala mereka masing-masing.

Indarto tersentak kaget ketika melihat siapa tamunya.

"Alya... kamu kan Alya Larasati. Kamu kemana aja Al." cecar Indarto kepada Alya.

Indarto langsung memeluk Alya sang adik yang sudah 5 tahun menghilang. Saras yang melihatnya begitu emosi. Bagaimana tidak suaminya tiba-tiba memeluk seorang wanita cantik tepat di depan matanya.

"Al, kamu kemana aja, Papa dan Mama mu sampai bingung mencari keberadaan mu. Bahkan satu Minggu setelah kamu menghilang Papamu meninggal karena terkena serangan jantung, dan Mama mu menyusul 3 bulan setelah papa mu. Mama mu terkena serangan stroke." Isak Indarto.

Sebuah tepukan keras di bahunya menyadarkan Indarto.

"Siapa Mas, kenapa kamu memeluknya." kata Saras dengan suara keras.

Ketika mendengar suara wanita berteriak, Alya pun melepaskan pelukan Indarto. Demikian juga dengan Indarto.

"Sayang maaf kan aku. Ini adalah Alya Larasati, putri tunggal Oom Danu adik kandung ayahku." kata Indarto sambil memeluk Saras untuk menenangkan hatinya.

"Al, kenalkan ini Saras, istriku." kata Indarto.

"Hah.... istri mu Mas, kapan kamu menikah?" tanya Alya.

"Kami baru menikah 2 hari yang lalu Al." kata Indarto.

Lalu Alya memeluk Saras.

"Selamat ya Mba, maafkan aku karena udah membuat mba Saras marah."

Setelah itu Alya duduk lalu diikuti Saras sambil menggandeng tangan Indarto dan mengajaknya duduk.

”Bu Sardi, maaf boleh tolong ajak anak-anak bermain di belakang." pinta Saras kepada Bu Sardi.

Bu Sardi mengangguk kepalanya,

"Ayo anak-anak kita bermain di belakang ada Eyang di sana."

Bu Sardi mengajak anak-anak bermain ke belakang. Setelah anak-anak tidak terlihat, barulah Indarto bertanya kepada Alya.

"Apa yang terjadi padamu, selama 5 tahun kamu menghilang. Dan siapa mereka? Apa mereka anak-anak mu dan siapa ayahnya." cecar Indarto kepada Alya.

"Mas, sabar, jangan keras begitu kasihan Alya." kata Saras mencoba menenangkan Indarto.

 Alya pun hanya tertunduk diam. Tampak Alya menangis sesenggukan.

"Lima tahun yang lalu, Al ikut kegiatan kemping yang diadakan oleh OSIS. Di saat acara sedang berlangsung tiba-tiba turun hujan yang sangat lebat. Al berlari berlindung. Dan Al mendapatkan sebuah gubuk kecil. Di situ Al tidak sendirian ada cowok yang dari dulu sangat Al cintai. Ya Al sangat mencintainya padahal dia tidak pernah sedikitpun melirik Al. Tiba-tiba dia memeluk Al. Katanya kasihan melihat Al kedinginan. Entah siapa yang memulai, perbuatan terkutuk itu terjadi. Al malu Mas, sejak kejadian itu Al takut pulang ke rumah dan bertemu papa dan Mama. Al pergi mengikuti kemana langkah kaki ini berjalan. Al juga takut menghubungi laki-laki itu. Sampailah Al di kota ini. Al bertemu dengan keluarga pak Sardi. Mereka sangat baik. Al dirawat sampai Al melahirkan anak kembar Rangga dan Rani. Al sangat bahagia mempunyai mereka. Keduanya adalah hidup Al mas. Al gak berani menghubungi papa dan mama. Al takut mereka pasti kecewa. Karena Al sudah membuat malu mereka. Mereka pasti sedih karena perbuatan Al ini. Al malu mas, makanya Al gak berani menghubungi papa dan mama. Biar lah Al jalani sendiri."

Cerita Alya sambil menangis. Indarto pun tampak marah dan sangat kecewa dengan sikap Alya yang malah melarikan diri dan memikul beban hidupnya sendiri. Saras yang tidak tega melihat Alya menangis kemudian memeluk nya dan mencoba menenangkan nya.

"Sudah Al, jangan nangis, nanti anak-anak mu jadi ikut sedih. Sekarang yang penting kamu sudah hidup tenang sambil menjaga anak-anak mu tumbuh kembang menjadi dewasa."

kata Saras sambil mengelus pundak Alya.

Indarto yang sekiranya hendak pergi ke dinas pendidikan tidak jadi pergi karena suasana hatinya sedang tidak enak. Kemudian ia masuk ke dalam kamar untuk berganti pakaian. Melihat suaminya masuk kamar, Saras pun menyusul nya.

"Aku tinggal sebentar ya Al."

Ketika Saras masuk kamar didapatinya suaminya sedang duduk termenung di pinggir tempat tidur. Saras pun menghampiri nya dan berkata

"Kamu kenapa Mas? Apa yang mengganggu pikiranmu? Siapa Alya sebenarnya dan kenapa kamu sampai semarah itu pada nya?"

"Alya itu adalah putri satu-satunya dari adik kandung ayah Mas. Ayah dan ibunya adalah pengganti orang tua Mas yang sudah meninggal sejak Mas kecil karena kecelakaan. Mas sangat terpukul ketika mendengar Alya pergi tanpa kabar bahkan Papanya terkena serangan jantung dan tak lama kemudian meninggal dunia. Mamanya pun sampai sakit karena kepikiran Alya terus. Sampai akhirnya meninggal 3 bulan setelah kepergian papa nya Alya. Alya bukan anak yang nakal, dia sangat penurut bahkan di sekolah dia termasuk anak yang sangat dibanggakan oleh sekolah bukan karena dia adiknya mas yang nota bene adalah guru di situ, tapi memang dia nya yang pintar. Alya memang mencintai seseorang. Orang anak orang sangat berada. Sayang orang itu tidak pernah memandang Alya. Mas kasihan lihat Alya cintanya bertepuk sebelah tangan. Apalagi sikap orang tua nya. Mereka sangat membenci Alya, padahal Alya tidak pernah berhubungan dengan anak mereka. Entah siapa yang memberi tahu mereka kalau Alya jatuh cinta sama anak semata wayangnya. Kalau dilihat wajahnya Rani memang sangat mirip dengan orang itu." kata Indarto sambil berpikir.

"Mirip siapa Mas?" tanya Saras.

"Kamu gak kenal dek, itu murid aku dulu. Namanya Surya. Ya Surya putra tunggal Tuan Arifin orang yang sangat berada di kota A. Ya itu pasti anaknya!" seru Indarto.

Tanpa Indarto sadari, wajah Saras memucat begitu mendengar nama Surya dan tuan Arifin. Saras mundur ketakutan.

Wajahnya memucat dan tubuhnya gemetaran. Indarto pun tersentak kaget melihat kondisi istrinya itu.

"Saras, kamu kenapa Dek, apa yang terjadi sama kamu."

Kata Indarto sambil berusaha memeluk Saras. Saras berontak dan kembali berteriak-teriak ketakutan.

"Pergi .. pergi kamu, kamu laki-laki kurang ajar. Pergi kamu.. pergi..." Teriak Saras.

"Sayang, sayang, Saras... hei lihat ini aku, mas mu Indarto suamimu!"

Kata Indarto berusaha untuk kembali memeluk Saras lebih kencang lagi. Karena Saras sangat kuat,. Dan terus berusaha melepaskan diri dari pelukan Indarto. Karena tidak sabar menghadapi sikap Saras yang tiba-tiba berteriak, Indarto akhirnya menampar Saras sekencang-kencangnya, hingga Saras pun tersadar.

"Mas, aku takut. Mas, laki-laki itu telah melecehkan aku Mas, aku kotor Mas.... aku takut..."

Lirih Saras sambil mengetatkan pelukannya ke Indarto.

"Sudah tenang...ada Mas di sini, jangan takut dia tidak ada di sini..."

Kata Indarto sambil mengelus punggung Saras sambil menenangkannya. Indarto geram sekaligus penasaran apa ini orang yang sama, yang telah melecehkan Saras dan telah meniduri Alya. Indarto pun menuntun Saras ke tempat tidur dan membaringkan di tempat tidur. Tak lama kemudian Saras pun tertidur karena kelelahan. Setelah dilihatnya Saras sudah terlelap tidur, Indarto pun kembali ke ruang tamu untuk menemui Alya. Sesampainya di ruang tamu tampak Alya sedang bermain-main dengan anak-anaknya. Indarto pun mendekati Alya dan anak-anaknya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!