Sesampainya di rumah, Indarto segera menyiapkan surat-surat penting yang akan dibawa. Indarto juga menyiapkan baju dan perlengkapan lainnya. Setelah itu Indarto melakukan sholat istikharah untuk meminta petunjuk dan tuntunan dalam menjalankan misi dari nyonya Haidar, ibunda dari sang kekasih hatinya. Agar bisa mendapatkan kesembuhan. Setelah selesai sholat Indarto kemudian beristirahat untuk menyiapkan tenaga untuk esok hari.
Sementara itu di ruangan VVIP RS, tampak Saras mulai membuka matanya, tatapannya kosong. Nyonya Haidar mendekati putrinya lalu mengelus rambut nya yang hitam dan panjang.
"Sayang bagaimana keadaan kamu hmm... Mama berharap semuanya akan baik-baik saja setelah ini. Kamu sayang dan cinta sama Indarto?" tanya nyonya Haidar.
Saras memandang nyonya Haidar. Saras mengernyitkan dahinya, dia merasa bingung dengan pertanyaan Nyonya Haidar.
"Kamu mau hidup bersamanya dan menua bersama-sama dengan Indarto kan?" tanya nyonya Haidar sambil terus mengelus rambut Saras.
Saras pun mengangguk sambil tersenyum.
"Semoga ini keputusanku yang terbaik buat anakku." nyonya Haidar membatin dalam hatinya.
"Besok kita sama-sama ketemu Indarto di taman ya, kita ketemu sama Mas Indarto mu. Kamu siap-siap, dandan yang cantik, supaya mas mu makin cinta." kata nyonya Haidar.
Tampak terlihat wajah sumringah dan wajah yang penuh dengan kebahagiaan. Saras kemudian memeluk nyonya Haidar dan berkata
"Mama, terima kasih, Saras sayang sama mama. Saras berjanji Ma, tidak akan mengecewakan Mama. Terima kasih Mama telah melakukan hal yang terindah untuk Saras. Saras sangat mencintai Mas Indarto. Dia segalanya buat Saras. Mas Indarto juga sangat sayang dan perhatian sama Saras. Dan Saras yakin mas Indarto bisa menjadi imam yang baik buat Saras. Tapi Ma, gimana dengan Papa? Papa sangat tidak suka sama mas Indarto, karena Papa menganggap dia bukan siapa-siapa, hanya sebutir debu yang ditiup langsung hilang." kata Saras sambil berlinang air mata.
"Kamu gak usah khawatir sayang, Mama sudah menyiapkan semua, kamu akan menetap di kota C dan tinggal di sebuah desa yang sangat terpencil dan gak akan mungkin Papamu bisa menemukan mu. Kamu tenang aja, tidak ada yang bisa mengusik kebahagiaan anak Mama satu-satunya. Tidak juga Papamu. Karena dia bukan papa kandungmu. Papa kandungmu meninggal karena kecelakaan yang dibuat oleh almarhum Opa kamu, karena dia tidak setuju dengan pria pilihan Mama yang bukan berasal dari keluarga kaya. Akhirnya mama bersedia menikah dengan papa kamu karena saat itu Mama sudah mengandung kamu . Dan mama tidak mau kamu mengalami kejadian seperti Mama, kamu harus bahagia karena kamu pewaris tunggal harta Mama. Mama ingin yang terbaik baik buat kebahagiaan kamu. Maafkan Mama ya yang selama ini tidak perhatian sama kamu, mama terlalu sibuk dengan urusan di kantor. Mama harus memantau usaha keluarga mama, jangan sampai hancur oleh papamu." kata nyonya Haidar.
Saras sangat terkejut mendengar penuturan nyonya Haidar, dia tidak menyangka kalau selama ini Tuan Haidar bukan ayah kandungnya. Pantas saja sikap Tuan Haidar kepada Saras acuh dan suka memaksakan kehendak.
Saras bersyukur sang mama sangat sayang padanya. Lalu keduanya berpelukan. Setelah itu Nyonya Haidar memanggil dokter untuk memeriksa kondisi Saras.
"Gimana kondisi putri saya Dok?" tanya nyonya Haidar. "Kondisi putri ibu sejauh ini sudah menunjukan perkembangan yang signifikan. Dan sudah bisa diperbolehkan pulang untuk beristirahat di rumah." kata sang dokter.
"Baiklah dok, kalau putri saya sudah diperbolehkan pulang, saya akan menyelesaikan biaya pengobatan putri saya. Tolong dipersiapkan surat-surat untuk ijin meninggalkan RS." kata Nyonya Haidar.
"Baik Nyonya, akan segera kami siapkan surat ijin untuk meninggalkan RS." Kata sang dokter.
Tak lama kemudian dokter meninggalkan ruangan rawat Saras. Sementara Nyonya Haidar pergi menuju ruang administrasi. Tiba-tiba gawai pintar nyonya Haidar berbunyi.
"Halo, o iya Pa, Saras sudah boleh pulang hari ini, tapi Mama mau ajak Saras jalan-jalan dulu biar segar dan gak terlalu stress Pa. Nanti setelah selesai baru Mama dan Saras pulang." kata Nyonya Haidar.
"Ok, Mama hati-hati, jaga Saras nanti biar anak buah Papa berjaga di sana" terdengar suara Tuan Haidar dari seberang telepon.
"Ga usah Pa, Mama bisa jaga diri." kata Nyonya Haidar lagi sambil menenangkan suaminya.
"Tapi Papa khawatir Ma. Takut terjadi sesuatu sama Saras." kata Tuan Haidar lagi.
"Terserah Papa sajalah, Mama dan Saras mau ke mall XX, kami mau shopping." kata Nyonya Haidar berbohong sama suaminya.
Lalu Nyonya Haidar dan Saras segera meninggalkan RS setelah mendapatkan surat ijin keluar dari RS. Mereka bergegas menuju taman kota sesuai dengan rencana Nyonya Haidar. Terlihat Nyonya Haidar menghubungi seseorang.
"Gimana, semua sudah beres, kalian menyebar jangan sampai gagal. Apa laki-laki itu tiba di sana." tanya Nyonya Haidar.
"Sudah siap semua Nyonya, dan laki-laki itu sudah berada di mobil yang kami siapkan untuk membawa mereka ke kota C dan mobil pengawal juga sudah siap Nyonya." terdengar suara dari lawan bicara di sebrang.
"Bagus, saya dan putri saya sedang menuju ke sana. Kita harus bergerak cepat, saya tidak mau usaha kita diketahui suami saya. Begitu kami sampai, kalian segera bersiap seolah-olah kalian menculik Saras. Dan kalian semua pakai tutup kepala. Apa semua mobil yang terpakai sudah diganti plat nomor polisi nya supaya tidak ketahuan suami saya dan anak buahnya." perintah nyonya Haidar kepada pimpinan anak buahnya.
"Sudah Nyonya, sesuai dengan instruksi."
Setelah menempuh perjalanan selama 15 menit sampailah mereka di tempat yang sudah dijanjikan.
"Saras, pergilah, di dalam mobil itu sudah ada Indarto. Jaga dirimu baik-baik, turuti apa kata Indarto. Karena dia yang akan menjaga kamu untuk selamanya. Mama harap kalian hidup bahagia. Mama titip ini, berikan kepada anakmu. Kelak Mama bisa ketemu dan mengenali nya." pesan Nyonya Haidar sambil terisak.
Saraspun ikut bersedih,
"Ma, kalau Mama.keberatan Saras pergi, Saras tidak usah pergi. Biar Saras temani Mama aja."
"Jangan Nak, pergilah masa depanmu sudah di depan mata, Mama melihat Indarto sangat menyayangimu dan sangat bertanggung jawab. Dia adalah sosok laki-laki yang baik, Mama yakin kamu pasti bahagia. Menikah lah dengan dia nanti sesampainya kamu di sana. Mama sudah menyiapkan surat supaya kamu bisa menikah dengan Indarto yang nantinya bisa diwakilkan oleh wali hakim. Mama sayang sama Saras, mama akan pantau terus Saras dari jauh. Semoga kamu bisa bahagia hidup bersama Indarto. Hati-hati kamu di sana. Turutilah setiap perkataan suamimu." kata Nyonya Haidar sambil memegang tangan Saras.
Lalu memeluknya sambil mengelus kepala Saras.
"Saras pamit ya Ma, Mama juga jaga kesehatan, semoga kelak nanti kita bisa ketemu ya Ma." kata Saras.
Tak berapa lama , Saras pun keluar dari mobil dan menuju ke mobil yang terparkir di depannya.
Setelah Saras masuk ke dalam mobil, tanpa.menunggu waktu lagi langsung berangkat menuju kota C. Saras terlihat sangat bahagia bertemu dengan Indarto.
"Mas, apa kabar? Saras kangen Mas, Saras juga takut Mas. Maafin Saras ya mas yang gak bisa jaga diri Saras, Saras kotor Mas." ucap Saras sambil menangis.
"Sudahlah jangan diingatkan lagi yang lalu. Kini kita pikirkan masa depan kita. Kita akan selalu bersama, sampai maut memisahkan kita." Kata Indarto sambil memeluk Saras.
"Woy... jangan mesum di mobil dong, kesian gue nih yang jomblo akut." tiba-tiba terdengar suara dari depan.
"Aadiiittt..." Indarto dan Saras bersamaan berteriak. .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Yani
nyonya Haidar hatinya baik
2022-12-04
0
Yani
ooh begitu
2022-12-04
0