Bab XIV

Saras terbangun ketika ia mendengar suara azan di mesjid. Saras pun membuka matanya dan merasakan berat di atas perutnya. Ketika dia menoleh tampak wajah tampan Indarto suaminya. Saras pun mengubah posisi tidurnya berhadapan dengan Indarto. Saraspun memandangi wajah suami nya, raut wajahnya terlihat sangat bahagia. Dielusnya pipi Indarto yang terdapat bulu-bulu halus di dagunya. Lalu Saras membangunkan Indarto.

"Mas, bangun, udah waktunya sholat. Nanti keburu habis waktunya."

"Hmmm... sebentar lagi, mas lagi memandangi wajah cantik istrinya mas ini." jawab Indarto sambil tersenyum.

"Udah ah... ayo mas, kita mandi dulu terus sholat." kata Saras.

"Yuk, mandi bareng ya Dek." kata Indarto sambil tersenyum.

"Iihh.. mas mesum." kata Saras sambil tersenyum malu.

"Ga papa toh Dek, kan mesum sama istri sendiri." gurau Indarto.

"Udah sana ah, masuk kamar mandi terus kita sholat berjamaah." kata Saras sambil mendorong tubuh Indarto menuju kamar mandi.

Setelah Indarto masuk kamar mandi dan terdengar suara gemericik air menandakan ada aktivitas mandi. Saras pun mulai merapikan tempat tidur dan menyiapkan baju koko untuk suami sholat dan juga baju gamis untuk nya.

Setelah suami nya selesai mandi, lalu Saras pun menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah Saras selesai, mereka pun melanjutkan sholat subuh. Indarto memang seorang imam yang baik, suaranya sangat merdu di telinga Saras, sehingga ia pun terlihat khusuk dalam sholatnya. Setelah selesai sholat, kemudian mereka berdua berganti pakaian.

Ketika Saras membuka bajunya tiba-tiba resletingnya macet ga bisa ditarik. Saras mencoba tapi ga bisa.

"Mas, tolongin Saras dong, resleting baju Saras nyangkut." pinta Saras.

"Sini, mas bantuin" kata Indarto.

Karena terlalu keras menarik resleting baju gamis Saras rusak.

"Ya mas, kok dirusak resletingnya. Itu kan baju kesayangan aku." Kata Saras sambil bersungut-sungut.

"Maaf in mas ya, mas gak sengaja. Nanti mas ganti ya." kata Indarto sambil memeluk Saras.

Indarto lalu mencium wangi rambut Saras yang baru keramas. Indarto pun merasakan libidonya naik.

"Dek, boleh aku minta hak ku." tanya Indarto kepada Saras.

Saras pun mengangguk.

Kemudian mereka melakukan apa yang seharusnya dilakukan oleh pasangan suami istri yang baru menikah.

"Terima kasih sayang, kamu memang luar biasa. Semoga segera hadir junior kita di sini ya" kata indarto sambil mengelus perut Saras.

Saras pun mengangguk kan kepala nya sambil tersenyum. Lalu Indarto menggendong Saras menuju kamar mandi untuk bersama-sama membersihkan diri. Namun tidak terjadi sesuatu di kamar mandi karena Indarto tahu Saras sudah sangat lelah. Setelah selesai membersihkan diri, Saras yang tampak sangat lelah setelah digempur suaminya, dibantu Indarto untuk berpakaian.

Kemudian Indarto pun membaringkan Saras di tempat tidur. Setelah itu Indarto pun menuju ke dapur untuk membuatkan sarapan pagi.

Indarto kemudian membuka lemari es, tampak ada roti tawar dan selai coklat, lalu ia pun mengambil roti dan mengolesi nya dengan selai coklat. Indarto menyalakan kompor dan mulai membakar roti selai coklat yang merupakan makanan kesukaan istri tercintanya. Indarto juga memasak air panas untuk membuat kopi hitam untuknya dan capuccino untuk Saras. Setelah semuanya siap, Indarto pun membawanya ke kamar.

"Dek.. sayang bangun yuk, ini mas dah buatin roti bakar dengan selai coklat kesukaan mu sama capuccino."

Saras pun membuka matanya karena mencium roti bakar dan harumnya capuccino. Saras tersenyum dan mengucapkan

"Terima kasih Mas ku sayang." sambil mengecup lembut bibir suaminya.

"Hhmmm... mancing nih." ledek Indarto kemudian memagut bibir Saras.

"Udah ah Mas, aku masih capek. Masih sakit nih." sambil memegang area sensitif nya.

"Coba kulihat." pinta Indarto sambil membukanya.

Tampak terlihat warna merah di daerah kewanitaan Saras.

"Maaf kan aku ya." kata Indarto sambil mengelus kepala Saras.

"Yuk sarapan dulu, nanti keburu dingin capuccinonya."

Lalu mereka memulai sarapan dengan diselingi obrolan ringan, sampai tak terasa makanan yang tersaji ludes habis dimakan.

Kemudian Indarto membereskan dan membawanya ke dapur.

"Assalamualaikum...." terdengar suara orang memberikan salam dari luar.

"Waalaikumsallam..." Indarto menjawab dan berjalan ke pintu untuk melihat siapa yang datang. Indarto pun membuka pintu yang terkunci.

"Eh Pak Sardi.. sendiri Pak, ibu kemana?" tanya Indarto ketika mengetahui kalau yang datang pak Sardi.

"Di rumah Mas, kebetulan tadi keponakannya datang bersama anak-anaknya. Karena sudah lama mereka tak jumpa." kata Pak Sardi.

"O gitu, keponakan perempuan atau laki-laki Pak?" tanya Indarto lagi.

"Perempuan Mas, kenapa ya?" tanya pak Sardi.

"Bawa kemari Pak, biar Saras ada teman ngobrol kasihan tidak ada teman ngobrol. Karena hari ini saya mau mencoba mencari pekerjaan ke dinas pendidikan, moga-moga ada lowongan pekerjaan sebagai guru sesuai dengan pekerjaan saya sebelum nya." Kata Indarto.

"O gitu Mas, sebentar saya telepon ibu dulu biar dibawa kemari karena kebetulan keponakan saya akan bermalam sampai hari Minggu sore baru kembali ke kota Mas." kata pak Sardi.

Pak Sardi kemudian menghubungi istrinya supaya datang dan membawa keponakan dan cucu-cucunya. Setelah mendengar persetujuan dari istrinya, pak Sardi pun memberitahukan nya kepada Indarto.

"Mas, nanti istri saya akan datang bersama keponakannya."

"Oo ok pak, terima kasih ya Pak. Kalau begitu biar saya siap-siap dulu Pak." kata Indarto.

Kemudian ia masuk ke dalam kamar dan bersiap-siap. Sementara itu pak Sardi menuju ke belakang untuk melanjutkan bersih-bersih.

"Mas, mau ke mana kok rapi sekali? Dan tadi siapa yang datang" tanya Saras ketika melihat suaminya berpakaian kemeja dan sudah wangi.

"Aku mau ke dinas pendidikan, mau menanyakan apa ada lowongan untuk guru SMA. Lalu tadi itu yang datang Pak Sardi buat menyelesaikan pekerjaan yang belum selesai. Oya nanti Bu Sardi mau datang membawa keponakannya biar kamu ada teman ngobrol, jadi gak bisa di rumah aja." kata Indarto.

"Iya mas, kamu hati-hati di jalan. Naik apa kamu ke dinas pendidikan Mas, kita kan tidak punya kendaraan?" kata Saras.

"Aku naik angkot aja. ga papa kok. Lagipula apa kamu lupa siapa suami mu ini, hmmm." kata Indarto sambil mengedipkan matanya dan menyorongkan tubuhnya ke hadapan Saras yang sedang terduduk di tempat tidur.

Tiba-tiba Indarto mencium bibir Saras dan **********. Saras dan Indarto sangat menikmati nya sampai tidak sadar ada ketukan dari balik pintu.

"Permisi Mas, ini istri dan keponakannya sudah sampai." kata pak Sardi.

"Iya pak, tunggu sebentar." sahut Indarto dari dalam kamar.

"Yuk keluar, mereka sudah datang." ajak Indarto.

Saras pun mengangguk kan kepalanya dan turun dari tempat tidur dan berjalan mengikuti Indarto keluar kamar.

Sesampainya di luar tampak seorang wanita yang usianya tidak terlalu jauh dengan Saras bersama dengan 2 anak kecil yang sepertinya kembar.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!