Mansion Frenzo di Sydney
Safhira berada diruang belajar, dia mengenakan piama tidur rambut digulung menjadi sanggul. Safhira sedang berkutik dengan tumpukan dokumen dan laptop dihadapannya. Setelah kepulangannya dari Bali, selama 3 hari ini dia sibuk dengan dokumen pekerjaannya di HFC yang harus dibaca sebelum diserahkan kepada Ayahnya. Dan Laporan penjualan dari CSM yang harus di pelajari.
Saaat ini dia melihat dokumen pengiriman, stok, dan pendapatan untuk tambang emas tembaga oksida mereka, ketiga laporan itu memiliki kesenjangan. Sedangkan dilaptop, dia sedang melakukan pangilan vidio dengan salah satu manejer yang bekerjaan ditambang mereka.
“Bagaimana keadaan tambang saat ini ? Saya ingin laporan yang jelas dan nyata, karena ada sesuatu yang janggal di kedua laporan ini”.
“Saya memperhatikan, setiap kali pengiriman ke China, Vietnam, dan Kamboja dilakukan kita akan kehilangan 1 ton tembaga. Itu sudah terjadi 9 kali dalam 3 bulan terakhir”.
“Kenapa kamu tidak melaporkan ke saya ?”
“Bukankah anda yang meminta saya harus melaporkan segalahnya kepada Direktur, saya mendapat E-mail dari salah satu sekretaris anda nona. Saya sudah melaporkan ini sejak bulan pertama namun Direktur bilang itu bukan masalah besar, dia yang akan bertanggung jawab pada kantor pusat”.
“Baiklah, saya mengerti. Jangan katakan kepada siapapun jika saya sudah mengetahui masalah ini, dan saya punya tugas baru untuk kamu, cari bukti orang-orang yang terkait dengan Direktur. Jika kamu berhasil saya akan memberi bonus, jika tidak kamu harus keluar karena melalaikan tugas”.
“Saya harus bagaimana”, jawab orang itu.
“Kamu tetap seperti biasanya, jika perlu buat dia percaya kepadaa mu untuk mempermudah pekerjaan yng saya berikan”.
“Baiklah Nona”
Safhira mematikan panggilan vidio dengan karyawan itu, dia beralih memanggil Asistenya.
Panggilan terhubung.
“Diandra,saya ingin kamu menelpon perusahaan-perusahaan di China, Kamboja dan Vietnam yang bekerja sama dengan kita. Cari tahu apa ada yang meningkatkan jumlah pesanan, karena saya menemukan jejak tikus disini”.
“Baiklah Bos”
“Dan kirim orang-orang baru ditambang, jangan beritahu yang lain karena saya curiga ada penghianat diantara anggota lama yang kita tanam di tambang”.
Safhira curiga karena 3 bulan terakhir dia tidak mendapat berita negatif mengenai orang-orang itu, dan tiba-tiba dia menemukan barang-barang yang telah dicuri selama 3 bulan ini. Safhira memiliki banyak mata-mata disana, mereka tidak sehebat itu untuk mencuri tampa tertangkap kecuali orang-orang yang dia kirim telah mereka atur.
“Tok tok tok”, pintu ruang belajar Safhira diketuk.
“Masuk”, kata Safhira.
Lalu, muncul seorang gadis kecil yang putih seperti kapas memiliki rambut lurus hitam, mata tajam namun masih sangat polos. Gadis mengenaka piaya strowbery itu berlahan berjalan menghampiri Safhira.
“Mommy, kenapa tadi tidak makan malam bersama ? Queen sudah lama tidak makan dan tidur barsama mommy. Apa Mommy sudah tidak menyayangi ku lagi ?”, tanya anak itu denga polos.
“Queen tahu Mommy pasti sudah ada kekasih makannya jarang pulang”, tambahnya.
“Queen Mommy sibuk dengan pekerjaan, dan Mommy tidak butuh kekasih karena mommy sudah punya Queen”.
Safhira mematikan panggilan vidio dan meletakan dokumen yang ditangannya keatas meja, lalu dia berdiri dari tempat duduk berlahan berjalan mendekati anaknya.
“Sekarang ayo mommy temani tidur”, Safhira mengulurkan tangannya.
Queen tersenyum menampilkan giginya yang kecil , lalu menyambut tangan Safhira, “Ayo mom, Tapi tidur dikamar Mommy ya... soalnya Queen bosan dikamar itu”.
“Iya. Besok Mommy minta orang untuk mendesain ulang kamar kamu”.
“Tidak perlu mom, Queen bosan hanya malam ini”.
Safhira tersenyum, dia tahu anaknya hanya membuat alasan untuk tidur dikamarnya. Kamar Queen sudah dibuat seperti kamar princes yang sering dia tonton. Dan semua interior serba berwarna pink dan putih, didalam kamar itu juga sudah dilengkapi tempat bermain. Ruang bermainnya dengan ruang tempat tidur hanya dipisahkan oleh kaca bening.
“Ya sudah, Mommy tidak akan menggantinya. Ayo kita kekamar Mommy mengantuk”.
Ibu dan anak itu pergi melalui pintu lain, pintu yang menghubungkan kamar tidur dengan ruang belajarnya. Safhira lebih dahulu membaringkan putrinya dan merapikan selimut barulah dia ikut berbaring disebalah Queen dan memeluknya.
Saat tengah malam Queen bermimpi dan mengigau, “mom”
“Mommy dimana Daddy ? mereka mengejek Queen yang tidak punya Daddy”.
“Queen ingin bertemu Daddy”.
Safhira yang sedang bersandar di kepala tempat tidur dengan dokumen ditanganya dapat mendengar kata-kata itu dengan jelas. Namun, wajahnya menunjukan ketidak berdayaan.
“Maaf sayang, kamu tidak akan bertemu dengan dia”, diwajah Safhira penuh dengan permintaan maaf.
..
...
Pagi berikutnya Abigial, Karine, Edie sudah lebih dahulu duduk dimeja makan, Safhira dan Queen yang bergandeng tangan berlahan berjalan menghampri mereka.
“Selamat pagi”
Safhira dan Queen mencium pipi ketiga orang itu secara bergantian, sebelum duduk ditempat mereka.
“Queen hari ini diantar sama Mommy, jadi uncle tidak usah antar”.
“Ya kalau mommy mu ada, uncle dibuang seperti sampa”,kata Edie.
“Uncle harus mengalah dengan Mommy karena Queen lebih banyak bermain bersama Uncle. Sedangkan Mommy hanya bisa Queen temui pagi hari, karena malamnya mommy pulang saat Queen sudah tertidur.”.
Safhira tahu anaknya menyampaikan keluhannya, dua bulan terkhir jadwalnya sangat padat dengan bekerja, undangan pesta, dan acara sosial lainnya. Safhira harus menjaga hubungan baik dengan para pengusaha-pengusahan kelas international dan hubungan dengan petinggi-petinggi penting Negara yang mengharuskannya untuk bergabung dengan acara-acara sosial.
“Baiklah, tapi Queen harus memberi Uncle permen”.
“Oke Uncle”, jawab Queen dengan manis.
“Edie, jadwal kuliah mu tidak terlalu padat, mulai minggu depan kamu bekerja di Kantor cabang, mulailah dari sebagai karyawan magang”.
“Ya, Dad”, kata Edie.
“Kenapa dikantor cabang ? “, tanya Karine.
“Karena dikantor cabang sedikit yang mengenalnya dan juga lebih dekat dengan Universitas. Tetapi kamu tetap melakukan penyamarn”.
Kemudia dia meminum kopinya setelah itu kembali berkata, “Saya ingin kamu mulai dari awal, jika mereka mengetahui status mu jalan tidak akan terasa nyata karena mereka akan mepermudah. Dengan begini, kamu akan mengerti bagaimana perjalanan untuk mencapai posisi tertinggi”.
“Ya Dad, saya mengerti”.
“Ya belajarlah dengan cepat, jika kamu sudah mampu saya bisa bersantai sejenak atau mungkin pensiun”, kata Safhira.
“Kamu masih mudah kenapa memikirkan untuk pensiun ?”, kata Abigial.
“Daddy, putri ku masih membutuhkan ku”, jawab Safhira.
“Tetang Queen kamu tidak perlu khawatir, ada mommy mu yang akan mengurusnya”.
“Daddy, aku seorang Ibu jadi mengurusnya adalah kewajiban ku juga. Aku juga putri mu dan aku sudah menjalani kewajiban yang harus dilakukan”.
“Kamu bisa melakukan keduanya bersama, tapi jangan berpikir untuk pensiun dari pekerjaan ini karena dimasa depan mungkin kamu yang lebih pantas duduk di posisi ku”.
Karine yang barusaja akan menggit rotinya meletakan kembali kepiring, dia menatap kearah suaminya dengan lekat lalu ke Safhira.
.
..
....
.......
Maaf jika ada kesalahan penulisan kata dan kalimat.
Dan Jangan lupa tinggalkn jejak ya My Readers. Favorit, like, dan komentar.
....
....
#Saya mengapload terlambat, seharusnya pukul 2:15 am, mohon maaf readers. 🙏🙏🙏
.....
.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 486 Episodes
Comments
Massunamiyatha
ndak sabaran mau liat tian klepek2 jatuh bangun mengejar saphira...semangat rhor 💪💪💪💪
2020-05-09
6
Isnaniah Junaedi
thor up nya jgn lama2 dan klo bisa tiap up 2 atau 3 eps donk thoor..sumpah suka pakee bgtz sma cerita yg thor buat
2020-05-07
1
Mirna Wati
biarkan shafira nemuin lelaki yg lain yg tulus dan syg sm dy dan anaknya.. jgn biarkan kembali pada Tian thor
2020-05-07
9