“Bagaimana dengan Miss Safhira, kesibukan apa yang anda kerjakan ?”
“Saya sangat sibuk karena harus mengurus keluarga saya,” jawabnya singkat.
“Jadi, anda sudah menikah ?" tanya Anggel. Dia berharap jika jawabannya “Ya,” sehingga dia merasa senang karena tidak mungkin bagi Gordan dan perempuan ini.
“Tidak.”
“Keluarga yang anda maksud ?”
“Oh sepertinya ada kesalah pahaman disini, maksud saya kedua orang tua saya dan adik saya.”
Safhira tidak menyebutkan putri kecilnya karena dia tidak ingin dunia luar mengusik ketenangan putri tercintanya.
“Jadi anda seorang penganguran ?" tanya Anggel kembali menyelidik.
Hanya dia yang berpikir seperti itu, sedangkan Akbar dan Tiara sebelumnya mendengar Richar menyebutkan bahwa Safhira sangat sibuk karena pekerjaan. Sedangkan Gordan masih mengamati gerak gerik Safhira.
Safhira tersenyum mendengra pertanyaan ini, untuk pertama kali dia dikira seorang penganguran.
“Ya, ketika keluarga saya memiliki semua yang saya inginkan kenapa saya harus bekerja ? Seorang wanita cantik seperti saya harus merawat diri dirumah dan melakukan apapun yang saya suka.”
Anthony hanya tersenyum mendengar jawaban itu, dia berkata, “Ya, saya setujuh dengan pemikiran itu. Seharusnya wanita lebih banyak meluangkan waktu dirumah merawat diri dan berkumpul bersama keluarga.”
Kata-kata itu di tunjukan khusus untuk Safhira karena dia tahu betapa sibuknya wanita ini dengan pekerjaannya.
“Sifatnya sangat bertolak belakang dengan Naira, sangat sombong dan angkuh,” batin Tian.
“Ya apapun yang dilakukan wanita cantik, semuanya menakjubkan. Istri ku lebih suka mendampingi ku kemanapun dan aku juga sangat menyukai setiap waktu yang ku habiskn bersama istri ku,” kata Akbar sembari menatap istrinya dengan cinta.
Mungkin orang akan berpikir Kiara istri yang cemburuan, Kiara selalu mengikuti akbar setiap saat karena di istri dirumah dn sekretaris saat di kantor.
“Bisakah kamu tidak mengumbar cinta mu disini, itu membuat ku malu,” jawab Kiara dengan lembut dan muka malu.
Disisi lain, Anggela berharap Safhira menanyakan kembalu pekerjaannya, namun Safhira nampak tidak peduli membuat wanita itu menjadi kesal. Padahal dia selalu menyombongkan karirnya sebagai Artis dengan penghargaan pemeran wanita terbaik.
“Begitu angkuhnya wanita ini,” batin Anggel sambil mencengkram tanganya dibawah meja.
“Saya akan pergi untuk menyanyikan sebuah lagu, saya permisi sebentar,” kata Anggel.
Dia berdiri pergi menuju kelompok yang memainkan musik, Anggel menyanyikan lagu “All of me.” Sebagai artis yang naik daun, talenta bermusiknya juga tidak diragukan lagi, Anggel memiliki suara yang merdu, sehingga dia dapat tampil memukau dan mendapatkan tepuk tangan oleh parah undangan.
Anggel kembali ketempat duduk dengan raut wajah bangga, “Miss Safhira apakah anda tidak menyumbangkan sebuah lagu untuk kedua mempelai ?”
“Saya tidak memiliki suara sebagus anda untuk bernyanyi,” jawab Safhira.
“Ini bukan lomba, hanya untuk bersenang-senang, saya rasa bisa berkontribusi untuk meramaikan pesta ini.”
“Bernyanyi bukanlah keahlian saya, tapi bukan berarti saya tidak mempunyai keahlian. Diberkahi suara yang indah sejak lahir, jadi bernyanyi bukanlah sebuah tantangan bagi anda. Bukankah hal yang tidak menantang itu sangat membosankan ? Saya tidak menyukai hal-hal yang membosankan dan orang yang membosankan,” cetus Safhira dengan nada santai tapi penuh penakanan pada kata ‘orang yang membosankan’.
Anggel dibuat marah denga kata-kata Safhira, dia yang ingin memprofokasi tetapi dia yang akhirnya diprofokasi. Dia ingin sekali menggampar wajah wanita dihadapannya karena mengatainya orang yang membosankan, namun imagenya yang anggun harus tetap dipertahankan.
“Jadi,bisakah anda menunjukan hal seperti apa yang tidak membosakan ?,” kata Anggel dengan nada menantang.
“Tentu,” jawab Safhira.
Safhira menoleh ke Antony, “Bisakah kamu menjadi partner saya ?.”
“Dengan senang hati,” Anthony berdiri dan mengulurkan tangan kearah Safhira.,
Safhira menerima uluran tangan Antony lalu dia berdiri, mereka menuju kearah para pemain musik.
Beberapa saat kemudian Antony sudah berada didepan piano dan Safhira memegang biola berdiri di tengah keramain pesta. Mereka melakukan remik beberapa melodi lagu, yang diawalai Humko humise chura lo, A thaosand years, Love love you do, Girl like You do, dan diakhiri dengan melodi karya mereka sendiri.
Penonton yang mengelilingi mereka menjadi hening dan fokus kearah mereka hingga selesai. Semua orang bertepuk tangan setelah musik selesai, namun pertunjukan sebenarnya belumlah dimulai.
Music ‘Con Calma’ bergema disana, dengan cepat Safhira mengikat rambutnya dengan sapu tangan yang berada disaku jas Anthony. Ketika musik berputar Safhira sudah mengabil posisi dan mulai mengerakan tubuh untuk menari, kemudian disusul oleh Anthony juga berpartisifasi.
Mereka berdua menari dengan indah memukau mata para penonton. Anthony mengangkat Safhira yang berputar diudara seolah safhira hanya seringan sebuah kertas. Gerekan mereka begitu intim membuat seseorang merasa sangat panas melihatnya, dia Martian Gordan Bramasta. Setelah mereka selesai, orang-orang memberi tepuk tangan yang lebih meria lagi dari pertunjukan Anggel Kara.
Orang-orang mulai berdiskusi tentang mereka.
“Siapa mereka, apakah kerabat mempelai pria ?" Orang A.
“Satu cantik dan satu tampan, mereka benar-benar serasi,” orang B.
“Eh lihat kalung dan anting yang dipakai wanita itu sangat mahal dan limited edisi dan hanya ada 6 dengan warna permata yang berbeda-beda,” orang C.
“Ya wanita itu sepertinya bukan dari keluarga biasa saja, lihat yang dia kenakan diseluruh tubuhnya itu senilai lebih dari US$ 500.000,” kata seorang pria gemulai.
Pria itu sekali lagi menambahkan, “Jas pria itu terlihat biasa, namun harganya mencapai US$ 100.000, lebih besar dari gaji tahunan saya. Belum lagi sepatu dan jam tangan itu sangat mahal.”
“Menurut kalian apa pekerjaan mereka ? saya jadi penasaran,” orang D.
Safhira dan Anthony kembali kemeja namun mereka tidak duduk melainkan berpamitan. Anthony berkata, “Maaf, kami harus lebih dahulu undur diri karena ada sesuatu yang harus dilakukan.”
“Ya, jika ada waktu mari berkumpul lagi,” kata Akbar.
“Baiklah,” jawab Anthony.
Anthony dan Safhira pergi meninggalkan pesta, mereka berdua bermain sejenak dipantai lalu kembali ke hotel untuk istirahat.
Disebuah kamar yang paling luas di resort karena dilengkapi oleh ruang GYM dan kolam renang khusus, Tian duduk bersama Rendi dihadapannya sebuah laptop menampakan akun sosial media seorang wanita. Ditangan Tian juga memegang Tablet berisi informasi wanita itu, Safhira Frenzo.
Sebagai anak millyader dia melakukan home schooling kecuali saat Universitas, semua yang tertera disana normal kecuali keterlambatan Safhira memasuki Universitas pada usia 22 tahun. Putri pertama pemilik Home Frenzo Corporation, Abigail Frenzo. Pekerjaan sebagai Manejer umum HF Corporation, 5 tahun lalu dia mengakuisi SCMall dan saat ini dikenal dengan nama Chadstone Safhir Mall (CS Mall). Sebagai CEO CS Mall, dia sudah membuat tempat itu menjadi Mall terbesar di Sydney dan membuka beberapa cabang di kota-kota lain.
“Bos ada desa-desus yang beredar bahwa Safhira Frenzo memiliki seorang putri, dan mengenai keterlambatan dia memasuki Universitas ada hubungan dengan Ayah dari anak itu. Mereka mengatakan jika Safhira meninggalkan rumah untuk pria liar,” kata Rendi.
Sedikit ragu Rendi melanjutkan, “Bos dia sangat mirip dengan Nyonya.” Nyonya yang dimaksud Rendi adalah Naira.
“Ya, hanya saja beberapa fitur wajah berbeda dan yang paling utama sifat mereka bertolak belakang. Naira begitu sopan dan lembut, wanita itu sangat angku dan kasar. Dia sepertinya sangat tidak suka dengan orang-orang yang bermain trik,” kata Tian.
.
..
....
.......
Maaf jika ada kesalahan penulisan kata dan kalimat.
Dan Jangan lupa tinggalkn jejak ya My Readers. Favorit, like, dan komentar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 486 Episodes
Comments
Vikka Karyati
syukaaa
2020-12-02
0
Bakso Mercon
cerita mu ini thor,,,warbiasah,,,,mantul,,,,
2020-08-03
3
DePe
aku suka shafira
2020-07-28
1