Tiga bulan sudah berlalu, tapi kemunculan Su Hainy yang di tunggu-tunggu tak kunjung datang. Pihak Academy dan pemerintahan kota sudah melakukan pencarian selama itu, tapi hasilnya nihil, dan di tetapkan bahwa Su Hainy dinyatakan menghilang di puncak bukit.
Master Yung Law yang sudah menghubungkan Su Hainy dengan lentera kehidupan juga sudah mendapati lentera itu hancur, yang menandakan bahwa Su Hainy sudah benar-benar menghilang.
**********
Hari ini, merupakan hari yang sudah di tunggu-tunggu para murid Academy. Hal ini, karena hari itu adalah hari ujian para murid Academy. Selama tiga bulan ini mereka telah mengikuti pendidikan, dan menimba ilmu.
Ujian yang paling di tunggu-tunggu para master dan para keluarga adalah ujian para kultivator, karena setiap tahunnya ujian bidang kultivator adalah ujian yang paling meriah.
"Hari ini, adalah hari yang telah lama kita nantikan. Acara meriah setiap tahun akhirnya tiba, mari! kita buka acara resmi ini, ujian kultivator tingkat Academy dimulai!!!..." di ikuti dengan teriakan meriah para penonton ujian.
"Peraturan ujian masih mengikuti peraturan lama, dimana setiap murid akan bertanding satu lawan satu di atas Arena, murid yang dinyatakan kalah, pertama, karena keluar arena, kedua, bila menyerah dan yang terakhir, bila cidera pertandingan akan di hentikan hakim dan murid yang cidera dinyatakan kalah."
"Sebelum pertandingan kita mulai, mari kita sambut kepala Academy master Yung... Law!!!, dan yang di sebelah kirinya wakil Academy Master Dong...Fei!!!."
Kedua orang itu lalu berdiri dan menjurah hormat kepara penonton dan hadiri.
"Terima kasih! terima kasih! terima kasih!" ucap kedua orang itu, lalu duduk kembali.
"Mari!, kita mulai ujiannya, para peserta persiapkan diri kalian!!" pembawa acara itu berteriak dengan lantang.
Akhirnya ujian murid Academy bidang kultivasi di mulai. Pertandingan demi pertandingan terus berjalan, sorak sorai penonton bergemuru disepanjang berjalannya ujian, ada yang melakukan taruhan untuk mendukung kandidat murid terkuat tahun itu, hingga akhirnya tertinggal dua kandidat murid dibabak penentuan pemenang.
"Setelah melewati ujian demi ujian, tertinggallah dua murid berbakat tahun ini, yaitu Si Jingga Api Xu Ming, dan Tuan Muda Han Gao, ini adalah babak terakhir dan pemenangnya akan keluar sebagai murid berbakat no Satu di bidang kultivasi tahun ini. Baiklah, mari! kita mulai pertandingan babak final ini, antara Si Jingga Api Xu Ming melawan Tuan Muda Han Gao, di mulai!!.. "
Kedua murid itu memasuki Arena ujian, mereka berdiri berhadap-hadapan. Tuan Muda Han Gao dengan penuh percaya diri dan tatapan mata tajam seakan-akan ingin mencabik-cabik lawannya, Si Jingga Api Xu Ming dengan tatapan mata lembut mengandung sejuta misteri dan senyum percaya diri memancar di bibirnya.
"Pertandingan, Mulai!!!. " hakim memberikan aba-aba.
Tuan Muda Han bersiap dengan kuda-kuda kokoh menyilangkan kedua kepalan tangan didada. Xu Ming, masih berdiri membisu dengan sedikit keraguan dihati.
"Apalagi yang kau tunggu adik Xu??, mari kita mulai!!" ajak Han Gao memberikan aba-aba untuk menyerang Xu ming.
"Aku menyerah!!" tiba-tiba Xu Ming mengangkat tangannya sebagai kode tidak ingin melanjutkan pertandingan.
"Heeee....menyerah???!!!...." teriak penonton di sekeliling Arena secara bersamakan.
Penonton bertanya-tanya, mengapa tiba-tiba saja Xu Ming menyerah. Padahal secara tidak langsung dia lebih unggul dibanding Tuan Muda Han.
"Saya merasa sudah tidak kuat lagi, dan ada sedikit cidera dalam yang saya alami di ujian sebelumnya, saya minta maaf karena tidak bisa melanjutkan ujian ini," ucap Xu Ming, sambil menjurah hormat kepada para penonton.
"Dengan menyerahnya salah satu peserta di ujian ini. Maka, Tuan Muda Han Gao dinyatakan sebagai pemenang dan Murid no satu di bidang kultivasi tahun ini." hakim mengangkat tangan Han Gao di ikuti sorak sorai dan tepuk tangan meriah dari penonton.
Beberapa hari kemudian setelah ujian, para murid kembali menimba ilmu seperti biasa, pelajaran demi pelajaran terus mereka ikuti untuk menambah pengetahuan mereka di bidangnnya, metode-metode baru, taktik dan strategi baru, pembelajaran bahasa Kuno, dan lain sebagainya.
Sepulangnya dari Academy hari itu, Xu Ming seperti biasanya selalu bepergian bersama dengan Xi Yi
"Xu, kenapa tempo hari kamu menyerah begitu saja?!" tanya Xi Yi
"Aku cidera dalam, kalaupun bertanding, Tuan Muda Han itu juga akan menang, dari pada buang-buang tenaga, lebih baik aku menyerah saja." jelas Xu Ming.
"Aku lihat kamu baik-baik saja, pasti ada alasan lain?".
"Tidak, aku emang terluka, tunggu!!..." tiba-tiba Xu Ming berseru dengan menghalangi Xi Yi.
"Ada apa?!" bisik Xi Yi.
"Ada yang mengikuti kita," bisik Xu Ming bertingkah waspada.
Tiba-tiba Xu Ming kembali berseru dengan melepaskan pukulan Bola Apinya ke arah sebatang pohon di belakangnya.
"Disana!!!".
"Bumm!! bumm!!..." pohon itu hangus di lahap api seketika.
Sebelum bola api Xu Ming menghantam pohon tersebut, sekelebat bayangan hitam melesat meninggalkan pohon itu dan lenyap di antara pepohonan lainnya.
"Siapa itu?" bisik Xi Yi.
"Aku tidak tau, aku sudah menghindar dari keluarga Han, tapi masih saja ada yang memata-matai kita." jelas Xu Ming.
"Jadi itu alasan kamu menyerah di pertandingan sebelumnya??"
"Hmmm..aku tidak ingin menyinggung keluarga Han, kan kamu dengar sendiri rumor yang selama ini beredar."
"Itu bukan sekedar rumor, tapi kenyataan bahwa keluarga Han banyak menindas orang," bisik Xi Yi dengan suara pelan di telingan Xu Ming.
"Jangan katakan lagi, kalau ada yang dengar urusannya bisa-bisa menyulitkan kita," ucap Xu Ming, sambil berjalan meninggalkan tempat itu.
Sepeninggalan Xu Ming, bayangan hitam itu masih mengintainya di ke tinggian pohon.
"Kemajuan yang cukup besar," bisik bayangan itu dalam hati, lalu berkelebat meninggalkan tempat itu.
*********
Ruangan utama raja kota siang itu kedatangan dua orang pasukan pengintai sisi selatan dalam keadaan luka-luka, membuat orang-orang di kediaman raja kota terkejut dengan kondisi mereka.
"Apa yang terjadi?!!" seru Raja Kota
"La..la..por Tu..tu..an, ko..kota dalam bahaya!!" jelas salah seorang prajurit dengan suara terbata-bata.
"Apa yang sebenarnya terjadi?!".
Prajurit itu kemudian menghela nafas beberapa kali menenangkan dirinya, beberapa saat setelahnya.
"Makhluk iblis itu datang lagi Tuan, jumlahnya sangat banyak," jelas prajurit itu.
"Apa?!, berapa lama lagi mereka akan sampai kesini?!" wajah Raja Kota langsung tegang.
"Menurut perhitungan kami, paling lambat subuh besok makhluk itu akan sampai Tuan".
"Panglima!!!".
"Saya Tuan"
"Persiapkan pasukan!!" Perintah Raja Kota.
"Baik, Tuan!" Panglima Kota langsung bergegas menjalan perintah raja.
"Kalian berdua, rawat diri kalian".
"Baik Tuan," kedua prajurit itu meninggalkan ruangan utama Raja Kota.
Sepeninggalan kedua prajurit itu, Raja Kota berjalan mondar mandir di dalam ruangannya, wajahnya tegang, hatinya risau, pemikirannya tak karuan, banyak kejadian buruk yang telah dilalui Kota Semesta, Ia tak ingin melihat hal buruk itu menimpa kota lagi. Sebagai pemimpin di Kota Semesta, Ia tak ingin tinggal diam, di pasangkannya baju tempur dari baja ringan, di sambarnya sebilah pedang pusaka yang tergantung di dinding dan berjalan meninggalkan ruangan utama untuk memimpin langsung pertempuran itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Harman LokeST
maaaaaaaaaaaaannnnnnnnnntttaaaaaaaaaaaaaaaaaaaapppppppppppp banget author
2023-01-04
0
joel
gaaaazzzzz
2022-11-16
0
Ibad Moulay
Dimulai...
2022-10-04
3