Dua Puluh tahun yang lalu..
"Chio Su, lebih baik menyerahlah! jangan melukai dirimu sendiri".
"Kau terlalu sombong Han Ge, kekalahan waktu itu akan ku balas kali ini!".
"Hahahahahaha...kau terlalu percaya diri. Baiklah! kali ini aku tidak akan menahan diri, jangan salahkan aku nantinya!".
"Baiklah! aku akan mulai, Tapak Dewa Pemusnah Jiwa, hiiyyaaa.....!!"
Chio Su langsung menyerbu ke depan, kilauan cahaya merah menyala menderu kearah Han ge, hawa panas menyebar di tempat itu. Debu berterbangan seperti dilanda angin badai.
"Jurus yang sama tidak akan mengubah kekalahan mu, Dinding Dewa Emas!!" Han Ge mangangkat tangannya tinggi-tinggi lalu mendorongnya ke depan, detik itu juga! ledakan terjadi akibat benturan dua jurus itu, tempat itu tertutup kabut tebal dan hawa panas masih terasa menyengat kulit.
Di tengah arena adu tanding kultivasi, dua orang itu masih berdiri kokoh. Setelah saling menatap tajam beberapa saat. Chio su lalu mengebrak lagi ke arah Han Ge, tangan kanannya mengeluarkan petir ungu disusul dengan tangan kirinya ada putaran angin halus seperti angin puyuh.
"Jurus ganda, Badai Angin Petir!" Chio Su lalu mendorong ke dua tangannya ke depan, petir yang bergericitan dan angin yang berputar halus menggebrak kearah Han Ge, begitu jurus itu terlepas dari tangan Chio su, petir ungu dan angin berputar halus itu membesar, tempat itu bagai di landa petir bertubi-tubi dan angin puyuh yang dahsyat.
"Hahahahahaha....jurus itu tidak akan bekerja untukku," dengan teriakan lantang, "Kegelapan Penelan Jiwa!".
Detik itu juga, serangan Chio su lenyap seperti di telan bumi hilang tak tentu arah.
"Jurus rendahan tidak akan bekerja untukku Chio su!!" berbicara dengan tatapan tajam.
"Han Ge, aku rasa kamu terlalu pintar untuk menaklukan jurusku, tapi sayangnya kamu terlalu bodoh untuk menang dua kali melawanku," mengejek dengan sunggingkan senyuman sinis di bibirnya.
"Jangan coba membodohiku Chio Su, aku bukan orang yang mudah kau tipu dengan ucapanmu, kau akan akan kalah untuk kedua kalinya hari ini, sekarang giliran ku!".
"Tombak Penelan Jiwa Dewa Amurka!" Han Ge menyerbu ke arah Chiao Su, tangan kanan di dorong kedepan. Kilauan cahaya emas menyakitkan mata berbentuk tombak yang siap menghantam Chio Su. Chio Su tersenyum sinis, ia hanya diam kaku tak bergerak. Sejengkal lagi tombak itu menikam dada kirinya ia berkelit ke samping dan balas menyerang.
"Serangan tipu dayamu tak akan mempan di depanku saat ini. Kekalahanmu di depan mata, tapi kau terlalu sombong untuk mengakuinya, terimalah kekalahanmu, Han Ge!" begitu ucapannya selesai, ia lenyap dari pandangan Han Ge.
"Bukk!!" tendangan keras tau-taunya telah bersarang di rusuk kanan Han ge.
"Ah'!" Han Ge terpelanting keluar arena, darah mengucur dari mulut. Dua tulang rusuknya patah akibat tendangan itu.
Para penonton bersorak untuk kemenangan Chio Su.Chio Su turun dari arena mendekati penyelenggara, ia mengambil pedang kilat guntur sebagai hadiah adu tanding kultivasi. Chio Su kemudian pergi dari tempat itu Dan sejak itu, namanya tak lagi terdengar di Kota Semesta, tapi hari ini Chio Su kembali muncul menampakkan diri tak banyak orang yang mengenalnya di kota itu, namun ada sebagian orang yang mengenalnya Walau telah menggunakan jurus tipuan Seribu Wajah Seribu Rupa.
*******
"Matamu ternyata jeli juga, ya?. Fang Tu!" ucap Chio Su, sambil membalas jurahannya.
"Hahahahaha..senior Chio terlalu memuji. Oh ya senior, siapa bocah ini!?".
"Anggap saja cucuku, pengetahuan dan daya pikirnya luar biasa, junior Fang tak akan kecewa," sambil tersenyum sinis seperti sebuah peringatan.
"Hehehehehe..saya tak akan mengecewakan senior," sambil menggaruk-garuk kepalanya karena gelisah.
"Senior Chio adalah orang yang tak bisa aku singgung, aku harus bisa mengambil hatinya," bisik Fang Tu dalam hati.
"Saya pamit senior, ayo! bocah kita tes pengetahuanmu," menjurah hormat pada Chio Su dan membawa bocah itu keruangan tes yang telah disediakan.
"Wah! Ruangan ini indah sekali, apakah ini perpustakaan Paman?" sambil jalan sana sini melihat buku-buku pengetahuan.
"Iya, ini perpustakaan umum kota Semesta, semua penduduk kota boleh datang dan berkunjung ke tempat ini," jelas Fang Tu. Ia adalah kepala pengelola perpustakaan kota.
"Jangan melihat-lihat lagi, kamu ke sini untuk di tes pengetahuan".
"Iya paman," mata Su Hainy langsung tertuju pada sebuah buku bersampul emas mengilau di atas meja Master Fang.
"Buku ini pasti mahal Paman, sampulnya aja dari emas,"
"Di sini bukan tempat untuk jual beli Bocah. Panggil saya Master Fang, saya akan jadi Mastermu di Academy ini".
"Baiklah Master, apa yang harus saya beritahukan pada master biar saya lulus tes?" tanya Su Hainy.
Fang tu kemudian membuka tiga buah buku termasuk salah satunya buku bersampul emas tersebut. Belum sempat Master Fang menjelaskan soal tesnya, Su Hainy langsung menebak ketiga buku itu dan menjelaskan asal muasalnya.
"Buku bersampul coklat ini merupakan buku kuno era sebelum Dinasti Hu Long, dari karakteristik tulisannya buku ini diperkirakan sudah berumur lebih dari dua puluh lima mileneal, kalau diperhatikan dengan teliti, buku ini seharusnya berasal dari zaman penjajahan klan alam iblis dari langit," jelas sang Bocah dengan senyum puas di terpancar di wajahnya.
"Kalau yang di tengah ini, berdasarkan gambar dua naga di sampulnya, buku ini berasal dari era Dinasti Hu Long, kalau di jelaskan berdasarkan sejarah sudah jelas buku ini di tulis olah salah satu kaisar naga, dimana buku ini berisikan tata cara pengolahan energi murni sempurna untuk mencapai puncak kultivasi".
"Yang terakhir, buku dengan sampul emas ini. Buku ini sudah ada di era Dewa Semesta saat berperang menaklukan pasukan Iblis, buku ini berasal dari Alam Kahayangan, buku ini juga merupakan buku untuk kultivasi, salah satu jurus terhebat Dewa Semesta di pelajarinya dari buku ini, buku ini adalah Kitab Dewa Khayangan".
"Prok! prok!" Fang Tu bertepuk tangan beberapa kali, kemudian..
"Bagaimana kamu bisa mengetahui semua buku ini?".
"Sudah jelas Master, aku adalah murid pintar tahun ini," dengan senyum cerah memancarkan aura sombong di wajahnya.
"Bacot! kau menyombongkan diri di depan Master ini, pengetahuanmu masih seujung jari Bocah," wajah Fang Tu tampak kesal.
"Oh ya, Master. Buku-buku ini menyimpan bahasa kuno yang sulit di pahami, apakah ada orang yang pernah mencoba menerjemahkannya?" sambil memegang dan menimbang-nimbang ketiga buku itu.
"Sudah banyak yang mencobanya, tapi tak satupun yang berhasil. Termasuk aku sendiri sudah meneliti buku ini selama bertahun-tahun".
"Begini saja Master, Master harus langsung mengangkatku sebagai murid inti di bidang pengetahuan, aku bisa menerjemahkan buku ini," dengan tersenyum penuh makna.
"Apa!? kau mau menipuku ha!?" Fang tu tampak kesal,wajahnya memerah karena emosi.
"Ya udah, kalau master tidak setuju, tapi master jangan berharap bisa menerjemahkannya, meski berumur beribu-ribu tahun," Suhainy menakuti master Fang dengan nada yang menyeramkan.
"Master, aku keluar dulu, Ya" menjurah hormat dan melangkah meninggalkan tempat itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Harman LokeST
tidak percaya yah sudah
2023-01-04
0
Alcatraz
mantap 👍
2022-12-30
0
joel
sudah mulai kena tohok
2022-11-16
0