GULUNGAN KUNO INTI API EMAS

Di ruangan perpustakaan siang itu. master Fang menghentikan tawanya begitu melihat Su Hainy masuk.

"Bagaimana keadaanmu bocah?" pura-pura bertanya.

"Aku baik-baik saja master, nampaknya dewa masih memihak kepadaku".

"Itu matamu kok merah?" sambil menghadapkan kaca ke arah suhainy.

"Apa!?.. ,ini gara gulungan jelek itu, aku sobek-sobek kamu gulungan jelek," baru saja tangannya hampir menyentuh gulungan itu, tiba-tiba dari ukiran gulungan itu menyambar api emas kearah tangan Su Hainy, cepat-cepat ditarik tangannya agar tidak tersambar api itu.

"Hampir saja," sambil mengibas-ngibaskan tangannya.

"Hahahahaha...hahahahaaha...".

"Apa yang master tertawakan, ini tidak lucu".

"Aku kira kau terlalu pintar bocah, ternyata hanya besar mulut, hahahahahah...hahahahahah....".

"Hmmmmm," memasang wajah cemberut.

"Setahuku, kalau gulungan ini sempurna kekuatannya sangat besar master, bahkan bisa membakar satu kota yang luasnya tiga kali kota semesta ini".

"Apalagi inti api emas ini tidak akan padam sebelum ia membakar habis targetnya".

Master Fang menghentikan tertawanya, "Terus kenapa matamu bisa di hajarnya, kalau kamu tau pola itu mengandung inti api emas?".

"Mana aku tau sebelumnya, kalau pola di dalam gulungan itu mengandung inti api emas".

"Oh! ya, master. Gulungan ini bisa di perbaiki dan kekuatannya akan sempurna kembali".

"Emangnya kamu paham tentang pola kuno ini?" tanya Fang tu.

"Sedikit master, mari kita coba," ajak Su Hainy.

Master Fang dan Su Hainy kemudian meneliti gulungan kuno itu, pola yang di gambar pada gulungan itu sangat unik, dan sulit untuk di pecahkan.

"Pola segel ini sepertinya di ciptakan oleh seorang legenda, polanya tertata sangat rapi, tidak ada yang cacat dari polanya," ucap suhainy.

"Pola segel ini merupakan pola yang di buat oleh kepala keluarga generasi pertama kami, saat itu ia berada di puncak kultivasinya, peringkat dewa hijau bintang lima sempurna," jelas Fang tu.

"Tapi sejak dia meninggal, tidak ada dari keluarga kami yang mampu untuk memperbaikinya, ini diciptakan dengan pemikirannya sendiri, banyak master pola segel yang sudah mencobanya, tapi tak satupun yang bisa memperbaikinya".

"Kalau dari polanya, seperti pola segel yang berasal dari zaman kuno," ucap Su Hainy sambil memperhatikan setiap sisi pola tersebut.

"Bisa jadi, ini memang dari zaman kuno, sebab buyut kami sudah hidup di zaman itu, pada masa itu, untuk menghadapi serangan monster mereka sering menggunakan pola segel," jelas master Fang.

"Apakah kepala keluarga generasi pertama master tidak meninggalkan patunjuk lain?".

"Dia orangnya penuh misteri, bahkan kematiannya tak satupun keluarga kami yang mengetahuinya".

"Ini sulit master, untuk saat ini lebih baik kita simpan dulu gulungannya, gulungan ini menyimpan misteri yang besar, dan pemecahan pola segel ini juga harus menguak misteri yang besar," ucap Su Hainy misterius.

"Uahhhh...ini melelahkan sekali," ucap master Fang, menggeliatkan tubuhnya.

Hari itu sangat melelahkan, master Fang dan Su Hainy pulang dengan kepala panas dingin, setelah seharian mencoba memecahkan misteri gulungan kuno itu.

Di tengah perjalanan pulang, Su Hainy di cegat oleh para tuan muda dari keluarga bangsawan.

"Hei!!, berhenti kau monyet," ucap salah seorang dari empat tuan muda itu.

"Hmmm...apa yang kalian inginkan?".

"Hei, anak miskin, kau berani dengan kami?" salah satu dari ke empat tuan muda itu, ia dari keluarga Han, Han Gao.

"Apa yang kalian inginkan!?, aku tidak ada masalah dengan kalian," ucap Su Hainy, menengok ke arah yang lain, tidak menganggap empat tuan muda itu.

"Kau berani dengan kami, ya?" Gu Heng menanggapi sambil mengepalkan tangannya.

"Uahhh....mataku ngantuk, ayo cepat!, urusan apa yang harus di selesaikan?" sambil mengusap-usap matanya, semakin tidak menanggapi ke empat orang itu.

Ke empat tuan muda itu makin kesal.

"Han Gao!, hajar saja bocah ini, aku makin muak melihat mukanya!!" tuan muda Yao Lan geram.

Tuan muda Han gao kemudian mengangkat tangannya menghalangi Yao Lan.

"Apa yang kau pikirkan Han?, monyet ini tidak mengganggap kita!, lebih baik kita ajarkan dia sopan santun," Gu Heng juga tak sabar untuk menghajar Su Hainy.

Han Gao menggelengkan kepalanya.

"Kali ini kami melepaskanmu, tapi kau harus ingat, jangan mengganggu Fang Er lagi, bila terjadi lagi, tentu kau tau konsekuensinya," Han Gao mengacam Su Hainy.

"Ternyata karena wanita, aku tidak tertarik dengannya, kalau kau mau, ambillah!!, kalau tak ada hal lain aku pergi dulu, tapi ingat!, jangan biarkan kekasihmu menghampiriku, sebab aku seperti monyet lapar yang haus dengan tubuh wanita," wajah Su Hainy memerah karena ia terbayang kaki mulus Fang Er, kemudian ia berlalu meninggalkan ke empat orang.

Sepeninggalan Su Hainy.

"Han, mengapa kamu menghalangi kami untuk memberinya pelajaran?" tanya Gu Heng.

"Aku melepaskannya, biar nanti kita lebih beralasan untuk membuatnya terpelajar!".

"Kamu memang tak berubah Han, masih sama seperti dulu," ucap Dong Se

"Saat nanti kita sudah beralasan untuk menghajarnya, kita buat orang tuanya sampai tak mengenalinya wajahnya lagi,"

"Kau sungguh bijak Han," puji Yao Lan.

Setelah meninggalkan ke empat tuan muda itu.

"Orang-orang tolol itu sungguh aneh, Hanya gara-gara wanita, mereka ingin membuatku bonyok, huft!!...."

Su Hainy memepercepat langkahnya, agar cepat sampai di gubuk tua tempat tinggalnya.

"Nek!, aku pulang," Su Hainy mendorong pintu reok itu.

"Eh!, kau sudah pulang?" nenek Chio kaget.

"Apa yang kau lakukan di gubuk ini?, siapa kau?" Su Hainy kaget, tapi hidungnya mimisan begitu melihat kaki mulus wanita cantik di dalam gubuk tua itu.

"Bocah setan!!...di usiamu yang segini otakmu sudah mesum, Apa yang di ajarkan Fang Tu kepadamu?" wajahnya memerah dan geram.

"Plak!!..plak!!..," dua tamparan mendarat di pelipis kiri dan kanannya.

"Wanita gila!!, mengapa kau menghajarku?" sambil mengusap-usap ke dua pelipisnya.

"Siapa yang kau panggil gila?" sambil mengusap wajahnya dari atas kebawah, dan.."Cling", berubah menjadi nenek-nenek tua berkulit keriput, dengan mata cekung ke dalam.

"Apa!?..," mata Su Hainy melotot karena kaget, seakan-akan bola matanya mau loncat keluar.

"Siapa yang kau panggil gila?" nenek tua itu bertanya lagi.

"Hehe..., maaf nek!, aku lupa dengan wujud aslinya nenek," sambil menggaruk-garuk kepalanya.

"Apa yang kau pikirkan?" langsung menerka pikiran Su Hainy.

"Tidak ada nek, hanya saja ada gulungan kuno misterius yang tak bisa di perbaiki,"

"Gulungan kuno itu lagi," mengucapkan dengan setengah berbisik.

"Apa nek?".

"Gulungan kuno keluaga Fang kan?"

"Ia nek, kok nenek tau?" sambil berjalan ke dalam, lalu merebahkan tubuh di atas anjungan yang beralasan tikar lusuh.

"Gulungan itu tak akan mampu kamu pecahkan misterinya, sudah banyak yang mencobanya tapi tak ada satupun yang berhasil, bahkan master ternamapun sampai menyerah," jelas sang nenek.

"Iya nek, uahhh...., aku tidur nek, aku lelah seharian ini," matanya merem-merem melek dan sekejap kemudian sudah tertidur nyenyak.

Terpopuler

Comments

Harman LokeST

Harman LokeST

seeeeeeeeeeeeeeemmmaaaaaaaaaannngggaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaTtttttttttttttttttt

2023-01-04

0

Dimas Setiawan

Dimas Setiawan

nice

2022-12-03

0

joel

joel

lanjuuuuuutttt gaaaazzzzz

2022-11-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!