Menikahi Susterku
Reigha Zavier Abqari, M. B. A adalah seorang CEO di perusahaan Trengginas Jaya Abadi. Reigha memimpin perusahaan ini sejak dirinya menyelesaikan pendidikan S2-nya di bidang MBA (Magister Business Administration). Reigha adalah anak pertama dan anak satu-satunya dikeluarga.
“Gha, lo udah siapin berkas buat rapat besok?” tanya Bayu, asisten Reigha di kantor.
Bayu Agra Pratama, asisten sekaligus teman kuliah Reigha. Dia saat ini baru saja tamat S1 dengan jurusan yang sama dengan Reigha. Tak ingin melanjutkan S2 karena belum mempunyai biaya. Dan, dia memutuskan untuk bekerja bersama di perusahaan Reigha. Bayu orang yang pengertian, pekerja keras, dan jangan lupakan dirinya yang sangat suka bercanda untuk Reigha yang terlalu serius. Bayu tinggal bersama keluarga Reigha di kediaman kedua orang tua Reigha.
“Lo gak salah nanya gitu ke gue?” tanya Reigha dengan ekspresi datar.
“Yaelah, canda kali. Gue cuma mau ingetin, besok ada jadwal rapat. Lo jangan telat!” balas Bayu mengingatkan. Namun, hanya mendapat dehem-an dari Reigha.
Bayu yang sudah biasa dengan Reigha yang seperti itu pun hanya diam saja tanpa protes. Bayu pun pergi ke kamar meninggalkan Reigha yang masih berkutik dengan laptopnya di ruang kerja.
Tak lama dari kepergian Bayu, Mama Dhiya datang menghampiri ruang kerja Reigha membawakan kopi susu kesukaan Reigha seraya bertanya, “Nak, ini udah malam. Kamu gak capek?”
“Gak, Ma,” jawab Reigha menoleh pada Mama Dhiya.
“Ini Mama bawakan kopi. Jangan lupa diminum, kalau udah capek tidur, ya!” ucap Mama Dhiya dan diangguki oleh Reigha.
Mama Dhiya pun keluar ruangan meninggalkan Reigha dengan pekerjaannya.
...***...
Keesokan harinya, Bayu sudah siap dengan setelan kemeja kantor dan sangat siap untuk bekerja hari ini. Namun, berbeda dengan Reigha yang masih asik dengan mimpinya.
“Pagi, Om, Tante. Reigha mana?” sapa Bayu seraya bertanya keberadaan temannya itu.
“Pagi, Bayu,” balas Papa Harun.
“Belom bangun, Yu. Sana bangunkan!” jawab Mama Dhiya.
“Oke, Tante.” Bayu berjalan cepat menuju kamar Reigha. Namun, belum sampai di depan kamar, Reigha sudah tampak keluar kamar dan berjalan menuju meja makan.
“Woi, lama amat lo bangun. Kebo!” seru Bayu.
“Gue tidur tengah malem-an. Ya ... gitu deh,” balas Reigha santai.
Reigha dan Bayu berjalan bersama menuju meja makan diselingi candaan dari Bayu yang sedikit banyaknya bisa membuat Reigha tertawa kecil.
Sesampainya mereka berdua di meja makan, bukan hanya Papa dan Mama aja yang ada di sana. Tetapi, kini Reigha menatap wajah Binar, sang pacar kesayangannya.
“Binar, ngapain lo pagi-pagi ke sini?” tanya Bayu menyindir Binar. Karena, harusnya jam segini itu waktunya dia membantu orang tuanya di rumah sebagai anak perempuan. Bukannya malah keluyuran ke rumah pacarnya seakan-akan numpang sarapan.
“Biasa aja kali, dia mau jumpa gue lah,” balas Reigha yang tak terima pacarnya kena sindir oleh Bayu.
Setelah mereka sarapan, Reigha dan Bayu pamit pada kedua orang tua Reigha disusul oleh Binar.
“Sayang, aku bareng kamu dong.” Binar berlari kecil dan meraih lengan Reigha, merangkul dengan manjanya.
Sesampainya mobil Reigha terparkir rapi di parkiran khusus CEO, Reigha turun bersamaan dengan Bayu. Dan, jangan lupakan Binar yang selalu ikut serta kemana pun Reigha melangkah.
Saat Reigha masuk ke kantor, semua tampak menunduk hormat kepada Reigha dan juga Bayu yang baru datang. Sementara dari semua karyawan kantor, ada salah satu yang tampak tak suka dengan kedatangan Reigha bersama gadis cantik yang disamping Reigha.
Gavin Naufal Haqque selaku Ketua Divisi Humas yang tampak melengos pergi semenjak netranya melihat gadis itu.
Ada apa sebenarnya? Hanya Gavin dan Binar yang tau.
Saat semua telah bubar dan kembali pada tugasnya masing-masing, Gavin berusaha menyusul Binar di ruangan Reigha. Tampaknya ada sesuatu yang ingin dia sampaikan pada gadis itu.
Kini Gavin berdiri di depan pintu ruangan Reigha. Netranya mengamati pintu yang kini dihadapannya dengan keraguan. Entah keberanian dari mana yang membawanya sampai di depan pintu ini.
Tok... Tok... Tok...
“Masuk!” Terdengar suara dari dalam yang Gavin tau itu adalah suara Bayu, asisten CEO.
Gavin membuka pintu dengan perlahan. Kemudian, memberanikan diri melangkahkan kaki masuk.
“Ada apa, Vin?” tanya Bayu dengan tatapan seriusnya.
Mendengar kata “Vin” pun, Binar langsung menoleh pada seseorang yang baru masuk ke dalam ruangan Reigha.
“Maaf, Pak Bayu. Kedatangan saya ke sini untuk memberitahukan bahwa tadi saya berjumpa tamu yang kemarin rapat bersama bapak, katanya ingin bertemu dengan Pak Reigha kembali. Beliau menunggu di cafe sebrang kantor ini, Pak.” Gavin dengan beraninya berbohong pada Reigha dan Bayu demi kepentingannya bersama Binar.
“Oh, baik. Terima kasih, Vin.” Bayu menatap dengan serius pada Gavin yang sejak tadi memperhatikan Binar. Entah ada apa dengan mereka, yang pasti Gavin telah membuat jiwa ke-kepoan Bayu bangkit saat ini.
Reigha tanpa kata apapun, langsung keluar meninggalkan ruangannya serta Binar yang masih duduk di sofa. Sementara, Bayu langsung mengikuti langkah Reigha.
Bukannya keluar, tetapi kini Gavin malah masih di dalam ruangan menatap lekat pada Binar.
“Mau sampai kapan lo bersamanya?” tanya Gavin dengan tatapan amarah pada Binar.
“Apaan sih, kita ‘kan udah selesai hubungannya. Gak ada lagi apa-apa antara gue dan lo!” jawab Binar dengan ketus.
“Lo mutusin gue hanya karena Reigha? Gue masih ngerasa lo balik ke gue. Tapi, seakan-akan lo makin dekat sama Reigha,” ucap Gavin yang masih dengan emosi yang dia pendam sejak tadi.
“Udahlah, gak usah ngarep sama gue lagi. Sampai kapanpun gue gak akan mau noleh ke lo lagi. Paham?” balas Binar langsung meninggalkan ruangan Reigha dan meninggalkan kemarahan Gavin.
Di sisi lain, kini Reigha sedang sendirian di dalam cafe. Netranya menelusuri tiap sudut dan dia tak menemukan sosok yang dikatakan oleh Gavin tadi.
Sementara di ruang CCTV, Bayu sedang sibuk menuntaskan kekepoannya sejak tadi. Dia memperhatikan Gavin yang mengobrol dengan Binar di dalam ruangan Reigha. Siapa sangka, Bayu akan mengecek CCTV dan bukan ikut bersama Reigha ke cafe.
‘Apa ini taktik Gavin biar Reigha keluar, ya? Biar dia bisa ngobrol sama Binar,’ batin Bayu.
Dengan keluarnya Binar, berakhir pula aktivitas Bayu menatap layar yang menghubungkan CCTV ruangan CEO.
Bayu dengan segera menyusul Reigha ke cafe untuk memastikan kebenaran adanya Reigha berjumpa dengan tamu-nya. Karena, Bayu tak ingin berburuk sangka pada Gavin sebelum semuanya terbukti jelas benar adanya.
Saat Bayu sampai di cafe, dia melihat Reigha duduk sendiri dengan tatapan kosong. Entah apa yang ada di pikirannya. Bayu mendekati Reigha dan bertanya pada temannya itu, “Gha, are you okay?”
“Seperti yang lo lihat.”
“Kenapa lo, Gha?” tanya Bayu kembali.
“Gue bingung. Apa tamu gue dah balik ya?” balas Reigha.
Mendengar kalimat yang baru saja Reigha lontarkan, membuat pikiran Bayu melayang kembali menuju Gavin dan Binar saat di ruang CEO tadi.
“Gha, menurut lo Gavin kenal gak sama Binar?” tanya Bayu membuat Reigha menautkan kedua alisnya, heran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 190 Episodes
Comments
Dwi Rara
aku mampir kak salam kenal
2022-09-20
1
Saputri 90
Hai kak salam kenal dari cinta Jessika
mari kita saling dukung ya kak😊
2022-07-20
0
Imarin
aku mampir baca ya kak. Mampir dinovelku juha yuk
2022-07-15
0