“Gha, menurut lo Gavin kenal gak sama Binar?” tanya Bayu membuat Reigha menautkan kedua alisnya, heran.
“Out of topic lo! Gak ada hubungannya ... ” ucap Reigha.
“Udah, yok balik. Bentar lagi rapat,” lanjut ucapan Reigha yang diangguki oleh Bayu.
Reigha dan Bayu pun berjalan bersamaan menuju ke kantor dan mempersiapkan diri untuk rapat nanti.
Di tempat lain, lebih tepatnya di rumah komplek. Sebuah keluarga yang harmonis, pasangan suami istri mempunyai dua orang anak perempuan, dan alhamdulillah salah satunya sudah berhasil menyelesaikan pendidikan S2-nya dengan jurusan Keperawatan. Sebuah kebahagiaan bagi kedua orang tuanya.
Gadis itu bernama Shafa Adinata Azmi, M. Kep. anak dari Adinata Reynand dan Khalisa Hafeezah Azmi, serta mempunyai adik perempuan yang masih menempuh pendidikan SMA dengan nama Hanggini Adinata Azmi.
Shafa bekerja sebagai suster di rumah sakit. Dengan kegigihan sang Ayah sebagai pedagang nasi goreng keliling, dapat membantu Shafa mewujudkan impiannya menjadi seorang suster dengan gelar S2.
Shafa kini tengah mengendarai motornya mengantarkan Anggi, sang adik ke sekolah sebelum dirinya berangkat bekerja di rumah sakit.
“Gi, hati-hati, ya. Nanti kalau udah pulang, telpon aja. Selagi gak sibuk, pasti kakak jemput. Tapi, kalau kakak gak bisa jemput, kamu naik ojek gapapa, ya?” ucap Shafa lembut pada adiknya.
“Iya, Kak. Kakak yang semangat kerjanya!” seru Anggi memberikan semangat pada Shafa.
Anggi melangkah masuk ke dalam gerbang seraya melambaikan tangan pada Shafa. Setelah Anggi hilang dari pandangan Shafa, Shafa pun langsung bergegas mengendarai motornya kembali menuju ke rumah sakit.
Di rumah, Ayah Reynand tengah bersiap-siap untuk berdagang dibantu oleh Ibu Khalisa. Setelah dirasa sudah siap, Ayah langsung segera berangkat.
...****...
“Bay, rapat kan udah selesai nih, gue kayaknya mau ke rumah dulu deh. Gak enak badan gue, kecapean,” ucap Reigha saat para client sudah keluar dari ruangan rapat.
“Tumben-tumbenan lo ngerasa capek, biasanya gila kerja!” sindir Bayu mendapat lirikan tajam dari Reigha.
“Udah, gak usah gitu mata lo. Balik sana! Masalah kantor, biar gue yang urus,” lanjut Bayu.
Reigha keluar dari kantor dengan membawa mobilnya sendirian.
Binar? Ya, dia sejak bertemu dengan Gavin, langsung mengirimkan pesan untuk pamit pada Reigha karena ada urusan mendadak, padahal Binar sedang tak ingin bertemu dengan Gavin.
Reigha mengendarai mobil dengan kecepatan tak terlalu cepat, tak pula terlalu lambat. Dia mengendarai mobil, namun perasaannya tak enak. Dia merasa ada yang tidak beres dengan mobilnya dibandingkan saat dia bawa ke kantor tadi pagi.
Saat di tengah jalan, Reigha seakan kehilangan konsentrasi. Dirinya tak melihat ada pedagang yang melintas di depan, dia membanting setir mobil hingga menabrak pohon besar.
“Astaghfirullah. Innalillahi wa inna ilaihi rajiun.” Pak Reynand kaget dengan musibah yang terjadi di hadapannya. Pak Reynand yang hampir tertabrak mobil pun tak henti-hentinya mengucap syukur karena masih diberikan kesempatan untuk mencari nafkah buat keluarganya.
Pak Kadhi teman Pak Reynand yang sama-sama menjadi pedagang pun menyaksikan kejadian tersebut. Dia mengira Pak Reynand lah yang sembrono menyebrang tak lihat mobil yang sedang melaju.
Pak Kadhi berlari menyusul Pak Reynand yang tengah mengecek kondisi korban. Terlihat sangat terluka parah.
Pak Kadhi dan Pak Reynand membawa Reigha menuju ke rumah sakit dibantu dengan warga sekitar dan juga kebetulan ada mobil yang mau membantu membawa korban untuk dibawa ke rumah sakit.
Sesampainya di rumah sakit, Pak Reynand tak sengaja bertemu dengan Shafa. Pak Reynand dengan segera berlari ke arah Shafa dan meminta bantuan anaknya agar sang korban segera diberikan penanganan hingga tak ada terjadi apa-apa.
Shafa yang mengerti keadaannya pun langsung membawa korban ke ruangan UGD dan memanggil dokter.
Di luar ruangan, Pak Reynand dan Pak Kadhi menunggu dengan pikirannya masing-masing. Pak Reynand memikirkan keselamatan korban, sementara Pak Kadhi seakan ingin memanfaatkan sesuatu.
Sebenarnya Pak Kadhi adalah tetangga dari Pak Reynand yang sejak dulu iri padanya. Mungkin ini adalah satu-satunya cara agar Pak Reynand terpuruk dalam kesulitan. Pak Kadhi berencana menemui keluarga korban dan akan mengatakan bahwa kejadian ini akibat dari Pak Reynand.
Sementara di kantor, Bayu yang telah mendengar kabar kecelakaan Reigha dari salah seorang karyawannya, dia langsung bergegas menuju ke rumah sakit untuk meng-ecek temannya.
Ketika Bayu sampai di rumah sakit, bertepatan pula saat dokter keluar dari ruangan.
“Dokter, gimana keadaannya?” tanya Bayu khawatir.
“Pasien terluka cukup parah, saat ini sarannya terganggu hingga pasien terkena stroke,” jawab Dokter membuat Bayu mematung seketika. Dirinya tak mengerti bagaimana perasaan kedua orang tua Reigha saat mendengar anaknya mengalami kecelakaan ini.
Bayu masuk ke dalam ruangan, bertemu dengan suster yang baru saja selesai dengan tugasnya.
“Suster, kapan dia sadar?” tanya Bayu.
“Mungkin sebentar lagi,” jawab Shafa seraya tersenyum kecil, namun tertutup masker.
Shafa keluar dari ruangan bertemu dengan sang Ayah. Ingin mendengar bagaimana kejadian kecelakaan tersebut.
Sementara Pak Kadhi bergegas masuk menyusul Bayu yang dia tau pasti bagian dari keluarga korban.
Pak Reynand menceritakan bagaimana adanya pada Shafa. Sedangkan Pak Kadhi menceritakan dengan adanya dilebihkan dan dikurangkan dalam ceritanya itu.
Dengan sosok Bayu yang tak mudah percaya dengan ucapan orang lain, dia hanya menerima ucapannya tapi tak dia percaya sebelum adanya bukti yang mendukung. Setelah selesai Pak Kadhi bercerita dan pamit pulang, Bayu langsung mendatangi Pak Reynand untuk meminta cerita bagaimana versi beliau.
Setelah Bayu mendengar cerita dari keduanya, dia merasa adanya kejanggalan dengan cerita Pak Reynand dan Pak Kadhi yang tak sama. Siapa yang berdusta? Bayu akan mencari tau.
Bayu bergegas mencari suster yang tadi dia temui, dia minta tolong agar menjaga Reigha. Bayu akan mencari tau bagaimana kejadian sebenarnya kecelakaan tersebut. Namun, saat Bayu ingin melihat kondisi Reigha sebelum dirinya pergi, ternyata Reigha telah sadar. Reigha menatap ke arahnya.
“Gha, apa yang lo rasain?” tanya Bayu.
Reigha seakan diam membisu. Bayu teringat dengan ucapan sang dokter jika Reigha terkena stroke. Mungkin, Reigha tak bisa berbicara.
“Gha, gue mau cari tau apa penyebab kecelakaan lo ini. Gue pergi dulu, ya. Lo kalau butuh bantuan ke suster ini, udah gue bilang buat jagain lo.” Bayu menatap sedih pada Reigha yang berbaring lemah tak berdaya.
Reigha tampak mengangguk. Walau anggukan kecil, itu adalah respon yang luar biasa bagi Bayu.
Bayu pun dengan segera keluar dari ruangan dan bergegas mengendarai mobil untuk mendatangi tempat di mana Reigha kecelakaan.
Saat sampai di lokasi tersebut, mobil Reigha tampak hancur bagian depan. Bayu berusaha masuk untuk mengecek bagian mobil yang tadi pagi baik-baik saja. Kini remuk tak berbentuk.
Netra Bayu menelusuri bagian-bagian mobil hingga dirinya melihat master rem mobil yang mengganjal.
‘Sepertinya ada yang mengotak-atik mobil Reigha,’ batin Bayu dengan tangannya yang terkepal kuat.
Sebelum Bayu meninggalkan lokasi, netranya berusaha menemukan CCTV di sekitar untuk memperkuat bukti. Bayu yakin pasti ada CCTV yang dipasang di sekitar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 190 Episodes
Comments
Makhsus Arrohman
seru ceritanya thor
2022-06-22
0