“Gue minta lo berdua jaga rahasia ini. Yang tau sekarang tiga orang, sampai ada yang tau selain kalian, siap-siap aja kalian bertiga dapat hukuman dari gue,” ucap Reigha dengan serius.
“Shafa juga, Mas?” tanya Shafa.
“Iya dong, Sayang,” balas Reigha.
“Hmm ... ingat, ini di kantor!” seru Bayu membuat Anna dan Shafa tersenyum kecil.
Tak lama, keheningan kembali tercipta diantara mereka. Semua hanya tenggelam dalam pikiran masing-masing.
“Bayu, makasih tadi udah bantu gue. Kalau lo gak datang cepat, gue gak tau lagi harus gimana,” ucap Shafa.
“Lo salah ucapin terima kasih ke gue. Karena, yang nyelamatin lo sebenarnya adalah Reigha. Cuma dia yang selalu memperhatikan lo kemana pun kaki lo melangkah. Gue tadi lagi sibuk ngobrol sama karyawan, cuma Reigha-lah yang tau lo ditarik sama Gavin sampai dia ngomong sama gue,” balas Bayu.
“Owh. Kalau gitu, gue harus terima kasih ke lo juga, kalau gak lo yang bertindak cepat. Ya ... pasti gue kena bawa duluan deh,” ujar Shafa pada Bayu.
“Tapi, kalau Mas Reigha gak melihat aku, pasti Mas Reigha gak tau kalau aku mau dibawa sama Gavin tadi. Jadi, rasa terima kasih juga aku sampaikan ke suami aku. Makasih, ya, Mas,” lanjut Shafa tersenyum menatap pada Reigha.
“Iya, sama-sama. Lain kali, kamu harus berhati-hati. Karena, di kantor ini banyak yang gak suka dengan aku karena mau merebut posisi aku,” balas Reigha yang diangguki oleh Shafa.
“Sebenarnya, kejadian lo yang hampir dibawa sama Gavin tadi, itu ada baiknya ada buruknya. Baiknya, gue jadi tau kabar baik dari Reigha kalau dia udah bisa ngomong. Kabar buruknya, ya ... lo pasti trauma buat ketemu lagi sama Gavin ‘kan?” imbuh Bayu.
“Hmm ... benar juga tuh,” ucap Anna membenarkan.
Shafa pun tersenyum kecil dan mendekat pada Reigha. Kemudian berkata, “Mas, ayo pulang. Kamu udah waktunya minum obat.”
“Kalian tunggu di sini sebentar aja. Ada yang harus gue urus dikit lagi. Nanti gue antar kalian balik,” ucap Bayu.
“Lah gue, Bang?” tanya Anna.
“Lo ‘kan asisten gue. Jadi, kemana pun gue pergi, lo ikut. Ya ... lo ikut gue antar mereka dong!” seru Bayu yang diangguki oleh Anna.
Bayu pun berlalu pergi meinggalkan ruangan Reigha. Kembali ke ruangannya menyelesaikan pekerjaannya. Sementara Anna ikut keluar ruangan dan kembali ke ruangan Puspa untuk menyelesaikan urusannya.
Reigha dan Shafa tinggal berdua saja di dalam ruangan. Reigha tak henti-hentinya memegang tangan Shafa.
“Mas, tadi di supermarket, Mama kayak beda banget tau,” ucap Shafa.
“Beda gimana?”
“Mama tuh kayak lebih perhatian gitu sama aku. Tapi, entah itu hanya perasaan aku atau mood Mama yang lagi baik. Hmm ... semoga aja Mama udah bisa nerima aku sebagai menantunya,” balas Shafa yang diangguki oleh Reigha.
“Semoga aja makin lama hubungan kita, Mama makin yakin kalau kamu adalah istri yang terbaik buat aku,” ucap Reigha semakin membuat Shafa tersenyum senang.
Cukup lama memakan waktu, hingga kini satu jam berlalu Bayu baru saja kembali lagi ke ruangan Reigha.
“Gha, yok balek!” seru Bayu.
“Yok!” balas Reigha. Shafa pun bangkit dari duduknya, mendorong kursi roda Reigha mengikuti langkah Bayu. Kemudian, Bayu menjemput Anna di ruangan Puspa untuk ikut pulang bersamanya.
“Puspa, saya mau mengantar Pak Reigha dan istrinya untuk pulang ke rumah. Jika saya tidak kembali, dan ada urusan penting, hubungi saya, ya!” seru Bayu yang diangguki oleh Puspa.
Bayu, Anna, dan Shafa yang mendorong kursi roda pun berjalan menuju lift hingga sampai di lobby.
Shafa berjalan duluan mendorong kursi roda, diikuti oleh Bayu dan Anna yang menjaga Shafa di belakang. Karena, Bayu tau pasti Gavin diperintah oleh Andre untuk mengganggu kenyamanan Shafa hingga Reigha akan kembali sakit.
Kini keempatnya telah berada di mobil, Bayu tak ingin kembali merasakan kejadian yang Reigha alami. Sebelum Bayu mengendarai mobil, dia mengecek mobil. Setelah semua aman, Bayu pun mengendarai mobil dengan nyaman.
“Kenapa lo cek mobil? Emang mobilnya rusak?” tanya Reigha.
“Gue gak mau Lo dan kedua wanita di mobil ini terkena kejadian yang sama dengan lo beberapa bulan yang lalu. Kan sebelumnya mobil lo kena otak-atik sama Gavin di parkiran ini. Gue waspada aja,” jawab Bayu membuat Reigha bangga memiliki sahabat seperti Bayu.
“Gak sia-sia gue mungut lo jadi sahabat gue!” celetuk Reigha membuat Bayu mendelik.
“Sejak kapan lo udah banyak ngomong, Gha?” tanya Bayu.
“Ya ... sejak gue nikah sama istri gue inilah,” balas Reigha membuat pipi Shafa merona.
****
Sesampainya di rumah, Reigha langsung dibawa masuk ke dalam rumah oleh Shafa. Menggantikan baju Reigha, kemudian menyuapi Reigha, hingga memberikan Reigha obat.
Sementara Bayu dan Anna tengah duduk di ruang tamu membahas pekerjaan. Anna banyak bertanya pada Bayu perihal yang dia pelajari dari Puspa.
Bayu cukup bangga dengan Puspa yang begitu cekatan buat mengajari Anna. Kini, Anna telah menjadi pekerja kantoran yang sangat cepat menangkap apa yang dia pelajari.
Setelah selesai mengurus Reigha, Shafa duduk di ruang tamu membawakan secangkir kopi dan secangkir teh buat Bayu dan Anna. Sembari mengobrol dengan pembahasan yang sangat random.
Shafa bersyukur dirinya berada pada keluarga yang baik. Walaupun, masih belum diterima sepenuhnya oleh Mama Dhiya. Setidaknya, Shafa memiliki suami yang selalu menjaganya walau keadaannya yang sedang sakit.
Tak lama, Bayu mendapatkan telpon dari Puspa. Bayu pun menerima panggilan tersebut.
“Hallo, Pak Bayu ... Pak Gavin datang bersama Pak Andre masuk paksa ke dalam ruangan CEO. Saya mohon bapak segera ke kantor!” seru Puspa dengan nada bicara yang sangat cemas.
Bayu pun segera menutup ponselnya seraya berkata, “Anna, lo di sini aja. Kantor sedang gak aman. Gavin dan Pak Andre membuat ulah. Kalau lo ikut, lo adalah sasaran mereka!”
Bayu pun dengan cepat keluar dari rumah. Mengendarai mobil secepat mungkin, tetapi masih menjaga keselamatannya dan pengendara lainnya.
Hingga kini, Bayu sampai di kantor, segera masuk lobby dan bergegas menuju ruangan Reigha yang tampak telah berantakan.
/brakk
“Cukup!” teriak Bayu.
Andre dan Gavin tampak menoleh. Andre mendekat pada Bayu seraya berseru, “Ini dia jagoan kita!”
“Apa yang bapak mau?” tanya Bayu.
“Saya hanya menginginkan ruangan ini dan jabatan untuk duduk di sana,” jawab Andre menunjuk kursi kebesaran Reigha.
“Kalau emang itu mau bapak, silakan menghadap ke Pak Harun terlebih dahulu!” seru Bayu.
Andre pun tertawa.
“Hanya Harun? Dia itu sangat mudah untuk dipermainkan. Abang saya satu itu, hanya sukanya memerintah saja. Kini, saya yang akan memerintah dia dan anaknya!” seru Andre dengan percaya dirinya.
Andre pun keluar dari ruangan Reigha diikuti oleh Gavin. Andre berjalan cepat menuju lift dengan niatan akan datang ke rumah kediaman Papa Harun.
“Saya akan buktikan. Kalau saya akan menjadi pimpinan perusahaan ini!” seru Andre saat berada di lobby kantor.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 190 Episodes
Comments