“Hallo, Sus. Tolong kasih ke Reigha soalnya ini tentang rekaman CCTV kantor,” ucap Bayu dengan nada bicara yang tak seperti biasanya.
Nada bicara seperti orang yang emang menahan emosi.
“Iya, ngomong aja. Ini udah nyatakan speaker kok,” balas Shafa.
“Gha, lo dengar aja. Gak usah lo jawab, ya. Gue tadi sampai kantor langsung cek CCTV dan ternyata lo tau gak. Yang buat rem mobil lo blong tuh si Gavin ketua divisi humas. Mau gue pecat langsung atau gimana nih?”
“Maaf, Bayu ... kalau boleh saran, mending jangan langsung dipecat. Dicari tau dulu kenapa dia melakukan hal tersebut,” ucap Shafa.
“Iya, kalau emang gitu. Gue coba cari tau dulu deh, nanti gue kabari lagi,” balas Bayu menutup telponnya.
****
Di kantor, Bayu tampak duduk dengan mengepal kedua tangannya. Dia kesal pada Gavin. Namun, seketika Bayu teringat sesuatu hal.
‘Bukannya dulu itu gue pernah lihat Gavin sama Binar, ya?’ batin Bayu.
Bayu pun mencoba menghubungi Binar dan menyuruhnya ke kantor. Binar pun menyetujui.
Pertemuan mendadak antara Bayu dan Binar pun berhasil dilakukan, Binar kini berada di ruangan Bayu. Duduk tepat dihadapan Bayu.
“Ngapa lo nyuruh gue ke sini?” tanya Binar.
“Gue mau nanya, lo ada hubungan apa sama Gavin?” tanya Gavin pada Binar.
Binar menjentikkan jadinya tepat didepan muka Gavin seraya berkata, “Hello, lo harus ingat kalau gue gak ada hubungan sama Reigha lagi. Apa hak lo nanya gitu ke gue, udahlah gak usah kepo!”
“Binar, ini bukan tentang Reigha. Ini tentang kinerja karyawan di sini. Gue gak mau kinerjanya gak bagus dan setelah gue selidiki itu, Gavin mikirin lo!” seru Bayu mengada-ngada.
“Siapa suruh dia masih mikirin gue, ‘kan gue udah bilang kalau gue gak akan mau noleh ke dia lagi, ngarep banget!” cetus Binar yang membuat Bayu paham kalau Gavin adalah mantan Binar.
“Udah, gue males kelamaan di sini.” Binar bangkit dari duduknya dan berniat keluar dari ruangan Bayu.
“Reigha udah di rumah,” ucap Bayu membuat Binar mematung.
“Lo gak mau jenguk dia? Setidaknya lo tau gimana kondisi MANTAN lo,” lanjut ucapan Bayu menekan kata ‘mantan’. Bayu ingin lihat bagaimana respon Reigha pada Binar setelah dirinya menikah.
“Besok pagi gue ke rumah. Hari ini gue udah ada janji,” balas Binar berlalu pergi meninggalkan ruangan Bayu.
Bayu kini berjalan menuju ruangan Gavin. Namun, saat Bayu berjalan, dirinya dicegat oleh Pak Rendi, penjaga ruangan CCTV.
“Pak Bayu,” panggil Pak Rendi membuat Bayu menoleh.
“Pak, sudah semenjak tiga atau empat hari terakhir ini saya melihat dari layar kalau Pak Gavin bertemu dengan Pak Andre,” ucap Pak Rendi membuat Bayu kaget.
“Mereka ngapain, Pak?” tanya Bayu.
“Hanya ngobrol sih, Pak. Tapi, sepertinya obrolan yang sangat serius,” jawab Pak Rendi.
“Oke. Saya minta salinannya, ya,” balas Bayu yang diangguki oleh Pak Rendi.
Bayu pun melanjutkan langkahnya menuju ruangan Gavin. Ternyata, Gavin tak ada di ruangan.
“Dimana Gavin?” tanya Bayu pada teman se-ruangan.
“Tadi katanya ada urusan, Pak,” jawab salah satu dari anggota Gavin.
Bayu pergi meninggalkan ruangan divisi humas. Kemudian, netra Bayu menangkap sosok Gavin yang tengah duduk di lobby kantor dengan dua gelas di atas meja.
“Gavin,” panggil Bayu.
“Iya, Pak?” balas Gavin.
“Kok disini? Ketemu siapa? Kayanya ngobrol seru nih ada dua gelas kopi,” tanya Bayu membuat Gavin kebingungan mencari alasan yang pas.
Gavin pun berdiri mendekat pada Bayu seraya berkata, “Tadi teman saya datang, karena udah lama gak ketemu, Pak.”
Bayu mengangguk-angguk kecil seakan percaya dengan ucapan Bayu. Padahal, dia tengah curiga pada sosok dihadapannya ini.
“Oh, yaudah. Kembali bekerja, ya,” ucap Bayu berlalu pergi keluar kantor menuju parkiran.
Bayu mengendarai mobil menuju ke rumah. Dia tak sabar memberitahu pada Reigha apa yang sudah dia dapatkan hari ini.
Saat di perjalanan, Bayu mendapatkan telpon dari nomor yang tidak dikenal. Bayu pun menerima panggilan, mana tau orang yang dia kenal ganti nomor.
“Hallo, ini siapa?” tanya Bayu.
“Gue Rendra, lo siapanya Anna?” jawabnya sembari bertanya kembali.
“Apa urusan lo nanya ke gue gitu?” tanya Bayu seakan melawan Rendra.
“Siap-siap Anna habis sama gue!” seru Rendra menutup telponnya.
Bayu semakin mempercepat laju mobil hingga sampai rumah Papa Harun lebih cepat.
Sesampainya di rumah, Bayu bergegas menuju kamar Reigha.
Tok... Tok... Tok...
Shafa yang sejak tadi tengah men-therapy Reigha pun turun membukakan pintu kamar. Bayu masuk, kemudian Shafa menutup dan mengkunci kembali pintu kamar.
“Gue ke sini membawa dua kabar. Satu untuk Reigha, satu untuk suster Shafa. Mau dengar yang mana dulu?” tanya Bayu.
“Udah, bahas aja kabar untuk Mas Reigha dulu,” jawab suster Shafa.
“Oke. Tadi gue ketemu sama Pak Rendi, penjaga ruangan CCTV di kantor. Dia bilang beberapa hari ini Gavin selalu ketemu sama Pak Andre. Dan kayaknya, tadi mereka ketemuan lagi, gue gak tau mereka bahas apa. Tapi, gue mencurigai mereka berdua masalah kecelakaan ini,” ucap Bayu.
Reigha mengetikkan sesuatu di ponsel Shafa.
“Paman gue?” ketik Reigha.
“Iyalah, siapa lagi coba,” jawab Bayu membuat Reigha berpikir.
“Dan, kabar untuk suster Shafa. Tadi gue ditelpon sama orang yang katanya dia adalah Rendra. Dia nanya apa hubungan gue sama suster Anna. Sekarang suster Anna dalam keadaan bahaya. Karena, akhir telpon tadi Rendra bilang, “Siap-siap Anna habis sama gue.” Gitu, Sus. Kita harus gimana?” ucap Bayu bercerita panjang.
Shafa tampak kaget dan khawatir. Shafa menoleh pada suaminya seraya berkata, “Mas, pinjam ponsel aku dong. Soalnya aku mau hubungi Anna.”
Reigha pun mengulurkan tangan kirinya memberikan ponsel pada Shafa.
Shafa langsung menghubungi Anna dan Alhamdulillah langsung tersambung.
“Hallo, Anna?” ucap Shafa.
“Iya, Fa. Kenapa?” tanya Anna.
“Lo baik-baik aja ‘kan?” tanya Shafa memastikan keadaan Anna.
“Gue lagi ngurus pengunduran diri di rumah sakit nih, Fa. Akhir-akhir ini Rendra ngikutin gue. Dia ngira, gue yang selalu mata-matain dia trus dia juga ngira gue yang buat lo nikah sama Pak Reigha. Tapi, gapapa ... lo jangan mikirin gue, lo harus jagain Pak Reigha baik-baik,” jawab Anna dengan suara bergetar menahan tangisnya.
“Anna, kenapa lo gak pernah cerita. Trus gimana lo? Aman kan?” tanya Shafa kembali.
“Fa, gue kemarin hampir dibunuh sama Rendra. Untungnya kemarin pas gue masuk malam, ada suster Ratna yang datang tiba-tiba nyelamatin gue,” jawab Anna.
Shafa menitikkan air matanya, sedih. Bayu mengambil alih ponsel Shafa.
“Suster Anna, jika sudah selesai urusannya, kabari saya. Saya akan menjemput anda untuk dibawa ke rumah ini. Suster Shafa ingin bertemu langsung,” ucap Bayu membuat Anna kaget.
“B-baik, Pak. Nanti saya hubungi ke nomor Shafa,” balas suster Anna.
“Oke,” ucap Bayu mengakhiri panggilan.
“Tenang, gue langsung ke rumah sakit untuk stay menunggu suster Anna memberi kabar. Oh iya, nanti kalau suster Anna udah kasih kabar, tolong kabari ke gue, ya,” ujar Bayu pada Shafa.
“Oke, terima kasih, Bayu.” Shafa mengusap air mata yang sempat terjatuh pada pipinya.
Bayu pun berlalu pergi meninggalkan kamar Reigha.
Reigha merangkul Shafa dengan tangan kirinya seraya berkata, “Kamu tenang. Suster Anna akan aman bersama Bayu.”
“Kamu tau, sekarang aku sedang gusar. Karena Andre datang kembali di kehidupan aku setelah sekian lama menghilang,” ucap Reigha sembari merangkul Shafa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 190 Episodes
Comments