Dilema

Setelah kejadian tempo hari Ana seolah menjaga jarak dengan suaminya,Farid belum menyadari hal itu karena dia sedang disibukkan dengan urusan pekerjaan. Ana tidak pernah menyambut atau pun mengantarkan kepergian suaminya. Ana memutuskan untuk bersikap tau diri, posisinya hanya sebagai pengasuh bukan istri.

Farid selalu pulang larut malam,Ana menyadari hal itu namun dia tidak akan bertanya,biar itu menjadi urusan Farid namun jika dia ingin bercerita maka dengan senang hati Ana akan mendengarkan.

Hari ini pukul 2 pagi Farid baru sampai rumah,Ana selalu terbangun ketika Farid pulang,namun ia memilih tetap memejamkan matanya. Setelah membersihkan diri Farid berbaring disisi ana,entah kenapa malam ini laki-laki itu seolah ingin berbicara banyak dengan Ana.

Farid mengelus rambut Ana dia berbicara seolah ana mendengarnya meskipun pada kenyataannya demikian.

"Hai Ana,apa kabar kamu? maafkan aku karena akhir-akhir ini aku sibuk,di kantor sedang ada persoalan yang mengharuskan aku selalu pulang larut malam. Maafkan aku yang belum bisa berbagi semua masalah ku dengan mu,termasuk perasaan ku,aku masih belum bisa melupakan istriku,aku terlalu mencintainya,maafkan aku Ana," ucap Farid panjang lebar dan mencium kening Ana.

Lagi-lagi Ana harus mendengarkan itu semuanya dengan jelas,sakit hati Ana bagai disayat pisau tajam. Sejujurnya Ana sudah ingin membuka hatinya untuk Farid namun kejadian akhir-akhir ini menyadarkan dirinya,bahwa semuanya akan sia-sia .

"Mas,apa hanya aku yang akan menyesal karena telah menerima pernikahan ini,begitu sulit bagiku. Apa yang harus kulakukan saat ini?," ucap Ana dalam hati yang meluruhkan airmatanya .

Farid nampaknya sudah terlelap, terdengar dari dengkuran halus , terlihat wajah lelah dan penuh persoalan. Seandainya Farid mau mempercayai Ana untuk menceritakan keluh kesahnya,ingin rasanya Ana memberikan pelukan hangat sebagai kekuatan,namun itu hanya angan semu.

Ana bangun dari tidurnya ,ia langsung ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu,dia menjalankan shalat malam. Setelahnya dia meminta banyak hal kepada sang pencipta, untuk kesabaran dan keikhlasan dalam menjalani kehidupan, terlebih untuk persoalan hidup yang ia hadapi.

**

Hari ini Farid mengadakan rapat di perusahaannya , perusahaannya yang ia pimpin sedang bermasalah, ada yang sudah berbuat curang dan hal itu masih dalam penyelidikan. Farid dalam kebingungan bagaimana cara mendapatkan investor dalam waktu dekat, sedangkan proses pembangunan hotel masih berlangsung dan masih membutuhkan dana yang cukup besar.

Solusi saat ini datang dari salah satu rekan bisnisnya, perusahaan yang bergerak di bidang yang sama, yaitu properti. Dia menawarkan bantuan namun dengan sebuah persyaratan,hal itu justru membuat Farid menjadi dilema.

"Saya akan berinvestasi di perusahaan milikmu dengan nominal yang kamu butuhkan,namun saya mempunyai persyaratan khusus atau bisa dikatakan permintaan pribadi," ucap salah satu rekan bisnis Farid

"Kenapa harus ada syarat khusus?kita bisa melakukan sesuai prosedur pada umumnya,dan sama-sama saling menguntungkan dari segi bisnis," sahut Farid yang masih penasaran dengan syarat yang akan diajukan

"Nominal yang anda butuhkan pasti tidak sedikit,jadi saya akan memberikannya dengan cuma-cuma jika pak Farid menerima persyaratan dari saya,"

"Sebelumnya saya ingin mendengarkan permintaan atau persyaratan yang bapak minta,"

"Baiklah,tolong pikirkan dan putuskan secara bijaksana,anda harus ingat bahwa perusahaan milik anda sedang sangat membutuhkan keputusan bijak saat ini,"

"Cepat katakan apa persyaratannya,saya tidak suka bertele-tele,"

"Anda ini tidak sabaran. Baiklah saya menginginkan penyatuan kerjasama antara perusahaan milik saya dan perusahaan milik pak Farid lebih erat lagi,saya yakin semuanya akan berjalan dengan baik,dan perusahaan kita semakin kuat,"

"Hmmmh, syarat yang cukup mudah,saya setuju," ucap Farid Tampa tau maksud sebenarnya.

"Anda yakin pak,apa tidak akan menyesal karena terlalu cepat memutuskan? masih ada syarat khusus yang belum saya katakan,"

Farid mengerutkan keningnya.

"Apa? cepatlah katakan,"

"Bapak tahu bukan kalau saya memiliki satu putri tunggal,dia anak yang baik,saya rela berkorban nyawa demi dia,bahkan saya bisa memberikan apapun yang dia inginkan,namun anak itu terlalu sempurna untukku Saya. Dia tidak pernah menyulitkan saya dan meminta apapun ,kami selalu menyediakan semuanya tanpa dia minta. Namun beberapa bulan lalu untuk pertama kalinya dia mengucapkan sebuah permintaan ..."

"Saya harap anda langsung mengatakan persyaratan anda,apa saya harus mendengarkan dongeng ini terlebih dahulu," ucap Farid yang merasa kesal dengan ucapan yang terlalu bertele-tele.

"Biarkan saya menceritakan kesempurnaan putri saya terlebih dahulu,jika anda bertemu dengannya pasti akan jatuh hati."

"Apa maksud anda?,"

"Baiklah, beberapa bulan lalu untuk pertama kalinya putri saya mengatakan sebuah permintaan,dan itu membuat saya bahagia , akhirnya yang selama ini saya tunggu terkabul juga. Pada saat pertemuan para pengusaha saya mengajak anak saya untuk ikut,dengan susah payah saya membujuknya dan akhirnya dia bersedia,saat menghadiri acara itu anak saya tidak sengaja melihat anda,dia kagum terhadap anda terutama saat pak Farid menggendong bayi mungil dan ..." ucapnya terputus kembali

Farid nampak sudah amat kesal dengan ucapan yang berputar-putar,dia lebih suka jika tidak bertele-tele. Terlalu banyak masalah yang harus Farid urusi dari sekedar mendengarkan cerita bak anak kecil yang sedang di dongengkan .

"Pak saya mohon maaf,apa boleh langsung ke intinya,masih banyak persoalan yang harus saya urus,jadi saya harap pembicaraan ini langsung pada maksudnya saja."

"Baiklah,saya akan berinvestasi di perusahaan bapak asal bapak mau menikah dengan putri saya,"

Deg persoalan apalagi ini,yang satu belum selesai sudah datang masalah lainnya.

"Apa maksud bapak?,"

"Anak saya menyukai pak Farid,dia gadis yang sulit untuk jatuh cinta bahkan saya sempat memberikan penjelasan padanya mengenai status bapak,namun dia seolah tidak peduli,dia sudah terlanjur jatuh hati pada pak Farid,"

Ingin rasanya Farid mengatakan kalau dia sudah mempunyai istri,namun hal itu akan sia-sia karena Farid tau rekan bisnisnya ini adalah seseorang yang akan melakukan apapun terutama untuk kebahagiaan anaknya,terlebih saat ini Farid memiliki kelemahan. Sungguh Farid dalam dilema yang besar.

"Tapi pak,kenapa harus saya? masih banyak pengusaha yang lebih dari saya,dan lagi saya sudah .."

"Sudah memiliki anak? ," tebaknya "Saya sudah tau dan putri saya pun sudah mengetahuinya,dia nampak tidak peduli kerena dia sudah terlalu menyukai anda,"

"Tapi pak ...," ucap Farid terputus mungkin dia ingin mengatakan bahwa dirinya sudah memiliki istri.

"Sudah anda setujui saja untuk menikah dengan anak saya, sepertinya perasaannya sudah terlalu dalam untuk bapak,bahkan jika bapak memiliki istri saat ini pun, mungkin dia akan rela untuk dimadu, entahlah saya sudah tidak bisa membujuknya lagi. Saya harap bapak memutuskan secepatnya,"

Farid terdiam mendengarkan penuturan dari rekan bisnisnya tersebut, bagaimana mungkin dia akan mengkhianati istrinya,namun Farid sedang membutuhkan bantuan,sungguh pandai orang mencari kelemahannya,lalu bagaimana dengan Ana? ah Farid frustasi.

***

Maaf ya kalo novel ini tidak on time saat up,karena tidak mudah untuk ngarang. ah kalian coba saja. Namun saya berterima kasih untuk yang sudah bersabar.

like,komen dan vote masih sangat diharapkan terima kasih 😊

Terpopuler

Comments

Joice Meitasari

Joice Meitasari

masa Anna hrs mengalah lagi

2020-12-31

0

Tuti haryati

Tuti haryati

duuuuhhh mulai sedih ni

2020-08-16

0

Mufti Umar

Mufti Umar

kalau ingin melepas ana lepaslah tanpa menyentuh nya dulu ingat itu Thor 😈

2020-07-15

9

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!