Sudah 2 hari Farid selalu pulang lembur dan ia lebih memilih tidur di kamar rahasianya, sedangkan Ana sudah 2 malam juga dia tidur di kamar pelayan,hal itu tanpa sepengetahuan Farid. Pada hari ketiga Farid berniat ingin mengajak Ana bicara dan meminta maaf,namun karena waktu sudah malam ia memutuskan untuk berbicara besok.
Farid masuk ke kamar miliknya bersama Ana,ketika masuk suasana kamar cukup gelap, AC dalam keadaan mati. Farid tidak memiliki kecurigaan apapun,dia langsung menyalakan lampu temaram dan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri, setelah selesai dengan pakaian tidurnya Farid membaringkan tubuhnya di atas kasur, tangannya meraba seolah mencari sesuatu,tujuan awalnya dia ingin memeluk Ana,namun yang ia dapati hanya guling yang ditutupi oleh selimut.
Farid menyalakan lampu kamarnya dan ia terkejut bahwa istrinya tidak ada disana. Sebelum Farid masuk ke kamarnya dia lebih dulu masuk ke kamar Hana dan disana tidak ada Ana,hanya lcd monitor yang hidup untuk mengontrol Hana dari kejauhan,jika balita itu menangis maka akan terhubung langsung dengan yang mengawasinya.
"Kemana dia,ini sudah larut malam apa yang ana lakukan selama 2 hari aku mendiamkannya?,"
Farid langsung berjalan keluar kamarnya,dia mencoba mencari keberadaan istrinya. Saat ia sudah berada dilantai bawah,Farid bertemu dengan salah satu pelayan yang sedang bertugas memeriksa stok makanan yang akan dibelanjakan besok.
"Apa yang kamu lakukan malam malam?,"
Pelayan itu menghentikan pekerjaannya.
"Ma __ af tuan saya sedang memeriksa kebutuhan dapur yang habis,dan besok pagi akan langsung membelinya.
"Baiklah,oiya apa kau melihat istriku,dia tidak ada dikamar,"
pelayan itu terdiam,dia bingung harus menjawab apa ,terlebih keberadaan Ana yang membuat mereka bertanya-tanya,kenapa seorang istri pemilik rumah ini harus tidur dikamar seorang pelayan.
"Hei kenapa kau diam saja,apa kau tau dimana istriku?," ucap Farid yang mulai bertanya kembali
"I __ tu tuan ,nyonya ada di kamar belakang," ucap pelayan gugup
Farid mengernyitkan dahinya.
"Apa maksud mu dia ada di kamar belakang,sedang apa dia disana?,"
" Nyo__nya tidur disana tuan," sahut pelayan menundukkan kepalanya
Farid terkejut mendengar ucapan pelayan itu, bagaimana bisa istri yang baru beberapa hari ia nikahi sudah bertingkah sejauh ini,dan karena kecerobohan nya mendiamkan istrinya ternyata bisa berakibat fatal .
Tanpa kata lagi Farid langsung berjalan menuju kamar belakang yang lokasinya cukup jauh dari rumah utama,farid yang sebelumnya jarang bahkan tidak pernah menginjakkan kaki ke tempat bagian belakang kini ia lakukan demi menemui istrinya.
Beberapa menit kemudian Farid sudah berada tepat di depan kamar Ana,tanpa permisi Farid langsung masuk ke Kamar yang sudah ditunjukkan oleh salah satu pelayan,Farid geram dia seolah menahan emosinya. Saat Farid masuk ternyata ana sudah terlelap, sepertinya dia kelelahan karena seharian mengasuh Hana.
Tubuh kecil itu terbalut selimut tipis,tidur dengan satu kasur singgle,kecil dan sempit. Tidak ada yang istimewa dengan kamar itu selain kipas angin yang dinginnya tidak seberapa,Ana memilih tidak menghidupkan AC,karena ia merasa belum terbiasa.
Farid berdiri memandang istrinya yang terlihat nyaman tidur diruangan itu,ada rasa marah namun melihat ana tidur dengan guratan Wajah lelahnya ia pun merasa bersalah,namun bagaimana pun dia harus tegas terhadap istrinya. Farid menarik selimut yang digunakan Ana dan hal itu membuat ana terbangun.
"Mas," ucap Ana saat melihat Farid
"Hmmh .."
"Sedang apa Mas disini?,"
"Aku pikir panggilan mu terhadap ku akan se kaku waktu itu ,"
"Maaf apakah saya lancang memanggil tuan dengan sebutan mas," ucap Ana menunduk
Raut wajah Farid kembali berubah.
"Kamu lebih lancang memanggil saya seperti itu, terlalu menyinggung,saya ini suami kamu Ana untuk apa kamu bersikap se kaku ini.,"
"Saya belum terbiasa Tu .. Mas,"
"Baiklah saya harap kamu bisa terbiasa mulai sekarang karena saya sekarang adalah suami kamu dan kamu adalah tanggung jawab saya. Sekarang kemasi barang barang kamu dan pindah ke kamar sebelumnya,jangan bertingkah konyol dan mempermalukan saya di depan pelayan,seolah jahat membiarkan istrinya tidur ditempat seperti ini,"
"Ta ... Pi mas,aku lebih nyaman disini," ucap ana kembali menundukkan kepalanya
"Ohh jadi kamu ingin saya juga tidur di kamar sempit ini,baik jika itu yang kamu inginkan,"
"Bu__ kan itu maksudku mas,"
Tanpa banyak kata lagi Farid ikut berbaring satu ranjang dengan ana,tentu saja dia merasa kaget dan satu hal lagi kasur itu begitu sempit untuk ditempati oleh dua orang,dan Farid begitu dekat dengan ana.
"Mas __ apa yang kamu lakukan?,"
"Bukankah kamu ingin tidur dikamar ini,dan aku setuju asal kita selalu seperti ini,aku yakin kamu menyukainya," ucap Farid yang semakin erat memeluk Ana.
Jantung Ana berdetak tidak karuan,karena sebelumnya dia belum pernah ada diposisi seperti ini selain dengan suaminya,sekelebat ingatan tentang Almarhum suaminya terlintas, bagaimana laki-laki yang selama 2 tahun menjadi suaminya selalu tidur dalam keadaan memeluknya, memberikan kenyamanan dan ketenangan kita berada dalam dekapannya. Mengingat hal itu Ana menitikkan air matanya,rasa bersalah karena sudah mengkhianati suaminya,tidak menepati janjinya untuk setia dan bertemu kembali disana,mungkin saat itu tiba dia akan kecewa dengan ku.
"Maafkan aku Mas,karena sudah mengkhianati mu," gumam Ana dalam hatinya
Farid yang menyadari hal itu pun langsung bertanya.
"Kenapa kamu menangis,apa saya menyakiti mu?,"
Ana menggelengkan kepalanya.
"Lalu kenapa kamu menangis?,"
"Tidak apa apa mas, sebaiknya mas pindah ke kamar utama, sepertinya mas tidak cukup nyaman tidur di ranjang kecil ini,"
"Saya tidak akan pindah kamar jika kamu tidak ikut,"
"Baik mas,aku ikut,"
Farid pun tersenyum.
"Yasudah,ku bantu membawa barang-barang mu,"
"Ti__ dak mas,"
"Kamu ini bagaimana, katanya mau pindah dah dengan saya,"
"Maksudku barang barang ku biar besok dipindahkan nya, Sekarang sudah malam mas, sebaiknya kamu istirahat karena besok harus bekerja,"
"Baiklah,"
Keduanya pun meninggalkan kamar sempit itu,dan ana mengunci pintu kamarnya,dia tidak benar-benar berniat ingin memindahkan barang-barang nya ke kamar utama kembali, terlebih mendengar ucapan mertua yang tidak menyukainya.
"Untuk saat ini sebaiknya aku ikuti saja apa maunya mas Farid,dan biarkan barang-barang ku tetap disini,karena tidak menutup kemungkinan bahwa aku akan segera pergi dari rumah ini ibunya mas Farid menemukan istri yang cocok untuknya,"
Keduanya sudah sampai di kamar utama,Ana mendudukkan tubuhnya di tepi tempat tidur. Farid mengajak Ana bicara.
"Ana saya minta maaf,"
****
Jangan lupa like,komen dan vote ya❤️
kalian saya halalkan komen apa aja selama itu nyaman buat kalian,termasuk mengkritik namun saya mohon jangan terlalu frontal gunakan bahasa yg santun😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Naimatul Jannati
hebat mas farid..
like dan 👍👍 buat authorr
2020-11-30
0
Rangga RifQi ChynkMamah
klo gw udah kabur.
2020-11-17
0
Tuti haryati
lanjut bacaaa
2020-08-16
0