Marah

Hampir seminggu Ana tidak pulang kerumah,Ana selalu beralasan bahwa dia masih merindukan ibunya, sesekali Ana menelpon suster yang mengasuh Hana, menanyakan kabar Anak sambungnya. Farid yang disibukkan dengan pekerjaannya di kantor dan proyek yang masih berjalan,itu semua berkat bantuan pak Anwar yang berinvestasi di perusahaan Farid, namun dengan syarat bahwa Farid harus menikah dengan anaknya.

Farid menolak jika harus menikah dalam waktu dekat,dia berasalan ingin mengenal putrinya lebih dekat,padahal itu alasan Farid untuk menarik ulur waktu sampai dia menemukan bukti kecurangan yang terjadi di perusahaannya.

Hari ini Farid memutuskan untuk tidak pergi kekantor,semua pekerjaan mengenai proyek sudah iya selesaikan, hampir seminggu dia melupakan kewajibannya sebagai seorang suami dan ayah. Farid berencana untuk menelpon ibu mertuanya,karena mengetahui kalau Ana masih belum pulang dari sana , sebelum menelpon ibu mertuanya,Farid lebih dulu menelpon Ana,namun hapenya mati.

📱tuttttttt .....tuttttttt

Setelah menunggu beberapa saat akhirnya panggilan telepon Farid terjawab.

"Assalamualaikum, Hallo,? ucap salam Farid pada panggilan telpon tersebut

"Wa'alaykumussalam,nak Farid ,sudah lama tidak menelepon, bagaimana kabar kalian?," ucap ibunya Ana dibalik telpon

Farid sedikit merasa ada yang janggal dengan ucapan ibu mertuanya, kenapa dia menanyakan kabar kami.

"Alhamdulillah kabar kita baik ibu, kabar ibu gimana? maaf ya Farid belum bisa berkunjung karena pekerjaan kantor sedang banyak," ucap Farid

"Tidak apa apa nak,yang penting keluarga kalian baik-baik saja,Oia Ana sedang apa?dia juga tumben belum menelpon ibu sudah beberapa hari ini,dia sehat kan?," tanya ibu untuk meyakinkan kesehatan anaknya

Untuk beberapa saat Farid terdiam karena dia pikir Ana ada disana nyatanya tidak ada,lalu ana pergi kemana.

"Alhamdulillah dia baik baik saja Bu, sekarang Ana sedang di taman belakang bersama Hana," ucap Farid berbohong karena tidak ingin membuat ibu mertuanya khawatir.

"Syukurlah, semoga rumah tangga kalian selalu baik baik aja,dan secepatnya bisa memberikan ibu cucu,"

"In syaa Allah ya Bu akan kami usahakan,doakan saja yang terbaik,"

Ibu Ana pun tersenyum dibalik telpon.

Setelah cukup mengobrol dan berbasa-basi, akhirnya Farid menyudahi telponnya dan mencoba menghubungi kembali Nomor Ana. Sebelum Farid akan menelpon nomor Ana, tiba tiba dia datang sambil membawa tas ransel bewarna navy. Sepertinya Thya meminjamkan tas ranselnya untuk membawa pakaian milik Ana.

"Assalamualaikum," ucap salam Ana

"Wa'alaykumussalam, darimana saja kamu Ana?," ucap Farid penuh selidik

Ana terdiam sejenak,ada kemarahan Dimata Farid,namun sebisa mungkin Ana bersikap normal.

"Dari rumah ibu ma," sahut Ana tanpa ragu

"Bohong kamu!," ucap Farid yang mulai marah karena mendengar kebohongan Ana

Ana seolah tertangkap basah,namun dia pun tidak ingin melakukan pembelaan,biarkan dia dengan segala prasangkanya. Ana seolah tidak peduli lagi dengan kemarahan suaminya,ia pun segera meninggalkan Farid yang masih menunggu jawaban Ana. Farid merasa tidak dihargai sebagai suami dia pun langsung menyusul Ana ke kamarnya.

Farid membanting pintu cukup keras setelah dia berhasil masuk kedalam kamar.

"Ana jawab saya dari mana kamu selama seminggu ini?!,"ucap Farid yang sudah tidak lagi bisa menahan kemarahannya.

"Dari rumah ibu mas,aku sudah bilang kan,"

"Kamu pikir saya percaya,bahkan belum lama ibu kamu saya telpon dan menanyakan kabar kamu,lalu untuk apa dia menanyakan kabar kamu jika kamu bersama ibu,Hah!," sahut Farid yang membuat Ana melupakan hal itu,ya Ana tidak berpikir kalo laki-laki sibuk dihadapannya ini akan menelpon ibunya.

Ana terdiam dia tidak tahu harus menjawab apa,dia pun tidak ingin mengatakan kebenaran bahwa dirinya menerima perawatan dirumah sakit.

"Sudahlah mas,kenapa kamu jadi peduli seperti ini terhadap saya,urusi saja yang menjadi prioritas kamu, sedangkan saya tidak usah," ucap Ana yang mengatakan hal memilukan saat ini.

"Apa maksud kamu? jelas saya peduli kamu istri saya,jadi kamu juga bagian dari prioritas saya,"

Ana tersenyum miris.

"Benarkah? terima kasih sudah memprioritaskan aku dengan segala ketidak pedulian mas,saya berstatus istri mas hanya diatas kertas saja tapi realitanya tidak begitu mas,jadi berhenti mengatakan hal-hal yang konyol," ucap Ana yang merasakan perih dimatanya karena menahan air matanya.

"Kenapa kamu berpikiran seperti itu,kamu istri saya dan itu tidak akan bisa dipungkiri."

"Sudahlah mas,saya lelah. Saya tidak mau berdebat dengan kamu,oiya selamat atas pertunangan mas,semoga lancar sampai hari H,aku turut berbahagia," ucap Ana yang langsung merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur,badan Ana tiba-tiba demam,dan Farid menyadari hal itu.

Farid diam tanpa kata,dia merasa bersalah dengan apa yang terjadi,namun ia pun tidak bisa mengatakan yang sebenarnya,karena menurutnya ini adalah urusan yang harus dia selesaikan tanpa melibatkan keluarga.

"Ana,saya masih bicara kenapa kamu malah merebahkan diri,ini masih pagi Ana,"

"Aku capek mas,mau istirahat saja," ucap Ana yang mulai memejamkan matanya

"Kenapa dengan Dia, wajahnya pucat sekali apa dia sakit?," ucap Farid dalam hatinya

Farid tak mau ambil pusing dan memilih meninggalkan kamar utama dan pergi ke kamar pribadi miliknya,entahlah kejadian hari ini cukup menguras emosinya terlebih Ana yang seolah menentangnya.

***

Setelah shalat Zuhur Farid keluar dari kamarnya ,dia berpikiran akan makan siang ketika yang lain selesai,dia masih kesal dengan kejadian tadi pagi.

"Mamah dan anak saya kemana?," tanya Farid pada salah satu pelayannya

"Nyonya besar mengajak nona muda ikut ke acara amal yang diadakan oleh teman-teman arisan nyonya besar tuan," sahut salah satu pelayan

"Kok,anak saya di ajak si,itukan acara orang dewasa dan banyak orang-orang yang ga kita tahu mereka sakit atau sehat,apa Ana juga ikut?," kekesalan Farid semakin menjadi saat mengetahui anaknya di ajak keluar rumah

Pelayanan itu sedikit menunduk,dia takut tuannya akan marah besar.

"Nyonya Ana tidak ikut tuan,bahkan sejak tadi dia belum keluar kamar," sahut pelayan tersebut yang nyawanya seolah terancam

"Apa!,"

Farid langsung menuju lantai atas untuk melampiaskan kemarahannya,dia merasa kecewa dengan Ana yang tidak becus menjaga Anak-anaknya dan malah enak-enakan tidur, sedangkan anaknya sedang bergelut dengan polusi udara di luaran.

Blugghhhhhhhh (suara pintu terbuka yang di banting 😂)

Ana terkejut dengan pintu yang dibanting oleh Farid,dengan kepala pusing Ana mencoba menetralkan semuanya.

"Ana! pikiran kamu dimana,kenapa kamu malah enak-enakan tidur disini sedangkan anak saya ikut dengan mamah,kenapa kamu tidak becus jadi ibu Hah!," ucap Farid sarkas tanpa memikirkan lagi perasaan Ana.

Ana mematung setiap kata yang keluar dari mulut Farid,bagai sembilu yang menghujam jantung. Bukankah Farid keterlaluan,Ana yang beberapa hari baru pulang dari rumah sakit, memutuskan untuk pulang kerumah suaminya karena tidak enak terlalu lama meninggalkan rumah,tapi ini yang Ana dapatkan, menyedihkan.

***

😭😭😭

LIKE ,KOMEN,VOTE segala bentuk dukungan tolong ya di bantu🤣😁❤️❤️❤️

Terpopuler

Comments

Vera Wilda

Vera Wilda

sama kamu juga gak becus jd suami Farid .....
maling teriak maling....

2024-02-16

0

🅕🅘

🅕🅘

emang gak becus. tapi anda sebagai suami gimana😦

2022-07-21

0

Iis Sugiyanti

Iis Sugiyanti

hey Farid gw ini bini Lo, bukan baby sister ..y

2022-01-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!