Pukul 10 malam Ana di antarkan pulang oleh Thya ,diperjalanan pulang wajahnya cukup murung seolah banyak hal yang dia pikirkan. Seperti waktunya tidak akan banyak lagi bersama Farid. Ana masuk menuju kamarnya dia membersihkan diri dan kemudian membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur, kepalanya berisik Solah banyak suara suara yang berbicara,dia terpukul dengan kenyataan yang ia dapati hari ini.
Selang 1jam kepulangan Ana,tak lama Farid pun sudah berada didalam kamar,dia memandang Ana yang sudah terlelap,Farid merasa bersalah atas kejadian hari ini,dia berjanji akan menjelaskan semuanya setelah Farid menemukan orang yang sudah menghancurkannya. Jadi dia akan membiarkan Ana dengan kesalahpahaman karena Farid yakin ini tidak akan lama.
Setelah membersihkan diri,Farid ikut berbaring disamping Ana, memandangi punggung istrinya yang entah kapan sudah terlelap. Setelah cukup lama memandangi ana akhirnya Farid tertidur,hal itu terdengar dari dengkuran halus yang berasal dari Farid.
Ana bangun dan keluar dari kamarnya,dia tidak kuat satu ruangan dengan laki-laki yang sudah jelas mengkhianati pernikahannya, meskipun belum ada rasa cinta seharusnya Farid tidak menyakitinya untuk alasan ini,ana kecewa.
"Jika mengingat kejadian ditempat tadi semuanya terasa mimpi mas,jika saja aku tahu hal ini akan terjadi ,aku bersumpah tidak akan mengkhianati mendiang suamiku," gumamnya
Ana kini berada diruang tv,dia tidak bisa memejamkan matanya,dia berpikir mengenai rencana selanjutnya setelah memutuskan untuk meninggalkan rumah yang hampir 1 tahun ini dia tinggali.
Pukul 1 pagi kantuk menyerangnya,dia pun tertidur di ruang tv. Azan subuh berkumandang,Farida yang melihat keberadaan menantunya sedang tertidur disana merasa heran pasalnya Farid sudah pulang,jadi untuk apa dia tertidur disana.
"Ana ,bangun na, ini sudah subuh," ucap ibu membangunkan ana dan tak lama ana pun terbangun
"Ehh ibu,.."
"Kenapa kamu tidur disini,apa kamu menunggu Suamimu, bukankah dia sudah pulang?," pertanyaan demi pertanyaan dilontarkan ibu mertuanya namun Ana hanya menjawabnya dengan senyuman.
**
Semua hidangan sudah siap,Ana tidak memanggilkan Farid seperti biasanya,dia memilih untuk mengambil Hana dan menyuapinya di taman komplek dengan stroller yang dia bawa.
Farida seolah membaca sesuatu dari sikap ana,karena sebelumnya tidak pernah, meskipun hubungan mereka tidak romantis. Farida memanggil anaknya ke kamarnya,Farid yang disusul ibunya pun merasa aneh karena biasa ya Ana yang melakukan hal ini.
"Nak,sarapan lah, semuanya sudah siap," ajak Farida pada putranya
"Iya mah, sebentar,"
Dimeja makan itu hanya ada Farid dan Farida , keduanya makan dengan hikmat tanpa ada pembicaraan,namun setelah makan Farida membuka suara.
"Mas,apa sampai saat ini kamu belum bisa mencintai istri kamu?," tanya Farida pada Farid untuk memastikan
Farid terdiam,dia bingung harus menjawab apa.
"Kenapa kamu diam,apa kamu belum bisa menerima Ana seperti kamu mencintai Hana?,"
"Hana dan Ana itu berbeda mah,Hana adalah orang yang sangat aku cintai dan aku akan selalu mencintainya, sedangkan Ana orang yang belum lama aku nikahi,jelas saja perasaanku belum ada,jika pun ada tidak akan sebesar perasaanku untuk Hana," sahutnya panjang lebar tanpa disadari Ana sudah ada disana dan mendengarkan semuanya.
"Apa kamu yakin,jika perasaanmu untuk Ana tidak akan lebih besar? mamah tidak percaya, meskipun Hana adalah orang yang sangat kaku cintai tapi dia telah tiada,kamu harus mengiklaskan semuanya,"
"Entahlah mah,aku masih belum bisa menghilangkan Hana dari pikiran ku bahkan mungkin tidak akan pernah hilang,namun aku akan berusaha mencintai Ana meskipun tidak tau kapan hal itu akan terjadi,"
"Jangan bersikap bodoh! atau kamu akan menyesali semuanya,"
Ana yang mendengarkan obrolan keduanya semakin tidak tahan,dia menyadari bahwa Farid tidak memiliki perasaan untuknya,namun ketika ia mendengar secara langsung hal itu membuatnya semakin sakit.
Setelah keduanya cukup lama diam, akhirnya Ana menampakkan wajahnya,dia seolah baru datang dan tidak mendengar semuanya.
"Ehh Ana ,sejak kapan kamu datang?," tanya Farida yang merasa khawatir kalau Ana mendengarkan semuanya
"Ana baru saja datang mah,aku izin ke kamar ya,Hana sudah selesai makan dan dia saat ini masih dengan susternya.,"
"Silahkan Ana," Ana melangkahkan kakinya Tampa melihat kearah Farid,dia tidak ingin bertatapan langsung dengan wajah yang secara tidak langsung sudah menyakitinya.
***
Hari demi hari Ana lewati tanpa berkomunikasi dengan Farid , beberapa kali Farid mencoba mengajak Anak berbicara namun ada saja hal yang menghalanginya. Berat badan ana seperti menurun, akhir-akhir ini nafsu makannya tidak cukup baik,sehingga beberapa kali dia harus merasakan asam lambungnya kambuh.
Sakit Ana semakin parah,dia memutuskan untuk pergi kerumah sakit,Ana meminta bantuan pada Thya dan dengan senang hati dia membantunya. Ana berpamitan pada Farida untuk keluar bersama sahabatnya,dan hal itu Farida percaya karena Thya yang meminta izin secara langsung.
Tanpa meminta izin pada Farid,Ana langsung meninggalkan rumah itu dan pergi menuju rumah sakit,Ana sudah tidak kuat lagi,karena beberapa hari ini dia hanya membuang isi perutnya tanpa ada makanan yang ia konsumsi.
Ana diantar untuk berkonsultasi dengan dokter, setelah melakukan pemeriksaan ternyata dokter menyarankan agar Ana dirawat saja,karena Ana sudah kehilangan banyak cairan .
"Ana,kenapa kamu tidak bilang sama suami dan mertua kamu kalau kamu sedang sakit?," ucap thya merasa heran.
"Aku tidak mau merepotkan mereka,"
"Apa maksudmu merepotkan? bukankah mereka keluarga mu juga dan mereka berhak tau kalau kamu sedang sakit,"
"Mereka tidak perlu tau,dan aku yang tidak mau membuat mereka mengkhawatirkan aku,aku akan menelpon mereka dan mengabari bahwa aku tidak akan pulang hari ini,dan beralasan untuk menemui ibu,"
"Ana,aku tidak tau apa yang terjadi dengan rumah tangga mu,namun apapun itu kamu boleh bercerita dengan aku,aku siap mendengarkan semuanya. Kamu percaya bukan padaku? " ucap thya yang mulai menyadari ada hal yang tidak beres dengan sahabatnya.
Ana mengangguk.
"Nanti akan aku ceritakan,tapi tidak sekarang. Aku janji akan menceritakan semuanya, bersabarlah karena aku pun ingin membaginya dengan mu,"
Ana menghubungi rumah mertuanya dan setelah tersambung dia mengatakan sedikit kebohongan untuk pulang kerumah orangtuanya,padahal kini dia sudah berada di rumah sakit untuk menjalani pengobatan.
Setelah mendapatkan izin Ana yang kini sedang diperiksa oleh dokter,dia menanyakan mengenai hasil laporan kesehatannya,karena Ana melakukan medical check up keseluruhan, termasuk masalah kehamilan dan kondisi rahim ataupun organ reproduksinya.
"Hasilnya paling cepat sore ini dan paling lambat besok pagi,jadi ibu Ana harap bersabar. Apa tidak ada wali anda seperti suami atau orang tua?," tanya dokter yang melihat keberadaan Ana sendiri karena Thya izin pulang lebih dulu.
"Ada dok kakak saya,tapi dia sedang pulang," ucapnya berbohong dengan menyebut Thya kakaknya
"Baiklah, setelah hasilnya keluar saya akan langsung menghubungi ibu ,kalau gitu saya permisi," ucap dokter berpamitan dan langsung meninggalkan ruang inap Ana.
***
Like,komen dan vote selalu aku tunggu dari kalian hehe terima kasih ..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Vera Wilda
Rumah Tangga yg tidak sehat, tidak ada komunikasi, dan tidak ada keterbukaan ...
lebih baik berpisah, dr pada menyiksa diri....
2024-02-16
0
Joice Meitasari
😭😭😭
2020-12-31
0
Tuti haryati
sedihhh
2020-08-16
0