Kewajiban

"Mas, kamu sudah pulang ,tumben biasanya tengah malam baru kembali dari kantor Apa pekerjaanmu sudah selesai? Tanya ana sedikit berbasa-basi

"Iya hari ini pekerjaan saya tidak terlalu banyak, jadi saya bisa pulang lebih awal dan menemui kalian di rumah."

"Apa Mas udah makan?"

"Kebetulan saya belum makan,apakah boleh jika saya meminta kamu menyiapkan makan untuk saya ?sambil kamu menyiapkan makan, Saya akan membersihkan diri terlebih dahulu badan saya terasa lengket oleh keringat,"

"Baik, saya akan menyiapkan makan malam untuk mas. Apa mas mau saya siapkan air hangat? karena ini sudah malam tidak baik jika Mas mandi menggunakan air dingin. Saya juga akan menyiapkan pakaian mas setelah itu saya akan menghangatkan makanan,apa ada yang bisa saya bantu lagi Mas?"

Farid tertegun dengan sikap ana yang begitu melayaninya, apa dia begitu jahat ketika dia tidak memiliki perasaan untuk ana sampai saat ini. Dia wanita yang baik, Farid bertekad untuk bisa mencintai ana,dia tidak ingin menyia-nyiakan wanita sebaik ana.

"Ana apakah saya boleh bertanya sesuatu kepada kamu?"

"Silakan mas Apa yang ingin kamu tanyakan?"

"Apa kamu bahagia dengan pernikahan kita yang sudah berjalan selama 6 bulan ini,apa kamu sudah menerima pernikahan ini sepenuhnya termasuk saya dan anak saya? "

Ana terdiam sejenak mendengar pertanyaan yang diberikan oleh Farid, sesungguhnya dia sudah mendapatkan jawaban jika sewaktu-waktu Farid bertanya hal ini. Namun jawaban itu sudah ana hilangkan, dia tidak mau lagi memikirkan hal-hal yang berhubungan dengan perasaannya karena itu akan sangat menyakitkan baginya.

"Apakah pertanyaan yang mas Farid ajukan kepada Ana harus Ana jawab? sungguh awalnya Ana sudah tau jawabannya apa yang akan Ana berikan jika mas Farid sewaktu-waktu menanyakannya hal ini,namun sayangnya Ana tidak sengaja melupakan jawabannya. Jadi Ana memilih untuk tidak menjawab pertanyaan mas Farid, apa tidak apa-apa?".

Farid mengerutkan dahinya,dia tidak mengerti apa yang anda ucapkan Ana, karena menurutnya apa yang ditanyakan saat ini bukanlah hal yang sulit. Namun berbeda bagi Ana ,pertanyaan ini adalah pertanyaan dasar untuk sebuah pernikahan yang ia jalani,tapi Farid belum sepenuhnya menerima pernikahan ini, jadi Ana lebih memilih untuk diam dan tidak mau menjelaskan banyak hal tentang isi hatinya dia cukup memendamnya dan biarkan waktu yang akan menjawab.

Apakah Ana akan tetap disamping Farid atau pergi meninggalkan rumah yang berapa bulan ini telah jadi bagian dari kehidupannya, dan sejujurnya Ana masih memikirkan mendiang suaminya sama halnya Farid, meskipun Ana terlebih dahulu memutuskan untuk memulai hubungan baru dengan Farid.

"Apakah pertanyaanku begitu sulit sehingga kamu tidak bisa menjawabnya saat ini, tapi mas tidak akan memaksa namun untuk malam ini apakah aku boleh bercerita banyak hal. Aku harap kamu mau menjadi pendengar ku. " ucap Farid untuk pertama kalinya meminta Ana mendengarkan isi curhatannya.

Kali ini Ana yang merasa heran dengan permintaan Farid, Farid adalah orang yang tertutup dan tidak pernah menceritakan apapun tentang kehidupannya namun kali ini Ana pun penasaran, apa yang akan diceritakan dan kenapa Farid tiba-tiba mengajak anak berbicara terlebih lagi hubungannya yang kurang baik akhir-akhir ini.

"Baiklah mas setelah selesai membersihkan diri dan makan malam, mari kita berbicara dan aku akan mendengarkan apa yang akan mas Farid sampaikan."

"Terima kasih ana,"ucap Farid yang tiba-tiba langsung memeluk anak dengan erat, seolah dia tidak ingin melepaskan pelukannya dari tubuh Ana, dia butuh sandaran dia butuh pelukan karena persoalan yang dihadapi saat ini tidaklah mudah ,dan Farid berharap Ana akan melakukan hal itu, dan memberikan kenyamanan untuknya,ya semoga saja Ana bersedia melakukannya.

Setelah membersihkan diri dengan air hangat yang disiapkan oleh Ana, Farid juga menggunakan pakaian yang disiapkan oleh istrinya yaitu baju tidur yang sehari-hari digunakan Farid. Farid beranjak ke arah meja makan untuk menyantap makanan yang sudah dihangatkan Ana, seketika farid memandang wajah ana yang begitu teduh dan menenangkan dan hal itu disadari oleh anak.

Tidak ada pembicaraan di meja makan Ana menemani Farid untuk menyantap makan malam nya tanpa berbicara sepatah kata pun, begitu pun dengan Farid dia lebih memilih untuk menikmati makanan yang disediakan oleh istrinya.

Setelah selesai makan Farid mengajak Ana untuk pergi ke kamar,Farid ingin melakukan sesuatu dengan Ana, semoga saja Ana menyetujuinya dan dia adalah laki-laki normal yang membutuhkan nafkah batin karena sejak kepergian mendiang istrinya satu setengah tahun yang lalu,Farid benar-benar berpuasa untuk tidak melakukan hubungan suami istri. Hal itu berlanjut setelah dia menikahi Ana selama 6 bulan ini. Persoalan yang begitu banyak membutuhkan pikiran yang rileks,dia ingin mengistirahatkan diri dan tidurnya dalam kepuasan yang hanya bisa dapatkan dari Ana itupun jika Ana memberikannya.

Sesampainya di kamar Farid sudah tidak bisa menahannya lagi, dia ingin meminta haknya kepada Ana, sebagai laki-laki normal bukankah sudah terlalu lama Farid penahannya. Dengan penuh keberanian meskipun ada rasa takut jika Ana tidak memberikannya, namun pari tetap mencoba dia tidak ingin menundanya lagi,Farid sangat membutuhkannya, meskipun perasaan cinta itu belum ada.

"Ana bolehkah aku meminta hakku sebagai suami yang sudah menikahi mu, sebagai laki-laki normal aku sudah tidak bisa lagi menahan nya semenjak kepergian mendiang istriku berlanjut setelah aku menikahimu. Selama 2 tahun ini aku bekerja keras untuk menahan hasrat ku sebagai seorang laki-laki normal."

Anak begitu terkejut mendengar permintaan yang Farid sampaikan ,ini bukan hal yang mudah untuk anak, karena dia pun tidak jauh berbeda dengan Farid seorang wanita normal yang membutuhkan sentuhan seorang laki-laki. Sampai kapanpun seorang wanita masih bisa menahannya, namun hal itu tidak bisa dilakukan oleh seorang pria. Patut diacungi jempol karena Farid berhasil menahannya sampai saat Ini.

Entah keberanian darimana Ana pun menyetujui keinginan Farid,karena dia menyadari bahwa itu adalah kewajibannya sebagai seorang istri yang sudah menjadi hak suaminya. meskipun perasaan untuk mendiang suaminya belum sepenuhnya hilang,akan sangat berdosa jika Ana tidak memenuhi kewajibannya, terlepas Farid akan menerimanya atau tidak.

Farid tersenyum bahagia, sejenak dia ingin melupakan persoalan yang terjadi dan memilih untuk merilekskan tubuh dan pikirannya.

Sentuhan lembut yang diberikan Farid pada Ana membuat Ana terbuai dan merasa terbang,Farid melakukannya dengan lembut dan hati-hati,Farid menyadari hal ini seperti baru kembali untuk keduanya. Setelahnya biarlah mereka berdua yang menikmati malam syahdu, meskipun akan banyak Lika liku yang akan kembali mereka hadapi.

**

Author nya lagi saum adegan dewasa yang berlebih-lebihan ditiadakan hehe

jangan lupa like komen dan vote ❤️😉

Terpopuler

Comments

Chie Ndut

Chie Ndut

ana,,,, mau dimadu,, udah disentuh duluan,, 🙈
mg" farid tdk bnr" mengambil keputusan utk poligami,, 😔

2020-12-23

0

Tuti haryati

Tuti haryati

hahayyy

2020-08-16

0

Isme_MakRem

Isme_MakRem

mode sensor ya thor🤭🤣

2020-06-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!