18

Gio memarkirkan motornya dengan asal di depan rumah haji Malik.Kemudian lelaki itu terburu-buru memasuki rumahnya ia melihat Indri dan Mira yang sedang histeris juga ada beberapa tetangganya di sana, ada teh Susi dan bude Samsiah juga neng Lela yang sedang menenangkan Indri.Begitu melihat Gio, Indri langsung saja menubruk adiknya itu dan menangis dengan histeris.Bahkan Gio bisa melihat mata kakanya sudah membengkak dan sembab, Sepertinya Indri tak berhenti menangis sejak tadi.

"Gi, Billa gak ada. " tangis Indri terdengar begitu menyayat hati dan perasaan Gio saat ini.Dirinya memeluk dan mengusap punggung sang kaka dengan hati dan perasaan kacau.

"Kaka tenang ya, aku pasti nemuin si bajingan itu secepatnya.Kaka jangan kaya gini, nanti Kaka sakit kalau terus-terusan nangis gini, Ka. " Gio berusaha menenangkan kakanya dengan kalimat-kalimat lembut.

Indri menggeleng dan terus menangis." Kalau ada apa-apa sama Billa gimana, Gi? Kaka takut Mas Bian ngejual Billa ke orang jahat. " tangis Indri semakin pecah dan tak terbendung lagi dan itu membuat Gio semakin ruwet saat ini.

"Yang sabar Ndri, Kita tunggu kabar dari kang Aris sama Pak rt aja dulu. " teh Susi berusaha menenangkan Indri.

"Iya Ndri.Yakin aja kalau Billa baik-baik aja Bian kan ayahnya gak mungkin lah dia menyakiti Billa, yang adalah darah dagingnya sendiri. " timpal bude Samsiah.

"Iya Mbak, Yang sabar ya semoga Mas Bian cepet ketemu.Dan kalau Gio mau nyari Mas Bian biar Lela temenin hayuk aja kemana pun kalau sama Gio. " ujar Lela sembari melirik Gio dengan wajah malu-malu membuat Gio mual seketika dan menatap sinis padanya.

"Kaka tenang dulu, Aku hubungin Andre sama Rehan dulu. " Gio menyuruh Indri duduk lalu ia merogoh ponselnya.Yang seketika saja membuat bola mata Lela membesar melihat ponsel mahal milik Gio.

"Hmm, Gi, wa Lela masih yang lama kok. " ucapnya yang sama sekali tidak di pedulikan oleh Gio.

Lela menatap heran pada Gio yang sedang mengutak-atik ponsel mahalnya, dirinya berpikir ponsel siapa yang sedang di pakai Gio saat ini.Meski otaknya sedikit lemot tapi Lela tahu bahwa itu ponsel mahal keluaran terbaru lagi, Lela tahu betul dengan keadaan dan kehidupan Gio yang pas-pasan seperti ini mana mungkin kebeli ponsel semahal itu.

"Emangnya Gio kerja apa sih? kok hapenya bagus dan mahal banget? Lela juga pengen nanti beli ah minta ke ayah. " ucap Lela yang hanya di dengar oleh bude Samsiah dan teh Susi saja karena Gio sedang menelepon Andre.Sedangkan Mira dan Indri sama sekali tidak mempedulikan apa pun bahkan dirinya tak mendengar apa-apa hanya Billa yang di pikiran mereka saat ini.

Selang beberapa menit kemudian mang Aris menelepon dan mengatakan bahwa Bian menghubunginya dan meminta tebusan jika ingin Billa di kembalikan. Mendengar semua itu rahang Gio mengetat dan tak kuasa menahan emosinya, Bagaimana tidak pria berengsek itu meminta tebusan sebanyak 50 juta, dengan uang sebanyak itu dari mana Gio mendapatkannya. Tidak mungkin ia meminta pada ayah mertua maupun istrinya, Ah, Gio jadi ingat Ayana sedang apa perempuan itu sekarang.Bahkan Gio belum mengiriminya pesan ingin mengatakan kalau sekarang Gio sedang ada urusan mendadak, nanti sajalah pikirnya dia akan menelepon istrinya.

"Bagaimana ini, Gi? " tanya Indri dengan suara yang sudah serak.

"Sabar Ndri, Kalau kamu terus-terusan menangis seperti itu yang ada kamu sakit nanti. " omel Mira merasa pusing juga Indri terus mendesak Gio yang bahkan sedang merasa buntu saat ini, dirinya tidak tega melihat si bungsu dalam keadaan kacau begitu.

"Ibu ini gimana sih? gimana aku mau tenang bu sementara Billa di bawa Mas Bian.Dan minta tebusan sebanyak itu. " kesal Indri dengan suara keras.

"Itu semua salah kamu sendiri, Siapa suruh gak mau dengerin Ibu dan menurut aja sama orang gila itu, " sahut Mira dengan penuh emosi." Lagian kamu dari mana tadi sampe Billa di bawa Bian kamu gak tau? "

"Aku kan dari warung Bu, beli keperluan kita dan roko Bian. " suara Indri tak kalah keras menyahuti ibunya." Ibu pikir aku gak tersiksa sama dia, Bu?! " sungut Indri menatap ibunya begitu tajam, dia sudah lelah di salahkan, Indri juga sangat menyesal menikah dengan lelaki itu.

"Rasain sendiri, Ndri.Itu lah akibatnya kalau menikah sama preman. " sewot Mira yang sudah sangat muak sekali.

"Ibu kenapa sih bisanya cuma nyalahin aku terus?Kenapa sih, Bu_"

"Diam!! " bentak Gio seraya menyugar rambutnya sendiri." Bisa gak Ibu sama Kaka gak saling menyalahkan? Dengan keadaan seperti ini harusnya kita mendoakan keadaan dan keselamatan Billa agar Billa baik-baik aja.Bukan malah saling menyalahkan begini. " Omel Gio dengan emosi seraya menatapi kedua wanita yang paling ia sayangi itu.Indri dan Mira tidak menyahuti hanya air mata mereka saja yang terus meluruh.

Amanda yang sejak tadi mendengarkan di depan pintu rumah Gio pun segera kembali ke rumahnya, ia berlari mencari abinya yang entah sedang apa. Amanda melihat abinya yang sedang menonton ceramah ustad somed di kamarnya, Langsung saja Amanda menghampiri abinya itu.

"Abi. " Amanda segera duduk di hadapan haji Malik.

"Kenapa, sayang? " tanya haji Malik lalu mengecilkan volume tivi agar bisa medengarkan cerita anaknya.

Amanda menatap haji Malik dengan senyum kaku, dirinya jadi bingung ingin mulai dari mana dulu." Manda kenapa? ada yang mau di omongin ke abi nak? " tanya haji Malik dengan menatap lekat putrinya.

"Bi.Kalau Amanda minta sesuatu ke Abi, Kira-kira abi bakal nurutin gak? " tanya Amanda dengan hati-hati.

Haji Malik terkekeh melihat putrinya yang sudah beranjak dewasa ini." Kamu mau apa, sayang? Abi akan menuruti permintaan kamu apa pun itu, Selama Abi mampu. "

Amanda tersenyum menatap ayahnya, seketika harapannya membuncah dan melambung tinggi, ia tak sabar ingin segera halal dengan Gio, ah, baru begini saja Amanda sudah memikirkan resepsi mereka pakai adat sunda atau adat jawa. Dan ia nanti akan memakai siger sunda atau paes khas penganting jawa yang sudah terkenal dengan keindahan dan keanggunannya.

"Tadi Manda dengar Mas Bian minta tebusan sama ka Indri, Bi. " ucap Manda dan masih bingung melanjutkannya.

"Oh, rupanya si Bian gak ada kapoknya ya? Padahal waktu itu udah bersumpah segala tapi di ulang lagi aja. " sahut haji Malik, tak percaya pada kelakuan ipar calon menantunya itu.

"iya, dan Abi tahukan, kalau Ka Indri gak bakalan punya uang sebanyak itu untuk menebus anaknya? Abi tahu gak sekarang mereka lagi buntu banget? " ujar Amanda begitu serius dan menggebu-gebu, haji Malik hanya mengangguk membenarkan karena ia pun tahu betul.

"Iya abi tahu, Lagian berapa duit sih nak, si Bian mintanya? " tanyanya penasaran.

"50 juta, Bi.Apa gak banyak banget itu duit? dari mana mereka dapat uang sebanyak itu coba? " ucap Amanda seraya mendekati Abinya agar lebih dekat dan bisa merayu.

"Kenapa sih, anak abi ini mendadak kolokan gini? " haji Malik menatap heran

"Bi.Kalau Manda manfaatin situasi ini gimana?mereka sedang terjepit, Bi.Gimana kalau abi menawarkan bantuan, dengan imbalan Gio mau menikahi Amanda saat ini juga.Gimana, Bi? " tanya Amanda dengan wajah berharap penuh pada pria dengan janggut putih memanjang itu.

"Sayang, itu namanya memanfaatkan situasi orang yang lagi kesusahan, memanfaatkan situasi orang yang sedang terjepit itu gak baik, Nak. " cegah haji Malik cepat.

Amanda menggeleng seraya menatap abinya, Ia tak terima dan tetap ingin memaksakan kehendaknya." Hanya ini jalan satu-satunya Bi, Agar Manda bisa segera bersatu sama Gio.Manda takut Gio terpikat dengan wanita lain yang lebih dari segalanya dari Manda. " air mata Manda sudah menumpuk dan sebentar lagi jatuh.

Haji Malik menghela napas bingung akan keinginan putrinya itu." Tapi kalau dengan cara seperti ini tidak baik, Manda.Dan kedepannya pun tidak akan baik apa lagi di paksakan seperti ini. Menikah itu harus di awali dengan yang baik-baik bukan seperti ini, Sayang, " Haji Malik mengusap air mata Manda dengan ibu jarinya yang gemuk itu.

Amanda menggeleng dengan air matanya yang sudah tak terbendung lagi." Abi gak sayang sama Manda, Amanda selalu menuruti semua keinginan Abi, tapi abi apa? Manda hanya meminta ini aja, abi tidak sanggup menuruti. " ucap Amanda di sela tangisnya haji Malik terdiam, mendengar permintaan putri kesayangannya, Amanda yang terdengar konyol itu menurutnya.

"Ya udah gapapa, Bi.Kalau abi gak mau, tapi jika besok pagi Abi di permalukan oleh warga jangan salahkan Manda. " ancam Amanda dengan tegas membuat haji Malik terkejut tentu saja, dalam hati dia yakin kalau Amanda tidak mungkin akan berbuat hal yang nekat .

"Manda jangan mencari masalah, Nak.Abi tidak pernah mengajarimu berbuat yang akan merugikan dirimu sendiri. " cegah haji Malik dengan tegas.

"Ya udah kalau Abi gak mau ayo sekarang ke rumah Gio, sanggupi permintaan Manda. " ajak Manda dengan memaksa.

Akhirnya mau tidak mau haji Malik mengangguk seraya mengiyakan.Lalu dirinya ke rumah Gio untuk memastikan dulu tidak ingin langsung mendatangi lalu menawarkan bantuan.Jika mereka bertanya maka haji Malik akan menjawab dengan alasan apa dirinya tidak ingin menanggung malu.

...☘☘☘☘☘☘...

Ayana mematut dirinya di cermin sudah sangat sempurna sekali, pikirnya.Saat ini Ayana memakai baju tidur tipis berwarna merah polos yang memiliki belahan dada sedikit rendah.Dirinya sengaja ingin tampil sempurna di depan Gio untuk malam pertama mereka.Ayana sudah memutuskan akan memberikan hak dan kewajibannya kepada Gio, yang selama ini selalu sabar menunggunya.

Bayangkan saja selama tiga bulan mereka menikah, Gio hanya bisa sabar menunggu kapan Ayana siap.Dan kali ini Ayana sudah siap lahir dan batin akan menyerahkan dirinya secara utuh kepada Gio.Ayana berpikir jika sendainya suatu saat nanti mereka berpisah maka dirinya ingin memberikan kenangan-kenangan indah kepada suami bocahnya itu, Bukan hanya kenangan buruk saja atas sikap dan perlakuannya selama ini.

Ayana sadar bahwa dia memperlakukan Gio dengan sangat buruk selama tiga bulan ini.Maka dari itu, Ayana akan mulai belajar membuka hati pada lelaki tengil itu, walau tidak bisa mencintainya dengan tulus, tapi setidaknya bisa memberikan kewajibannya sebagai seorang istri.

"Gio pasti suka yang ini. " Ayana menyemprotkan parfum ke tubuhnya, parfum yang selalu Gio suka jika Ayana sedang memakainya.Kata Gio parfum itu paling ia suka baunya karena menenangkan dan membuatnya merindukan Ayana terus. Mengingat itu wajah Ayana bersemu merah dirinya sedikit melayang oleh kata-kata si tengil itu.

"Dia kemana dulu sih? Kok belum pulang. " Usai memoleskan lip glos ke bibirnya Ayana membuka tirai jendela melihat ke bawah dan keluar.Siapa tahu suaminya baru sampai di halaman rumah namun ternyata tidak ada siapa pun,Hanya ada Pak Satpam yang sedang main gaple dengan temannya.

"Jangan-jangan Gio mampir dulu kemana gitu. Dan bisa aja dia mau ngasih gue kejutan? " ucap Ayana seraya mesem-mesem sendiri, bahagia dengan hayalannya.Sambil menunggu Ayana memutuskan untuk menonton Netflox series thailand yang baru saja rilis.Sembari menunggu Gio pulang dirinya rebahan dengan sekotak kukis non karbo cemilan dietnya.Namun waktu tak terasa hingga malam Ayana bahkan sampai ketiduran Gio belum juga pulang.

...🍀🍀🍀🍀🍀...

Sementara di lain tempat, haji Malik dan Gio sedang berhadapan saat ini.Gio menunduk malu campur takut saat baru saja menolak tawaran haji Malik.Bukan dirinya tidak butuh dan terdesak saat ini, tapi Gio tidak bisa menerima tawaran gila itu.Sebenarnya tidak gila sama sekali bahkan itu sangat menguntungkan Gio, bagaimana tidak, dirinya hanya di suruh menikahi Amanda gadis yang ia cintai, bahkan kekasihnya saat ini.Dan malam ini juga Gio di suruh ijab kabul dan haji Malik akan memanggil penghulu Akmad tetangganya untuk menikahkan Gio dan Amanda.

Namun tentu saja Gio menolak, karena saat ini statusnya adalah suami Ayana.Gio tidak mungkin menikahi Amanda di saat dirinya sudah memiliki istri, yang pelan-pelan sudah mulai mengisi hatinya entah sejak kapan itu.

"Saya tanya sekali lagi, Gi.Apa benar kamu tetap menolak tawaran saya ini? " tanya haji Malik dengan perasaan kesal sekaligus malu.Gio menganggukkan kepala dengan mantap.

"Saya gak bisa, Pak.Bukannya saya gak mau tapi saya tidak ingin kedepannya berantakan.Jujur saja jika saya menerima tawaran ini, itu artinya saya menikahi Amanda dengan terpaksa.Karena jujur saja saat ini saya belum ingin dan belum siap menikahi Amanda. " Gio menarik napas sebelum melanjutkan lagi.

"Saya baru belajar kerja dengan gaji yang tidak seberapa, Pak.Dan saya ingin memperbaiki keadaan keluarga saya dulu.Setidaknya selama saya belum menikah saya ingin meringankan beban keluarga dulu agar nanti ketika menikah dengan Manda, Saya hanya fokus pada rumah tangga saya saja.Saya tidak ingin nantinya akan ada selisih paham mengenai Amanda dengan Ibu mau pun Ka Indri, Karena masalah ekonomi atau apa pun itu.Maka dari itu bulan lalu saya sudah bicara sama Manda jika ia mendesak ingin menikah dengan cepat, maka Manda, Saya suruh untuk mencari lelaki lain saja yang sudah siap lahir batin.Karena jujur untuk saat ini saya belum siap, saya tidak ingin memberi harapan palsu pada putri Bapak.Dan juga tidak ingin membuatnya menunggu dengan sia-sia. " ungkap Gio panjang lebar.

Haji Malik tak bisa berkata-kata lagi, beliau hanya diam dengan wajah malu.Tentu saja malu tiba-tiba mendesak Gio meminta yang sedang dalam keadaan terjepit seperti ini." Saya sebenarnya kecewa pada kamu, Gi.Tapi bagaimana lagi, saya tidak bisa memaksa. " ucap haji Malik seraya berdiri lalu kembali ke rumahnya.

Usai itu Indri mendekati Gio, dan memeluk adiknya itu dengan tangis tertahan." Maafin Kaka, Gi." ucapnya dengan rasa bersalah.

"Kaka gak perlu minta maaf, Aku gak papa, aku baik-baik saja. " balas Gio dengan perasaan sedih." Kaka istirahat ya yang penting kan Billa baik-baik saja saat ini. Tenang aja, Kita akan jebloskan bajingan itu ke penjara. " Gio menenangkan kakanya yang sedang mencoba menahan air matanya, agar tidak turun lagi.

Indri hanya mengangguk seraya pamit ke kamarnya, Tadi setengah jam yang lalu teman Bian menelepon bahwa Billa ada pada istrinya.Saat ini bayi itu dalam keadaan baik-baik saja dan tidak rewel sama sekali bahkan sudah menyusu karena Bian membawa stok susu dari lemari pendingin yang Indri simpan, sepertinya lelaki itu memang sudah ada niat, dan tentu saja dia tidak akan menyakiti putrinya karena membiarkannya kehausan.

Gio berjalan ke kamarnya dan baru teringat pada Ayana.Seketika saja Gio kembali ke luar lalu pamit pada ibunya bahwa malam ini juga akan kembali ke pekerjaan, namun Mira mencegahnya karena takut Gio kenapa-napa di jalan.Ini sudah pukul 2 malam.Tentu saja Mira tidak akan membiarkan putranya pulang malam-malam begini.

"Bu, tolong ya, Gio ada urusan penting sama bos kalau aku bikin kesalahan nanti di pecat Bu.Terus kita mau makan apa? terus gimana sama kebutuhan kita sehari-hari? " bujuk Gio agar ibunya mengijinkan.

"Ya udah kalau kamu memaksa, Ibu ijinkan asal hati-hati dan kalau udah sampe kabarin. " akhirnya Mira melepaskan putranya karena tidak tega melihat wajah memohon itu, Dengan senang Gio mengecup pipi ibunya.Kemudian pamit buru-buru Ayana pasti sedang menunggunya.

...🍀🍀🍀🍀🍀...

Gio berjalan melewati depan rumah haji Malik dirinya tertegun melihat Amanda yang sedang berdiri tak jauh dari motornya.Perempuan itu menatap Gio dengan tatapan tajam membuat Gio heran.Sesaat dirinya teringat dan baru sadar bahwa tadi Gio membawa motor pemberian Frans kesini saking panik dan terburu-burunya, Gio sampai lupa malah kesini membawa motor mahal itu.

"Bisa kita bicara sebentar? " ucap Amanda dingin dan beku.

"Maaf, Aku buru-buru.Besok aja aku kesini lagi, dan kamu masuk sekarang udah malam ngapain perempuan tengah malam begini di luar rumah? " ujar Gio seraya memakai helmnya.Amanda tak segera menjawab, ia mendekati Gio.

"Buru-buru kemana, Gi? Mau menemui pacar kamu? enak ya kamu baru kerja berapa bulan aja udah dapet motor sebagus ini? ini pasti punya pacar kamu, kan? " tuduh Amanda dengan sinis, dirinya sudah yakin bahwa Gio memiliki wanita lain di luar sana apa lagi dengan sikapnya yang berubah dingin seperti ini pada Amanda.

"Gak usah nuduh-nuduh, Manda.Udah kamu masuk sana, Aku mau pulang. " suruh Gio dan sedikit memaksa.

"Aku gak nuduh, tapi aku yakin kalau kamu punya wanita lain, iyakan? " desak Amanda dengan suara bergetar menahan tangis.

"Ngaco, Wanita lain siapa sih, mana ada?stop deh nuduh aku yang enggak-enggak, ini motor punya bos Aku, tadi Aku pinjam karena buru-buru kesini. " kilah Gio seraya menaiki motor besar itu.

Manda tertawa sinis, dan tidak percaya sama sekali." Motor orang, Gi? tapi kok kaya motor sendiri aja ya? " sindirnya begitu sinis.

Gio yang sudah naik ke motornya pun urung dan kembali turun, lalu menghadap pada Manda." Kamu maunya apa? Kenapa kamu jadi kaya gini, hah? Kenapa sih?! " Gio sedikit meninggikan suaranya emosinya sulit di kontrol saat ini.Dia terlalu lelah dan banyak urusan, perutnya juga lapar dan kepalanya pusing, Gampang sekali emosinya naik.Amanda menatapnya lekat pada wajah kekasihnya ini.

"Yang kenapa itu kamu, Gio? Seharusnya Aku yang tanya, kamu kenapa? Bukan aku, Gi.Aku di sini masih sama dengan Amanda yang biasanya pacar Kamu, justru yang berbeda itu kamu, kamu bukan Gio pacar aku yang aku kenal dulu.Kamu berubah, Gi.Kamu kaya orang lain sekarang. " ungkap Manda dengan napas yang menggebu-gebu, Hingga tidak memberikan kesempatan untuk Gio menjawab.

"Kamu jadi kasar ke Aku, Kamu juga dingin dan cuek ke aku,Gi.Kemana perhatian kamu yang manis dan hangat itu? Kemana sikap Kamu yang sering menggoda Aku dengan kata-kata gombal yang menggelikan itu, tapi aku suka, kemana semua itu,Gi?! Kamu berubah, Kamu itu beda sekarang, apa benar sudah ada yang lain? Sudah menemukan orang baru yang menggantikan posisi aku di hati kamu, Gi? " Tanya Manda panjang lebar dengan isak tangis yang tersendat-sendat.

Gio membisu, tidak langsung menjawab semua pertanyaan Amanda." Jawab aku, Gi.Jangan diam aja, apa benar itu semua? " Amanda meraih kedua tangan Gio dan menggoyangkannya.

"Kalau pun itu benar, Aku mohon tinggalkan dia dan kembali ke Aku yang selalu akan ada di sini, Karena Aku tempatmu pulang,Gi.Dia hanya persinggahan saja, bukan untuk kamu menetap. " Amanda masih belum mendapat jawaban.Gio masih membisu seraya menatapnya.

"Gio, kenapa diam aja? " suara Manda sudah serak dan terdengar sangat sedih dan ketakutan mendengar jawaban dari Gio.

Gio menatap jatuh ke dalam dua bola mata Amanda, yang berada di depannya ini.Perempuan berwajah teduh ini tentu saja masih mengisi dan menggetarkan hatinya, Hingga saat ini.Belum ada yang berubah meski sedikit sudut hatinya sudah di isi oleh istrinya.

"Semua tuduhan kamu itu gak bener tapi hari ini Aku putuskan, hubungan kita sampai di sini saja.Aku ingin mengakhiri semuanya, aku gak mau kita kaya gini terus, aku capek, hubungan itu harus di landasi dengan kepercayaan.Bukan melulu kecurigaan seperti ini. " pungkas Gio lalu melepaskan genggaman tangan Amanda.Gio kembali naik ke motornya dan menjalankannya.

Mengabaikan teriakan Amanda yang terus memanggil namanya.

Gio melihat dari kaca spion kalau Amanda kini mengejarnya, sungguh Gio berusaha menahan untuk tidak menoleh ke belakang dan melihat Manda, lalu luluh kembali.Keputusan Gio sudah bulat bahwa dirinya sedang berusaha mencintai Ayana dan akan melupakan Amanda." Maaf. " gumamnya lalu menarik tuas gas hingga bayangan Amanda mengecil.

Terpopuler

Comments

FiQka Yin

FiQka Yin

lanjuttt

2022-07-13

0

ISE CHOI

ISE CHOI

kalau ngomen kasar gapapa ka maki saja semua yg ada di cerita itu😂asal jangan memaki aku ya😂

2022-06-24

0

LO AUTHORNYA GW JURINYA

LO AUTHORNYA GW JURINYA

thor jangan berat berat thor gw baperan soalnya takut nya gw kelepasan ngomen kasar

2022-06-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!