13

Pukul 22:45 Gio baru sampai di rumah mertuanya yang besar dan megah ini.Setelah memarkir motornya dengan benar dan tanpa suara dirinya masuk dengan langkah pelan.Keadaan rumah malam ini seperti biasanya tampak sepi dan seperti tidak berpenghuni.Kadang kala Gio bergidik ngeri, rumah sebesar dan semewah ini tapi nampak sepi dan menyeramkan.Apa lagi tengah malam begini ia membayangkan sudah pasti tuyul atau sejenisnya berkeliaran di bebas di dalam rumah ini.

Gio menaiki tangga yang menuju kamar Ayana dan dirinya.Tangan Gio terulur memutar kenop pintu, dan pada saat pintu terbuka menampilkan sosok Ayana yang langsung menatapinya dengan tatapan mata setajam golok, eh silet dong. Seremnya bak nenek sihir,Gio selalu merinding kala melihat mata Ayana yang tajam itu.

"Enak banget ya? Pulang keluyuran langsung masuk ke kamar gue, gak malu? Tahu diri dong, Lo itu di sini cuma numpang! Jadi jangan seenak kepala lo aja!" Semprot Ayana dengan kata-kata pedas.Gio terhenyak mendengarkan kata-kata itu dirinya langsung merasa hina karena menumpang di rumah ini dan mungkin hanya menjadi parasit untuk keluarga Frans.

"Gue kan udah bilang, kalau lo gak bisa nuruti perintah Papah,mendingan lo nyerah aja deh dari pada lo nyuri-nyuri waktu kaya gini.Lebih baik lo mundur aja biar nanti gue yang akan bilang ke Papah." ucap Ayana kemudian meninggalkan Gio ke luar begitu saja tanpa menoleh sedikit pun.

Gio buru-buru mengejar Ayana dan meraih tangan perempuan itu.Dia memegang tangannya." Ka Ayana, tolong dengerin aku dulu Ka.Aku tadi mampir dulu kerumah nengokin Ibu, gak kemana-mana Kak, sumpah." Jelas Gio dirinya takut di adukan pada Frans dan mertuanya itu percaya pada perkataan Ayana.Bisa habis lah Gio olehnya.Gio tidak ingin jika sampai biaya pengobatan ibunya di hentikan oleh ayah mertuanya.

Ayana menghempaskan tangan Gio kasar, dia menatap sinis lelaki muda itu. " Lo pikir gue percaya? Gue tau lo cuma manfaatin Papah doang, iyakan? Jangan harap gue akan baik sama lo, gue gak bisa lo manfaatin." Ayana pergi meninggalkan Gio ke bawah, tangannya meraih kunci mobil entah dia akan pergi kemana.

Gio tidak tinggal diam,ia mengejar Ayana keluar sampai perempuan itu ke mobilnya." Mau kemana udah malam begini? Papah nanti marah kalau Kaka keluar malam, kemarin Papah udah nitipin Kaka ke Aku.Katanya jangan sering-sering keluar malam." larang Gio tegas meski dirinya takut pada singa betina yang galak itu.

"Bukan urusan lo! " Ayana memaksa membuka pintu mobil meski tangan Gio tetap menghalangi." Singkirin gak tangan lo! " sengit Ayana dengan tatapan tajamnya.

Gio tak gentar tetap menghalangi, saat Ayana lengah dengan sekali gerakan ia sudah meraih tubuh Ayana.Lalu menutup pintu mobil dengan satu kakinya." Lepasin gue anj!! Ngapain lo gendong gue! tolol! " Maki Ayana, dia mengamuk di gendongan Gio.

Meski di pukuli tapi Gio tidak peduli, ia meraih kunci mobil dari tangan Ayana.Kemudian memencet untuk menguncinya walau sangat kesusahan seraya berjalan memasuki rumah.Susah payah Gio menaiki tangga dengan Ayana di gendongannya yang cukup memiliki tubuh tinggi.Meski tubuh Ayana sangat ringan karena tulang semua.

"Lepasin gue!! " amuk Ayana dengan terus memukul bagian mana saja tubuh Gio sekenanya.

"Diam dulu, Kalau Kamu ngamuk kaya gini mau kita jatuh dari tangga ini? " tanya Gio.Wajahnya menunduk ke bawah melihat wajah Ayana yang mendongak padanya.

Seketika mata mereka bertemu sebelum Ayana mengigit dada Gio hingga laki-laki itu memekik kesakitan, dan hampir saja menjatuhkan Ayana karena refleks." Sakit tau Ka,ih ." Gio mengaduh seraya buru-buru mengencangkan pegangannya pada tubuh Ayana yang hampir ia jatuhkan. Untung saja Ayana berpegangan pada leher Gio. Jika tidak mungkin bokong Ayana yang tulang semua itu sudah mendarat di lantai.

"Gila lo! Kalau gue jatuh gimana?! " marah Ayana seraya memukul Gio saat sudah sampai di kamar mereka.

"Lagian Kaka kok kaya anjing, maen gigit aja Aku kan kaget." balas Gio polos kemudian ia tersentak saat melihat kepulan asap di kepala Ayana.

"Lo barusan ngatain gue kaya anjing?! " tanya Ayana dengan wajah semerah lipen di bibir Bi Juju.Dan kukunya sudah mencuat ke keluar semua dan siap mencakar serta mencabik seluruh wajah Gio.

Begitu tersadar langsung saja Gio pasang ancang-ancang." Maaf, bukan begitu maksud aku, Aku tuh_"

"Tidur di luar lo!" usir Ayana geram seraya melempar Gio dengan bantal dan guling.

"Yakin? Kaka gapapa sendirian? " tanya Gio memastikan siapa tahu Ayana takut sendirian jujur Gio sendiri pun takut di rumah ini sebetulnya.

Ayana mendengus jengkel." Lo pikir gue gak berani? Ini rumah gue kalo lo lupa." jawabnya seraya ke kamar mandi untuk berganti piyama.

Gio menarik napas kemudian meraih bantal lalu membawanya keluar, ada sofa di ruangan dekat piano dia akan tidur di sana tak lama Gio kembali ke kamar seraya membuka hoodie dan kausnya di depan Ayana.

"Ngapain lo masuk lagi? " tanya Ayana yang baru keluar dari kamar mandi, matanya menghindari tubuh telanjang Gio yang ternyata begitu menggoda itu, bersih dan kencang kesukaan Ayana pokonya.Andai saja tidak menyebalkan mungkin Ayana akan tergoda.

Gio mengecek ponsel lalu menaruhnya di meja." Mau mandi dulu Ka.Aku gerah banget ini kalau gak mandi gak bisa tidur nanti. " jawab Gio sambil membuka celana jeansnya dan hanya menyisahkan boxernya saja.

"Ngapain lo buka celana di depan gue? Mau pamer?! Cih.Lo pikir gue bakal ke goda? " ejek Ayana dengan tatapan menilai dari atas ke bawah menelisik tubuh Gio.anjirlah bocah ini bagus bener badannya.

"Badan lo itu sama sekali gak bikin gue napsu.Kntl lo aja belom tumbuh." ejek Ayana lagi tanpa perasaan dan vulgar sekalih eprybadeh, sampai Gio saja terkejoet mendengarnya.

Gio sedikit terusik dengan perkataan Ayana yang ini.Lagi-lagi Ayana merendahkan harga dirinya, tentu saja Gio tak terima.Gerakan tangannya terhenti sesaat, kemudian Gio melempar celana jeansnya asal.Dengan sakali tarikan Gio menarik Ayana dan menghempaskannya ke atas ranjang meski tidak kasar sama sekali.Ayana memekik karena kaget tiba-tiba di tarik oleh Gio lalu di hempaskan seperti ini.

Gio menaiki ranjang lalu mengurung tubuh kurus Ayana di bawahnya." Mau apa lo? " Ayana berusaha bangun saat tubuh Gio berhasil mengungkungnya.

"Mau apa pun terserah Aku lah.Aku berhak atas diri kamu. " jawab Gio dengan napas memburu tepat di atas wajah Ayana.

Ayana tidak tinggal diam tentunya, dirinya terus menggeliat seraya memukul Gio agar bangkit dari atas tubuhnya." Lepas! Jangan kurang ajar lo ya, keluar lo! " usir Ayana dengan mulut pedasnya.

Gio semakin mengencangkan cengkraman tangannya di kedua pergelangan tangan Ayana. Membuat wanita itu meringis antara panik dan sakit." Kurang ajar kata Kamu? Aku ini suami Kamu. Jangan lupa,Aku berhak atas semua ini. " Gio mengelus tubuh Ayana membuat Istrinya merinding.

Gio mengusap pipi Ayana dengan tangan satunya setelah gantian mencekal pergelangan tangan istrinya itu,Ayana menggerakan wajahnya tidak ingin di sentuh." Apanya yang kurang ajar, Hm? Kalau pun saat ini aku minta hak Aku sebagai suami, gak ada yang salah kok," sambung Gio dan seketika perasaan takut menggerayangi tubuh Ayana.

"Gue gak mau," tolak Ayana cepat.Dia paham kemana arah bicara si Giok ini.

Gio terkekeh seraya mendekatkan wajahnya ke telinga Ayana." Tapi aku mau, gimana? " bisiknya yang membuat bulu kuduk Ayana meremang.

"Lepasin! Gue gak mau,gue gak sudi badan gue lo sentuh! Dan gue gak akan nyerahin tubuh gue yang berharga ini buat lo.Najis banget, Amit-amit. " Ayana mengamuk dalam kungkungan Gio.

Dan ucapan itu semakin membuat amarah Gio tersulut ingin meledak saat ini juga.Sebegitu jijik kah Ayana padanya, apa sebegitu hinanya Gio ini sehingga Ayana tidak sudi di sentuh olehnya. Seketika saja Gio gelap mata.Dia melihat ada syal sepertinya itu baru saja di pake oleh Ayana tadi, dengan cepat tangannya meraih syal yang berada di atas nakas,dan Gio mengikat kedua tangan Ayana menggunakan syal berwaran putih itu.

Ayana tentu saja melawan, namun sia-sia tenaga Gio bukan lah tandingannya.Ayana lupa jika Gio ini seorang laki-laki meski ia masih kecil sekali pun." Lepasin gue.Lo jangan kurang ajar ya! Gue laporin lo ke Papah." ancam Ayana marah." Lo jangan macam-macam sama gue! gue bisa laporin lo ke polisi atas tindakan kurang ajar lo ini! " Ayana menutupi ketakutannya dengan mengancam Gio.

"Melaporkan suami yang meminta haknya.Begitu? " tanya Gio yang seketika saja membuat wajah Ayana memerah karena malu bodoh juga dirinya kenapa malah salah bicara seperti ini sih.

"Ini tindakan kekerasan dan pemaksaan! asal lo tau." ucap Ayana akhirnya meski dengan ketakutan.Tapi tidak ingin menunjukan di depan Gio, pantang sekali dia menunjukan ketakutannya di depan lelaki kampret ini.

"Kalau gitu aku akan pelan-pelan, jangan ngamuk makanya. Kaya lagi di perkosa aja padahal sama suami sendiri, nikmati aja biar aku gak maksa."

"Lo itu cuma suami di atas kertas.Gak usah ngarep banyak! " sahut Ayana kasar.

Gio tidak mendengarkan ucapan Ayana, dirinya malah menunduk mendekatkan wajahnya pada wajah Ayana.Lalu mengendus aroma wangi foundation merek Dori dan bedak merek cenol yang menguar dari kulit wajah sang istri.Setahu Gio Ayana memang menggunakan merek-merek mahal untuk kosmetiknya.Pantas saja wajah istrinya ini sangat lah glowing dan mulus bahkan nyamuk saja bisa keseloe jika hinggap di sana.

Hembusan napas hangat Gio yang menyapu wajahnya membuat Ayana menahan napas dan membeku.Ayana merasakan hidung dan bibir Gio menyapu dahi hingga ke lehernya dengan perlahan.Dan itu menimbulkan sensasi geli dan aneh pada tubuh Ayana.Pelan namun pasti cum buan Gio sudah kemana-mana, menjelajahi area wajah dan sekitaran leher hingga telinganya.

Ayana yang tadinya masih bergerak.Seketika saja mendadak diam dan mulai menikmati cum buan Gio.Usai menulusuri wajah dan leher sang istri Gio berpindah pada bibir seksi Ayana, Gio mengusap bibir tipis Ayana menggunakan ibu jarinya kemudian melu matnya lembut dengan penuh perasaan.Ayana awalnya menolak ia bergerak ke kanan dan kiri karena enggan di cium oleh Gio.Tapi karena Gio memaksa menerobos mau tak mau Ayana diam dan hanyut dalam ciu man panas itu.

Gio semakin intens mencu mbu Ayana hingga" Mmmhh." des han Ayana keluar untuk pertama kalinya, yang terdengar sangat indah dan merdu di telinga Gio.

Tangan Gio pun sudah tidak terkontrol lagi.Anak kucing menemukan ikan segar sudah pasti menyantap dengan rakus dan ganas, apa lagi saat mendengar des han Ayana yang semakin terdengar sering dan membuat candu baginya.

Gio bersemangat menjelajah seluruh tubuh itu apa lagi saat dirinya menyentuh bola kasti kembar milik istrinya yang sangat mungil, bahkan longgar di genggaman tangan Gio yang besar.

"Kecil banget. " ucap Gio di sela cum buannya, Ayana yang mendengar itu dan hendak protes namun tak di beri kesempatan oleh lelaki yang berada di atasnya itu.

Gio bahkan sudah memainkan kedua benda kenyal istrinya.Membuat Ayana melenguh dan membusungkan dadanya meminta Gio seakan melahap habis dadanya.Melihat sang istri yang sudah melengkung-lengkung Gio seketika saja melahap habis dua bulatan kembar nan mungiel itu.Ayana menggelinjang tak karuan sampai dirinya tidak sadar kapan Gio melepaskan piyama tipis miliknya itu, yang sekarang sudah teronggok di lantai dengan mengenaskan.

Sembari mulutnya melahap dua bola kecil, tangan Gio bergerak ke bawah sela paha Ayana dan mengelusnya dengan pelan dari balik kain piyama satin milik istrinya.Jemari Gio memutar gerakan pelan di atas inti Ayana yang masih terbungkus membuat Ayana kembali melenguh, dan malah membuka kedua kakinya bergerak-gerak seperti meminta lebih pada Gio.

Gio yang mengerti pun segera menarik celana tipis itu, dengan sekali tarikan sudah terlepas dari kaki Ayana.Langsung saja Ayana merapatkan kedua kakinya karena malu, ini dalam keadaan lampu menyala begitu terang tentu saja Ayana malu jika terpampang jelas di depan Gio seperti ini." Kenapa? " tanya Gio dengan suara parau seraya menatap Ayana dengan sarat akan gairah.

Ayana menghindari tatapan Gio." Malu. " jawabnya pelan.Dan itu membuat Gio semakin gemas melihat wajahnya yang memerah seperti, seperti apa ya.Bosan kalau seperti tomat mah.

"Kenapa malu? Ini cantik dan bersih.Kamu pintar ngerawatnya.Aku suami kamu, gak ada salahnya kalau aku mau lihat semuanya. " ucap Gio membuat Ayana menatapnya sesaat, selanjutnya ia hanya bisa menurut saja dan pasrah terserahlah mau Gio apakan juga.

Gio membuka kedua kaki Ayana memandangi dengan takjub tempat anak-anaknya lahir kelak, jika tuhan mengijinkan.Ayana terus saja merapatkan kakinya karena malu, Ini untuk pertama kalinya ada yang melihat asetnya seperti ini." Jangan. " cegah Ayana saat Gio menyentuh asetnya langsung dengan jemarinya.

Gio berhenti dan menatapnya heran." Kenapa? " tanyanya.

"Aku mau_" Ayana tak melanjutkan ucapannya karena bingung dirinya mau apa coba, ah malah mendadak buntu seperti ini.

"Mau apa? Mau en*k-en*k sama aku? " bisik Gio mesra membuat Ayana membeku seketika.Tak banyak omong lagi lidah Gio menelusuri tubuh Ayana lalu turun kebawah hingga ke tengah segitiga bermuda milik Ayana yang sangat pink itu.

Lidahnya bermain di sana dengan lincah dan sudah pro sekali sepertinya hingga Ayana kelimpungan.Bahkan kaki Ayana menjepit kepala Gio dan menekannya seakan tidak rela kehilangan rasa nikmat, yang Gio lakukan di bawah sana.

"Mmh, Gio..Ahhh..mh, Shh.." Racau Ayana dengan mata merem melek saat Gio menekan-nekan lidahnya hingga ke dalam sana, Gio terus saja bermain menyecap mengaduk, dan menyedot hingga Ayana mengejang.Entah sepanjang dan sedalam apa lidah itu mengaduk di dalam sana, Ayana tak bisa membayangkan sepanjang apa lidah itu.

Tidak puas sampai di situ.Gio mengganti permainan kini dengan jemarinya.Tak lama jari jemarinya bermain di bawah sana hingga membuat Ayana kelimpungan lagi, dan menggelinjang seperti belut terkena perasan jeruk nipis.Permainan jari Gio semakin lama dan semakin cepat, Hingga tubuh Ayana bergetar." Gio, mau__ahh, Pipish. Aku mau_shh " Ayana kembali meracau terputus-putus, dia membuka lebar-lebar kakinya seakan memberikan Gio akses lebih.

"Mau apa? " tanya Gio semakin mempercepat gerakannya dirinya sangat suka melihat wajah Ayana yang sedang terbakar gairah seperti ini.

"Udah. Ahh...mh, lebih cepat, oh.. " Pinta Ayana dengan tubuh bergetar dan melengkung bahkan ia merapatkan kedua kakinya.

Gio menyeringai penuh semangat." Kaya gini? " Gio mempercepat tempo gerakan jarinya.Tubuh Ayana semakin bergetar dan ia mengangkat bokongnya seraya menjepit jemari Gio di bawah sana.

"Ah, Gio..Mau Pipis..." Ucap Ayana dengan tubuh melengkung.

"Ya udah pipis, lepasin aja. " Mendengar itu Ayana mengangkat bokongnya dan tubuhnya bergetar hebat untuk sesaat wanita itu menggelepar.Beberapa detik Ayana mende sah panjang sembari mengigit bibirnya dan terkulai lemas dengan jari Gio yang masih berada di dalam dirinya.

Gio merasakan cairan hangat mengalir hingga keluar dari inti Ayana.Dia mengecup telinga Ayana dan berbisik." Kamu keluar banyak, Sayang? " Katanya yang membuat Ayana terpana, dirinya menarik kedua jarinya dengan gerakan pelan lalu melu matnya di depan Ayana, membuat Ayana melotot.

Lalu Gio menunduk membuka sedikit paha Ayana, kemudian menyedot habis sisa cairan itu dari inti istrinya.Hampir saja Ayana berteriak karena kaget sekaligus nikmat merasakan mulut ganas Gio menyedot di bawah sana dengan kencang.

"Kok kamu_ " Ayana menatap Gio yang sedang menjilat sisa cairan di bibirnya.

Gio melihat Ayana heran." Kenapa? " tanyanya.

"Kamu emang gak jijik? Itukan jorok " ucap Ayana pelan dan malu.

"Nggak, kamu istri aku.Apanya yang jorok? Kamu bersih pinter ngerawatnya kok, gak bau juga, dan malah wangi apa itu yang buat nginang? " ujar Gio seketika saja wajah Ayana memerah.

"Apa sih kamu? " dumelnya dengan wajah malu.

Gio tak menanggapi malah menatapi Ayana begitu dalam.Ayana yang sadar sedang di tatapi begitu dalam oleh Gio balas menatapnya." Enak gak? " tanya Gio tanpa mengalihkan tatapannya.

Ayana tak menjawab sungguh dirinya saat ini sangat malu.Bahkan jika bisa Ayana ingin terbang saja ke mars agar tidak malu seperti ini di depan Gio.Namun sayang angkot jurusan mars sedang mengalami kendala sehingga keberangkatan Ayana di tunda hingga waktu yang tidak di tentukan.

"Mau lagi? Kalau mau aku lanjutin sekarang, dengan senang hati. " Gio mencondongkan dirinya mengecup bibir Ayana.

Ayana yang malu hanya diam dengan bola mata yang bergerak gelisah.Ingin mengangguk tapi malu dan gengsi.Padahal saat ini ia masih dalam gairah, jika saja Gio memulai lebih dulu, tanpa bertanya mungkin Ayana kembali mende sah.

"Ya udah kalau gitu nanti aja. Aku mau mandi. " Gio bangkit lalu melepas ikatan di tangan Ayana.Kemudian meraih kain kecil yang biasa Ayana pakai untuk selimbut di mobil.

Gio menutupi tubuh Ayana." Sana cuci dulu gih, lengket nih." suruhnya pada sang istri seraya menggodanya.Ayana hanya mengangguk lalu bangkit dan melilitkan selimut ke tubuhnya. kemudian ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

"Cih.Sok-sokan nolak pake ngatain gue gak bisa muasin dia, ini baru pake lidah sama jari gue aja lo udah kelojotan.Gimana kalau pake kntl gue? Mungkin kejang-kejang kali lo. " ucap Gio seraya memunguti pakaian Ayana yang bececeran di lantai.

"Lucu amat ini celana ada gambar meongnya.Ih takut di gigit. " Gio tertawa saat memunguti celana dal am berwarna biru bermotif kucing milik istrinya.

...🍀🍀🍀...

Sementara itu, di kamar mandi Ayana setelah mendapatkan kembali kesadarannya.Dia memukul-mukul dirinya bahkan menjambak rambutnya sendiri.Karena malu dan di buat mati kutu oleh Gio barusan." Gila lo, Ay.Kemana harga diri lo yang selalu lo junjung tinggi ini? Astaga bisa-bisanya lo malah menjatuhkan harga diri lo ke dia? " ucap Ayana pada dirinya sendiri di cermin besar yang ada di kamar mandinya.

"Habis ini gue perlu ke dokter.Gue udah gila dan hilang akal soalnya." ujar Ayana, selama beberapa menit Ayana masih tetap berada di kamar mandi.bingung ingin keluar tapi malu pada Gio.

"Mau di taruh mana ini muka gue? " rutuknya pada diri sendiri.

Gio yang merasa Ayana terlalu lama di kamar mandi pun, mengetuk pintu." Ka.Kok belum keluar baik-baik aja kan di dalam? Jangan solo ya mending aku bantuin aja. " tanya Gio takut istrinya kenapa-napa namun tetap sembari menggoda.

Cklek

Wajah Ayana muncul di depan Gio." Kok lama banget? " tanya Gio lagi.

Ayana mendengus dalam hati." Bisa-bisanya dia biasa aja? Seakan gak ada yang terjadi.Sedangkan gue di buat malu setengah mati kaya gini? " batin Ayana.

"Ka? " Gio melambaikan tangannya di depan Ayana.

"Iya gapapa sana mandi dulu." suruh Ayana mendadak jinak membuat Gio memicing heran." Kenapa? " tanya Ayana melihat Gio malah memandangnya.

"Enggak apa-apa.Ya udah tidur sana udah rileks kan? Karena tadi udah keluar banyak banget.Banjir loh tadi, Ka.Dan ini lengket banget. " Goda Gio, dia menunjukan dua jarinya lalu kabur ke kamar mandi takut Ayana menghajarnya.Ayana tak menjawab ia malah berlari ke ranjang lalu menutupi tubuhnya,dan menghentak-hentakan kakinya karena malu setengah mati.

"Kenapa dia jadi jinak begitu ya? Apa jin penghuni raganya tadi udah keluar barengan sama..? Ah elah pikiran gue. " ucap Gio seraya mengguyur tubuhnya dan menjinakan sesuatu yang sudah menegak, juga menyiksanya sejak tadi.Kepala bawah Gio juga pusing loh gaes.Emang gak pening kalau di suguhin yang seger kaya tadi tapi Gio tidak bisa menikmatinya.

Terpopuler

Comments

Neng Tzy

Neng Tzy

Rasa malu kalah sama rasa enak ya mba Ayana🤣

2023-02-15

1

Luphie Phie

Luphie Phie

waduh2, tak bisa berkata2. umur emang hanya sebuah angka yeeeeee,,,

2022-12-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!