10

Ayana keluar dari kamarnya dengan wajah kesal. Wanita itu pergi ke dapur mencari Artnya yang bernama Bi Narti untuk menanyakan kemana sofa besar yang ada di kamarnya itu.Mengapa mendadak hilang saat tadi dirinya pulang dari kantor.

"Bi,sofa di kamar saya kemana?" tanya Ayana dengan wajahnya yang sama sekali tidak ramah itu.Bi Narti yang sedang membersihkan sayur untuk esok pagi itu pun segera mendekat pada Ayana.

"Tadi di suruh nyonya.Katanya pindahin ke ruangan yang dekat piano itu.Makanya bibi tadi nyuruh kang Maman buat mindahin kesana." jelas bi Narti dengan takut-takut pasalnya Ayana itu sering marah-marah tidak jelas.Pokonya meledak ledak sekali orangnya.

"Kenapa iya aja sih?Itu kan barang-barang saya. Harusnya bibi tanya saya dulu dong!" kesal Ayana seraya pergi dari sana akan ke kamar ibunya untuk menanyakan kebenarannya.

Di kamar mamanya Ayana menatap kesal pada mamanya yang sedang mengoles skincare ke wajahnya.Wanita yang masih terlihat cantik dan awet muda di usianya itu sama sekali tak mempedulikan Ayana yang sudah misuh-misuh sejak tadi.Nanti juga akan cape sendiri,pikir Monica,jadi dia biarkan saja.

"Mamah apaan sih?Gak memihak sama sekali ke aku." dumel Ayana seraya berdiri hendak kembali ke kamarnya bosan juga di abaikan.

"Kalau nggak begitu,kapan kami akan dapat cucu?Yang ada kalian nanti tidur terpisah terus dan gak ngapa-ngapain." ucap Monica yang masih meneliti wajahnya di kaca.Dia selalu puas dengan hasil perawatan DNA ikan buntal setiap bulannya,duit memang tidak bisa bohong pemirsah.

Ayana lagi-lagi mendengus kesal." Mamah tau gak sih sebenarnya?Bocah segede itu emang bisa apa sih Mah?Gak usah berharap banyak deh, lagian mana bisa sih anak kecil itu bikin aku hamil?Yang ada malah ngerepotin doang,males aku." oceh Ayana seraya bersidekap dada.

Monica hanya menggeleng saja menanggapi." Jangankan bikin aku hamil,cara bikin anak aja mungkin dia belum paham."

"Yakin? "

Ayana seketika menoleh pada Frans yang baru memasuki kamar." Papah ngagetin aja" Ayana mengalihkan pembicaraan agar tidak membahas itu.Percaya lah,Ayana malu jika membahas hal-hal seperti itu dengan ayahnya.

"Kamu kenapa sih segitunya banget sama Gio?" tanya Frans.Tangannya menyerahkan jas dan kemeja yang baru di bukanya pada sang istri hanya menyisahkan kaus dalam saja yang melekat pada tubuh tuanya.Tentu saja Ayana tidak bisa menjawab pertanyaan Frans.Dia hanya diam dengan wajah kesal.

"Gio itu anaknya baik loh.Kamu aja yang belum kenal sama dia,mulai sekarang cobalah belajar untuk menerima dan ajak dia ngobrol biar akrab. Papah yakin sebentar lagi kamu akan bucin ke dia dan kemana-mana pasti kamu nempel mulu, " ujar Frans seraya mendudukan diri. " Coba ajak kenalan dan mulai pendekatan,tak kenal maka tak sayang.Makanya cobain dulu,Gio itu bisa apa enggak buat cucu untuk kami." ucap Frans yang langsung membuat Ayana salah tingkah.

"Masa udah ribut duluan?Katanya Gio gak bakal bisa bikin kamu hamil,kan belum di coba makanya kamu bilang gitu,udah coba dulu aja sana gih. " sambung Frans dengan menahan tawanya melihat wajah sang putri yang sudah memerah.

"Bukannya semalam pinggang Gio mau copot. Berarti perkasa dong?" tanya Frans lagi menggoda Ayana." Atau jangan bilang itu karena kamu yang ketagihan dengan Gio.Makanya sampe pinggangnya mau copot begitu?" Frans akhirnya terkekeh melihat putrinya yang sudah salah tingkah seperti itu.

Ayana memalingkan wajahnya." Apaan?Semalam itu dia kena tendang sama aku,gak sengaja." jelas Ayana.

"Kamu nolak?Dosa loh masa suami di tolak nanti kamu di laknat malaikat sampe subuh,mau? " ucap Monica yang langsung di balas dengusan oleh Ayana.

"Bukan lah,yakali,orang kami gak ngapa-ngapain kok.Lagian kan aku bilang Mah,Pah.si Gio Gio itu masih anak-anak mana ngerti sih dia," ujar Ayana yang di balas gelengan oleh Frans.

"Hadeh dek.Kamu yang gak ngerti bukan Gio yang masih anak-anak.Udah deh sana ke kamar mending layanin Gio.Siapa tau dia kecapean hari ini kamu kasih servis yang bagus dong buat suami.Pijitin sono." titah Frans seraya mendorong Ayana keluar kamar.

Ayana menurut saja meski kesal ia berjalan menuju ke kamarnya.Di depan kamarnya Ayana melihat Gio duduk di sana sedang menunggunya." Ngapain lo di sini? " tanya Ayana pada Gio.

Gio berdiri senyum hangat menyambut Ayana." Nungguin kaka.Gak enak aku kalau masuk begitu aja. " ujar Gio sopan yang membuat Ayana tersanjung.Dirinya merasa sangat di hargai oleh lelaki ini.Namun itu sementara saja Ayana kembali judes seperti biasa.

"Masuk aja sih.Lagian ini kamar kita,jadi ada gue gak ada gue sama aja,lo tinggal masuk gak ada bedanya,asal jangan nyentuh barang-barang gue. " Ayana berjalan mendahului.

Gio mengekor memasuki kamar,lalu segera ke kamar mandi untuk sikat gigi dan cuci muka sebelum tidur.Tadi sore Ayana sudah mengajarinya bagaimana cara menggunakan kamar mandi dan alat-alat yang serba mewah dan canggih itu.Kini Gio sudah mengerti bagai mana cara menggunakannya.

Tadi untuk pertama kalinya Gio memasuki kamar Ayana yang luas dan megah ini,ia di buat terpukau.Rasanya Gio enggan untuk keluar kamar jika kamarnya senyaman ini pikir Gio.Tidak seperti di rumahnya yang sempit dan pengap.Lihat lah kamar mandi ini saja,Jika di bandingkan dengan luas kamar mandi Gio mungkin tiga kali lipat besarnya.

Kamar mandi ini begitu mewah dan elegan. Berbeda dengan kamar mandi di rumah Gio.Tidak ada shower mewah dan alat-alat canggih seperti ini yang hanya tinggal di pencet saja airnya sudah mengucur.Di rumah Gio hanya ada keran yang tidak bisa menutup dengan sempurna,membuat airnya ngocor terus memenuhi ember hitam yang sudah tanpa kawat dan sobek sedikit ujungnya.

Ya ampun lengkap amat thor derita Gio,kalem dikit dong,ya gapapa kan emang Gio se kismin itu kok.

Sungguh perbedaan yang sempurna pikir Gio. seperti bumi dan langit.Dan Gio sudah bisa membayangkan jika Ayana di bawa kerumahnya, mungkin wanita itu akan pingsan melihat keadaan rumah Gio.

Setelah Gio selesai kini giliran Ayana yang ke kamar mandi untuk berganti baju dengan baju tidur berwarna navy berbahan satin miliknya. Ayana keluar dan langsung duduk di meja rias untuk melakukan ritual malam sebelum tidur.Gio yang sedang bermain ponsel beralih lalu memerhatikan Ayana yang sedang mengolesi skincare ke wajah mulusnya.Gerakan lamban Ayana yang memijat wajah dan area lehernya membuat Gio menelan salivanya.Gerakan seperti itu cukup menganggu,Gio beberapa kali mengalihkan pandang ke arah lain tapi tetap tertuju kesitu lagi.

Beberapa menit kemudian Ayana selesai dengan ritualnya.Dia mematikan lampu kamar dan menyalakan lampu tidur yang redup.

"Aku tidur di mana?" tanya Gio seraya berdiri di depan ranjang,matanya tak henti tertuju pada tubuh Ayana membuat perempuan itu merasa sedikit risih.

Ayana hanya melihatnya dengan wajah judes." Di kasur aja.Kalau di lantai nanti lo masuk angin lagi yang ada nanti bikin repot gue." jawabnya dengan ketus. " Selama di sini usahain lo jangan nyusahin gue pokonya."

"Di mana,di sini? " Gio merangkak ke ranjang dengan gerakan yang aneh menurut Ayana. Ayana langsung waspada melihat tatapan tak biasa Gio pada tubuhnya,sebagai perempuan dewasa dia tau kalau tatapan itu adalah tatapan mesum.

"Ya__ya di situ.Awas ya lo jangan macam-macam, ingat kita ini gak bener-bener menikah,kan semuanya cuma menuruti Papah aja bukan kemauan kita,Apa lagi gue. " Peringat Ayana dengan tegas agar Gio tidak macam-macam padanya.Jujur saja Ayana sedikit takut bagaimana pun Gio seorang lelaki yang sudah melewati masa baligh.Dan lelaki yang sudah melewati masa itu sudah jelas pasti sudah bisa hmm gitu lah.

"Aku menikahi Kaka atas kemauan Aku kok.Aku juga gak di paksa siapa pun.Papah itu cuma nawarin tapi sama sekali gak maksa,ini atas kemauan aku sendiri." Ralat Gio dengan tatapan sayu yang terus mengarah pada dada Ayana.

Ayana yang merasa di perhatikan seperti itu oleh Gio pun.Seketika tambah risih dan tak nyaman. " Begini ya,bocah.Gue cuma ngasih tau aja.Lo kan masih muda dan masa depan lo jelas masih panjang dong.Jadi saran gue sih,lo mending ikutin gue aja deh kita berpura-pura aja di depan Papah.Tapi kalau di belakang kaya gini ya gak usah pura-pura. " ucap Ayana dengan serius mengalihkan tatapan aneh Gio.

Gio hanya diam seraya matanya terus tertuju ke sana. " Kita jalanin rumah tangga ini sementara setelah itu kita pisah baik-baik.Dan lo tenang aja. Lo bakal dapat imbalan dari gue.Kalau lo mau kerja sama,setelah kita pisah lo bisa kembali ke pacar lo dan lo bisa nikahin dia.Begitu juga sama gue,gue akan balik ke pacar gue." sambung Ayana seraya menatap Gio dengan serius.

Gio hanya diam tak membalas ucapannya dan itu membuat Ayana kesal." Kok lo diam aja sih?Lo emang gak punya pacar apa gimana?Lo gak mau kembali ke pacar lo apa?"

"Nggak" jawab Gio cepat.

"Kenapa?"

"Aku kan suami kamu,Ka,gimana sih kamu ini?" balas Gio." Aku akan tetap di sini sama kamu."

Ayana mengatupkan bibir tipisnya tidak tahu dirinya akan menjawab apa.Jujur saja dia sedikit melayang akan ucapan Gio barusan sebagai seorang perempuan jomblo yang sudah lama mendamba cinta tentu saja dirinya sedikit mleyot tadi.

"Sialan ini bocah bau kencur,bisa-bisanya dia buat gue salting begini sih." Batin Ayana jedag jedug." Duh gue harus gimana ini?Kenapa ini jantung malah gak bisa kalem gini?" Ayana menggigit bibirnya andai saja Gio lebih dekat beberapa centi lagi mungkin jantungnya bisa terdengar jejedagan.

Dengan cepat dia buru-buru menepis rasa yang hampir singgah di hatinya itu." Pede banget lo.Lo pikir gue mau sama lo?" Ayana menyembunyikan rasa yang masih belum sepenuhnya hilang.

"Terserah Kaka.Tapi,asal Kaka tahu Aku menikahi kamu untuk yang pertama dan terakhir,setelah itu gak ada lagi perempuan mana pun.Aku akan belajar menerima dan mencintai kamu." balas Gio seraya pergi ke kamar mandi,mencuci kembali wajahnya yang tadi sempat sedikit pusing dan tidak konsen.

"Kurang asem ini si bocil ya,kencing aja lo belom lurus tapi udah bisa semanis itu?" batin Ayana,dia menghentak-hentakan kakinya ke kasur.Dia menepuk pipi berkali-kali tidak boleh salting pokonya." Tenang Aya,dia cuma gombal itu.Gak usah termakan dan salting,cakepan Leo kemana-mana." Ayana menguatkan hatinya agar tidak mleyot mendengar gombalan receh si bocah itu.

Ayana hanya diam setelahnya dengan cepat dia segera membaringkan dirinya ingin cepat tidur, Agar bisa melupakan ucapan Gio yang barusan. Namun sudah bolak balik Ayana belum juga bisa tidur,dan Gio masih belum keluar dari kamar mandi membuat Ayana kawatir apa yang terjadi dengan pria itu.Dengan malas Ayana turun dari ranjang menghampiri pintu kamar mandi.Baru akan mengetuk,namun kepala Gio sudah muncul di hadapannya.

"Kenapa?" tanya Gio dengan wajah yang jauh lebih segar.

Ayana mendadak kikuk." Lo ngapain sih di kamar mandi lama banget?Kan gue jadi takut lo kepeleset atau kejengkang." ujar Ayana dengan wajah kikuk dan enggan untuk menatap Gio.

Gio mendekat tepat di depan Ayana membuat Ayana reflek mundur." Aku udah gede kok,gak mungkin sampe kepeleset,Apa lagi kejengkang." ujar Gio dengan suara parau matanya tertuju pada bibir Ayana yang begitu menggodanya sejak tadi." Tapi makasih ya,udah kawatir sama aku. " dia mengedipkan matanya membuat jantung Ayana tambah dugem.

Ayana berusaha untuk tidak menatap wajah Gio matanya mengerjap dengan pandangan ngasal." Ya__bisa aja jatuh atau kepentok." jawab Ayana gugup.Gio tak membalas dan hanya menatap Ayana begitu dalam dan memuja. Merasa suasana semakin aneh,Ayana buru-buru berlari kecil ke ranjang.Dan dengan cepat menutup dirinya dengan selimut hingga leher.

Gio mengikutinya dan ikut membaringkan diri di ranjang." Tenang aja.Gak usah takut,Aku gak bakal ngapa-ngapain kok.Lagian aku takut gak bisa bikin Kaka puas dengan punyaku yang gak seberapa ini.Jadi untuk saat ini aku gak akan nidurin Kaka tapi gak tau kalau nanti. " goda Gio.

Ayana yang mendengar ucapan Gio itu pun seketika memukul Gio dengan bantal guling miliknya." Dasar mesum lo!" Omelnya dengan terus memukul badan Gio dengan guling.

Gio menangkap guling itu dengan sekali tangkap." Mesum di mananya?Aku kan cuma bilang yang kemarin Kaka ucapin ke Aku itu.Kaka sendiri yang bilang kalo Aku gak yakin bisa muasin Kamy dengan milikku yang kecil ini." tunjuk Gio pada sela pahanya.

Ayana memalingkan wajah ke arah lain malu melihat Gio." Dasar mesum,udah lah gue mau tidur.Lo jangan ganggu dan awas lo jangan macam-macam." Ancam Ayana karena tidak tau akan menjawab apa.Jadi lebih baik tidur saja agar bisa menghindari pertanyaan Gio lainnya.

Gio membaringkan badannya menahan senyum agar tidak kelepasan tertawa." Rasain,emang enak gue kerjain. " ucap Gio dalam hati seraya pergi ke alam mimpi.

...**********...

Ayana masih belum bisa memejamkan matanya hingga pukul 00:00 dirinya melirik ke samping. Gio sudah tidur dengan napas teratur dan begitu lelap sepertinya.Dengan pelan Ayana mencondongkan wajahnya demi bisa melihat wajah Gio dalam keadaan tidur." Kok bisa lagi tidur aja ganteng begini lo cah?" batin Ayana memuji Gio tanpa sadar.Lama Ayana masih memperhatikan wajah Gio dalam remang-remang lampu kamar tidurnya,dirinya terpukau dengan ketampanan wajah Gio ini.Ayana akui suami bocahnya ini memiliki wajah yang sempurna.

Ayana tersenyum kala tatapannya tertuju pada bibir penuh Gio yang begitu menggoda untuk di sentuhnya.Tangannya perlahan tergerak hendak menyentuh bibir itu,dan sedikit lagi hampir kena.

"Kok gak tidur? " tanya Gio dengan matanya yang masih terpejam membuat Ayana membeku seketika.

"Apaan sih lo?Orang gue mau tidur ini gue cuma kebangun karena haus." sanggah Ayana seraya membaringkan kembali dirinya,lalu menarik selimut hingga menutup seluruh tubuhnya.

Sebenarnya sudah dari tadi Gio kebangun karena Ayana yang bergerak terus.Dengan mata yang masih terpejam.Gio terkekeh kecil yang masih bisa di dengar oleh Ayana." Kalau haus ya minum dong Ka,masa iya haus mandangin wajah Aku dari tadi?" ujar Gio dengan menahan senyum." Cium aja gapapa kalau emang pengen banget,Aku iklas kok,Demi." selanjutnya dia terkikik geli karena ucapannya sendiri.

Ayana yang mendengar di bawah selimut pun seketika ingin menangis karena malu.Ayana menggigit jarinya untuk menghilangkan rasa malu pada Gio.Tapi tetap saja tidak bisa hilang." Kurang ajar, ternyata dia dari tadi gak tidur." Ayana sudah ingin di kubur saja rasanya." Untung gak gue cium tadi." Batinnya meronta.

"Kalau mau pegang-pegang juga boleh kok.Halal ini kan kita udah sah.Mau lebih dari itu juga gak apa,gak ada yang salah." Goda Gio sengaja. " Atau mau sekalian jilat-jilat permen juga gapapa.Bagus malah dan__awshhh sakit atuh. " Gio terbahak tiba-tiba saja dirinya terguncang saat tubuh Ayana menerjangnya.Ayana menyerang Gio dengan berutal membuat Gio kewalahan menghindari serangan bantal yang bertubi-tubi yang di layangkan oleh Ayana itu.

"Lo ya,kurang ajar banget.Gak sopan lo sama gue yang udah tua,dasar bocah." maki Ayana dengan emosi bercampur malu tak sadar mengatakan dan mengakui bahwa dirinya tua.

Ayana yang berada di atas tubuh Gio terus saja menerjang lelaki itu tanpa ampun.Gio membalikan tubuh Ayana.Lalu menangkap kedua tangan Ayana dan menguncinya." Kaka mau buktiin kalau bocah ini bisa bikin bocah juga?Kalau mau ayo kita buktiin sekarang,kita buat bocah yang lucu dan cantik kaya Kamu." ucap Gio yang membuat Ayana mematung.

Ayana menahan napasnya saat wajah Gio mendekat ke wajahnya,kini wajah mereka hanya berjarak satu centi meter saja.Hembusan napas Gio yang beraroma mint terasa menggelitik hangat menyapu wajah Ayana.Refleks Ayana memejam saat wajah Gio semakin mendekat dan bibir mereka akan menempel.Namun Ayana merasa heran menunggu Gio yang tidak juga menciumnya.

"Cie merem,Udah siap aku cium ya?Nungguin banget kayanya," ucap Gio yang membuat Ayana membuka matanya.Dia melihat Gio tersenyum dengan jahil.Langsung saja Ayana memukul badan Gio dan buru-buru bangkit kabur ke kamar mandi.Dengan wajah sudah tak beraturan menahan malu.

Gio terbahak di atas ranjang puas melihat Ayana yang malu karena ulahnya." Rasain.Makanya jangan suka ngehina terus ngatain gue bocah mulu.Bocah-bocah gini juga bisa bikin lo mengandung dan melahirkan bocah." ujar Gio seraya terus tertawa.

Sementara itu di kamar mandi,Ayana memukul kepalanya puluhan kali.Bisa-bisanya dirinya sebodoh ini di kerjain oleh bocah ingusan macam Gio itu." Awas aja lo bocah.Bisa-bisanya lo ngerjain gue.Lihat aja gue bakal bales." maki Ayana bebrapa kali sambil meremas rambutnya.

"Sial,Padahal tadi gue udah ngarep banget pengen tau dia bisa bikin gue melayang apa enggak." rutuk Ayana.Lah kok malah ngarep gimana sih Aya ini.

Terpopuler

Comments

thomas matulesi

thomas matulesi

malu niye

2022-10-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!