2

Ayana telah bersiap hendak pergi ke acara tunangan Giselle dan Jullian temannya, Dia sudah selesai di makeup oleh perias cowok lembek dan gemulai, yang bernama Jeniper batarico singkatan dari berbatang tapi doyan cowok. Ayana mematut dirinya di cermin, Indah dan sempurna pujinya dalam hati pada kesempurnaan fisiknya, Dia selalu bangga akan dirinya yang mendekati sempurna ini.Betapa baiknya tuhan padanya, Ayana sangat bersukur kepada sang pencipta karena pada saat menciptakannya mungkin mood tuhan dalam keadaan yang baik, sehingga dia tercipta begitu cantik.

"Non geulis pisan ih, Yeay jadi iri tau. " Jeniper menatap Ayana seraya memasang wajah iri kala melihat lekuk tubuh dan wajah cantik wanita itu, Dalam hatinya merutuk kapan dirinya secantik Ayana, padahal ia sudah operasi habis ratusan juta ke thailand tapi tetap saja tidak merasa puas karena tidak secantik Ayana.Sepertinya Jeniper harus menebas tuntas belalainya agar bisa secantik Ayana, Ya siapa tahu setelah belalai dia hilang kecantikan itu menguar dengan sempurna dalam dirinya.

"Iri aja lo cong. " Ayana terkekeh Kemudian mengajak Jeniper untuk segera berangkat ke tempat acara di adakan.

Sementara itu, Frans yang baru saja tiba di rumah langsung menuju tempat di mana istrinya berada." Papah, " Sapa Monica sang istri menyambutnya dengan wajah senang.

Frans membalas lalu duduk dan menghela napas lelah, Kala lagi-lagi dia pulang dalam keadaan kelelahan seperti ini karena bekerja tentu saja. Dirinya sudah terlalu tua untuk mengurusi perusahaan yang berada di beberapa kota, Sangat menyita waktunya bersama sang istri.

Frans ingin istirahat dan menikmati masa tuanya bersama sang istri, Namun ia tidak bisa melakukannya karena Frans tidak bisa mempercayai orang lain untuk mengelola perusahaan, selain dirinya sendiri, Bukan tanpa alasan, Karena beberapa tahun yang lalu perusahaan yang ia bangun sendiri hampir tumbang. Akibat ulah orang kepercayaannya yang sengaja ingin membuat Frans bangkrut.

Karena itulah Frans tidak mempercayai siapa pun lagi, selain putra sulungnya yang bernama Abimana Himawan, Namun sayang putranya itu tidak bisa membantu ayahnya sepenuhnya. Karena dia juga sedang mengelola bisnis sang istri yang merupakan anak tunggal dari pemilik bisnis yang bergerak di bidang properti.

Mau tak mau Frans harus memaksa sang putri untuk membantu dirinya mengurus perusahaan agar Frans tak begitu kerepotan, namun sayang putrinya itu tidak begitu serius dalam bekerja, Malah Ayana terlihat tidak minat lebih senang main dan hura-hura bersama temannya. Ketimbang bergelut dengan tumpukan dokumen dan semacamnya.Frans harus lebih keras lagi kepada putrinya itu, Apa lagi mengingat umur Ayana sudah memasuki usia ke tiga puluh tahun, Frans kawatir jika Ayana akan menyendiri sampai ia berusia lanjut, sangat di sayangkan apa lagi Ayana itu perempuan maka penuaan pun semakin cepat di banding lelaki.

Frans ketakutan putrinya tidak ingin menikah dan memilih menyendiri hingga tua, Tentu saja sebagai orang tua Frans selalu ketakutan dan kawatir karena bisa saja anaknya itu mempunyai keperibadian menyimpang, atau semacamnya yang membuatnya selalu was-was.

Karena itu Frans mencari-cari pendamping pria yang sekiranya cocok untuk putrinya, Namun sudah beberapa dan berbagi pria dari kalangan tertentu tidak ada satu pun yang cocok menjadi kandidat untuk calon suami bagi putrinya itu. Frans merasa bahwa banyak dari mereka hanya ingin hartanya saja atau bisa di katakan aji mumpung.

"Papah mau langsung makan atau mandi dulu? " Tanya Monica seraya mengambil jas yang di serahkan sang suami.

"Makan dulu aja, Mah,Papah udah lapar. " jawab Frans, Monica mengangguk keduanya melenggang menuju meja makan." Loh Aya kemana? " Tanya Frans setelah mendudukan dirinya di kursi.

"Ke acaranya Giselle katanya malam ini mereka tunangan, Padahal tuh anak baru juga sampe rumah. " Jawab Monica sambil mengambilkan lauk dan nasi untuk suaminya.

"Dia sendiri kapan? " Gumam Frans seraya menyantap hidangan, Monica hanya terkekeh kala suaminya membahas mengenai Ayana, sungguh ia sendiri pun sangat ingin mendengar kabar bahagia dari putrinya itu.

"Sudah lah Pah, Nanti akan ada saatnya dia menemukan pasangan yang tepat untuknya. " Ucap Monica yang hanya di jawab decakan oleh Frans. Kedua manusia paruh baya itu menikmati makanan mewah dengan kesepian.

...☘☘☘☘☘...

Di rumah sederhana itu kembali ramai, Karena Bian kembali membuat ulah pada tetangganya. Laki-laki yang gemar judi itu kedapatan tetangganya bahwa dia mencuri dua ekor ayam milik haji Malik, Dua ekor ayam bangkok yang Bian curi itu memiliki nilai yang tidak sedikit, Karena itu lah Pak Haji geram.

Gio berjalan memasuki gang sempit yang menuju rumahnya,Kemudian dia mendengar suara ramai-ramai dari para tetangganya yang sedang berkerumun di depan rumahnya.

"Ada apa ini Pak? " Tanya Gio pada mereka dengan wajah lelahnya.

"Ampun deh ya, Ipar kamu itu bener-bener udah kelewatan, dia mencuri ayam bangkok Haji Malik dua ekor lagi, " Ucap si bapak yang masih menggenakan sarung dan peci sepertinya baru pulang dari mesjid.

Gio menarik napas sepenuh dada bingung dan malu dengan kelakuan kaka iparnya." Terus di mana orangnya? " Tanya Gio dengan amarah yang sudah siap meledak, Bayangkan saja, pulang kerja dalam keadaan lelah seperti ini ia harus menghadapi ulah Bian lagi.

"Di dalam ngumpet habis di adili sama bapak bapak tadi, Parahnya Gi, dia nuduh kamu yang nyuruh karena katanya kamu itu kan calon menantunya haji Malik, jadi gak masalah katanya kalau cuma ngambil dua ekor ayam doang mah, Itu orang emang bener bener gak ada otaknya heran deh. " Ucap Ibu ibu yang memiliki tubuh tambun dan berwajah sangar, Biasanya ibu itu yang selalu memaki Bian dan berdebat dengannya.

"Saya minta maaf ya Bu, Pak, Maaf atas semua kelakuan Bian. " Ujar Gio dengan wajah malu sekaligus kesal.

"Gapapa Gi, Bukan salah kamu ini ngapain minta maaf segala? Harusnya yang minta maaf orang gila itu, Bukan kamu. " Balas ibu ibu yang lain, tak sedikit dari mereka ada yang caper juga pada Gio, Tak bisa di pungkiri Gio memang idola kaum emak-emak, tak hanya para gadis saja, Bahkan ada sebagian bapak-bapak juga yang menyukainya, yang memiliki kelainan jiwa tentunya.

Gio hanya tersenyum lalu masuk ke dalam mendapati ibu dan kakanya yang sedang menangis, Lagi-lagi Gio harus melihat mereka menangis kapan dirinya bisa melihat kaka dan ibunya itu sedang tertawa bahagia.

"Bu? " Sapa Gio dengan suara serak.

"Mas Bian bikin malu lagi, Kaka malu sama warga dan Haji Malik, tadi Amanda juga kesini, Dek. " Tangis Indri langsung histeris betapa sangat malunya ia, kala tadi Indri mendengar cemoohan warga yang di layangkan untuk dirinya dan keluarga.

"Udah kaka tenang ya, Kasihan Billa tidurnya terganggu tuh, biar aku bereskan masalahnya kak. " Balas Gio menenangkan, Hatinya perih kala melihat kakanya terisak seperti itu, belum lagi ibunya itu terlihat sangat malu dan putus asa.

"Biar dia aja yang beresin masalahnya sendiri, Kamu jangan mau di repotkan terus Gi. Kaka gak mau kamu kenapa-napa. " Cegah Indri yang langsung di angguki Gio agar kakanya tenang.

...*************...

Malam semakin larut namun perut Gio terus berbunyi tanda bahwa dia sangat lapar, Gio ke dapur mencari-cari bahan makanan tapi tidak ada satu pun yang bisa ia makan, dia membuka kulkas usang yang isinya hanya ada air putih dan stok susu keponakannya, Cabai kering juga tomat yang sudah sedikit membusuk, dan juga sisa adonan bakwan yang sudah berair dan bau.

Gio menarik napas dalam, Dia melihat mejikom yang nasinya sudah mengering dengan terpaksa Gio mengambil piring dan menuangkan nasi untuk ia makan, lalu mengambil sedikit garam dan menaruhnya di sisi piring, dirinya mulai makan walau dengan terpaksa asal perutnya itu kenyang dan dia bisa tidur.

Indri mendekati Gio yang sedang makan di meja kayu yang berada di dapur. Dia menatap perihatin pada adiknya yang kini tengah menyuapkan nasi keras itu ke mulutnya.

"Gi? " Indri berdiri di samping Gio yang tengah makan, Adiknya itu hanya mendongak tanpa menjawabnya, dia kembali menyuapkan kepalan nasi itu ke mulutnya.

Gio mendongak lagi menatap kakanya." Kenapa? " Tanyanya seraya mengunyah nasi yang sedikit keras itu.

"Maaf ya, Kamu makan cuma sama garam doang, tadi sisa mie tinggal satu kaka makan karena lapar, maklum ya dek Kaka lagi menyusui bawaannya lapar terus. " Ujar Indri lirih.

Gio tak menjawab, dia memalingkan wajahnya tidak ingin kakanya melihat air matanya yang sudah menggenang dan siap untuk tumpah, Dia mengusap air matanya dengan bahunya.

"Aku makan apa pun gak masalah, Ka, asal kaka gak kelaparan, Makan lah apa yang ada di rumah. Jangan di tahan-tahan. " Ucap Gio seraya berdiri lalu menaruh piring kotor di cucian.

Sebelum tidur dia akan mencuci sekalian dengan popok keponakannya yang sudah menumpuk di ember, Gio selalu mencucinya karena kakanya itu sangat sibuk mengurus rumah dan bayinya sendirian, Karena suaminya yang gila itu jarang sekali di rumah. Dan kalaupun ada tak akan membantu apa-apa, karena Bian sejatinya hanya beban disana.

Indri menepuk punggung lebar Gio." Cepat tidur. Jangan nyuci besok biar kaka aja. " Suruhnya seraya masuk ke kamar.

Gio tak menanggapi karena ia tidak suka melihat kakanya kelelahan, Apa lagi baru melahirkan dua minggu yang lalu, Kakanya itu sudah mengerjakan seluruh isi rumah seorang diri. Gio mengistirahatkan tubuhnya yang lelah, namun baru akan benar-benar tidur ia mendapati ponselnya berdering beberapa kali, Gio terpaksa mengangkatnya dengan malas.

"Halo dengan siapa ini? " Tanya Gio, Siapa juga tengah malam begini menghubunginya.

"Saya Frans, Apa kamu masih ingat yang tadi siang kamu tolong? " Ujar lelaki tua di sebrang sana.

Gio langsung paham tentu saja." Oh iya tuan, Ada apa ya? "

"Bisa temui saya besok usai pulang sekolah? Di kafe Into sebrang jalan Aniland. " Ucap Frans tegas.

"Baik tuan, besok saya akan kesana. " Jawab Gio senang siapa tahu pria itu akan memberinya pekerjaan, Jadi apa saja Gio pasti mau asalkan menghasilkan uang, usai itu Frans mematikan teleponnya tanpa menjawab lagi, Gio kembali melanjutkan tidurnya yang tertunda.

...Beberapa jam sebelumnya...

Ayana terlihat baru pulang saat jam sudah menunjukan hampir di angka dua belas malam, Perempuan cantik itu memasuki rumahnya, dia berjalan hendak naik ke lantai dua, saat tiba di ruang tamu Ayana mendapati ayahnya yang sedang duduk tenang dengan satu cangkir teh di tangannya.

"Baru pulang? " Tanya Frans basa-basi.

Ayana tersenyum lalu mendekat dari belakang dia mengecup kedua pipi Frans dengan sayang, lalu melingkarkan kedua tangannya di pundak sang ayah." Papah gak marah kan? Ayo lah Pah, Aya udah gede kali udah dewasa.Masa Papa masih marah sih? " Rengek Ayana dengan manja, Meski sudah bangkotan ia merasa masih anak-anak yang baru berusia lima tahun.

"Dari mana, kamu? " Bukan menjawab Frans malah bertanya.

"Lah emang Mamah gak bilang, Aya dari mana?Aya dari acara tunangannya Giselle, Pah. Seru deh acaranya lancar dan meriah. " Ceritanya dengan sangat antusias.

"Kamu kapan? " Tanya Frans seraya meletakan cangkir tehnya.

Ayana mengerenyit heran." Kapan apanya? " Tanyanya.

Frans menatap putrinya dengan lekat." Ya kamu dong, Kapan Menikah? "

"Aku masih belum mau menikah, Nanti aja, " Tolak Ayana cepat.

"Kapan? Saat usia kamu lima puluh tahun, begitu ya? " Frans menatap putrinya serius.

"Yakali Pah, Masa lima puluh tahun baru nikah?Setidaknya 35 atau 37, Sekarang masih pengen bebas dulu, lagian belum nemu yang pas, " Ucap Ayana.

"Bulan ini kamu akan menikah, Papah udah punya calon yang akan menjadi suami kamu." Ujar Frans langsung yang membuat Ayana membelalak tak percaya.

"Jangan ngawur, Pah? Aku gak mau di jodohin ya! Apaan sih kaya nggak laku aja pake segala di jodohin. " Tolak Ayana dengan ketus, Apaan dirinya memang tidak laku atau apa sih sampai harus di jodohkan, dia sudah sangat muak sekali mendengar tentang perjodohan ini, seluruh keluarga selalu saja membahas perjodohan dirinya, Mereka berlomba-lomba mencarikan lelaki yang sekiranya pantas untuknya, benar-benar menjengkelkan!

"Kamu memang tidak laku kan? Kalau memang laku harusnya udah dari lama bawa calon suami, Atau setidaknya ada yang datang kesini untuk melamar kamu, Ini mana? Kamu udah tiga puluh loh Dek, Tapi kok masih betah aja sendiri, Apa gak pengen kawin? Kawin enak loh, seru, Kamu akan berumah tangga dan memiliki anak yang banyak. " Ayana semakin menganga tak menyangka kalau ayahnya yang sangat ia hormati itu kini tengah mengejeknya.

"Kali ini jangan nolak Aya, Papah sudah lelah dengan semua pekerjaan yang terus mencekik Papah, Sudah saatnya kamu dan suami yang akan menggantikan, Papah juga ingin segera menimang cucu dari kamu. " Frans menarik napas lelah, lalu kembali menyesap tehnya yang tinggal separuh.

"Papah hanya ingin menikmati masa tua kami dengan tenang dan bahagia, Papah juga ingin melihat anak-anak kamu berlarian di halaman rumah kita yang luas ini, Hanya itu Aya, apa kamu tidak ingin mengabulkannya untuk Papah dan Mamah? " Tanya Frans seraya menatap lekat putrinya yang sedang menatapnya juga.

Meski sangat jengkel, tentu saja Ayana tidak suka ayahnya yang seperti itu, Itu sama saja membuat dirinya merasa seperti anak yang durhaka jika tidak menurutinya." Kalau begitu beri Aya waktu, Aya akan cari sendiri gak mau di jodohin, Aku janji tahun ini akan menikah. " Jawab Ayana lembut supaya sang ayah luluh.

"Sampai Papah ini di kubur, begitu ya? Kamu selalu ngomong gini dari lima tahun lalu, Mana buktinya tidak ada satupun lelaki yang kamu bawa kesini, Malah si bencong itu terus yang kamu tenteng-tenteng kesini, Muak Papah. " Ucap Frans dengan tatapan sendu.

Ayana mendesah panjang seraya menatap ayahnya dengan lekat." Berapa usianya? Dan dia kerja apa? Kerja di kantor Papah ya, Atau punya bisnis lain, Kaya Leo dan Mas Abi? " Tanya Aya dengan serius.

"Masih SMA. " Jawab Frans yang seketika saja membuat Ayana terkejut dengan kedua bola matanya yang hampir keluar.

"Pah? Papah gak lagi ngelindur kan? " Ayana menatap ayahnya tak percaya.

"Gak dong, enak aja Kamu tidur aja belom, Dia masih SMA dan sebentar lagi lulus kayanya, Kalian akan Papah nikahkan segera, Agar Papah bisa cepat mengajarinya di kantor. " Ujar Frans dengan tenang." Papah gak suka di tolak, Pokonya bulan depan kamu akan menikah sama dia, jangan salah calon suamimu tampan bahkan lebih tampan dari si Bebengok itu. " Sambungnya tegas.

"Bebengok siapa? " Tanya Ayana tak mengerti.

"Si Leho, Pria gila yang selalu kamu agung-agungkan itu. " Frans mendengus kasar teringat pada lelaki gila yang dulu begitu di cintai oleh putrinya itu.

"Leo, Pah. " Koreksi Ayana yang di hadiahi dengusan sini dari Frans.

"Terserah lah, Pokonya bulan depan kamu akan menikah, Papah gak mau tau. " Kekeuh Frans tak mau di bantah sama sekali, Ia sudah cukup terus mengalah kala Ayana terus menolak beberapa lelaki yang di kenalkannya, tapi kali ini tidak akan, Frans harus bisa lebih tegas lagi pada putrinya itu.

Ayana hanya menganga menatap tak percaya pada pria yang juga sedang menatapnya dengan wajah serius, Ayahnya menyuruhnya untuk menikah dengan bocah yang bahkan masih duduk di bangku sekolah katanya.Hey! Yang benar saja ap-apaan sih ini, Kenapa hidupnya jadi lucu begini, tiba-tiba saja di jodohkan dengan bocah SMA pula.

Ayana mengira ucapan ayahnya hanya sebuah lelucon atau bisa di katakan prank, Karena sebentar dia akan ulang tahun, Namun ternyata semuanya tidak sebercanda itu, Ayahnya tidak main-main, tetap dengan serius ingin menikahkan Ayana dengan pria yang sudah di pilihnya, yang bahkan masih bocah ingusan.

"Pah? " Aya kembali memastikan apakah dirinya ini yang sedang bermimpi atau tidak.

"Papah hanya minta ini kan? Selama ini Papah gak sekali pun menuntut Aya untuk menuruti keinginan Papah, Kalau Aya sayang sama Papah maka turuti permintaan Papah ini, kalau gak, Maka gak masalah itu artinya Aya gak sayang sama Papah. " Ucap Frans seraya menyesap tehnya hingga tandas.Lalu berdiri dan berjalan membawa cangkirnya ke dapur.

...🍀🍀🍀🍀...

Pagi ini Gio sengaja berangkat lebih pagi ke sekolah, dia duduk di bangku taman yang berada di sekitaran sekolah sambil menunggui kedua temannya tiba, tidak lama Rehan dan Andre tiba dengan wajah tengil karena sehabis menggoda adik kelas mereka.

"Ngelamun aja lu, Juned? " Andre menepuk bahu Gio yang sedang duduk sambil memerhatikan tukang bersih-bersih taman.

"Muka lu kenapa Gi, Kusut amat kaya hidup si Andre, " Tanya Rehan, Lelaki selengekan itu mendudukan dirinya di samping Gio.

Gio hanya mengibaskan tangan." Biasa lah Si Bian anjing. " Jawabnya malas.

"Ck ck ck, Ipar lu itu musti di apain ya? Gak habis thinking gua, Gak ada tobatnya dan anehnya dia masih hidup aja sampe sekarang, " Andre berdecak kesal pada laki-laki bernama Bian itu, Baginya orang seperti Bian tidak pantas hidup karena hanya menyusahkan orang saja, kasihan istrinya yang super sabar dan cantik itu.

"Apa dia gak mikir ya? Ka Indri baru aja lahiran kan? Minimal ya sadar kek, Gitu ya, Ini mah buat onar terus dan lagi malah mukulin adik ipar yang udah banyak bantu dia, Sinting kali itu orang. " sungut Rehan seraya meremas cangkang roko, lalu membuangnya ke tong sampah.

"Emang sinting. " Timpal Andre benar-benar geram.

Gio tak ikut berkomentar, Karena hanya akan menguras emosi saja pikirnya." Udah lah jangan bahas Bian mulu. "

Gio merogoh botol minum dari tasnya, Kedua temannya setuju dan langsung ganti topik menjadi membahas adik kelasnya mereka, Fitria, Si bahenol idaman guru berkumis tebal Pak Wisnu dan Pak Jajang.Mata Gio melirik ke arah Rehan, Ia melihat bercak merah di sekitar leher pemuda itu." Leher lo kenapa, Han? " Tanya Gio seraya menyimpan botolnya.

Rehan terlihat salah tingkah akan pertanyaan Gio." Abis nganu dia, Gi. " Andre yang menjawab karena dirinya tahu penyebab leher Rehan.

"Buset? Siapa oy, Pacar lu ganti lagi? " Gio menatap Rehan serius.Dirinya tak percaya kalau Rehan yang ternyata seliar itu, Pemuda itu sering kali mengajak para gadis yang sedang di pacarinya naik ke ranjang.

"Bukan, Lo mau tahu gak? " Rehan mendekatkan bibirnya ke telinga Gio lalu membisikan sesuatu.

Gio terbelalak dan reflek memukul bahu Rehan dengan wajah terkejut." Gila lo, Apa sih yang ada di otak lo? Gak nyangka lo bisa begitu Han. " Ucapnya seraya mengusap wajahnya dengan kedua tangan berkali-kali.

"Karena lo belum nyobain aja, enak loh Gi, Gak perlu cape-cape gua di bengkelnya mas Tito, tinggal puasin aja tuh tante-tante duit pun ngalir cuy.Minggu depan aja gua dapat motor baru dari salah satu sugar mom gua. " Dengan bangga Rehan menceritakan kelakuannya.Tentu saja membuat Gio mendengus tak menyangka sahabatnya sampai sejauh itu.

"Sugar mom itu siapanya sugar glider? " Tanyanya dengan wajah lelah menghadapi Rehan yang gila ini.

"Rehan bener, Gua aja baru beberapa kali nyoba lumayan loh duit ngalir Gi, Kalau lo mau ikut ayo gua sih yakin banget pelanggan lo pasti lebih banyak dari kita, Secara lo sempurna secara fisik. " Andre ikut mengompori, keduanya memang sama saja, sama-sama sesat.

"Sayang loh Gi, muka ganteng dan anu gede tapi di anggurin, Anu lo gede kan? Ya mending di gunain biar dia ada kerjaan. " Sambungnya tanpa dosa.

"Sesat lo berdua. " Ujar Gio seraya menggeleng.

"Jangan salah, Gak semua tante-tante berumur loh, bahkan ada yang janda kembang gitu baru cerai sama lakinya terus dia butuh kesenangan, beuh hoki banget cuy masih seger-seger. " Rehan menjelaskan bagian-bagian lekuk tubuh pelanggannya yang uwouh banget itu.

"Bodo amat, Gua gak tertarik ngapain juga mau kok sama tante-tante, Kalian gak jijik apa? Masa iya ngejamah tubuh yang udah kisut sebagian, Geli. " Gio bergidik ngeri kala membayangkan Rehan dan Andre mencumbu tubuh-tubuh peot dan kisut, kedua temannya itu malah terbahak melihat tingkah Gio yang seolah jijik, dia belum tau saja pikir mereka.

"Merinding gue nih, jangankan cewek yang udah berumur, bagi gua nih ya, Cewek yang udah lewat dua puluh lima tahun itu menurut gua udah tua.Jadi gua ga bakal sanggup ngejamah yang udah tiga puluh tahun ke atas. " Sambungnya dengan wajah bergidik ngeri.

"Idah-idih juga sekarang aja sih, kalau udah nyoba mah pasti ah ih ah ih lo_" Ucapan Andre terhenti karena Gio memukul bahunya.

"Goblok, Amit amit dah gue. " Gio menggaruk batang lehernya karena geli.

Andre dan Rehan tertawa mendengar ucapan Gio, Mereka memaklumi karena Gio belum pernah seperti itu, dan mungkin saja sih karena kekasihnya juga wanita baik dan alim, rasanya tidak mungkin Gio akan berbuat yang tidak-tidak dengan Amanda, Gio juga tidak suka mendekati perempuan yang di atas usianya sering kali dekat dengan gadis-gadis lucu.Yang bahkan umurnya saja masih bau kencur kalau kata Rehan dan Andre sih begitu.

"Iya gua ngerti, tapi saran gua sih lumayan, kita ini sama banyak hutang, sama-sama susah, lo juga lagi ada masalah kan? Mending ikutin kita aja lu bisa meringankan beban keluarga, Lo bisa bawa tante Mira kerumah sakit dan memberi makan enak buat Ka Indri.Kasian dia abis lahiran butuh nutrisi dan gizi yang cukup, Gi.Dan ponakan lo juga terjamin. " Saran Andre yang di setujui oleh Rehan.

Gio tak menjawab ia hanya diam, Sungguh dirinya mencerna dengan baik-baik saran dari sahabatnya itu, kini batinnya berperang apakah dirinya harus mengikuti saran Rehan dan Andre untuk merubah nasib, Atau tetap teguh pada pendiriannya agar jangan pernah mencoba-coba maksiat dengan berbuat dosa melebihi batas. Cukup dengan Amanda saja dia sering kali berbuat mesum meski masih dalam batas, hanya sekedar ciuman dan saling meraba selebihnya Gio tak berani.Jujur saja Gio mulai goyah dan tertarik dengan tawaran itu, karena Gio ingin memberikan perawatan terbaik untuk ibunya, dan menjamin Kaka beserta keponakannya hidup dengan layak.

Gio sedih kala melihat kakanya selalu makan dengan seadanya, padahal baru selesai melahirkan, seharusnya kakanya itu makan makanan yang bergizi dan kaya akan vitamin untuk menunjang kesehatan dan pemulihan. Pasca melahirkan, juga nutrisi untuk asi yang di minum Billa keponakannya.Namun semua itu tidak di dapatkan oleh kakanya mau pun Billa, karena mereka hidup pas-pasan bisa makan saja sudah sukur.

Terpopuler

Comments

FiQka Yin

FiQka Yin

sukak ama cerita nya thor.. lanjut trus thor ampek tamat

2022-07-13

0

AnonymousT۵

AnonymousT۵

Keren abis

2022-07-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!