Gio mengusap keringat yang mengucur deras dari pelipis dan lehernya, dirinya baru saja sampai di pintu sebuah gedung mewah yang bertulisan 'By Iwan Guniwan'.Gio melirik kesana sini mencari sesorang yang katanya sedang menunggunya di sana tapi Gio tidak menemukan satu orang pun. Gedung itu terlihat sepi dan hanya ada beberapa orang saja yang sepertinya sedang bertugas berjaga. Kemudian seorang pria bertubuh jangkung menghampirinya.
"Gio bukan? " Tanya Iwan dengan mata berbinar menatap Gio,Gila pikirnya, lelaki ini lebih dari tampan, pantas saja Ayana terlihat sangat santai saat membahas calon suaminya tadi, ternyata memang bule beneran, bukan Bulepotan, seperti bayangannya Iwan. Kalau benar ini calon suami Ayana, perempuan itu beruntung sekali.
Gio mengangguk tersenyum." Iya Mas, Saya Gio, "
Melihat mangsa yang masih segar dan hot itu pun, gejolak hasrat Iwan seketika langsung meledak-ledak membuatnya hampir belingsatan." Ikut saya." Ajak Iwan seraya berjalan di depan Gio, setengah mati dia menahan diri agar tidak kelepasan merangkul anak muda itu.
Gio mengikutinya sampai di ruang fitting baju." Nah ini coba dulu, tadi siang Ayana sudah mencoba beberapa dan dia cocok dengan gaun yang itu, katanya dia maunya itu aja. " Tunjuk Iwan pada sebuah gaun indah yang terpajang di patung manekin.
Mata Gio mengikuti telunjuk Iwan dan tertuju pada gaun itu memandangnya dengan takjub, dia membayangkan akan secantik apa calon istrinya nanti jika menggenakan gaun itu di hari pernikahan mereka besok.Melihat gaunnya yang super kecil, Itu berarti kemungkinan Ayana bertubuh kurus tidak berisi seperti dalam bayangannya selama ini. Gio tersenyum membayangkan akan secantik apa calon istrinya besok.
"Woy, Coba dulu kok malah bengong? " Tegur Iwan seketika membuyarkan bayangan Gio.
"Maaf, Mas, " Gio menyengir seraya mengusap tengkuknya, terlihat sangat lucu di mata Iwan." Gaunnya bagus, Mas. " Gio malu pada lelaki gemulai itu, bukannya siap-siap dia malah bengong tak jelas
Iwan mendengus, tangan besarnya bergerak mengambil alat pengukur." Iyalah pasti bagus. Kamu juga tau dong yang mau nikah ini kan anak orang kaya di kota ini, jelas tak cuma gaunnya aja yang bagus dan mahal, tapi semuanya bagus secara keseluruhan, Gimana sih kamu. " Katanya membuat Gio insecure.
Gio hanya bisa diam tak membalas,Seketika rasa rendah diri merayap dalam diri lelaki itu, Gio mencoba sabar, dia memang harus banyak sabar, apa lagi setelah menikah besok, sepertinya Gio harus membeli stok sabar yang banyak. Gio mencoba beberapa stelan tuxedo yang sekiranya pas dan bagus di kenakannya. Ternyata semua yang sudah di cobanya hampir pas dan bagus di tubuhnya. Gio memang setampan dan sesempurna itu.
"Gio, Kamu ini masih muda dan ganteng kok mau sih sama Ayana? Emang kamu gak mau cari yang lebih muda yang seumuran kamu gitu? " Tanya Iwan seraya meneliti tubuh Gio dengan tatapan lapar. Anak ini cocok sekali di jadikan brondongnya, Tinggi, Tampan, Wangi dan keren, sangat sesuai dengan seleranya." Atau, kalau gak kamu mending jadi brondong saya aja, mau gak?Saya janji akan penuhi semua kebutuhan kamu. " Tawarnya langsung tanpa basa basi lagi.Seluruh tubuh Gio merinding seketika, apalagi ketika iwan memegang lengannya mengelus dengan sensual tambah ketar ketir saja Gio.
"Jangan tegang Sayang rileks aja, lamu dingin ya? Apa Acnya terlalu dingin? " Sambung Iwan lembut, dia mendekat ke sisi Gio ingin membuat anak ini nyaman di dekatnya. Gio hanya bisa memaksakan senyum, dirinya ingin cepat selesai agar bisa segera pergi dari tempat jahanam ini. Tapi rupanya Gio salah dengan senyumannya justru itu memancing Iwan dan malah lebih gencar mendekatinya.
Iwan mendekat pada Gio dengan mata yang terus seperti menelanjangi Gio saat itu juga. Rasanya dia sudah tidak bisa menahannya lagi, andai Gio mau saat ini juga pria muda ini sudah ia bawa ke ranjang." Tubuh kamu ini bagus dan keren Gio. Masa kamu mau sama nenek-nenek? Ayana itu udah berumur kamu juga tau kan? Empat atau lima tahun lagi juga udah kendor semua, apa yang kamu cari dari perempuan itu? Memang cantik sih saya akui, tapi kan sebentar lagi juga dia peot Gi. Mending sama saya, Saya jamin, Saya bisa memuaskan kamu lebih dari Ayana. " Rayu Iwan dan masih mengelus-elus paha Gio.
Iwan berbisik di telinga Gio membuat Gio setengah mati menahan napas." Sayang loh, Kamu udah sakit-sakit sunat tapi dapatnya nenek-nenek udah gitu gak perawan lagi. Ayana itu bandel belum tentu kan dia masih perawan?Kecuali kamu udah pernah nyicipin, sedangkan kamu masih muda dan ganteng, rugi kalau kamu cuma dapatin dia doang. " Bisik Iwan hembusan napasnya terasa geli di leher Gio.
Lagi-lagi Gio tak menjawab ia menjauh karena risih, tangannya mengepal kuat.Gio ingin sekali memukul wajah Iwan dengan keras, berani sekali dia mengatai calon istrinya seperti itu.Gio tidak peduli seperti apa dan bagaimana calon istrinya, dia hanya sedang berusaha dan akan menerima apa pun keadaan istrinya nanti, karena itu sudah jadi pilihannya.
"Gimana, Kamu mau ya? Kalau kamu memang tetap akan menikah gak masalah, Kita bisa bermain di belakang istrimu, Saya gak keberatan dengan itu, toh hanya berbagi dengan Ayana, bukan masalah yang serius. Biar kamu juga bisa membedakan servis siapa yang lebih oke, " Iwan masih berusaha agar Gio mau menerima tawarannya. Demi apa pun lelaki muda ini tidak boleh lepas begitu saja.
"Maaf Mas, Saya tidak tertarik sama tawaran Masnya, tawarin aja ke orang lain, Saya akan tetap memilih Ayana karena dia calon istri saya. Masalah dia sudah tidak perawan atau pun masih perawan, Itu sama sekali tidak membuat saya mau melepaskannya, bagi saya dia adalah wanita baik yang sudah saya pilih. " Ujar Gio tegas seraya menatap Iwan dengan sinis.
Tentu saja Iwan tersulut emosi, dia pikir Gio bisa di kadalin. Ternyata pria muda itu keras kepala juga." Oh begitu? Kita lihat aja berapa lama kamu akan bertahan dengan dia, Saya jamin paling cuma setahun dua tahun aja." Ucapnya mengejek." Kecuali kamu memang hanya menginginkan hartanya saja, mungkin kamu akan bertahan dengan Ayana tapi memiliki selingkuhan di luar_"
"Kalau udah selesai saya pergi sekarang.Permisi. " Gio pergi dengan langkah lebar meninggalkan Iwan yang belum selesai dengan ucapannya.Iwan berusaha mengejar Gio karena masih ada lagi beberapa yang harus pemuda itu coba.
"Gio, Hey tunggu saya belum selesai! " Teriak Iwan dengan langkah kesulitan mengejar Gio yang sudah menuruni tangga.
"Gio, Tuan Frans akan marah sama kamu, Hey!! " Ucap Iwan dengan suara keras ia masih melihat kepergian Gio dengan wajah kesal.Namun Gio tidak mempedulikannya sama sekali. " Kurang ajar bocah itu! " Amuk Iwan mengabaikan tatapan heran dari para karyawannya.
...*********...
Gio melajukan langkahnya dan buru-buru meninggalkan tempat laknat itu, jika saja tadi Gio lepas kontrol mungkin sudah memukul wajah Iwan dengan tinjunya. Hanya saja Gio tidak ingin mengundang keributan." Dasar bencong gila. " Rutuk Gio dengan kesal seraya berjalan menyusuri trotoar.
Gio mendudukan dirinya di kursi yang terbuat dari beton yang berada di sisi jalan. Mata Gio tidak sengaja menangkap sosok perempuan yang pernah di lihatnya di restoran tempat kerjanya beberapa waktu lalu. Perempuan itu sedang bersama dua lelaki dan tiga orang perempuan. Mereka tengah berada di sebuah kafe mewah yang berada tepat di depan Gio saat ini.
Mata Gio terus saja memperhatikan mereka yang tengah bersulang dengan seru, sepertinya mereka tangah merayakan ulang tahun atau semacamnya, Gio mengira begitu.Sudut bibir Gio ikut melengkung kala melihat tawa ceria dari perempuan yang sedang di perhatikannya dalam diam." Cantik banget sih, " Pujinya tak sadar. " Astaga, Ingat Amanda." Gio memukul mulutnya cepat setelah sadar apa yang dia ucapkan.
"Bisa-bisanya muji perempuan lain di saat Amanda selalu setia sama gue, dan besok gue udah jadi suami orang. " Ucapnya dengan hati menyesal namun itu hanya sesaat.Kemudian Gio melihat ke depan lagi dan di saat itu pula perempuan itu meniup lilin yang berada di atas kue ulang tahun berwarna dusty rose di depannya. Secara tak sadar kemudian Gio ikut tepuk tangan kala melihat teman-teman dari perempuan itu tepuk tangan merayakan ulang tahunnya.
"Astaga, Ngapain sih gue di sini? Kaya orang gila aja. " Gerutu Gio seraya bangkit lalu kembali ke rumah sakit akan menjenguk Mira sebelum menemui Frans.
...🍀🍀🍀🍀🍀...
"Selamat ulang tahun sayang." Ucap Frans dan Monica bersamaan saat Ayana baru sampai di pintu, Ayana tersenyum menatap kedua orang tuanya haru.
"Terimakasih, Mah, Pah. " Balasnya dengan wajah bahagia.Dirinya langsung menghambur memeluk kedua orang tuanya.
"Ayo tiup lilin dulu, Sayang. " Suruh Monica mendekatkan kue ulang tahun itu pada Ayana.
Ayana kemudian merapalkan doa dalam hati lalu meniup lilin, Ayana tertawa begitu mendengar suara tepuk tangan dan lagu selamat ulang tahun yang di nyanyikan Kakek, Nenek, beserta Om dan Tantenya.
"Kok Nenek sama kakek udah sampe aja sih, Gak ngabarin Aya dulu. " Rengek Ayana seraya memeluk Raharjo dan Melani Ibunda dari Monica.
"Sengaja biar Aya terkejut. " Raharjo tergelak begitu pun yang lain.
"Ini kan ulang tahun Aya.Biar sekali-kali kami ngasih kejutan. " Timpal Melani.
"Ka Ayana makin keriput aja. " Goda Althea_Sepupu Ayana yang umurnya beda sebelas tahun dengan Ayana.
"Apa sih Dek? Keriput juga tetep cantik iyakan Om, Tante? " Tanya Ayana pada Belina dan Sandoro adik dari Monica.
Para orang tua hanya menanggapinya dengan kekehan, lucu melihat tingkah dua cucu kesayangan Raharjo itu. Setelah itu Frans meminta ijin undur diri karena akan menemui Gio, Pemuda itu sepertinya sudah sampai.
Malam semakin larut, Ayana dan Althea masih juga belum tidur karena mereka belum selesai nonton drama china. Ayana mengajak Althea yang gemar kpop itu menonton drachin kesukaannya, dan saat ini keduanya masih menatapi aktor pemeran utama yang bernama Wang Yibo. Aktor tampan dari china itu kesukaan Ayana dan dia ngefans berat pada pria pemilik wajah dingin nan kaku itu.Mewakili yang nulis sih ini, duh itu cowok senyum dikit aja yang nulis udah mikir resepsi pake adat apa.
Setiap melihat aktor itu Ayana sering berhayal, seandainya ia bisa menikahi Wang Yibo yang miskin sekalipun Ayana mungkin tak masalah siang malam makan dengan garam.Asalkan hidup seatap dengan sang aktor. Makan tuh cinta, di banting tau rasa.
"Jadi bener ya Kaka di jodohin sama Pakde? " Tanya Althea akhirnya memberanikan diri setelah lama menimbang.
Ayana yang sedang merapikan maskernya itu menoleh pada Althea dengan malas." Kenapa?Kepo lu, " Jawabnya.
Althea mendengus sebal." Tadi denger Mama sama Bude ngobrolin Kaka, Aku denger katanya Bude gak setuju sebenarnya mengenai perjodohan Kaka itu." Jelas Althea seraya mencopot maskernya." Lagian kenapa mau sih Ka? Kaya gak laku aja pake di jodoh-jodohin segala. Malu dong seorang Ayana masa cari suami aja gak bisa dan mesti di jodohin? " Althea tertawa dalam hati melihat air muka Ayana yang berubah suram, biar saja perawan tua itu kena mental.
"Terus katanya calon suami Kaka itu masih bocah dan asal usulnya juga gak jelas. Makanya Bude gak setuju dan marah sama Pakde. " Sambung Althea semakin membuat Ayana menekuk wajahnya.
Ayana tak segera menjawab dirinya malah diam menatap wajahnya di cermin.Sebenarnya masih ada waktu untuk kabur atau membatalkan pernikahan konyol ini. Tapi Ayana tidak ingin membuat sang ayah menanggung malu karena ulahnya. Ayana juga belum siap jika beneran di usir oleh Frans meski Ayana tau jika itu hanya geretak saja." Kalau Kaka gak mau menikah, Aku bisa bantu Kaka untuk kabur atau membatalkan pernikahan itu, Ka. " Ucap Althea tiba-tiba yang membuat Ayana menoleh padanya.
"Maksud kamu? Jangan aneh-aneh deh kaya gak tau Pakde aja gimana? " Balas Ayana. Jangan sampai berurusan dengan Ayahnya itu, Ayana tahu bagaimana watak sang Ayah.
Althea berdecak kecil." Kaka ini gimana sih mau aku bantu gak? " Tanyanya lagi dengan serius, semoga saja Ayana mau menurutinya.Demi apa pun dia tidak akan pernah rela melihat Ayana besok menikah dengan lelaki pilihan Pakdenya itu.
"Nggak deh, Kaka gak mau ngecewain Pakde biarlah sekali-kali Kaka nurut.bToh juga jarang-jarang ini." Jawab Ayana yang di balas decakan lagi oleh Althea." Kaka selalu ngelawan Pakde, jadi untuk kali ini Kaka mau nurut aja. "
"Yakin gak hati dan ucapan Kakak sesuai? Kalau gak yakin dan masih ragu, mending cari cara lain mumpung belum terlambat Ka, masih ada waktu. " Althea lagi mengompori Kaka sepupunya itu.Dia harus bisa membuat Ayana membatalkan pernikahannya besok." Kalau Kakak mau kabur Aku bisa bantu, Mumpung dari sekarang, "
Ayana hanya diam tak menanggapi." Kaka gak tau kan gimana calon suami Kaka? Besok pas ketemu ternyata orangnya jelek banget dan jauh dari kriteria Kaka? Misal kakinya panjang sebelah, atau jarinya ada sembilan doang? Yakin Kaka gak malu dan tetap mau? Masa iya kan seorang Ayana yang selalu serba wow dapat suami yang jauh dari kata layak? Mana masih bocah lagi, Gak bangetlah Kak, " Ucapnya lagi yang di hadiahi delikan oleh Ayana.
"Ngawur, Gak mungkinlah Pakde mencarikan calon suami untuk Kaka yang seperti itu, Ayah mana yang akan tega begitu sih? " Decak Ayana tak mengerti pada pikiran Althea yang masih kecil itu. Ayana rasa sepupunya itu terlalu konyol.
"Kamu masih bocah Dek, tau apa sih tentang urusan orang tua. " Sambung Ayana seraya mengoleskan skincare ke wajah dan lehernya.
"Cukup doakan aja yang terbaik untuk Kaka. Kaka yakin Pakde gak akan tega begitu, Kamu jangan kawatir sama pernikahan Kaka, mending kamu doain aja ya supaya Kaka bisa menerima dia kedepannya. Makasih kamu udah peduli sama Kaka. " Ucapnya lagi yang sama sekali tak mendapat balasan dari Althea.
Wanita muda itu hanya diam dengan hati yang dongkol, beberapa jam lalu sebelum Althea ke kamar Ayana. Dia mencari power bank miliknya di dalam tasnya namun Althea tidak menemukannya di mana pun.Akhirnya ia memutuskan untuk mencari di mobil ayahnya yang terpakir di garasi milik Frans.
Althea akhirnya menemukan apa yang di carinya, Kemudian ia menutup pintu mobil hendak masuk ke dalam, tapi mata Althea tak sengaja melihat pemuda asing yang sedang berjalan dengan Pak Satpam menuju pintu samping rumah Ayana.Karena penasaran Althea mendekat meski pemuda dan Satpam itu tak menyadarinya.Althea sempat mendengar bahwa pemuda itu bernama Gio yang akan menemui Frans, untuk membicarakan pernikahan yang akan di langsung besok di hotel milik Pakdenya itu.
Althea yakin bahwa pemuda bernama Gio itu adalah calon suami Ayana.Tentu saja dirinya tidak rela dan tidak sudi jika Ayana akan bersuamikan pemuda tampan itu.Lelaki itu cocoknya dengan Althea bukan dengan Ayana yang jelas sudah tua.
...🍀🍀🍀...
Hari pernikahan Ayana di gelar hari ini, Frans dan istri sudah sibuk mengatur dan mengecek semuanya meski mereka sudah menyewa WO. Tetap saja keduanya sebagai orang tua yang akan menikahkan anaknya harus turun tangan langsung mengecek dan meneliti apa yang kurang di acara tersebut.Namun baik Frans maupun Monica, keduanya sama-sama puas dengan cara kerja tim WO dan orang-orang Frans yang ikut membantu dan mengatur acara tersebut. Acaranya terlihat megah meski hanya di hadiri oleh tamu dan kerabat terdekat saja.
Mereka sengaja tidak ingin mengundang tamu banyak karena itu permintaan Ayana, katanya malu.Gampang jika ingin mereka akan mengadakan lagi resepsi besar-besaran.Para tamu sudah hadir sebagian, keluarga dan teman-teman Ayana sudah berada di sana karena memang Ayana tidak ingin menyembunyikan dari ketiga sahabatnya, ya itu, Aneska.Cindy, dan Giselle.Ketiganya sudah hadir dan nampak cantik sebagai bridesmaid di sana. Kini tinggal menunggu calon mempelai wanita yang sedang di makeup oleh mua ternama.
Ketiga teman Ayana itu tak henti-hentinya mengajak Ayana mengobrol, karena pengantin wanita terlihat sangat mengantuk dan kelelahan. Bayangkan saja jam empat subuh Ayana harus bangun karena akan di rias.
"Ay, Lo udah lihat calon suami lo belom sih? Kok dari tadi kita gak lihat " Tanya Cindy penasaran pasalnya sejak tadi mereka sama sekali belum melihat sosok calon suami Ayana.
"Gak tau. Mungkin lagi sama Papah. " Jawab Ayana dengan mata terpejam karena sedang di pasangkan bulu mata oleh perias.
"Ck. Gue kira udah ketemu, Ini adat apa gimana sih kok calonnya belum pada di ketemuin?Herman gue. " Aneska berdecak, sejak tadi dia sibuk celingukan mencari keberadaan si pengantin pria.
"Ijab dulu kali Nes, Nanti kalau udah selesai juga di ketemuin. Lo berdua ini rempong amat dari tadi gue lihat-lihat? Yang mau kawin aja santai banget, lo orang berdua ribut mulu, pusing Gue. " Omel Giselle tak mengerti kedua sahabatnya itu memang sangat rempong melebihi calon pengantinnya.
Aneska dan Cindy hanya mendelik tak suka bisa-bisanya Giselle tidak penasaran akan sosok calon suami Ayana. Mereka saja berdua sangat tidak sabar ingin segera melihat, bukannya apa sih, mereka hanya takut Ayana dapat aki-aki yang napasnya saja sudah senin kamis.
"Emang lu gak penasaran, Sel? Kok bisa anjir? Kita sih penasaran banget, takutnya kan bocah jamet gitu atau gak malah aki-aki bau minyak angin. " Ucap Cindy di setujui Aneska. Keduanya membuat salah satu asisten mua itu tertawa.
"Ganteng banget loh Ka, tadi aja aku sama Mbak Indah sampe terkesima pas merias. " Aku asisten mua yang bernama Nova itu.Jujur saja dirinya tadi sampai terkesima melihat wajah rupawan calon mempelai." Mukanya bule banget mirip artis luar, Mirip Manu, Manu, Manu apa gitu. " lanjutnya.
"Manuk kali ah? Serius dong Mbak, Masa mirip Manuk? " Tanya Aneska antusias membuat yang lain tertawa. Tentu saja mereka tidak percaya jika calon suami Ayana mirip dengan artis asal spanyol tersebut. Mirip Manu rios katanya, jelas tidak mungkin lah, mereka pikir si asisten mua ini hanya bercanda saja karena sejak tadi mereka terus membahas calon suami Ayana.
"Manu apaan? Panu kali. " Timpal Giselle yang langsung di keplak oleh Aneska.
"Sembarangan lo, laki orang di bilang panu. " Ujarnya, tumben bener batin Ayana dan Cindy.
"Iya ganteng loh saya gak bohong, tanya aja Mbak Indah tuh, Iya gak Mbak? " Tanya Nova pada bossnya yang di angguki dan di balas senyum oleh Indah. Mua itu memang tidak begitu banyak omong sedari tadi hanya fokus bekerja.Tanpa ingin ikut campur dalam obrolan pengantin wanita dan teman-temannya.
...🍀🍀🍀...
Gio di suruh oleh Frans untuk istirahat sebentar seraya mengapalkan ijab kabul di ruangan yang menyatu dengan ruang makeup.Karena Gio tadi terlihat panik dan gugup luar biasa, Karena itu Frans memintanya untuk menenangkan diri di ruangan yang sepi. Gio mengusap dadanya dan menarik napas dalam beberapa kali agar bisa lebih tenang, dirinya berkali-kali salah tadi saat mengucapkan prosesi ijab, untung saja belum di mulai hanya latihan tapi ia sudah sepanik dan segugup ini.
"Tenang Gi, tarik napas dalam-dalam lo pasti bisa. " Gio menyemangati dirinya sendiri walau peluh bercucuran di dahi dan pelipisnya.
Baju pengantin yang ia kenakan sudah basah oleh keringat, dan itu membuat Gio semakin tak percaya diri. Gio duduk di sana seraya merapalkan dan latihan ijab kabul seorang diri, mumpung masih ada waktu setengah jam lagi untuk memulai akad. Kemudian dirinya tak sengaja mendengar percakapan dari ruang sebelah.Terdengar beberapa perempuan yang sedang membahas ukuran alat vital lelaki.
"Dari sekarang lo harus persiapan buat nanti malam tempur, tadi gue udah beli ko*d*m takutnya lo belum mau punya anak dulu. Lo gak KB kan? " Aneska melirik pada Ayana seraya membenarkan bajunya di kaca. " Gue yakin lo pasti napsu lihat tuh laki, kan kata si Mbak tadi dia mirip bule. Lo kan demen yang modelan bule bule gitu. " Lanjutnya.
"Bulestreng kali. " Timpal Giselle yang belum percaya, dia dapat delikan dari Aneska.
"Langsung hamil juga gapapa sih Ay.Kan lo udah tua, Nanti keburu menopause lo. " Sambungnya dengan kekehan.
Ayana langsung melemparinya dengan tisu bekas keringatnya." Gila lo, Gue aja gak kepikiran kesitu." ucap Ayana seraya mendengus." Boro-boro mau sampe hamil segala, Gue aja gak tertarik ngw sama dia. " Sambungnya dengan nada malas.
"Serius lo? Kalau kntlnya gede kan sayang Anjir masa di anggurin. " Serobot Cindy yang baru saja dari kamar mandi.
Giselle menggelengkan kepalanya mendengar ucapan vulgar sahabatnya itu." Ck mulut lo, Cyn. " Decak Aneska tak sadar, padahal dirinya sama saja.
"Coba aja lihat dulu, Kali aja gede dan panjang. Nah kalau gede gapapa lanjut unboxing, tapi kalau kecil mah jangan mau, Ngapain bikin geli doang. " Ujar Giselle akhirnya memang dasarnya sama saja, tidak ada yang mendingan.
"Males ah, Gue gak mau, gak bakal bikin puas. " Balas Ayana seraya berdiri karena suara panggilan dari Ibundanya untuk segera bersiap." Gue yang cantik begini harus iya iya sama dia?Ogah! rugi banget dong gue. Perawan gue hanya untuk lelaki yang gue suka aja, bukan untuk lelaki yang gak jelas gitu. "
"Kan si Mbak bilang tadi calon lo mirip Manu rios. ya udah kagak sama yang asli, ada kwnya gas aja. " Ujar Cindy di setujui yang lain.
"Kagak mau gue, Palingan orangnya juga letoy dan klemar klemer gitu, Pas iya iya Sukur bisa tahan setengah jam.Kalo baru masuk gak ada lima menit tapi udah wasalam gimana? " Balas Ayana membuat ketiga temannya terbahak bahak, Bahasan mereka kalo kumpul pasti selalu hal hal vulgar seperti itu.
Gio yang mendengar semua obrolan mereka hanya diam seraya mengepalkan tangannya dengan kesal.Mereka dengan terang-terangan menghina ukuran alat vitalnya seakan sudah pernah melihatnya, padahal belum pernah sama sekali.Gio menggeleng miris pada calon istri dan teman-temannya, yang dengan terang-terangan membicarakan hal vulgar seperti itu seakan sudah biasa bagi mereka.
"Lihat aja nanti, Gue pastikan lo akan menjilat ludah lo sendiri, Ayana. " Ucap Gio sebelum keluar dari ruangan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
thomas matulesi
ampunnn rumpinya kesono mulu
2022-10-22
0