11

Keesokan paginya Ayana sudah siap untuk turun ke bawah sarapan setelah mencuci wajahnya.Karena itu memang kebiasaan Ayana sarapan tanpa mandi kecuali akan berpergian ke luar kota atau kalau ada urusan penting.Ayana memakai skincare dan memoles bibirnya dengan lip balm agar telihat lebih sehat dan segar, Perempuan bertubuh tinggi dan ramping itu pagi ini terlihat sangat cantik dengan barefacenya.

Gio yang sudah tampan dengan setelan putih abu-abu tengah sibuk memasukan buku-buku pelajaran ke dalam tasnya dan bersiap akan pergi sekolah. Keduanya belum terlibat omongan sejak semalam karena Ayana tiba-tiba mendiamkan Gio.Bukan tanpa alasan, Ayana masih sangat malu karena itu dia sengaja mendiamkan Gio hingga pagi ini.

"Ka, Aku berangkat ya, " pamit Gio seraya menenteng tasnya.Tapi tidak mendapat sahutan dari Ayana, istrinya itu pagi ini mendadak jadi batu.

Gio mengulas senyum." Mungkin Aku bakal pulang terlambat malam ini. " ujar Gio tangan besarnya terulur hendak membuka pintu kamar.

"Mau kemana lo? " tanya Ayana dengan nada ketus.Gio tidak langsung menjawab malah pura-pura tidak peduli." Jangan keluyuran dan macam-macam lo ya.Kalau Papah tau abis lo, pergi-pergi gak jelas mau ngapain sih? Jangan mentang-mentang kami baik lo bisa seenaknya! " ucap Ayana tidak ramah sama sekali.

Gio yang akan memutar kenop pintu pun terhenti dan membalikan badan.Melihat Ayana yang sedang bersidekap dada menatap tajam padanya." Aku mau pulang sebentar.Mau nengokin Ibu." ujar Gio seraya menatap ponselnya yang bergetar ada pesan masuk dari Rehan.

Ayana memicingkan mata tajamnya itu." Gak usah bohong, lo mau ngapain,hah?! Lo pasti mau aneh-aneh atau pacaran kan? Gila lo ya, gue kerja lo malah mau enak-enakan di luar sana! " tuduh Ayana tak terima suami bocahnya ini mulai berulah.Enak saja Ayana kerja sementara suaminya malah pacaran.Ia yakin Gio pasti akan menemui pacarnya, mau menemui Ibunya itu hanya akal-akalan saja.

Gio mendekat satu langkah pada Ayana." Yang mau keluyuran siapa? Aku mau jenguk Ibu sama Kaka di rumah." ujar Gio jujur dirinya tak terpancing sama sekali oleh ucapan Ayana yang sudah memancing keributan.

"Gak percaya gue, lo pasti mau nemuin pacar lo kan?" tuduh Ayana lagi masih tak percaya pada Gio.

"Kenapa malah nuduh yang enggak-enggak sih?" tanya Gio heran." Orang aku cuma mau pulang bentar, siapa juga yang mau pacaran?Katanya gak peduli Aku mau ngapain aja, ini baru mau keluar doang kok udah repot."

Ayana hanya mendengus sebal, bicara sama Gio ini cukup menguras tenaga pagi-pagi begini." Cape ngomong sama Lo! " Ayana keluar kamar lebih dulu meninggalkan Gio yang hanya berdiri dengan keheranan.

"Dasar Aneh, dia yang heboh nuduh dia juga yang capek, dasar nenek nenek emosian, " gumam Gio seraya turun menyusul Ayana." Pagi-pagi begini udah sensi aja tuh tante." Gio mulai menuruni tangga.

Sesampainya di lantai bawah Gio yang akan berpamitan hanya berdiri kebingungan tak jauh dari meja makan.Di sana sudah ada Istri dan Ibu mertua yang sedang sarapan, dia merasa sungkan dan malu karena tatapan beberapa pelayan padanya.Gio merasa bahwa dirinya sangat lah kecil di rumah ini, kecil dalam artian sangat rendah.Lihat lah rumah besar dan segala isinya ini rasanya tidak pantas menampung Gio yang miskin.

"Gio, ayo sarapan bersama," ajak Frans yang baru saja turun melihat Gio hanya berdiri kebingungan di sana.Monica dan Ayana kompak menoleh pada mereka,Tapi Ayana dengan cepat memalingkan wajahnya demi apa pun dia masih kesal pada lelaki itu.

Gio tersenyum melihat ayah mertuanya." Selamat pagi Pah." Sapanya dengan badan sedikit membungkuk.

"Pagi juga. Ayo sarapan." ajak Frans.

Gio menurut ikut duduk di samping Ayana." Pagi Mah." sapanya kepada Ibu mertua yang pagi-pagi sudah terlihat cantik.

"Ya.Pagi juga." balas Monica datar, wanita tua tapi cantik itu memang selalu datar pada siapapun termasuk pada orang-orang pekerjanya, sikap hangat dan ramahnya hanya kepada keluarga saja.

"Cantik banget mertua gue ini.Pagi-pagi begini udah seger aja sedep di lihat.Beda sama muka anaknya, kecut bener," ucap Gio dalam hati, iyalah mana berani dia mengutarakannya lewat lisan.

Ayana mendekatkan beberapa makanan pada Gio.Tapi Gio malah diam saja menatapi makanan itu dengan bingung." Sarapan orang kaya susu dan keju semua.Kira-kira lambung gue nerima gak ini? " batin Gio seraya memandangi makanan yang ada di depannya.

"Loh kok diam aja? Makan Gi,ayo. " suruh Frans sambil mendekatkan beberapa roti kering yang sudah di panggang di oven.

Gio tersenyum mengangguk." Iya Pah. " Ragu Gio mengambil roti kering itu lalu memakannya." Enak sih, tapi masih enakan Uduk Teh Romlah." komentar Gio, tapi sampai dalam hatinya saja.Tidak mungkin ia bicara langsung di depan mertua dan istrinya,Bisa bisa mereka menendangnya saat ini juga.

"Gi, Nanti bawa motor apa mobil sekolah? " tanya Frans di sela sarapannya.

Gio menoleh pada ayah mertuanya itu." Pah itu_"

"Jangan nolak.Kamu bawa aja salah satu jangan naik kendaraan umum terus, mau kemana-mana susah belum lagi macetnya." potong Frans yang membuat Gio hanya bisa mengangguk patuh saja.

Usai sarapan Frans berdiri sudah siap dengan keberangkatannya bersama sang istri.Ia menoleh pada Gio dan Ayana." Papah hari ini sama Mamah berangkat ya, kalian di rumah baik-baik jangan bertengkar dan saling memusuhi.Ingat kalian ini adalah suami istri sekarang, harus bisa menerima kekurangan masing-masing, saling membantu dan membutuhkan." pesan dan nasihat Frans kepada anak dan menantunya.

Gio hanya mengangguk patuh.Sementara Ayana tak begitu mendengarkan dia sibuk mengunyah sereal gandum sarapan dietnya.Tatapan Frans beralih pada Ayana." Kamu juga Aya." ucap Frans.

Ayana menoleh di sela kunyahannya." Apa sih Pah? " tanyanya.

"Ingat seberapa muda pun Gio, dia tetap suami kamu yang perlu kamu hargai dan hormati.Begitu pun Gio." Frans beralih lagi pada Gio." Kamu harus menghargai istrimu dan memperlakukannya dengan baik." ucap Frans yang di angguki oleh Gio dengan cepat.

"Iya Pah." balas Gio.Sementara Ayana hanya mengangguk kecil,rasanya malas sekali untuk meladeni ucapan ayahnya itu.

Frans dan Monica sudah berangkat ke bandara. Begitu juga Gio sudah siap akan berangkat ke sekolah.Dia berjalan menuju garasi kemudian memandangi beberapa motor mahal koleksi ayah mertuanya berjejer rapih di garasi yang luas itu.

Sebelah kanan Gio melihat ada empat buah mobil dengan model dan jenis yang berbeda,Gio berbinar menatapi semua harta benda milik Frans yang sangat melimpah ini pujinya.Gio berjalan menuju sepeda motor besar yang sudah di berikan oleh Frans kepadanya Gio mengelus jok motor itu dengan lembut.

"Terima kasih Pah.Semoga Papah dan Mamah sehat selalu dan rejekinya makin lancar.Aku janji akan aku gunakan motor ini untuk hal-hal berguna saja." gumam Gio sama seperti ucapannya pada Frans kemarin malam.

Ayana hanya memandangi seraya mendengarkan ucapan Gio tadi.Demi apa pun dirinya tersentuh akan ucapan suami kecilnya itu.Bagi Ayana Gio itu anak yang baik dan sangat positif sekali, andai saja dia tidak menyebalkan, mungkin Ayana bisa menyukainya.

"Hih.Siapa tau dia itu hanya pura-pura.Jangan seneng dulu Ay. " rutuk Ayana pada dirinya sendiri.Dia tidak boleh percaya begitu saja pada Gio, siapa tau pemuda itu sedang menjalankan niat terselubung.Ayana buru-buru masuk ke dalam sebelum Gio melihatnya.Pemuda itu menjalankan motor besarnya keluar dari garasi, terlihat sangat keren membuat Ayana terpana untuk sesaat.

"Keren juga tuh bocil, kalau di lihat-lihat itu anak emang ganteng sih." gumam Ayana masih memandangi kepergian Gio.

"Kalau pengantin baru biasa emang gitu non.Berat banget ngelepas suami pengennya nempel terus seharian." ucap bi Juju__Istri kang Maman yang tiba-tiba saja nongol sambil membawa plastik sampah.

"Apaan sih?" sanggah Ayana judes.

"Gapapa non.Wajar saya juga dulu suka gitu kok pas awal-awal menikah dengan kang Maman. kalau malu itu wajar Non.Nanti juga terbiasa." ucap si Bibi masih tidak melihat seberapa suramnya wajah Ayana saat ini.

Ayana hanya memutar bola matanya malas." Saya gak nanya loh." ujar Ayana seraya berjalan masuk ke dalam.

"Hih si Non suka malu-malu gitu." Bi Juju tertawa sebelum kang Maman menegurnya untuk tidak menggoda Ayana secara tidak sopan begitu.

"Jangan kurang ajar sama Non Aya. " tegur kang Maman tegas membuat istrinya langsung mingkem.

...🍀🍀🍀...

Ayana di ajak nongkrong oleh teman-temannya di kafe Shinsha yang ada di daerah kemang di jakarta selatan.Aneska dan Cindy sudah berada di sana saat Ayana tiba. Tinggal Giselle yang masih di jalan karena harus ke PIM dulu katanya mengantar Jullian cod tokek mexico untuk menambah koleksinya.

"Pengantin baru nih loyo bener, gak ada libur kayanya di gempur mulu ya?" tanya Aneska begitu Ayana mendudukan dirinya di kursi.

"Pastinya.Lihat tuh lehernya aja udah kaya di gerogot zombie," timpal Cindy.

Ayana mendengus seraya menaruh tasnya ke kursi. " Apaan dah lo berdua? Orang leher gue kena anting tadi nyangkut di rambut. " Sanggah Ayana terdengar sangat tidak masuk akal sama sekali di telinga kedua sahabatnya itu.

Cindy menatapnya heran." Ah, yang bener?Kok gue gak percaya?"

"Hooh,sama. " timpal Aneska seraya menyedot jus mangga float miliknya.

"Bodo amat.Nying, " Ayana bergerak membuka buku menu kemudian memanggil pelayan untuk memesan.Tak lama, Giselle terlihat baru sampai, kekasihnya Jullian itu begitu gedebak gedebuk dengan napas yang terdengar ngos-ngosan, sepertinya dia habis berlari.

"Bener-bener dah gue, sumpah!! Jullian ngeselin banget," kesalnya saat sudah duduk di samping Ayana.Lalu mencuri jus milik Cindy yang baru di sedot dua kali.

"Jus gue,monyong." ucap sang pemilik jus yang di balas gedikan bahu oleh si pelaku.

"Kenapa sih Jullian demen banget sama binatang yang melata gitu?" tanya Ayana.

"Dia kan tarzan." balas Aneska.

"Mana ada tarzan takut ulet? " ucap Giselle, dia pun heran pada kekasihnya itu mengapa suka sekali mengoleksi binatang melata.

"Iya juga ya?Tarzan kan di hutan pasti ketemu apa aja, kok si Julle mah sama ulat aja takut. " timpal Cindy.

"Jangan ngomongin ular dong, geli gua." Ayana bergidik ngeri,bulu romanya merinding semua.

Aneska mendengus malas." Giliran ular si Gino demen lo. Lagian siapa yang ngomongin ular sih?" Aneska kembali mendelik. Entah mengapa setelah mengetahui Ayana menikah dengan si gino gino itu,Aneska jadi sensi begini.

"Emang ngomongin apaan?" tanya Ayana.

"Ulat nyong.Ulat!! " jawab Aneska gregetan.

"Gino siapa sih? " Giselle melihat Ayana dan Aneska bergantian.

"Suami Ayana lah sapa lagi " balas Aneska malas.

"Bukannya Geo ya? " ucap Cindy setahunya Geo deh bukan Gino.Ayana menarik napas kasar mendengar mereka yang salah terus memanggil nama suami bocahnya itu.

"Gio loh,Gio.Kalian ini salah mulu, Namanya Gio bukan Geo apa lagi Gino." ralat Ayana,Dalam hati dia merutuk kenapa pula dia mau repot repot memberi tahu mereka,toh dia sendiri pun tidak peduli sebetulnya.

"Ohh,iya, iya." ucap Cindy dan Giselle dengan ekspresi mengejek.Aneska mendengus malas, bodo amatlah pikirnya siapapun namanya, mau asep kek,ucup,udin,atau yono sekalipun,dia tidak peduli!

"Gue rasa lo perlu hati-hati sama suami bocah lo itu Ay." peringat Aneska sembari terus makan.

"Kenapa emang,Nes?" tanya Giselle yang semula fokus menyantap makanannya itu kini menatap Aneska.Sedangkan Ayana tetap diam memperhatikan menunggu akan apa yang hendak di jelaskan oleh sahabatnya itu.

"Ya gapapa sih, tuh bocah agak mencurigakan aja menurut gue " jawab Aneska santai.

"Mencurigakan gimana?" Cindy ikut melihat pada Aneska dan tentu saja dia penasaran.

"Ya gimana ya gue jelasinnya.Dia itu kaya punya niat jelek gak sih? Keliatan banget kalau dia itu ada niat gak baik ke keluarga lo,Ay, bisa aja kan dia cuma manfaatin lo dan bokap lo doang buat ngeruk harta lo. " ucap Aneska yang membuat bola mata kedua sahabatnya itu membesar kecuali Ayana.

"Lo so udzon aja " Cindy dan Giselle keduanya melirik Ayana.Jujur mereka tidak enak pada sahabatnya itu,bagaimana pun yang sedang mereka bahas adalah suami Ayana.

"Kenapa lo kepikiran gitu? " tanya Ayana pelan dan raut wajahnya pun sudah berubah tidak seceria tadi.

"Ya lo pikir dong, jangan kosong amat jadi perempuan napa Ay? Logika aja sih.Yakali bocah seumuran dia mau sama lo yang udah berumur gini? Perbedaan umur kalian itu jauuuhh banget, Meski lo cantik dan emang gak keliatan kalau udah umur segitu.Tapi kan lo kaya raya bokap lo punya segalanya, apa lagi coba kalau bukan karena harta? Gue yakin pasti bokap lo ngejanjiin sesuatu ke dia makanya dia mau. " jelas Aneska panjang lebar yang hanya di dengarkan oleh Ayana." Kalo bukan karena kekayaan mana mau dia Ay, Di luar sono buanyak cewek yang lebih cakep dan seger.Kok dia mau maunya sama lo, laki-laki jelas pasti sukanya sama yang seumuran atau bahkan jauh di bawahnya dia,Lah elo? Beda sepuluh tahun anjir! Yang bener aja?" Lanjutnya yang semakin membuat Ayana insecure.Omongan Aneska tidak ada yang salah, semua benar dan Fakta,Ayana mengakui itu." Gue ngomong kaya gini bukan lagi ngehina lo ya, gue cuma pengen lo buka mata aja dan kudu hati-hati kedepannya.Kalo dia baik jelas gue seneng,Gue takutnya dia cuma manfaatin lo doang. "

"Tapi gue gak setuju sama lo, " ucap Giselle." Siapa tau dia emang tulus ke Ayana bukan karena harta semata." Sanggah Giselle yang di angguki Cindy, mereka lagi melirik Ayana, keduanya merasa tak enak takut Ayana tersinggung.

Aneska berdecak kemudian." Tulus? Lo coba pikir kalau tulus gak mungkin dia langsung mau menikahi Ayana.Setidaknya memulai pendekatan dulu kalau memang benar tulus, agar Ayana merasa nyaman.Lah ini tanpa babibu langsung sikat" papar Aneska.

Cindy dan Giselle seketika mengatupkan bibirnya, ada benarnya juga sih ucapan Aneska itu." Tapi malah bagus gak sih begitu? dia milih pendekatan setelah menikah.Pacaran setelah menikah itu katanya malah lebih asik dan gak perlu takut atau kawatir mau ngapa-ngapain juga.Dari pada yang udah pacaran lama tapi gak nikah nikah? mending kaya gitu langsung gas, grecep loh dia_"

"Lu kayanya punya dendam banget ya Cyn sama gue?" Potong Giselle dengan mata melotot membuat Ayana dan Aneska terbahak bahak.Tapi Cindy malah cengar cengir dengan wajah watadosnya itu" Padahal gue udah nyimak dengan baik, tapi bisa-bisanya lo malah nyindir gue yang gak tau apa apa ini.Serius gue di giniin Cyn?" lanjutnya masih dengan wajah yang sama.

"Gue gak nyebut merek padahal Sel" Ujar Cindy yang langsung di lempari gulungan tisu oleh Giselle.

"Semoga lo Nikah sama bujang tua Cyn atau gak sama duda anak selosin.Udah muak banget gue temenan sama lo sumpah, " Ucap Giselle sambil mendelik ke arah Cindy yang masih tanpa rasa bersalah itu.

"Dan semoga lo gak jadi besanan sama Ayana di masa mendatang.Biar gue aja atau gak Aneska, Lo gak di ajak." Balas Cindy membuat Ayana dan Aneska tambah ngakak.

" Lo tau kan Ay? kalau Gio kasir di resto ayam goreng itu.Yang waktu itu ngelihatin lo mulu?" Ujar Aneska agar perdebatan Giselle dan Cindy berakhir.Sungguh dia sudah sangat muak sekali mendengarnya.Ayana mendongak sambil mengerutkan dahi.

"Ayam goreng dimana? " tanyanya dengan heran.

"Ck.Itu loh ayam goreng krispy yang di S kan gue pernah ngajak lo mampir ke sana." jelas Aneska.

Ayana terlihat mengingat lalu menoleh pada Aneska." Oh.Iya gue ingat, Lah emangnya dia ya?" tanyanya polos sekali gaes.Entah polos apa bloon.

Aneska berdecak seraya menggelengkan kepalanya." Lo bego atau gimana sih? Masa iya gak ingat kan baru dua minggu yang lalu, belom lama loh." decak Aneska tak paham bagaimana sih Ayana itu.

"Kan gue gak merhatiin orang, ya mana tau kalau itu dia." balas Ayana.Dirinya bukan seseorang yang suka mengingat wajah orang yang di temuinya.

Ayana juga termasuk orang yang gampang lupa pada wajah-wajah orang kecuali wajah Leonardo apalagi jika bertemu hanya sekilas atau sekali. Atau hanya berpapasan saja Ayana mana mengingat dengan betul.ia lebih suka mengingat adegan dewasa dalam film yang ia tonton.Maka dari itu saat pernikahannya kemarin Ayana terlihat biasa saja saat pertama kali melihat Gio. Karena memang dirinya tidak tahu bahwa Gio kasir lelaki yang menatapinya di restoran itu.

"Ya wajar sih gak ingat.Ayana kan udah tua wajar aja kalau udah pikun. " celetuk Cindy seraya mencolekan kentang goreng ke saus sambal. Ayana hanya mendengus sebal seraya melemparinya dengan sedotan bekas, gelak tawa dari Aneska dan Giselle pun terdengar memenuhi meja mereka hingga beberapa pengunjung lain menoleh pada mereka.

...🍀🍀🍀...

Gio termenung di meja kantor Frans usai mengerjakan beberapa pekerjaan di bantu oleh Surya dan Rangga.Dirinya bingung sebenarnya ingin mengunjungi sang ibu dan kakanya, setelah itu menemui Randi manager di restoran tempatnya bekerja.Namun Gio bingung karena Ayana tidak mengijinkan.Tadi pagi saja wanita itu sudah marah-marah padahal Gio hanya minta ijin itu pun baik-baik.Lalu bagaimana jika sekarang Gio nekat melanggar, Gio sudah membayangkan ketika pulang nanti di sambut wajah sangar dan ocehan pedas dari bibir Ayana yang selalu menggodanya itu.

"Hah.Gue harus gimana ini? " desah Gio bingung." Mana harus ijin sama mas Randi lagi untuk resign, karena Papah nyuruh fokus di sini." Gio memejamkan matanya di kursi kali aja ada ide yang muncul di kepalanya.

Dirinya berpikir ternyata menikah di usia muda dan menerima tawaran konyol ini dirinya tak akan sepusing ini, nyatanya lebih baik Gio mengerjakan soal matematika walau itu membuat kepalanya hampir meledak.Tapi setidaknya tidak di tambah dengan ocehan pedas Ayana,istrinya.

"Mas Gio kalau ada perlu tinggal aja gak papa, untuk hari ini biar segini dulu.Mas Gio juga gak boleh stres nanti yang ada malah gak ke pegang kerjaan dan sekolah, keduanya butuh konsentrasi." ucap Surya yang tiba-tiba saja sudah di depan Gio entah sejak kapan masuknya kesana.

"Gapapa Pak.Lain kali aja, lagian saya cuma pengen jenguk Ibu Saya doang kok.Bukan mau kemana-mana." balas Gio sopan, senyumnya tidak pernah ketinggalan.

"Justru nengokin Ibu itu penting Gi." ucap Surya yang mendadak non formal Gio itu masih sangat muda sudah seperti adik baginya.

"Gapapa pergi aja Saya akan bilang ke Tuan Frans beliau juga gak akan marah kok."

"Justru Papah mengijinkan.Yang gue takuti itu anaknya yang galaknya melebihi musang beranak itu," batin Gio.

"Iya Pak.Terima kasih." ucapnya pada Surya yang langsung di angguki pria itu seraya keluar ruangan membawa tasnya yang tadi ketinggalan di sana.Gio bingung antara mengikuti saran Surya atau langsung pulang saja.Untuk beberapa saat Gio hanya berdiam diri sebelum memutuskan untuk pulang saja, lain kali dia akan ijin pada Ayana.Saat perasaan wanita itu sedang baik.Gio pulang mengendarai motor besarnya yang ia titipkan di penitipan karena Gio belum siap menerima pertanyaan-pertanyaan dari teman-temannya.

Terpopuler

Comments

FiQka Yin

FiQka Yin

lanjutt

2022-07-13

0

LO AUTHORNYA GW JURINYA

LO AUTHORNYA GW JURINYA

Thor ceritanya jangan berat berat dong

2022-06-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!