17

Tidak terasa, ternyata usia pernikahan Gio dan Ayana sudah memasuki bulan ke tiga, selama itu pula Gio berusaha mencoba untuk meraih hati Ayana.Namun tidak berhasil, dan belum ada perubahan, tetap sama seperti di awal.Hanya saja sikap Ayana memang sedikit lebih baik dan lembut kepada Gio, sudah tidak sekeras dan sekasar dulu.Namun terkadang tetap saja sewaktu-waktu bisa muncul dan Gio sudah terbiasa dengan semua itu.

Gio mencoba tetap bertahan di sisi Ayana. Sesakit apa pun perlakuan wanita itu padanya, Gio hanya ingin menyelamatkan pernikahannya.Tidak peduli seberapa keras dan seringnya Ayana terus mengingatkannya agar menyerah saja, lagi-lagi Gio selalu yakin pada hati kecilnya, Suatu saat Gio akan menikmati buah manis dari kesabarannya ini.

Seperti sekarang ini.Gio sedang duduk di hadapan Pak Andreas dan Surya,Beliau mengatakan bahwa Gio harus mengikuti rapat meeting dengan para petinggi perusahaan.Karena Gio harus belajar agar kelak bisa memimpin dan mengembangkan bisnis milik ayah mertuanya itu.

Gio hanya menurut saja, meski sebenarnya ia belum terlalu paham tentang dunia pekerjaan. Sekolah saja belum tamat pikir Gio sudah harus pusing mempelajari ilmu bisnis setiap harinya tanpa jeda seperti ini, rasanya kepala Gio ingin meledak saja.Ternyata bebannya lebih berat dari kehidupan Gio yang sebelumnya, namun Gio tidak ingin menyerah pada keputusan yang telah di ambilnya itu.

"Baik mas Gio, kita sampai di sini saja dulu. " ucap Andreas.Gio mengangguk sopan, Surya berdiri hendak mengantar Andreas dan keduanya keluar dari ruangan Gio.

Usai mereka keluar, Gio baru bisa menarik napas lega.Jujur saja dirinya selama hampir satu jam berada satu ruangan dengan pria dingin nan tegas itu, Gio merasa dirinya tercekik dan tidak bisa napas.

"Auranya serem banget, kaya Ayana. " gumam Gio seraya membuka kotak makanan yang baru saja di belikan oleh Dino.OB kesayangan istrinya.

Gio mengunyah makanannya dengan pelan dan santai dirinya sangat menikmati sekali.Tiba-tiba saja pintu ruangan terbuka.Menampilkan istrinya masuk dan berjalan ke arah Gio dengan sangat cantik nan anggun, hari ini wanita itu menggenakan plaid blazer di padukan dengan celana jeans high waist dan heels setinggi 10 cm sungguh sangat sempurna sekali wanitanya itu, puji Gio dalam hati.

"Kaka udah makan? " tanya Gio.Ayana mengangguk lalu duduk di depan Gio dengan menyandarkan kepalanya ke sofa." Mau makan lagi gak? Ini enak loh, Ka.Udang saus tiram. " tawarnya Seraya menggeser kotak makanan ke depan Ayana.

"Gue gak bisa makan itu.Itu terlalu banyak lemak nanti bisa kolestrol. " tolak Ayana.Lagi-lagi komentar tentang kesehatan Gio sampai bosan dengarnya tiap kali makan.Kemudian kaki wanita itu di naikan ke meja kaca yang sebelahnya terisi oleh makanannya Gio, sopan sekali bukan.

"Aku udah bilang, Kaka itu cantik apa adanya dan ini makanan sehat kok, Ka.Sekali-kali mah gapapa asal jangan sering. " ucap Gio seraya menyendok nasi yang sudah dirinya campur dan aduk dengan kuah saus udang.

Gio menyodorkan satu sendok berisi nasi ke mulut Ayana." A, buka mulutnya.Makan dulu dikit aja gapapa, Ini enak banget loh. " pinta Gio dengan bujukan mautnya.

"Gue gak mau.lo aja yang makan. " tolak Ayana masih kekeuh." Jangan maksa, ih. " sambungnya tak suka.

Namun Gio tetap mendekatkan sendok itu hingga menyentuh bibir Ayana." Ayo dikit aja cuma sama bumbunya doang.Dua sendok deh kalau enggak mau banget mah. " paksanya, mau tak mau sambil berdecak Ayana membuka mulutnya." Enak kan? Apa lagi di suapinya sama orang ganteng rasanya dua kali lebih enak. " ucap Gio narsis sekali dia ini.

"Narsis banget sih lo.Pede bener ganteng juga enggak. " ucap Ayana bohong, padahal hatinya mengiyakan memang Gio sangat ganteng Ayana mengakui itu.

Bukannya tersinggung, Gio malah tertawa sambil kembali menyendoki nasi untuk Ayana dan perempuan itu menurut saja, sepertinya terkena sihir Gio." Kalau gue gendut awas lo. " ancam Ayana seraya menerima suapan ke tiga dari suaminya.

"Gendut gapapa Ka.Malah enak empuk di peluknya, kalau serba tipis kan_"

"Diem lo! " potong Ayana dengan tatapan mengancam.

"Iya, Sayang, iya.Diem nih." ucap Gio sembari mengedipkan sebelah matanya, kemudian terkekeh senang menggoda istrinya yang galak itu.

Ayana terdiam dengan wajah memerah, sungguh dirinya salting saat ini mendengar di panggil sayang.Meski dirinya tahu ini bukan pertama kalinya Gio memanggilnya dengan panggilan sayang.Tapi tiap kali mendengarnya Ayana selalu di buat salah tingkah.

"Kok diem? Cie salting ya di panggil sayang? " goda Gio lagi, yang langsung mendapat pukulan di pahanya dari Ayana.

"Apasih? diem lo. " sahut Ayana dengan wajah malu.

"Kalau seneng di panggil sayang.Mulai sekarang aku bakal biasakan manggil Kaka Ay atau Ayang aja deh.Biar romantis kaya orang-orang gitu. " Gio menatapi Ayana dengan senyum manisnya yang membuat Ayana selalu kecanduan.Seketika saja Ayana di buat mleyot oleh suami bocahnya yang ganteng namun tengil itu.

"Apasih lo, jangan lebay deh. " Ayana menepuk lagi paha Gio kali ini lebih pelan dari yang tadi.

"Kenapa sih nepuknya di paha mulu? Kenapa, Kaka ngode nih ceritanya? " tanya Gio menggoda Ayana, Dirinya senang jika wajah sang istri sudah memerah seperti itu akibat salting.

"Jangan mimpi, Gio. " jawab Ayana lalu meminum air dingin di hadapannya yang sudah Gio siapkan.

Gio tak menjawab, malah menatapinya kali ini lebih dalam dan serius.Tatapannya tertuju pada bibir Ayana, hari ini istrinya memakai lipstick berwarna nude di ombre dengan warna dark brown, bibir tipisnya malah terlihat lebih tebal dan berisi menggoda iman sekali.

Ayana memang pintar dandan dan merawat diri tak heran jika tubuh wanita ini terlihat sangat terawat, wangi dan bersih.Gio selalu memuji Ayana setiap harinya.Membuat Ayana terkadang berbunga-bunga dan merasa dua kali lebih awet muda dari usianya.Menikahi brondong memang tidak rugi juga pikir Ayana.

"Kenapa? " tanya Ayana menyadari tatapan Gio yang terus tertuju kepadanya sejak tadi.

Gio tak segera menjawab, dirinya malah berdiri lalu pindah dan duduk di sebalah Ayana." Sini deh, lipstick Kaka belepotan. " ucap Gio Seraya mendekatkan wajahnya pada wajah Ayana.Ayana menjilat bibirnya dan hanya diam saja, Dia merasa Gio akan merapikannya dengan tisu, karena tangan lelaki itu terulur hendak mengambil tisu namun ternyata Ayana salah.

Ternyata Gio merapikannya dengan bibirnya membuat dirinya mematung seketika.Ayana ingin mendorong dada Gio kala lelaki itu mulai memagut bibirnya dengan gerakan lembut. Namun Ayana seakan tak bertenaga walau hanya untuk bicara agar Gio berhenti, hati dan tubuh Ayana seakan tidak berjalan sesuai keinginan Ayana sendiri, hati dan egonya mengatakan untuk tidak merespon dan terbuai oleh perlakuan dan sentuhan Gio.Tapi tubuhnya selalu menghianati Ayana, lihatlah sekarang ini, Ayana malah membalas ciuman panas Gio yang tadinya bergerak lembut kini berubah menjadi panas dan semakin menuntut.

"Enak Ka, rasa saus tiram. " ucap Gio di sela ciumannya.Belum sempat Ayana menjawab Gio sudah kembali meraup bibirnya lagi.Hingga Ayana kewalahan untuk mengimbanginya.

Ayana selalu merasa bahwa Gio ini sangat pro dalam hal ini, maka Ayana selalu curiga bahwa Gio seringkali melakukannya dengan banyak perempuan.Pikiran itu terus berputar di kepala Ayana hingga perlahan di gantikan oleh pikiran kotor.Ayana memikirkan bagaimana jika ia bercinta di ruangan ini dengan Gio.Dirinya membayangkan betapa panas dan menggairahkannya jika bercinta untuk pertama kali baginya di lakukan di kantor ini.

Tangan keduanya sudah sama-sama saling menggerayangi.Dan entah sejak kapan tangan Gio sudah menelusup masuk ke dalam blazer yang Ayana kenakan.Tangan itu begitu sibuk di dada Ayana yang satunya berusaha membuka pengait bra yang Ayana kenakan.Begitu juga dengan Ayana sendiri, karena dirinya sudah panas dan terbakar gairah, akhirnya hanya menurut saja di saat Gio merebahkan dirinya di sofa besar itu.Tautan bibir mereka tidak terlepas sejak tadi.Hingga Ayana kehabisan napas buru-buru dirinya melepas paksa pagutan Gio.

Ayana meraup oksigen banyak-banyak hanya beberapa detik saja, sebelum bibirnya kembali di raup oleh Gio dengan rakus dan ganas.Ciuman panas mereka semakin liar dan bergairah, hingga tubuh keduanya begitu melekat dan rapat.Tangan Ayana bergerak berusaha membuka ziper celana abu-abu yang di kenakan Gio.Dengan terburu-buru Ayana menurunkan zipper celana Gio hingga terbuka sempurna, lalu mere mas milik suaminya di balik boxer hitam yang sudah menegang dengan sempurna.Dengan gerakan kasar Ayana mencengkram benda yang terasa begitu besar di genggamannya saat ini, dan itu membuat Gio melenguh nikmat.

"Ahh, Ka. " Gio melenguh kala Ayana terus mere mas miliknya di bawah sana.Ayana tak sadar tangan Gio pun membalas dan sudah menerobos masuk ke dalam celana jeans yang Ayana kenakan.Tangan Gio yang nakal itu bermain-main di sana hingga Ayana melenguh beberapa kali.

"Ahhh, Gio.f*ck me please, " pinta Ayana dengan memohon.Dirinya sudah tidak kuat lagi menahan gairah yang meledak-ledak ini.

Dengan senang hati, Gio membuka celana jeans Ayana, baru sampai lutut karena Ayana keburu memagut bibirnya, dan itu menghentikan gerakan Gio.Dirinya malah sibuk membalas ciuman Ayana.Dengan tak sabaran Ayana membuka blazer dan tanktop putih polos miliknya, Hingga hanya menyisahkan bra berwarna merah maroon saja.

"Gio cepet.. " pinta Ayana dengan wajah yang sudah di bakar oleh gairah.

"Iya sayang. " balas Gio seraya menunduk dan terburu-buru sekali, karena si gatot sudah tak sabar meminta di puaskan.

Cklek

Ciuman Gio terhenti, lalu dirinya menoleh pada pintu dan

"Eh, maaf Saya kira Bu Aya gak di sini. " Surya menutup kembali pintu ruangan Gio dengan wajah pias.

Gio dan Ayana saling pandang, kemudian Ayana memaksa Gio menyingkir dari atas tubuhnya.Lalu dirinya bangun." Mm.Gue pulang duluan.." ucapnya seraya mengambil pakaiannya lalu memakainya dengan buru-buru.

"Ya udah, kita lanjutinnya di rumah aja. " balas Gio seraya membantu Ayana bangun untuk menggenakan celananya.Saat ini jangan di tanya bagaimana keadaan wajah Ayana, merah padam karena tak kuasa menahan malu.Untung saja tadi tubuhnya terhalang oleh tubuh Gio sehingga Surya tak melihat tubuhnya yang polos.Namun tetap saja, pria itu pasti melihat bagian bahunya yang terbuka, ah, Ayana ingin mati saja jika mengingat hal barusan.

"Gimana caranya gue keluar? " tanya Ayana bingung, Sungguh rasanya dirinya tidak punya muka saat ini apa lagi jika di bawah ada Surya harusnya lelaki itu mengubur diri saat ini.Agar tak bertemu dengan Ayana lagi, Lah kok gitu sih Ay.

Gio membenarkan posisi miliknya di dalam celana abu abunya yang terasa sangat sempit dan tersiksa di dalam sana." Aku anter yuk, tenang aja gak ada yang tahu ini, selain Mas Surya. " Gio menenangkan sambil menuntun sang istri keluar, kesadarannya masih belum sepenuhnya kembali, tentu saja gairah Gio masih meletup-letup saat ini.

"Lo gak pulang? " tanya Ayana.

"Aku masih ada kerjaan, Paling jam 7an nanti pulangnya. " jawab Gio yang membuat Ayana langsung memberengut sebal.

"Iya udah. " balasnya dengan judes.

"Jangan marah dong, Sayang.Kan aku kerja bukan keluyuran. " rayu Gio.tangan besarnya menangkup kedua pipi Ayana membuat wanita itu mau tak mau mendongak.Gio mencium pipi Ayana sekilas lalu beralih ke bibir dan memagutnya sebentar dan Ayana membalasnya karena jujur saja gairahnya belum padam.

"Sebenarnya Aku pengen lanjutin yang tadi tapi ada kerjaan. " ucap Gio, lalu terkekeh karena Ayana mencubit kulit perutnya dari balik seragam sekolahnya.

"Di tunggu. " balas Ayana dengan wajah malu membuat Gio terbahak senang, lalu mengecup kembali bibir tipis yang sudah tanpa lipstick itu karena ulahnya.

"Yuk aku antar ke bawah. " ajak Gio.Ayana menurut saja mereka berjalan beriringan menuju lobby, keduanya mendapat tatapan aneh dari para karyawan mereka tidak menyangka Ayana dan Gio lumayan dekat.Meski Ayana sering kali bersikap judes kepada Gio, tapi mereka terlihat semakin dekat akhir-akhir ini.

hanya sedikit yang mengetahui hubungan Ayana dan Gio.Surya dan Rudy yang mengetahui bahwa mereka sudah menikah selain itu semua orang menganggap Ayana dan Gio adalah kaka adik, yang ketemunya sudah besar.

...🍀🍀🍀🍀🍀...

Sudah hampir jam 7 malam, tapi Gio masih berkutat dengan serius di bantu oleh Surya. Meski Gio sempat kehilangan muka di depan pria itu.Tetapi Gio dan Surya mencoba untuk tetap profesional, Seakan tidak terjadi apa pun padahal sebelumnya Gio beberapa kali memalingkan wajahnya karena malu pada Surya.

Surya bersikap seolah tidak melihat apa pun, padahal dirinya sudah berusaha melupakan apa yang di lihatnya tadi siang, hingga bukan hanya Gio saja, Surya pun beberapa kali tidak fokus.Dan itu menyebabkan pekerjaan mereka ngaret sampai malam begini.

"Kalau Mas Gio masih belum paham.Bisa tanya tuan Frans nanti, Mas. " ucap Surya seraya mematikan laptop dan memasukannya ke dalam tasnya.

Gio hanya mengangguk sopan." Oh iya, Papah di sana masih lama ya, Pak? " tanya Gio.

"Lumayan sih Mas, buktinya ini gak balik-balik. Mereka kan bukan sekedar kerja aja.Tapi liburan menikmati masa tua dengan jalan-jalan ke berbagi negara, Sebelum Bu Ayana menikah Tuan Frans membeli Apart di jepang.Katanya untuk mereka tinggali sementara. " jelas Surya.Gio hanya menganggukan kepalanya.

"Pantesan si Papah betah banget. " komentarnya Gio pikir Frans hanya sebentar di sana seminggu atau sebulan ternyata sudah hampir tiga bulan mertuanya itu betah di jepang.Sementara Gio di sini tersiksa oleh beberapa pekerjaan yang terus mencekiknya.Pantas saja Frans mengatakan bahwa dia sangat tersiksa oleh pekerjaan yang membebaninya.Dan sekarang Gio pun merasakan, betapa besarnya beban seorang pengusaha sukses seperti ayah mertuanya itu.

Selama ini Gio bekerja dan mendapat gaji dari Frans.Uangnya Gio selalu kirimkan untuk ibu dan kakanya, dan melunasi hutang-hutang Bian untuk menebus kakanya.Semua itu Gio lakukan agar Bian tidak lagi mengganggu keluarganya, semoga dengan begitu pria gila itu sudah pergi tanpa mengusik lagi ketenangan Indri dan Mira lagi.dan tentu saja Gio melakukannya tanpa sepengetahuan Mira dan Indri, karena Gio tidak ingin mereka curiga dari mana uang itu berasal.

Gio juga masih punya hutang kepada Frans untuk menyicil biaya mas kawin saat menikahi Ayana. Karena pada saat itu ia tidak memegang uang sepeser pun.lalu Frans menawarinya uang dan membayarnya dengan cara menyicil, karena bagaimanapun mahar itu sangat lah sakral jadi Gio terpaksa berhutang untuk menghalalkan Ayana.

Usai semua pekerjaan beres, Gio buru-buru pulang tak sabar ingin cepat bertemu istrinya.Dan melanjutkan yang tadi siang tertunda itu.Jujur saja selama tiga bulan menikah Gio dan Ayana sama sekali belum pernah melakukan penyatuan, karena Ayana selalu menolak dan berkata belum siap dan takut sakit.Pernah sekali Gio mencobanya dan hampir melakukannya namun keburu mati lampu dan Ayana menjerit karena takut gelap lalu semuanya batal.Dan malam-malam selanjutnya Gio mencoba lagi, tapi Ayana selalu menolak dan banyak alasan.Namun sepertinya hari ini akan berjalan lancar, karena Gio sudah melihat tadi betapa Ayana sangat menginginkan Gio memasuki dirinya.

Gio baru saja akan memutar arah pulang ke cluster rumah Ayana.Tiba-tiba sakunya bergetar dirinya terpaksa berhenti dan menerima telepon dulu." Halo Ka. " ucap Gio.

"Gi, Gimana ini? Billa di culik sama Mas Bian. " suara Indri histeris di sebrang sana, Gio langsung mematung mendengar bahwa keponakannya di culik Bian brengsek itu.

"Ka, Kaka tenang ya, Aku akan ke sana sekarang. " ucap Gio.Kemudian tanpa menunggu balasan dirinya langsung tancap gas dan putar arah.Gio menjalankan motornya dengan kecepatan tinggi, ingin segera sampai ke rumahnya dan berjanji akan memukul wajah Bian dengan tangannya yang saat ini mengepal dengan kuat." Kali ini lo akan mati, Bian. " geram Gio seraya menambah laju kecepatan motornya lelaki itu sepertinya gelap mata.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!