Episode 16 Penguntit Kecil

Mecca yang menaruh curiga pada Sheira dan Bryant mulai mencari informasi. Dia selalu mengamati setiap gerak gerik mereka saat bertemu. Bagi orang yang tidak peka pasti akan berfikir hubungan mereka sama layaknya rekan kerja biasa. Namun Mecca yang sangat mengenal kakaknya bisa merasakan keanehan itu.

Kini Mecca berperan seperti detectif. Bahkan dia tak segan mengikuti dan menjadi penguntit Bryant. Dia merasa sangat penasaran. Sehingga dia menggunakan cara yang biasa dilakukan para detectif di televisi. Mecca menganggap dirinya seperti James Bone. Ah tidak lebih tepatnya saat ini dia mirip dengan detektif Conan salah satu tokoh kartun kesukaannya.

Setelah beberapa hari menjadi penguntit yang handal. Mecca menemukan suatu petunjuk. Saat Sheira dan Bryant bertemu, terlihat Bryant lah yang paling antusias. Dia selalu melontarkan senyum manisnya pada Sheira. Tetapi anehnya Sheira membalasnya dengan sikap yang cukup dingin dan sedikit mengacuhkannya. Seolah Sheira merasa tidak nyaman dengan sikap Bryant kepadanya. Dengan demikian Mecca menyimpulkan bahwa hubungan mereka hanyalah cinta sepihak yang bertepuk sebelah tangan.

Mecca sedikit kecewa dengan kesimpulannya sendiri. Padahal dia sangat berharap jika kakaknya bisa segera menemukan seseorang. Mecca ingin melihat Sheira segera move on dari sosok Andra. Meski kini Mecca sangat tahu jika Andra sudah tidak memiliki tempat sepesial sedikit pun dihati kakaknya itu. Tetapi Sheira adalah tipe orang yang sulit menyembuhkan luka.

   

“Dasar kak Sheira, kenapa dia mengacuhkan kak Bryant yang sangat perhatian padanya. Apakah dia akan terus menyendiri seumur hidupnya.” Gerutu Mecca yang langsung bergidik ngeri dengan ucapannya sendiri.

   

“Tidak bisa seperti ini terus. Mulai sekarang aku yang akan memastikan sendiri kebahagian kak Sheira.” Lanjut Mecca memberi semangat pada dirinya sendiri.

Tanpa disadari Mecca, sebenarnya tingkah konyolnya sebagai penguntit telah diketahui oleh Bryant. Namun dia berpura-pura tidak tahu. Dia tidak ingin memergoki Mecca dan membuatnya malu. Namun tidak dengan hari ini, Bryant melihat Mecca bergumam seorang diri dibalik dinding setelah menguntitnya.

   

“Apa yang sebenarnya kamu lakukan?” tanya Bryant mengagetkan Mecca. Mecca sedikit terperanjak dan memundurkan langkahnya.

   

“Eh… kak Bryant. Tadi Mecca kebetulan lewat sini, gak nyangka bisa ketemu kak Bryant disini.” Jawab Mecca cengingisan mencari alasan.

   

“Apa kau fikir selama ini aku tidak tahu jika kau selalu menguntitku?” tanya Bryant dengan tegas. Sejenak Mecca menjadi bingung bagaimana mungkin dia bisa ketahuan. Sedangkan selama ini dia telah menjadi penguntit yang sangat handal.

   

“Kenapa kau hanya diam. Bisa kau berikan aku penjelasan.” Lanjut Bryant semakin mendesak Mecca.

   

“Sebenarnya… a..aku…aa..ku…” Mecca tak mampu mengeluarkan kata-kata lidahnya seolah kaku.

   

“Sudahlah aku masih banyak pekerjaan. Kamu masih berhutang penjelasan padaku. Jadi saat makan siang nanti kamu harus membayar hutangmu itu. Kita bertemu di Cafe tempat aku menabrakmu. Ingat jangan sampai telat dan buatlah alasan yang masuk akal.” Sarkas Bryant dengan sangat tegas yang langsung berlalu meninggalkan Mecca. Mecca yang mendengarnya menjadi gemetar. Nyalinya menciut, tangannya menjadi sedingin es. Bahkan mungkin saat ini wajahnya menjadi pucat pasi karena rasa takutnya.

Setelah mendapatkan kecaman dari Bryant, Mecca menjadi sangat gelisah. Bagaiman bisa dia menghadapi Bryant nanti. Ingin rasanya dia tak menemui Bryant siang ini. Tetapi dia tidak cukup berani melakukan itu. Pasti si tuan Bryant akan lebih marah padanya. Mecca berkeja dengan wajah cemasnya. Beberapa rekan kerjanya yang menyadari itu mencoba bertanya pada Mecca. Namun sebisa mungkin Mecca menyembunyikan rasa cemasnya dibalik senyum manisnya. Dia selalu berkata ‘tidak ada apa apa’ kepada semua teman yang terlihat menghawatirkannya.

Tidak seperti biasanya, hari ini waktu terasa berputar dengan sangat cepat. Mecca menjadi semakin was-was karena waktu makan siang telah tiba. Beberapa kali dia merutuki kelakuannya sendiri yang telah berani menjadi penguntit. Tetapi nasi telah menjadi bubur. Kini dia harus mempertanggung jawabkan semua perbuatannya. Hanya saja dia masih bingung alasan apa yang akan dia berikan. Ingin rasanya dia menggunakan nama kedua kakaknya untuk melindungi dirinya dari Bryant. Namun itu sangat tidak mungkin. Jika dia melakukan itu justru akan membuat malu kedua kakaknya itu dan masalah akan semakin besar. Mecca menjadi serba salah.

Saat kakinya mulai memasuki cafe tersebut. Terlihat Bryant sudah duduk menunggunya disudut ruangan. Dengan perlahan Mecca menghampirinya. Bryant terus memberikan tatapan tajam seolah ingin menerkamnya.

   

“Maaf Kak saya terlambat.” Kata Mecca membungkukkan badannya dengan nada gemetar.

   

“Duduklah.” Perintah Bryant terdengar sangat kasar ditelinga Mecca.

   

“Jelaskan semuanya padaku.” Lanjut Bryant setelah Mecca duduk. Mecca tak bisa berkata apapun. Dia hanya bisa meremas jemarinya dibawah meja dengan wajah tertunduk. Bahkan saat ini matanya mulai terasa berair.

   

“Ma…maafkan aku Kak.” Ucap Mecca sangat lirih dan bergetar. Sebisa mungkin dia menahan air matanya agar tidak jatuh.

   

“Hei… apa aku semenakutkan itu sampai membuatmu menangis?” tanya Bryant kali ini dengan nada yang lebih lembut.

   

“Aku tahu aku salah.” Lanjut Mecca mengakui kesalahannya.

   

“Sudahlah jangan menangis. Aku hanya berpura-pura marah kepadamu. Maaf  jika sikapku sudah keterlaluan dan membuatmu takut seperti ini.” Kata Bryant seraya memberikan tisu pada Mecca.

   

“Jadi kak Bryant hanya mengerjaiku?” Mecca langsung mengangkat kepalanya dengan perasaan sedikit kesal.

   

“Hahaha.. maafkan aku. Aku hanya ingin lihat seberapa besar nyali penguntit kecil ini. Sudah hapuslah air matamu itu.” Kata Bryant tertawa. Mecca langsung mengambil tisu dari tangan Bryant dengan wajah kesalnya. Bagaimana bisa dia dikerjai sampai seperti ini.

   

“Sebaiknya kita makan dulu. Setelah itu baru kita lanjutkan pembicaraan kita.” Kata Bryant setelah pesanannya datang.

Sebelumnya dia juga telah memesankan sesuatu untuk Mecca.

   

“Apa kakak juga memesan untukku?” tanya Mecca sedikit bingung saat weaters meletakkan makanan didepannya.

   

“Iya, aku tidak tahu apa kesukaanmu. Jadi aku memesankanmu spageti. Aku fikir semua orang akan menyukai spageti.” Jawab Bryant mulai menyendok makanannya.

   

“Terimakasih Kak.” Sahut Mecca yang langsung mengikuti Bryant menyantap makanannya.

Mereka makan dengan sangat tenang. Sesekali mereka saling melirik satu sama lain. Mecca merasa sangat malu pada Bryant karen perbuatannya. Sedangkan Bryant sedikit menyunggingkan senyumnya saat mengingat tingkah konyol Mecca.

“Ok sekarang kita lanjutkan pembahasan tadi.” Kata Bryant setelah mereka menghabiskan makan siangnya.

 

“Sebenarnya aku melakukan itu hanya karena penasaran pada kak Bryant dan kak Sheira.” Kata Mecca akhirnya mengaku.

   

“Apa yang membuatmu penasaran?” tanya Bryant tersenyum tipis.

   

“Kak Bryant menyukai kak Sheira kan?” sahut Mecca sembari menatap tajam Bryant.

   

“Aku tidak menyangka jika kamu dapat menyadarinya. Kamu orang pertama yang mampu menyadari itu. Ah tidak orang kedua setelah Sheira tentunya.” Jawab Bryant dengan nada terdengar sedikit pilu.

   

“Aku rasa dengan sikap kakak itu semua orang akan tahu perasaan kakak pada kak Sheira. Apa kakak benar-benar manyukainya?” tanya Mecca memastikan.

   

“Benarkah, apa nampak jelas? Aku memang sudah sejak lama menyukainya. Tetapi tidak dengan Sheira, dia tidak pernah menyukaiku. Dia hanya menganggapku sebagai teman saja.” Jawab Bryant tersenyum simpul.

   

“Sungguh mengenaskan ya nasibku. Mencintai orang yang tak pernah mencintaiku.” Lanjut Bryant terdengar sangat getir.

   

“Jika kakak memang sungguh-sungguh aku bisa membantu kakak.” Sahut Mecca memberi penawaran.

   

“Terimakasih karena mau menawarkan bantuan. Tetapi Sheira adalah wanita yang sangat sulit untuk diyakinkan. Aku sudah cukup senang dianggap teman olehnya.” Kata Bryant menolak tawaran Mecca.

   

“Ah… kakak sunguh berhati baik.” Ucap Mecca terpesona.

     

“Sudah lupakan tentang aku dan Sheira. O iya penguntit kecil mari mulai hari ini kita berteman.” Kata Bryant mengulurkan tangannya.

     

“Baiklah aku terima perteman dari kakak.” Jawab Mecca menyambut uluran tangan Bryant.

   

“Eh… tapi tunggu, kenapa sedari tadi kakak memanggilku penguntit kecil. Aku punya nama Kak dan namaku adalah Mecca.” Lanjut Mecca protes.

     

“Itu adalah julukanku untukmu, dan mulai sekarang aku akan memangilmu seperti itu.” Jawab Bryant sembari tersenyum senang. Mecca hanya bisa tersenyum mendengar julukan yang diberikan Bryant padanya. Ternyata Bryant adalah orang yang sangat hangat dan ramah. Ketakutan yang selama ini dirasakannya sungguh-sungguh tak beralasan.

.

.

.

**Jangan lupa beri thor Like, vote, dan Komen ya. **

Kalau kalian semangat membantu thor, thor juga akan lebih semangat.

Ayo SEMANGAT!!!!!  💪💪🤗

Terpopuler

Comments

Hbb

Hbb

sementara masih bisa mendaratkan like....🤗🤗
yeeeay😱😱😆

wajib makin semangat thor🔥🔥🔥

2020-05-19

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 Pertemuan Kembali
2 Episode 2 Kenangan SMA
3 Episode 3 Undangan Reina
4 Episode 4 Pesta Ulang Tahun
5 Episode 5 Menemani Sasa
6 Episode 6 Terungkap
7 Episode 7 Kemarahan Reina
8 Episode 8 Awal Permasalahan
9 Episode 9 Terpukul
10 Episode 10 Nasehat Mama
11 Episode 11 Bersiap Pergi
12 Episode 12 Arti Persahabatan
13 Episode 13 Welcome Pekanbaru
14 Episode 14 Bertemu Sang CEO
15 Episode 15 Siapa Bryant??
16 Episode 16 Penguntit Kecil
17 Episode 17 Teman Lama
18 Episode 18 Sepak Terjang Zia
19 Episode 19 Membuka Hati
20 Episode 20 Kegelisahan Zia
21 PENGUMUMAN
22 Episode 21 Senyum Bahagia Zia
23 Episode 22 Bertemu Masa Lalu
24 Episode 23 Curhat
25 Episode 24 Senyuman Sheira
26 Episode 25 Mengetahui Kebenarannya
27 Episode 26 Perasaan Angga
28 Episode 27 Isu
29 Episode 28 Gombalan Bryant
30 Episode 29 Pembelajaran
31 Episode 30 Memanfaatkan Kesempatan
32 Episode 31 Jawaban Zia
33 Episode 32 Bertemu Papa dan Dokter Hafis
34 Episode 33 Rencana Mecca
35 Episode 34 Kenapa Jadi Ragu??
36 Episode 35 Terpesona
37 Episode 36 Tak Terduga
38 Episode 37 Penyakit Reina
39 Episode 38 Kita Berteman
40 Episode 39 Bergemuruh
41 Episode 40 Ungkapan Hati Mama
42 Episode 41 Pertemuan Papa dan Mama
43 Episode 42 Permintaan Maaf
44 Episode 43 Kecurigaan Mecca
45 Episode 44 Pertemuan Angga dan Orang tua Zia
46 Episode 45 Tamu Spesial
47 Episode 46 Kemarahan Mecca
48 Episode 47 Ungkapan Hati Sheira
49 Episode 48 Menyambut Papa
50 Episode 49 Ketahuan
51 Episode 50 Mencoba Menerima
52 Episode 51 Menghapus Kenangan
53 Episode 52 Pertunangan Zia
54 Episode 53 Tentang Rasa
55 Episode 54 Liburan Akhir Pekan
56 Episode 55 Pesta BBQ
57 Episode 56 Sangat Manis
58 Episode 57 Pernikahan Zia
59 Episode 58 Penyakit Reina
60 Episode 59 Observasi Reina
61 Episode 60 Status Mecca
62 Episode 61 Kejutan dari Bryant
63 Episode 62 Restu tak Terduga
64 Episode 63 Firasat
65 Episode 64 Kabar Reina
66 Episode 65 Berkumpul
67 Episode 66 Belum Membuka Mata
68 Episode 67 Surat Dari Reina
69 Episode 68 Kepulangan Zia dan Kekecewaan Sheira
70 Episode 69 Meminta Keluarga Pulang
71 Episode 70 Pesan dari Sasa
72 Episode 71 Kau Selalu Ada Saat Dibutuhkan
73 Episode 72 Keluarga yang Sempurna
74 Episode 73 Surat Persetujuan Donor
75 Episode 74 Romansa Pengantin Baru
76 Episode 75 Terungkapnya Rahasia
77 Episode 76 Kejujuran Hafis
78 Episode 77 Kegalauan Sheira dan Hafis
79 Episode 78 Kepergian Papa
80 Episode 79 Operasi
81 Episode 80 Harapan dan Kabahagiaan Mulai Nampak
82 Episode 81 Hari Penuh Bahagia
83 Episode 82 Hati yang Berbunga
84 Episode 83 Kerinduan Penuh Syukur
85 Episode 84 Syarat Setelah Restu Turun
86 Episode 85 Keluarga Galih
87 Episode 86 Kepulangan Reina
88 Episode 87 Provokasi Berbuah Bahagia
89 Episode 88 Ku Serahkan Hidup dan Kebahagiaanku Padamu
90 Episode 89 Lamaran The Sister's
91 Episode 90 Persiapan
92 91. Pernikahan Dua Putri
93 Episode 92 Kejutan Dimalam Pernikahan
94 Episode 93 Kembali untuk Babak Baru
95 Episode 94 Menemukan Kunci Brankas
96 Episode 95 Romansa Pengantin Baru
97 Episode 96 Membujuk Ala Bryant
98 Episode 97 Memasukan Mata-Mata
99 Episode 98 Sang Ahli IT
100 Episode 99. Berhasil Masuk
101 Episode 100. Kekuatan Sudah Berkumpul
102 Episode 101 Dukungan Baru
103 Episode 102 Permainan Telah Berakhir
104 Episode 103 Akhir yang Bahagia
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Episode 1 Pertemuan Kembali
2
Episode 2 Kenangan SMA
3
Episode 3 Undangan Reina
4
Episode 4 Pesta Ulang Tahun
5
Episode 5 Menemani Sasa
6
Episode 6 Terungkap
7
Episode 7 Kemarahan Reina
8
Episode 8 Awal Permasalahan
9
Episode 9 Terpukul
10
Episode 10 Nasehat Mama
11
Episode 11 Bersiap Pergi
12
Episode 12 Arti Persahabatan
13
Episode 13 Welcome Pekanbaru
14
Episode 14 Bertemu Sang CEO
15
Episode 15 Siapa Bryant??
16
Episode 16 Penguntit Kecil
17
Episode 17 Teman Lama
18
Episode 18 Sepak Terjang Zia
19
Episode 19 Membuka Hati
20
Episode 20 Kegelisahan Zia
21
PENGUMUMAN
22
Episode 21 Senyum Bahagia Zia
23
Episode 22 Bertemu Masa Lalu
24
Episode 23 Curhat
25
Episode 24 Senyuman Sheira
26
Episode 25 Mengetahui Kebenarannya
27
Episode 26 Perasaan Angga
28
Episode 27 Isu
29
Episode 28 Gombalan Bryant
30
Episode 29 Pembelajaran
31
Episode 30 Memanfaatkan Kesempatan
32
Episode 31 Jawaban Zia
33
Episode 32 Bertemu Papa dan Dokter Hafis
34
Episode 33 Rencana Mecca
35
Episode 34 Kenapa Jadi Ragu??
36
Episode 35 Terpesona
37
Episode 36 Tak Terduga
38
Episode 37 Penyakit Reina
39
Episode 38 Kita Berteman
40
Episode 39 Bergemuruh
41
Episode 40 Ungkapan Hati Mama
42
Episode 41 Pertemuan Papa dan Mama
43
Episode 42 Permintaan Maaf
44
Episode 43 Kecurigaan Mecca
45
Episode 44 Pertemuan Angga dan Orang tua Zia
46
Episode 45 Tamu Spesial
47
Episode 46 Kemarahan Mecca
48
Episode 47 Ungkapan Hati Sheira
49
Episode 48 Menyambut Papa
50
Episode 49 Ketahuan
51
Episode 50 Mencoba Menerima
52
Episode 51 Menghapus Kenangan
53
Episode 52 Pertunangan Zia
54
Episode 53 Tentang Rasa
55
Episode 54 Liburan Akhir Pekan
56
Episode 55 Pesta BBQ
57
Episode 56 Sangat Manis
58
Episode 57 Pernikahan Zia
59
Episode 58 Penyakit Reina
60
Episode 59 Observasi Reina
61
Episode 60 Status Mecca
62
Episode 61 Kejutan dari Bryant
63
Episode 62 Restu tak Terduga
64
Episode 63 Firasat
65
Episode 64 Kabar Reina
66
Episode 65 Berkumpul
67
Episode 66 Belum Membuka Mata
68
Episode 67 Surat Dari Reina
69
Episode 68 Kepulangan Zia dan Kekecewaan Sheira
70
Episode 69 Meminta Keluarga Pulang
71
Episode 70 Pesan dari Sasa
72
Episode 71 Kau Selalu Ada Saat Dibutuhkan
73
Episode 72 Keluarga yang Sempurna
74
Episode 73 Surat Persetujuan Donor
75
Episode 74 Romansa Pengantin Baru
76
Episode 75 Terungkapnya Rahasia
77
Episode 76 Kejujuran Hafis
78
Episode 77 Kegalauan Sheira dan Hafis
79
Episode 78 Kepergian Papa
80
Episode 79 Operasi
81
Episode 80 Harapan dan Kabahagiaan Mulai Nampak
82
Episode 81 Hari Penuh Bahagia
83
Episode 82 Hati yang Berbunga
84
Episode 83 Kerinduan Penuh Syukur
85
Episode 84 Syarat Setelah Restu Turun
86
Episode 85 Keluarga Galih
87
Episode 86 Kepulangan Reina
88
Episode 87 Provokasi Berbuah Bahagia
89
Episode 88 Ku Serahkan Hidup dan Kebahagiaanku Padamu
90
Episode 89 Lamaran The Sister's
91
Episode 90 Persiapan
92
91. Pernikahan Dua Putri
93
Episode 92 Kejutan Dimalam Pernikahan
94
Episode 93 Kembali untuk Babak Baru
95
Episode 94 Menemukan Kunci Brankas
96
Episode 95 Romansa Pengantin Baru
97
Episode 96 Membujuk Ala Bryant
98
Episode 97 Memasukan Mata-Mata
99
Episode 98 Sang Ahli IT
100
Episode 99. Berhasil Masuk
101
Episode 100. Kekuatan Sudah Berkumpul
102
Episode 101 Dukungan Baru
103
Episode 102 Permainan Telah Berakhir
104
Episode 103 Akhir yang Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!