Seminggu kemudian tanpa diduga mama Andra menghubungi Sheira. Mama Andra mendapatkan nomor Sheira dari Andra. Beliau meminta Sheira untuk datang kerumahnya. Awalnya Sheira menolak tapi karena mama Andra yang memaksa, akhirnya Sheira mengiyakan undangan mama Andra.
“Assalamualaikum tante.” Sapa Sheira saat memasuki rumah.
“Waalaikum salam Sheira akhirnya datang juga.” Sahut mama Andra.
“Ada apa sih tante kok tante suruh Sheira ke sini?” tanya Sheira yang sedikit bingung.
“Gini lo Shei. Nanti sore tante mau ngadain syukuran terus tante mau minta tolong sama kamu untuk bantuin buat kue yang kayak sering kamu buat dulu itu lo. Bisakan Shei?” Kata mama Andra menjelaskan.
“O gitu tante, iya Sheira bisa kok tante.” Jawab Sheira singkat.
“Ya udah kamu duduk dulu, tante siapin dulu bahan-bahannya sambil nunggu Reina.” Kata mama Andra.
“Iya tante.” Jawab Sheira singkat. Kemudian mama Andra menuju dapur.
Setelah mama Andra pergi meninggalkan Sheira. Pandangan Sheira tertuju pada salah satu sudut ruangan. Di sana terlihat beberapa lukisan tergantung. Masih teringat jelas oleh Sheira. Bahwa semua lukisan-lukisan itu adalah lukisan yang dulu pernah dia buat bersama Andra. Perlahan Sheira mulai mendekati lukisan tersebut.
“Kamu masih ingat sama lukisan itu Shei?” tanya mama Andra yang tiba-tiba datang membawa secangkit teh hangat.
“Eh...iya tante, Sheira cuma gak nyangka aja tante masih nyimpen semua lukisan ini.” Jawab Sheira sembari memandangi lukisan-lukisan itu.
“Tentu saja dong Sheira. Lukisan itu kan pemberian kamu dan beberapa juga ada yang buatan Andra. Kamu ingetkan kamu yang ajarin Andra melukis. Ya walaupun hasilnya gak bagus-bagus amat sih.” Kata mama Andra mengenang masa lalu.
“Ah tante sebenarnya Andra juga berbakat kok ngelukis. Asalkan dia mau terus mengasah kemampuannya itu, dia bakal bisa jadi pelukis hebat.” Lanjut Sheira memuji Andra.
“O iya ini minumnya.” Kata mama Andra kemudian menyodorkan secangkir teh hangat.
“Terimakasih tante.” Sahut Sheira yang langsung menerima dan menyeruput teh tersebut.
“Kalau gitu kita buat sekarang aja yuk tante kuenya. Nanti keburu siang.” kata Sheira kemudian sembari meletakkan cangkir itu diatas meja.
“Ya udah ayuk. Bahan-bahannya juga udah tante siapin di dapur.” jawab mama Andra. Kemudian mereka menuju dapur untuk mulai membuat kue.
Dengan sigap Sheira segera memixer semua bahan satu persatu sampai tercampur rata dan mengembang. Kemudian dia segera memasukkannya kedalam loyang dan memanggangnya ke dalam oven. Sedangkan mama Andra bertugas untuk melapisi setiap loyang dengan mentega agar kue tidak lengket dan membuat hiasan diatas kue.
Ditengah kesibukannya, mama Andra dan Sheira asik ngobrol mengingat masa SMAnya dulu bersama Andra. Sampai-sampai mereka tak menyadari kedatangan Reina. Reina yang mendengar perbincangan mereka merasa sangat terkejut.
“Kamu inget gak Sheira. Dulu kamu sering banget bantuin tante buat kue. Terus tiba-tiba Andra datang, bukannya bantuin dia malah ngacak-ngacak semuanya.” Kata mama Andra sembari tertawa geli.
“Iya tante bahkan sampai muka Andra penuh dengan tepung.” Sahut Sheira ikut tertawa.
“Terus tuh dulu Andra selalu aja cari alasan biar kamu datang kesini, yang kepengen cake lah, cookies lah. Pokoknya dia selalu aja punya seribu alasan buat ngajak kamu kesini.” Lanjut mama Andra mengingat kekonyolan putranya.
“O iya tante?” tanya Sheira tak percaya.
“Iya bener. Bahkan ni ya waktu itu dia pura-pura sakit, kamu inget gak?” kata mama Andra mengingatkan Sheira.
“Iya tante aku masih inget banget. Gara-gara dia waktu itu, aku sampai salah pakai sendal kan tante. Udah cepet-cepet datang eh begitu sampai sini Andra malah cengingisan di teras kan bikin kesel tante.” Kata Sheira mengingat semuanya.
“Emang suka iseng anak itu. Apalagi waktu minta kamu ajarin ngelukis. Diajarin ngelukis bunga dia malah buat kotor seluruh rumah.” Lanjut mama Andra.
“Bukan cuma itu tante, dia malah coret-coret muka aku pakek tinta. Pokoknya ngeselin banget deh tante Andra itu dulu.” Kata Sheira menambahkan.
“Makanya awalnya tante gak percaya waktu Andra bilang kalian putus. Tante gak nyangka aja, soalnya kalian itu keliatan klop banget.” Kata mama Andra mengheningkan suasana.
“Semua itu sudah keputusan kami tante. Lagi pula kami memang tidak ditakdirkan untuk bersama. Tapi ya sudah lah tante itukan masa lalu, yang terpenting sekarang kita semua bahagia. Iya kan tante?” tanya Sheira
mencoba menghidupkan suasana kembali. Tanpa mereka sadari Reina yang berada dibalik pintu mendengar semua percakapan mereka.
“Iya Shei. Semua itu adalah pembelajaran hidup. Yah tante cuman bisa do’ain semoga kalian bahagia dengan jalan kalian masing-masing.” Sahut mama Andra berharap.
“Aamiin tante. Nah sudah jadi deh kuenya.” Kata Sheira kemudian mengeluarkan kue dari dalam oven.
“Ternyata selama ini Sheira dan Andra pernah berpacaran. Jadi mereka membohongiku. Aku benar-benar gak menyangka sahabatku sendiri tega ngelakuin ini sama aku. kalian benar-benar jahat.” Kata Reina dalam hati dan merasa sangat kecewa.
Kemudian Reina bergegas pergi dari tempat itu, dan tanpa sengaja tasnya menyenggol dan menjatuhkan sebuah toples plastik yang ada diatas meja makan. Tak lama kemudian Sheira mendengar suara seperti benda jatuh. Sheira yang penasaran pun kemudian melihatnya. Betapa terkejutnya Sheira ternyata orang yang ada disana adalah Reina. Dia berlari dan terlihat begitu sedih.
“Reina...... kenapa dia? Atau jangan-jangan dia mendengar semuanya?” Sheira bingung dan bertanya-tanya.
“Ada apa Shei?” tanya mama Andra menghampiri Sheira.
“Reina tante. Sepertinya dia mendengar semuanya dan dia salah paham. Permisi tante Sheira harus jelasin semuanya pada Reina.” Jawab Sheira yang kemudian pergi mengejar Reina.
“Reina, Rein tunggu Rein, kamu salah paham Rein. Gak semua yang kamu denger itu seperti apa yang kamu fikirkan.” Kata Sheira mengerjar Reina yang bergegas masuk ke dalam mobil.
“Sudah lah Shei. Aku tidak mau dengar apapun lagi dari kamu. Aku sangat kecewa padamu Shei.” Jawab Reina yang kemudian pergi.
“Reina!! Rein dengerin aku dulu.....tunggu Rein!!” teriak Sheira namun Reina tak menghiraukannya. Dia tetap saja berlalu pergi. Sheira tak tinggal diam, dia langsung masuk kedalam mobilnya dan mengejar mobil Reina.
Sheira terus mengikuti Reina, dia merasa khawatir jika terjadi sesuatu pada sahabatnya itu. Apalagi Reina mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi.
“Sepertinya Reina benar-benar telah mendengar semuanya.” Kata Sheira merasa sangat bersalah.
“Aku tidak akan memaafkan diriku sendiri jika sampai terjadi sesuatu pada Reina.” Lanjut Sheira merutuki dirinya sendiri.
Sheira merasa sangat cemas, entah kemana Reina akan pergi. Tetapi kecemasannya sedikit menghilang. Saat dia melihat Reina menghentikan mobilnya di halaman rumahnya. Setidaknya Reina akan aman berada dirumah bersama Andra. Kemudian Sheira mengikuti Reina dan berusaha untuk menjelaskan semuanya pada Reina.
Terus berikan Like, Vote, dan Komen ya readers...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
like..
like..
jejak lagi😘
2021-01-23
1
Naoki Miki
haiii mampir yuk ke krya q 'Rasa yang tak lagi sama'
cuss bacaa jan lupa tinggalkan jejaakk🤗
tkan prfil q aja yaaa😍
vielen danke😘
2020-10-15
1