Tiba-tiba terdengar suara mama mengetuk pintu kamar Sheira sembari memanggilnya. Sepontan panggilan itu membuyarkan lamunan Sheira tentang masa lalunya. Segera Sheira membukakan pintu kamarnya.
“Ada apa Ma?” tanya Sheira menghampiri mamanya.
“Sudah waktunya makan malam, ayo kita makan.” Ajak mama.
“Mama sama Mecca duluan aja deh. Sheira belum laper Ma.” Jawab Sheira dengan nada malas.
“Ada apa nak. Apa kamu sedang sedih?” tanya mama lagi.
“Gak ada apa-apa kok Ma. Mama jangan khawatir ya, Sheira cuma lagi males makan aja. Nanti kalau Sheira laper pasti Sheira makan.” Jawab Sheira mencoba tersenyum sembari berjalan menuju ranjangnya.
“Sheira mama ini sangat mengenal kamu. Kalau kamu seperti ini, kamu pasti sedang sedih. Ada apa nak, ayo cerita sama mama. Mungkin dengan bercerita akan membuatmu sedikit lega.” Lanjut mama membujuk Sheira dan duduk disamping Sheira.
“Hari ini Sheira bertemu dengan Andra dan Reina Ma...” kata Sheira sembari memeluk mamanya.
“O iya dimana kalian bertemu?” tanya mama.
“Di mall Ma tadi siang, dan sekarang mereka sudah mempunyai seorang anak. Kenapa ya Ma Sheira belum juga bisa melupakan masa lalu Sheira. Padahal Sheira sudah berusaha keras unuk melupakan semuanya. Bahkan Sheira sudah pergi jauh dari mereka. Tapi kenapa saat Sheira mulai bisa hidup tanpa bayang-bayang mereka, justru mereka kembali ada dihidup Sheira.”Lanjut Sheira bercerita dengan nada sedih.
“Mama ngerti perasaanmu nak. Tapi kamu juga harus mulai bisa melupakannya. Mama tahu itu memang sulit tapi kamu jangan menyerah ya nak. Mama dan Mecca akan selalu ada disisihmu, kami akan selalu mendukungmu. Toh mereka juga sudah bahagia kan. Kamu harus melanjutkan hidupmu Shei. Masa depanmu sudah menantimu.” Lanjut mama menasehati Sheira.
“Makasih ya Ma. Mama selalu ada saat Sheira merasa kesepian dan sendiri.” Kata Sheira memeluk erat tubuh mamanya.
Setelah mendengar nasehat dari mama, Sheira merasa memiliki kekuatan baru untuk melangkah kedepan. Dia memantapkan langkahnya untuk menjauh dari bayangan masa lalu yang selalu membuatnya kembali jatuh dan terpuruk.
Sementara itu dirumah Andra dan Reina.
“Sayang lusakan hari ulang tahunnya Sasa, gimana kalau kita adain pesta kecil-kecilan. Kita undang temen-temen sekelas Sasa aja?” tanya Reina menghampiri Andra yang sedang duduk menonton TV.
“Boleh sayang kamu atur aja semuanya.” Jawab Andra singkat.
“Baiklah kalau gitu. O iya gimana kalau kita undang Sheira juga.” kata Reina memberi ide.
“Terserah kamu saja.” Jawab Andra tersenyum kearah istrinya.
“Terimakasih ya sayang.” Sahut Reina manja pada suaminya.
“O iya tapi kamu jangan lupa buat ngundang mama dan papa. Pasti Sasa lebih seneng kalau mereka juga ada.” Kata Andra.
“Siap bos!” jawab Reina memberikan hormat. Kemudian mereka tertawa bersama karena tingkah laku Reina.
“Semoga saja Sheira tidak menolak undangan Reina. Maafkan aku ya sayang, aku telah merahasiakan hal yang begitu besar darimu. Ingin rasanya aku katakan semuanya padamu. Tapi aku takut...., aku takut kehilanganmu dan Sasa. Kalian adalah bagian terpenting dalam hidupku. Aku harap semua akan baik-baik saja besok.” Kata Andra dalam hati yang merasa cemas.
Keesokan harinya, Reina terlihat begitu sibuk mempersiapkan keperluan pesta ulang tahun Sasa. Dia tidak ingin ada kesalahan atau pun kekurangan dalam pesta Sasa nanti. Maka dari itu, dia mempersiapkan dan memilih sendiri dekorasi dan kue ulang tahun untuk anak tunggalnya itu.
“Balon udah, badut udah, lilin dan kue ulang tahun udah, dekorasi udah, gaun buat Sasa juga udah, apa lagi ya yang belum?” Kata Reina sembari mengecek list yang dia buat semalam.
“O iya undangan. Hampir saja lupa.” Seru Reina yang bergegas mencari percetakan undangan. Reina memilih undangan yang bergambar Doraemon karena Sasa sangat suka sekali dengan tokoh Doraemon. Setelah semua list tercoret, Reina pun pulang untuk mempersiapkan keperluan lainnya. Tak lupa sebelum ia pulang Reina menjemput Sasa ke sekolah terlebih dahulu.
“Bunda abis belanja apa sih, banyak banget?” tanya Sasa yang melihat banyak kantong belanjaan di kursi belakang.
“Belanja persiapan buat besok sayang. Katanya besok Sasa mau ngadain pesta ulang tahun.” Jawab Reina mengelus rambut putrinya.
“Yey... asik. Berarti Sasa boleh ngundang temen-temen Sasa dong bun.” Sahut Sasa yang terlihat sangat girang.
“Tentu aja boleh dong.” Kata Reina mengiyakan permintaan Sasa. Kemudian mereka bergegas pulang.
Terdengar suara Hp Sheira berbunyi.
“Sheira...... nak, Hp kamu tuh bunyi.” Teriak mama pada Sheira yang sedang duduk melukis di halaman belakang rumahnya.
“Iya Ma tunggu sebentar. I’m coming.” Sahut Sheira yang bergegas lari menuju kamarnya.
“Kamu ini kebiasaan Shei. Orangnya dimana Hpnya dimana.” Kata mama yang melihat Sheira berlari menuju kamarnya. Sheira hanya tersenyum mendengan protes dari mamaya.
“Nomor baru, siapa ya? Halo... Assalamualaikum, ini siapa ya?” tanya Sheira setelah mengangkat telfonnya.
“Waalaikum salam Shei. Ini aku Reina, kamu lagi sibuk gak?” jawab Reina dari sebrang telfon.
“Oh kamu Rein. Enggak sih aku cuma lagi nyantai aja di rumah. Ada apa?” tanya Sheira kemudian.
“Gini Shei, besok aku mau ngadain pesta ulang tahun Sasa kamu dateng ya.” Kata Reina menjelaskan.
“Besok jam berapa Rein?” tanya Sheira lagi.
“Ya abis-abis dzuhur lah. Kamu bisa dateng kan, ya itung-itung kita kumpul-kumpul lagi gitu setelah lama gak ketemu Shei.” Lanjut Reina.
“Insyaallah ya Rein, tapi aku gak janji lo. Soalnya besok aku ada jadwal meeting.” Jawab Sheira tidak memberi harapan.
“Yah. Please Shei kamu dateng ya... aku tunggu pokoknya. Sekelarnya kamu meeting deh gak papa yang penting kamu dateng.” Kata Reina membujuk temannya itu.
“Iya deh besok aku usahain buat dateng. Ya semoga aja meetingnya bisa selesai lebih awal.” Jawab Sheira mulai mengiyakan Reina.
“Nah gitu dong... ya udah Shei sampai ketemu besok ya. Dah.... Sheira, Assalamualaikum. Oh iya nanti aku sms ya alamat rumahku.” Kata Reina sebelum mengakhiri pembicaraan.
“Ok dah Rein... Waalaikum salam.” Jawab Sheira yang kemudian menutup telfonnya.
Sebenarnya Sheira merasa ragu untuk datang ke pesta ulang tahun itu. Dia merasa khawatir jika kehadirannya nanti akan membuat masalah. Tetapi dia juga tidak ingin membuat sahabatnya itu kecewa. Reina sangat mengharapkan kehadiran dirinya. Setelah berfikir cukup panjang, akhirnya Sheira memutuskan untuk memenuhi undangan Reina. Sheira hanya bisa berharap dan berdo’a semoga hari esok akan berjalan dengan lancar.
Setelah selesai dengan urusan telfonnya. Sheria kembai ke halaman belakang untuk melanjutkan aktifitasnya. Rasanya sudah sangat lama sekali Sheira tak melakukan hobinya itu. Ya.. sejak sibuk bekerja Sheira menjadi tidak punya banyak waktu untuk melukis. Tetapi sesekali dia masih melakukan itu. Apaagi saat dirinya merasa suntuk seperti hari ini.
.
.
.
Hai readers, masih semangatkan??
Sembari menunggu waktu berbuka tiba,
mari ngabuburit dengan membaca karyaku.
Jangan lupa beri Like, Vote, dan komen juga ya... 😉😄
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Yhuli Yhuliati
kirain rein ny yg sengaja godain andra,ga tau nya andra yg berkhianat..
2021-04-24
1
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
ninggalin like lagi di sini😊
2020-12-25
1
_rus
Sudah aku like dan rate Thor 👍🏽👍🏽
Tetap semangat pokoknya 💪🏽💪🏽
Salam kenal dari "Sebuah Sebuah Kisah Cintaku" 😁
2020-12-22
1