Episode 19 Membuka Hati

Setelah lelah bekerja seharian dengan beberapa insiden yang terjadi hari ini. Ingin rasanya Sheira segera merebahkan tubuhnya. Namun saat ini dia masih harus menunggu Pak Hadi datang menjemputnya. Kebetulan siang ini Pak Hadi diminta Sheira menemani mamanya belanja. Tadinya Zia menawarkan untuk pulang bersama. Tetapi Sheira menolak, karena rumah mereka yang tidak searah.

Ketika Sheira keluar dari lift, dia melihat mecca sedang berjalan di lobi. Kemudian Sheira menghampirinya dan memanggilnya.

   

“Mecca!!” seru Sheira memanggil adiknya. Segera Mecca menghentikan langkahnya dan menoleh kearah suara yang sangat dia kenali.

   

“Kakak? Kakak belum pulang?” tanya Mecca saat Sheira sampai padanya.

   

“Pekerjaan kakak baru selesai. Hari ini sangat melelahkan sekali, huff…” jawab Sheira menghela nafas lelahnya.

   

“Mecca juga Kak, hari ini banyak sekali yang harus Mecca kerjakan. Sampai-sampai badan Mecca terasa pegal semua karena terlalu lama duduk didepan komputer.” Sahut Mecca mengeluh.

   

“Jangan mengeluh. Namanya juga bekerja ya pasti capek Mecca.” Lanjut Sheira mengusap punggung adiknya.

   

“Tadikan kakak yang duluan mengeluh. Mecca hanya melanjutkan saja, kenapa malah kakak menyalahkan Mecca.” Kata Mecca sedikit cemberut karena merasa disalahkan.

   

“Siapa yang mengeluh Mecca. Tadi kakak cuma curhat saja.” Jawab Sheira membela dirinya.

   

“Itu sama saja Kak.” Ucap Mecca kesal.

   

“Ya sudah ayo kita pulang bersama. Sepertinya Pak Hadi sebentar lagi sampai.” Kata Sheira menuntun lengan adiknya. Mecca mengikuti langkah kaki Sheira masih dengan wajah cemberutnya.

Setibanya didepan pintu masuk, Sheira dan Mecca mencari Pak Hadi. Namun sepertinya sosok yang dicarinya belum datang. Sheira merogoh kedalam tasnya menggapai ponselnya. Dia berniat menghubungi Pak Hadi kembali.

   

“Apa kalian sedang menunggu seseorang?” tanya Bryant menghampiri mereka.

   

“Eh.. kak Bryant.” Kata Mecca tersenyum manis.

   

“Kami sedang menunggu Pak Hadi.” Jawab Sheira datar.

 

“Oh… apakah rumah kalian berdekatan atau searah?” tanya Bryant. Memang sampai saat ini belum ada yang tahu jika mereka adalah kakak beradik kecuali Zia.

   

“Ah…itu aku hanya nebeng saja.” Jawab Mecca mencari alasan.

“Ternyata kalian sangat dekat ya. Padahal Mecca terhitung belum lama bekerja disini. Tapi kalian bisa sangat akrab sekali. Apa kamu tahu Mecca selama ini Sheira sangat sulit bergaul dengan orang lain.” Kata Bryant seolah tak percaya dengan kedekatan mereka. Mengingat sikap Sheira selama ini yang terkenal sangat cuek.

   

“Apa kau sedang menyindirku Bryant?” sahut Sheira dengan ketus sembari mengutik ponselnya tanpa memandang Bryant.

   

“Itu karena nona Sheira sangat baik. Benarkan nona??” kata Mecca menyenggol bahu Sheira. Sheira yang merasa terganggu langsung menatap tajam Mecca sembari menggelengkan kepalanya.

   

“Terkadang aku merasa ada yang aneh dengan kedekatan kalian. Tapi ya sudah lah aku tidak mau ikut campur. Sepertinya Pak Hadi belum juga sampai. Bagaimana jika aku antar saja?” kata Bryant menawarkan.

   

“Ah.. tidak perlu kak Bryant.” Sahut Mecca dengan cepat. Tak lama kemudian mobil Pak Hadi berhenti didepan mereka.

   

“Itu Pak Hadi sudah datang. Kami duluan ya Bryant. Ayo Mecca.” Ucap Sheira yang langsung mengajak Mecca masuk kedalam mobil.

   

“Baiklah hati-hati dijalan.” Jawab Bryant sebelum mereka pergi.

Setelah Sheira dan Mecca masuk. Pak Hadi langsung melajukan mobilnya. Pak Hadi merasa sangat tidak enak telah membuat nonanya menunggu.

     

“Maaf nona karena telah membuat nona menunggu.” Kata Pak Hadi merasa bersalah.

     

“Tidak apa-apa Pak.” Jawab Sheira tersenyum ramah. Pak Hadi merasa lega mendengar jawaban dari Sheira.

     

“Kak kenapa sih ketus sekali pada kak Bryant. Padahal kan kak Bryant sangat perhatian pada kakak?” tanya Mecca penasaran.

   

“Tidak juga, kakak bersikap biasa saja pada Bryant.” Jawab Sheira sangat santai.

   

“Kak Mecca bertanya serius. Pasti kakak juga sudah tahu kan kalau kak Bryant suka pada kakak?” lanjut Mecca mencoba membuat Sheira jujur.

“Bicara apa kamu itu? Jangan sok tahu deh.” Kata Sheira tak berniat menanggapi Mecca.

   

“Ayolah Kak sampai kapan kakak akan menutup hati kakak. Bukankan kak Andra sudah bahagia dengan kak Reina. Sekarang giliran kakak yang harus bahagia.” Lanjut Mecca merasa gemas dengan sikap kakaknya.

   

“Mecca!! Jangan bawa-bawa mereka dalam masalah ini. Kakak tidak suka kamu mengaitkan masalah kami dengan Andra dan Reina.” Sahut Sheira merasa kesal karena Mecca membawa nama mereka.

   

“Ok maafkan Mecca. Tapi kakak harus bisa move on Kak. Came on!! Lagian kak Bryant juga sangat baik. Dia juga sangat perhatian pada kakak. Kurang apa lagi coba Kak?” kata Mecca masih bersikukuh membuat kakaknya mengerti.

   

“Kakak hanya masih butuh sedikit waktu.” Jawab Sheira kemudian sangat tegas. Mendengar jawaban kakaknya Mecca tak mampu berkomentar lagi. Mecca sangat tahu jika dia melanjutkan pembicaraan ini pasti ujung-ujungnya mereka akan berdebat.

Setibanya dirumah, mereka langsung masuk kekamar masing-masing. Mecca masih merasa sangat kesal dengan sikap keras kepala kakaknya. Sementara itu, perkataan Mecca tadi sedikit mengganggu fikiran Sheira. Sheira tidak membenarkan ataupun menyalahkan perkataan Mecca tadi. Memang benar setelah putus dari Andra, Sheira belum pernah menjalin hubungan lain. Tapi itu bukan berarti jika dia masih belum bisa move on dari Andra. Baginya saat ini Andra hanyalah teman sekaligus suami dari sahabatnya. Hubungan yang mereka jalin saat ini sudah cukup membuat Sheira senang dan bahagia.

Setelah selesai mandi dan membersihkan diri. Sheira langsung merebahkan tubunya diatas kasur empuknya. Memejamkan mata sejenak.

   

“Apa sikapku sudah sangat keterlaluan pada Bryant sampai Mecca berfikir seperti itu?” tanya Sheira pada dirinya sendiri sembari menatap langit-langit kamarnya.

   

“Tapi jika difikir-fikir selama ini aku memang terlalu cuek padanya. Tapi aku hanya tidak ingin membuatnya salah paham saja. Aku hanya tidak ingin jika Bryant berfikir aku menyambut perasaannya. Apa aku salah jika aku membuat jarak dengannya?” fikiran Sheira mulai tidak karuan.

     

“Tapi Mecca ada benarnya juga sih. Sepertinya aku memang harus mencoba membuka hatiku. Aku juga tidak ingin terus-terusan sendiri.” lanjut Sheira masih bergelut dengan fikirannya.

     

“Tapi apa aku bisa dengan Bryant? Sedangkan selama ini aku tidak memiliki rasa apapun padanya? Aduh kenapa semuanya membuatku bingung. Ya Allah apa yang harus aku lakukan sekarang.” Gumam Sheira merasa dilema dengan pilihannya.

   

“Tapi setidaknya aku harus mencoba dan berusaha. Urusan perasaan itu urusan belakangan. Ya aku akan berusaha bersikap baik pada Bryant. Semangat Sheira jangan terus tenggelam dalam masa lalu.” Lanjut Sheira menyemangati dirinya sendiri.

Mulai saat ini Sheira bertekat akan menjadi sosok Sheira yang baru. Dia akan mencoba membuka hatinya kembali. Meski dia tahu mungkin itu akan sedikit sulit. Tapi dia percaya jika ada keinginan dan keyakinan. Semua itu pasti dapat dilaluinya.

.

.

.

Wah.. akankah Sheira berhasil membuka hatinya?? Stay tune terus ya guys.... 🤗🤗😊

Jangan lupa juga Like, Vote, dan Komen pastinya.

Episodes
1 Episode 1 Pertemuan Kembali
2 Episode 2 Kenangan SMA
3 Episode 3 Undangan Reina
4 Episode 4 Pesta Ulang Tahun
5 Episode 5 Menemani Sasa
6 Episode 6 Terungkap
7 Episode 7 Kemarahan Reina
8 Episode 8 Awal Permasalahan
9 Episode 9 Terpukul
10 Episode 10 Nasehat Mama
11 Episode 11 Bersiap Pergi
12 Episode 12 Arti Persahabatan
13 Episode 13 Welcome Pekanbaru
14 Episode 14 Bertemu Sang CEO
15 Episode 15 Siapa Bryant??
16 Episode 16 Penguntit Kecil
17 Episode 17 Teman Lama
18 Episode 18 Sepak Terjang Zia
19 Episode 19 Membuka Hati
20 Episode 20 Kegelisahan Zia
21 PENGUMUMAN
22 Episode 21 Senyum Bahagia Zia
23 Episode 22 Bertemu Masa Lalu
24 Episode 23 Curhat
25 Episode 24 Senyuman Sheira
26 Episode 25 Mengetahui Kebenarannya
27 Episode 26 Perasaan Angga
28 Episode 27 Isu
29 Episode 28 Gombalan Bryant
30 Episode 29 Pembelajaran
31 Episode 30 Memanfaatkan Kesempatan
32 Episode 31 Jawaban Zia
33 Episode 32 Bertemu Papa dan Dokter Hafis
34 Episode 33 Rencana Mecca
35 Episode 34 Kenapa Jadi Ragu??
36 Episode 35 Terpesona
37 Episode 36 Tak Terduga
38 Episode 37 Penyakit Reina
39 Episode 38 Kita Berteman
40 Episode 39 Bergemuruh
41 Episode 40 Ungkapan Hati Mama
42 Episode 41 Pertemuan Papa dan Mama
43 Episode 42 Permintaan Maaf
44 Episode 43 Kecurigaan Mecca
45 Episode 44 Pertemuan Angga dan Orang tua Zia
46 Episode 45 Tamu Spesial
47 Episode 46 Kemarahan Mecca
48 Episode 47 Ungkapan Hati Sheira
49 Episode 48 Menyambut Papa
50 Episode 49 Ketahuan
51 Episode 50 Mencoba Menerima
52 Episode 51 Menghapus Kenangan
53 Episode 52 Pertunangan Zia
54 Episode 53 Tentang Rasa
55 Episode 54 Liburan Akhir Pekan
56 Episode 55 Pesta BBQ
57 Episode 56 Sangat Manis
58 Episode 57 Pernikahan Zia
59 Episode 58 Penyakit Reina
60 Episode 59 Observasi Reina
61 Episode 60 Status Mecca
62 Episode 61 Kejutan dari Bryant
63 Episode 62 Restu tak Terduga
64 Episode 63 Firasat
65 Episode 64 Kabar Reina
66 Episode 65 Berkumpul
67 Episode 66 Belum Membuka Mata
68 Episode 67 Surat Dari Reina
69 Episode 68 Kepulangan Zia dan Kekecewaan Sheira
70 Episode 69 Meminta Keluarga Pulang
71 Episode 70 Pesan dari Sasa
72 Episode 71 Kau Selalu Ada Saat Dibutuhkan
73 Episode 72 Keluarga yang Sempurna
74 Episode 73 Surat Persetujuan Donor
75 Episode 74 Romansa Pengantin Baru
76 Episode 75 Terungkapnya Rahasia
77 Episode 76 Kejujuran Hafis
78 Episode 77 Kegalauan Sheira dan Hafis
79 Episode 78 Kepergian Papa
80 Episode 79 Operasi
81 Episode 80 Harapan dan Kabahagiaan Mulai Nampak
82 Episode 81 Hari Penuh Bahagia
83 Episode 82 Hati yang Berbunga
84 Episode 83 Kerinduan Penuh Syukur
85 Episode 84 Syarat Setelah Restu Turun
86 Episode 85 Keluarga Galih
87 Episode 86 Kepulangan Reina
88 Episode 87 Provokasi Berbuah Bahagia
89 Episode 88 Ku Serahkan Hidup dan Kebahagiaanku Padamu
90 Episode 89 Lamaran The Sister's
91 Episode 90 Persiapan
92 91. Pernikahan Dua Putri
93 Episode 92 Kejutan Dimalam Pernikahan
94 Episode 93 Kembali untuk Babak Baru
95 Episode 94 Menemukan Kunci Brankas
96 Episode 95 Romansa Pengantin Baru
97 Episode 96 Membujuk Ala Bryant
98 Episode 97 Memasukan Mata-Mata
99 Episode 98 Sang Ahli IT
100 Episode 99. Berhasil Masuk
101 Episode 100. Kekuatan Sudah Berkumpul
102 Episode 101 Dukungan Baru
103 Episode 102 Permainan Telah Berakhir
104 Episode 103 Akhir yang Bahagia
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Episode 1 Pertemuan Kembali
2
Episode 2 Kenangan SMA
3
Episode 3 Undangan Reina
4
Episode 4 Pesta Ulang Tahun
5
Episode 5 Menemani Sasa
6
Episode 6 Terungkap
7
Episode 7 Kemarahan Reina
8
Episode 8 Awal Permasalahan
9
Episode 9 Terpukul
10
Episode 10 Nasehat Mama
11
Episode 11 Bersiap Pergi
12
Episode 12 Arti Persahabatan
13
Episode 13 Welcome Pekanbaru
14
Episode 14 Bertemu Sang CEO
15
Episode 15 Siapa Bryant??
16
Episode 16 Penguntit Kecil
17
Episode 17 Teman Lama
18
Episode 18 Sepak Terjang Zia
19
Episode 19 Membuka Hati
20
Episode 20 Kegelisahan Zia
21
PENGUMUMAN
22
Episode 21 Senyum Bahagia Zia
23
Episode 22 Bertemu Masa Lalu
24
Episode 23 Curhat
25
Episode 24 Senyuman Sheira
26
Episode 25 Mengetahui Kebenarannya
27
Episode 26 Perasaan Angga
28
Episode 27 Isu
29
Episode 28 Gombalan Bryant
30
Episode 29 Pembelajaran
31
Episode 30 Memanfaatkan Kesempatan
32
Episode 31 Jawaban Zia
33
Episode 32 Bertemu Papa dan Dokter Hafis
34
Episode 33 Rencana Mecca
35
Episode 34 Kenapa Jadi Ragu??
36
Episode 35 Terpesona
37
Episode 36 Tak Terduga
38
Episode 37 Penyakit Reina
39
Episode 38 Kita Berteman
40
Episode 39 Bergemuruh
41
Episode 40 Ungkapan Hati Mama
42
Episode 41 Pertemuan Papa dan Mama
43
Episode 42 Permintaan Maaf
44
Episode 43 Kecurigaan Mecca
45
Episode 44 Pertemuan Angga dan Orang tua Zia
46
Episode 45 Tamu Spesial
47
Episode 46 Kemarahan Mecca
48
Episode 47 Ungkapan Hati Sheira
49
Episode 48 Menyambut Papa
50
Episode 49 Ketahuan
51
Episode 50 Mencoba Menerima
52
Episode 51 Menghapus Kenangan
53
Episode 52 Pertunangan Zia
54
Episode 53 Tentang Rasa
55
Episode 54 Liburan Akhir Pekan
56
Episode 55 Pesta BBQ
57
Episode 56 Sangat Manis
58
Episode 57 Pernikahan Zia
59
Episode 58 Penyakit Reina
60
Episode 59 Observasi Reina
61
Episode 60 Status Mecca
62
Episode 61 Kejutan dari Bryant
63
Episode 62 Restu tak Terduga
64
Episode 63 Firasat
65
Episode 64 Kabar Reina
66
Episode 65 Berkumpul
67
Episode 66 Belum Membuka Mata
68
Episode 67 Surat Dari Reina
69
Episode 68 Kepulangan Zia dan Kekecewaan Sheira
70
Episode 69 Meminta Keluarga Pulang
71
Episode 70 Pesan dari Sasa
72
Episode 71 Kau Selalu Ada Saat Dibutuhkan
73
Episode 72 Keluarga yang Sempurna
74
Episode 73 Surat Persetujuan Donor
75
Episode 74 Romansa Pengantin Baru
76
Episode 75 Terungkapnya Rahasia
77
Episode 76 Kejujuran Hafis
78
Episode 77 Kegalauan Sheira dan Hafis
79
Episode 78 Kepergian Papa
80
Episode 79 Operasi
81
Episode 80 Harapan dan Kabahagiaan Mulai Nampak
82
Episode 81 Hari Penuh Bahagia
83
Episode 82 Hati yang Berbunga
84
Episode 83 Kerinduan Penuh Syukur
85
Episode 84 Syarat Setelah Restu Turun
86
Episode 85 Keluarga Galih
87
Episode 86 Kepulangan Reina
88
Episode 87 Provokasi Berbuah Bahagia
89
Episode 88 Ku Serahkan Hidup dan Kebahagiaanku Padamu
90
Episode 89 Lamaran The Sister's
91
Episode 90 Persiapan
92
91. Pernikahan Dua Putri
93
Episode 92 Kejutan Dimalam Pernikahan
94
Episode 93 Kembali untuk Babak Baru
95
Episode 94 Menemukan Kunci Brankas
96
Episode 95 Romansa Pengantin Baru
97
Episode 96 Membujuk Ala Bryant
98
Episode 97 Memasukan Mata-Mata
99
Episode 98 Sang Ahli IT
100
Episode 99. Berhasil Masuk
101
Episode 100. Kekuatan Sudah Berkumpul
102
Episode 101 Dukungan Baru
103
Episode 102 Permainan Telah Berakhir
104
Episode 103 Akhir yang Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!