Episode 8 Awal Permasalahan

Flashback on

Enam tahun yang lalu.

   

“Hei namaku Reina.” Sapa seorang gadis berambut panjang menghampiri Sheira yang sedang duduk di bawah pohon.

   

“Hei aku Sheira.” Jawab Sheira tersenyum.

   

“Apa aku boleh berteman denganmu?” tanya Reina dengan polos.

   

“Tentu saja. Aku akan sangat senag jika kamu mau jadi temanku.” Jawab Sheira mengizinkan.

   

“Kamu anak baru juga kan?” tanya Reina kemudian.

   

“Iya, kamu jurusan apa?” Sheira balik bertanya.

   

“Akutansi, kalau kamu?” tanya Reina lagi.

   

“Sama dong, kalau gitu kita sekelas.” Jawab Sheira tersenyum lembut.

 

“O iya? Wah..... senang rasanya punya temen baru yang sekelas.” Lanjut Reina tersenyum lebar. Kemudian mereka saling berbagi pengalaman. Itu hari pertama Reina dan Sheira bertemu. Hari itulah yang mengawali kisah persahabatan mereka.

Beberapa waktu berlanjut hubungan mereka semakin dekat. Bahkan mereka tak pernah menyembunyikan apapun. Hingga soal laki-laki yang mereka sukai.

   

“Shei kamu punya pacar gak sih?” tanya Reina tiba-tiba saat sedang makan siang di kantin.

   

“Kenapa kamu tanya gitu?” sahut Sheira yang sedikit terkejut.

 

“Gak papa sih aku cuma kepengen tau aja. Tapi kalau kamu gak mau ngasih tau juga gak papa kok.” Lanjut Reina tersenyum.

   

“Bukan gitu Rein. Aku punya pacar, kami sudah pacaran dari SMA.” Jawab Sheira singkat.

   

“O iya siapa namanya?” tanya Reina lagi penasaran.

   

“Namanya.... ada deh.” Jawab Sheira dengan senyum menggoda.

   

“Huh... iya deh main rahasia-rahasiaan. Aku jadi penasaran orangnya seperti apa ya?” kata Reina memancing Sheira untuk bercerita.

   

“Dia itu orangnya tinggi, baik, selalu ingin tau banyak hal, dan kadang suka iseng juga sih.” Jawab Sheira mulai bercerita.

   

“Ganteng gak?” tanya Reina menggoda.

   

“Ya jelas lah...” jawab Sheira dengan PeDe.

   

“Kalau gitu kapan kapan kamu harus kenalin aku  sama dia, oke.” Paksa Reina.

   

“Iya iya.” Sahut Sheira tak bisa menolak permintaan sahabatnya.

Beberapa bulan kemudian. Hari ini Reina terlihat sangat bahagia. Dia selalu tersenyum tanpa henti. Memang dia adalah tipe anak yang selalu tersenyum. Tapi senyumnya kali ini berbeda.

   

“Kamu kenapa sih Rein keliatannya lagi seneng banget?” tanya Sheira penasaran.

   

“Kamu tau gak Shei. Aku baru aja ketemu sama cowok ganteng.” Jawab Reina bercerita dengan senyum bahagia.

   

“O iya dimana?” tanya Sheira semakin penasaran.

   

“Di depan gerbang kampus. Tadi aku gak sengaja hampir nabrak dia. Terus aku turun deh minta maaf. Eh... dia malah ngajak kenalan. Tapi kayaknya dia beda jurusan deh sama kita. Soalnya tadi aku perhatiin dari gerbang dia belok ke kiri.” Lanjut Reina bercerita.

   

“Pasti cowok ini sepesial deh sampai bikin sahabatku ini jadi kesemsem kaya gini.” Ejek Sheira.

   

“Ih... Sheira, mulai deh ngodain aku.” sahut Reina sedikit ngambek.

   

“Iya sorry. Emang siapa sih nama cowok yang udah buat Reinaku sebahagia ini?” tanya Sheira semakin penasaran.

   

“Namanya.......” kata-kata Reina terputus karena perkuliahan sudah dimulai. Mereka menghentikan percakapan mereka dan fokus pada pelajaran.

Setelah hari itu Reina selalu menceritakan setiap hal tentang cowok itu. Bahkan mereka sudah saling bertukar nomor telfon. Reina selalu membagi kebahagiaannya pada Sheira.

     

“Tau gak Shei hari ini dia ngajak ketemuan sepulang kuliah.” Kata Reina sangat senang.

     

“ Oh iya? Wah pasti dia mau ngomong serius deh sama kamu.” Jawab Sheira ikut senang.

     

“Ah... kamu Shei jangan buat aku ke-GRan dong.” Sahut Reina tersipu malu.

     

“Rein kenapa muka kamu jadi merah gitu?” kata Sheira semakin mengejek sahabatnya itu.

     

“Sheira jangan seperti itu. Tapi bener lo Shei setiap kali aku kefikiran soal dia hatiku tuh berasa seneng banget, jantungku juga berdebar-debar. Kayaknya aku bener-bener suka deh sama dia Shei.” Jawab Reina mengungkapkan perasaannya.

     

“Ya udah kalau kamu suka kamu tinggal ngomong aja.” Sahut Sheira memberikan ide.

     

“Kamu gimana sih Shei. Aku ini kan cewek. Iya kalau dia juga suka sama aku, kalau dia cuma nganggep aku temen gimana? Kan aku malu.” Jawab Reina menolak ide sahabatnya itu.

     

“Tapi kamu percaya deh sama aku. hari ini pasti dia bakal nembak kamu.” Kata Sheira menyemangati Reina.

     

“Serius Shei?” tanya Reina tak percaya.

     

“He’em... aku yakin 100%. Kita liat aja nanti.” Lanjut Sheira dengan sangat yakin.

     

“Wah udah jam 3 Shei aku pergi dulu ya.” Kata Reina kemudian bangkit dari duduknya.

       

“Oke semangat ya. Jangan lupa besok kamu harus ceritain semuanya sama aku.” jawab Sheira.

     

“Pasti. Aku pergi dulu ya dah Sheira...” kata Reina yang kemudian pergi dengan tergesa-gesa. Kemudian Sheira ikut mengemasi barangnya dan bergegas pulang.

Keesokan harinya Reina menghampiri Sheira di kelas denga wajah yang berseri seri. Reina terlihat sangat fress sekali. Wajahnya terlihat begitu bersinar dan terlihat dengan jelas rona bahagia di wajahnya.

     

“Sheira.....!!” teriak Reina menghampiri Sheira.

     

“Biar aku tebak. Pasti kemarem kalian jadian kan?” sahut Sheira bertanya. Reina hanya mengangguk sembari tersenyum bahagia.

     

“Tu kan apa ku bilang. Pasti kemaren dia bakalan nembak kamu.” Sahut Sheira membenarkan perkataannya kemarin.

   

“Iya deh kamu bener. Eh... dia juga ngasih aku lukisan loh. Kamu mau lihat gak?” lanjut Reina sembari menunjukkan foto lukisan di Hpnya.

     

“Mana coba liat.” Kata Sheira mengambil Hp Reina.

     

“Katanya itu lukisan yang dibuat khusus untuk aku. Dia sendiri loh yang ngelukis. Gimana menurut kamu, kamu kan juga seorang pelukis. Bagus gak lukisannya.” Kata Reina meminta pendapan sahabatnya.

     

“Lukisan bunga itu biasanya menandakan suasana hati pelukisnya sih. Ya not bad lah, lumayan juga lukisannya. Kalau memang dia yang ngelukis sendiri sih. Tapi tunggu Rein, kok kayaknya aku kenal ya sama Inisial yang tertulis dilukisan ini.” Jawab Sheira memberikan komentarnya saat melihat inisial diujung bawah lukisan itu. Hanya saja foto itu sedikit kabur dibagian itu. Sehingga tulisannya tidak nampak jelas.

     

“Ah... Sheira bilang aja kalo kamu juga kepengen dikasih lukisan sama cowok kamu.” Sahut Reina merebut Hpnya.

     

“Eh.... cowokku juga bisa ngelukis ya. Walaupun masih bagus lukisanku sih  hehehe... Tunggu Rein coba aku lihat lagi bentar, bener deh kayaknya aku pernah liat inisial ini.” Kata Sheira mengambil HP Reina lagi dari tangannya dan kembali mengamatinya.

   

“Ih Sheira.” Kata Reina sedikit terkejut.

 

“Benar ini seperti inisial Andra. Tapi masa iya Andra yang buat lukisan ini. Ini gak mungkin, mungkin ini hanya kebetulan mirip saja. Lagi pula gak mungkin juga kan Andra jadian sama Reina. Sheira kamu mikir apa sih? Gak mungkin lah Andra mengkhianati kamu.” Kata Sheira dalam hati yang semakin penasaran dengan sosok pacar Reina.

   

“Shei kok kamu malah bengong sih? kamu udah inget siapa yang punya inisial seperti itu?” tanya Reina mengagetkan Sheira.

   

“Oh... entahlah Rein. Mugkin salah satu teman di komunitas melukisku. Aku juga belum begitu yakin sih.” Jawab Sheira memberikan Hp Reina sembari tersenyum kecil.

     

“Ya udah deh biar kamu gak penasaran nanti kapan-kapan aku kenalin deh kamu sama dia.” Lanju Reina.

     

“Beneran ya. Aku tunggu loh janji kamu.” Sahut Sheira dengan semangat.

     

“Iya iya.” Jawab Reina singkat.

Hubungan Reina dan Sheira menjadi semakin akrab bahkan sampai tahun terakhir perkuliahan mereka. Namun akhir-akhir ini, kesibukan Reina dan Sheira membuat mereka lebih jarang bersama. Bahkan sudah dua hari ini mereka tak bertemu. Wajar saja setiap mahasiswa tingkat akhir pasti selalu disibukkan oleh skripsi mereka. Tetapi mereka tetap berkomunikasi melalui HP.

   

“Shei hari ini kamu sibuk gak?” tanya Reina melalui telfon.

     

"Enggak begitu sibuk sih. Kenapa memang?” sahut Sheira balik bertanya.

     

“Bagus lah kalau begitu. Aku mau ngenalin kamu ke dia.” Jawab Reina dengan nada malu.

     

“Pacar kamu? Bisa-bisa jam berapa, dimana?” tanya Sheira tanpa henti.

     

“Sore nanti jam 3 di cafe biasa kita nongkrong.” Jawab Reina menjelaskan.

     

“Oke deh. Eh.... tapi kayaknya aku datengnya agak telat sedikit deh. Soalnya aku udah janji sama Mecca untuk beliin keperluan prakaryanya. Gak papa kan Rein?” kata Sheira merasa tidak enak.

   

“It’s oke. Ya udah aku tunggu ya Shei. Sampai nanti.” Sahut Reina menutup telfonnya.

     

“Wah gak sabar rasanya pengen tau siapa sebenernya pacar Reina yang selalu dirahasiakannya selama ini. Kenapa aku merasa sepertinya aku mengenalnya.” Kata Sheira kemudian menjadi semakin penasaran. Rasa penasarannya membuat Sheira ingin menyelesaikan pekerjaannya secepat mungkin.

     

“Hei.... udah nunggu lama ya?” tanya Andra menghampiri Reina yang duduk sendiri di dalam cafe.

 

“Eh... kamu. Belum sih, aku juga baru dateng kok.” Jawab Reina.

     

“Kok sendirian? Katanya ada yang mau di kenalin?” tanya Andra sembari duduk.

     

“Oh iya dia lagi ada keperluan sebentar. Palingan juga sebentar lagi nyampek.” Jawab Reina tersenyum.

     

“Oh gitu. Ya udah kalau gitu kita pesen aja dulu. Kamu mau makan dan minum apa?” tanya Andra menawarkan.

     

“Aku capuccino aja deh.” Sahut Reina singkat.

 

“Oke. Mas... pesen capuccino sama mocaccinonya ya.” Kata Andra memanggil pelayan dan memesan.

     

“Nah itu dia sudah datang. Hai.... sini.” Kata Reina melambaikan tangan pada Sheira yang baru memasuki cafe.

     

“Aduh sorry ya telat, soalnya tadi macet banget.” Kata Sheira menghampiri mereka.

     

“Suara itu....” kata Andra dalam hati yang kemudian membalikkan tubuhnya ke arah Sheira.

“Sheira!!!” kata Andra terbelalak melihat Sheira.

   

“Andra!!!” sahut Sheira ikut terkejut.

     

“Wah kalian udah saling kenal rupanya. Bagus deh kalo gitu.” Kata Reina mengangetkan mereka.

       

“Jadi Andra pacar kamu Rein?” tanya Sheira tak percaya.

       

“Iya, ada apa sih kok kayaknya kalian kaget gitu? ” Jawab Reina merasa aneh dengan sikap mereka.

       

“Gak papa kok Rein.” Kata Sheira menutupi. Sedangkan Andra hanya terdiam tak bergeming.

     

“O iya duduk Shei. Emm... kalian kenal dimana?” tanya Reina penasaran.

       

“Kami.... teman SMA dan sekomunitas melukis.” Jawab Sheira berusaha tenang.

       

“Oh pantes saja waktu itu kamu bilang kenal sama lukisan Andra. Jadi bener dia temen sekomunitas kamu Shei?” Lanjut Reina.

     

“Em.... Rein kayaknya aku gak bisa lama-lama deh. Soalnya dari tadi Mecca udah nelfonin terus.” Kata Sheira mencari alasan.

   

“Kamu gak mau pesen minum dulu gitu. Belum juga kita ngobrol Shei udah mau pergi aja?” sahut Reina sedikit kecewa.

     

“Sorry deh Rein lain kali aja ya. Aku pergi dulu.” Lanjut Sheira yang bergegas pergi. Sheira sudah tidak dapat menahan air matanya lagi. Betapa Sheira tidak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya. Andra yang selama ini sangat dia cintai dan percayai. Kini dia telah menghianati dan menyakiti Sheira dengan sangat dalam.

Setelah hari itu Sheira terlihat jarang bersama Reina. Bukan karena dia ingin menjauhi Reina. Tetapi Sheira hanya ingin menjernihkan fikirannya dan mencari jalan keluar yang terbaik untuk mereka. Hingga pada akhirnya Sheira memutuskan untuk meninggalkan Andra. Dia tak ingin semua kejadian ini merusak hubungan persahabatannya dengan Reina. Oleh karena itu, Sheira meminta pada Andra untuk menutupi semuanya dari Reina.

Awalnya Andra menolak keputusan Sheira, karena menurut Andra keputusan itu tidak adil baginya dan Sheira. Tapi Sheira tetap kekeh pada keputusannya. Dia ingin Andra melupakannya dan melanjutkan hidupnya dengan Reina. Sheira juga tidak ingin mengusik hubungan mereka. Jadi Sheira memilih untuk pergi dan meninggalkan mereka. Berharap hubungan mereka akan menjadi lebih baik tanpa ada dirinya.

Flashback off

.

.

.

Jangan lupa beri Like, Vote, dan Komen ya..

Terpopuler

Comments

Raditya Tita

Raditya Tita

sumpah pengen nonjok andra...

2021-04-27

1

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

like

2021-02-14

1

Khairul Amry

Khairul Amry

shera knpa merasa bersalah... yg salah di sini kan Andra ..dia udah selingkuh...
trus si Andra juga apa2an udah selingkuh trus gcx juga mau putus sama shera ... ngaur cerita x ceritanya

2020-12-09

3

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 Pertemuan Kembali
2 Episode 2 Kenangan SMA
3 Episode 3 Undangan Reina
4 Episode 4 Pesta Ulang Tahun
5 Episode 5 Menemani Sasa
6 Episode 6 Terungkap
7 Episode 7 Kemarahan Reina
8 Episode 8 Awal Permasalahan
9 Episode 9 Terpukul
10 Episode 10 Nasehat Mama
11 Episode 11 Bersiap Pergi
12 Episode 12 Arti Persahabatan
13 Episode 13 Welcome Pekanbaru
14 Episode 14 Bertemu Sang CEO
15 Episode 15 Siapa Bryant??
16 Episode 16 Penguntit Kecil
17 Episode 17 Teman Lama
18 Episode 18 Sepak Terjang Zia
19 Episode 19 Membuka Hati
20 Episode 20 Kegelisahan Zia
21 PENGUMUMAN
22 Episode 21 Senyum Bahagia Zia
23 Episode 22 Bertemu Masa Lalu
24 Episode 23 Curhat
25 Episode 24 Senyuman Sheira
26 Episode 25 Mengetahui Kebenarannya
27 Episode 26 Perasaan Angga
28 Episode 27 Isu
29 Episode 28 Gombalan Bryant
30 Episode 29 Pembelajaran
31 Episode 30 Memanfaatkan Kesempatan
32 Episode 31 Jawaban Zia
33 Episode 32 Bertemu Papa dan Dokter Hafis
34 Episode 33 Rencana Mecca
35 Episode 34 Kenapa Jadi Ragu??
36 Episode 35 Terpesona
37 Episode 36 Tak Terduga
38 Episode 37 Penyakit Reina
39 Episode 38 Kita Berteman
40 Episode 39 Bergemuruh
41 Episode 40 Ungkapan Hati Mama
42 Episode 41 Pertemuan Papa dan Mama
43 Episode 42 Permintaan Maaf
44 Episode 43 Kecurigaan Mecca
45 Episode 44 Pertemuan Angga dan Orang tua Zia
46 Episode 45 Tamu Spesial
47 Episode 46 Kemarahan Mecca
48 Episode 47 Ungkapan Hati Sheira
49 Episode 48 Menyambut Papa
50 Episode 49 Ketahuan
51 Episode 50 Mencoba Menerima
52 Episode 51 Menghapus Kenangan
53 Episode 52 Pertunangan Zia
54 Episode 53 Tentang Rasa
55 Episode 54 Liburan Akhir Pekan
56 Episode 55 Pesta BBQ
57 Episode 56 Sangat Manis
58 Episode 57 Pernikahan Zia
59 Episode 58 Penyakit Reina
60 Episode 59 Observasi Reina
61 Episode 60 Status Mecca
62 Episode 61 Kejutan dari Bryant
63 Episode 62 Restu tak Terduga
64 Episode 63 Firasat
65 Episode 64 Kabar Reina
66 Episode 65 Berkumpul
67 Episode 66 Belum Membuka Mata
68 Episode 67 Surat Dari Reina
69 Episode 68 Kepulangan Zia dan Kekecewaan Sheira
70 Episode 69 Meminta Keluarga Pulang
71 Episode 70 Pesan dari Sasa
72 Episode 71 Kau Selalu Ada Saat Dibutuhkan
73 Episode 72 Keluarga yang Sempurna
74 Episode 73 Surat Persetujuan Donor
75 Episode 74 Romansa Pengantin Baru
76 Episode 75 Terungkapnya Rahasia
77 Episode 76 Kejujuran Hafis
78 Episode 77 Kegalauan Sheira dan Hafis
79 Episode 78 Kepergian Papa
80 Episode 79 Operasi
81 Episode 80 Harapan dan Kabahagiaan Mulai Nampak
82 Episode 81 Hari Penuh Bahagia
83 Episode 82 Hati yang Berbunga
84 Episode 83 Kerinduan Penuh Syukur
85 Episode 84 Syarat Setelah Restu Turun
86 Episode 85 Keluarga Galih
87 Episode 86 Kepulangan Reina
88 Episode 87 Provokasi Berbuah Bahagia
89 Episode 88 Ku Serahkan Hidup dan Kebahagiaanku Padamu
90 Episode 89 Lamaran The Sister's
91 Episode 90 Persiapan
92 91. Pernikahan Dua Putri
93 Episode 92 Kejutan Dimalam Pernikahan
94 Episode 93 Kembali untuk Babak Baru
95 Episode 94 Menemukan Kunci Brankas
96 Episode 95 Romansa Pengantin Baru
97 Episode 96 Membujuk Ala Bryant
98 Episode 97 Memasukan Mata-Mata
99 Episode 98 Sang Ahli IT
100 Episode 99. Berhasil Masuk
101 Episode 100. Kekuatan Sudah Berkumpul
102 Episode 101 Dukungan Baru
103 Episode 102 Permainan Telah Berakhir
104 Episode 103 Akhir yang Bahagia
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Episode 1 Pertemuan Kembali
2
Episode 2 Kenangan SMA
3
Episode 3 Undangan Reina
4
Episode 4 Pesta Ulang Tahun
5
Episode 5 Menemani Sasa
6
Episode 6 Terungkap
7
Episode 7 Kemarahan Reina
8
Episode 8 Awal Permasalahan
9
Episode 9 Terpukul
10
Episode 10 Nasehat Mama
11
Episode 11 Bersiap Pergi
12
Episode 12 Arti Persahabatan
13
Episode 13 Welcome Pekanbaru
14
Episode 14 Bertemu Sang CEO
15
Episode 15 Siapa Bryant??
16
Episode 16 Penguntit Kecil
17
Episode 17 Teman Lama
18
Episode 18 Sepak Terjang Zia
19
Episode 19 Membuka Hati
20
Episode 20 Kegelisahan Zia
21
PENGUMUMAN
22
Episode 21 Senyum Bahagia Zia
23
Episode 22 Bertemu Masa Lalu
24
Episode 23 Curhat
25
Episode 24 Senyuman Sheira
26
Episode 25 Mengetahui Kebenarannya
27
Episode 26 Perasaan Angga
28
Episode 27 Isu
29
Episode 28 Gombalan Bryant
30
Episode 29 Pembelajaran
31
Episode 30 Memanfaatkan Kesempatan
32
Episode 31 Jawaban Zia
33
Episode 32 Bertemu Papa dan Dokter Hafis
34
Episode 33 Rencana Mecca
35
Episode 34 Kenapa Jadi Ragu??
36
Episode 35 Terpesona
37
Episode 36 Tak Terduga
38
Episode 37 Penyakit Reina
39
Episode 38 Kita Berteman
40
Episode 39 Bergemuruh
41
Episode 40 Ungkapan Hati Mama
42
Episode 41 Pertemuan Papa dan Mama
43
Episode 42 Permintaan Maaf
44
Episode 43 Kecurigaan Mecca
45
Episode 44 Pertemuan Angga dan Orang tua Zia
46
Episode 45 Tamu Spesial
47
Episode 46 Kemarahan Mecca
48
Episode 47 Ungkapan Hati Sheira
49
Episode 48 Menyambut Papa
50
Episode 49 Ketahuan
51
Episode 50 Mencoba Menerima
52
Episode 51 Menghapus Kenangan
53
Episode 52 Pertunangan Zia
54
Episode 53 Tentang Rasa
55
Episode 54 Liburan Akhir Pekan
56
Episode 55 Pesta BBQ
57
Episode 56 Sangat Manis
58
Episode 57 Pernikahan Zia
59
Episode 58 Penyakit Reina
60
Episode 59 Observasi Reina
61
Episode 60 Status Mecca
62
Episode 61 Kejutan dari Bryant
63
Episode 62 Restu tak Terduga
64
Episode 63 Firasat
65
Episode 64 Kabar Reina
66
Episode 65 Berkumpul
67
Episode 66 Belum Membuka Mata
68
Episode 67 Surat Dari Reina
69
Episode 68 Kepulangan Zia dan Kekecewaan Sheira
70
Episode 69 Meminta Keluarga Pulang
71
Episode 70 Pesan dari Sasa
72
Episode 71 Kau Selalu Ada Saat Dibutuhkan
73
Episode 72 Keluarga yang Sempurna
74
Episode 73 Surat Persetujuan Donor
75
Episode 74 Romansa Pengantin Baru
76
Episode 75 Terungkapnya Rahasia
77
Episode 76 Kejujuran Hafis
78
Episode 77 Kegalauan Sheira dan Hafis
79
Episode 78 Kepergian Papa
80
Episode 79 Operasi
81
Episode 80 Harapan dan Kabahagiaan Mulai Nampak
82
Episode 81 Hari Penuh Bahagia
83
Episode 82 Hati yang Berbunga
84
Episode 83 Kerinduan Penuh Syukur
85
Episode 84 Syarat Setelah Restu Turun
86
Episode 85 Keluarga Galih
87
Episode 86 Kepulangan Reina
88
Episode 87 Provokasi Berbuah Bahagia
89
Episode 88 Ku Serahkan Hidup dan Kebahagiaanku Padamu
90
Episode 89 Lamaran The Sister's
91
Episode 90 Persiapan
92
91. Pernikahan Dua Putri
93
Episode 92 Kejutan Dimalam Pernikahan
94
Episode 93 Kembali untuk Babak Baru
95
Episode 94 Menemukan Kunci Brankas
96
Episode 95 Romansa Pengantin Baru
97
Episode 96 Membujuk Ala Bryant
98
Episode 97 Memasukan Mata-Mata
99
Episode 98 Sang Ahli IT
100
Episode 99. Berhasil Masuk
101
Episode 100. Kekuatan Sudah Berkumpul
102
Episode 101 Dukungan Baru
103
Episode 102 Permainan Telah Berakhir
104
Episode 103 Akhir yang Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!