THE MIRACLE OF FRIENDSHIP
Tak pernah terfikirkan oleh Sheira bahwa hari ini dia akan bertemu dengan seseorang yang tak pernah ingin dia temui. Sosok yang selama ini membuat Sheira menjadi dilema dan sedih. Entah karena kesal atau marah, Sheira hanya ingin menjauh darinya. Iya, ini memang sulit untuk diungkapkan. Dulu mereka sempat berada dalam satu ikatan. Namun setelah sekian lama tak bertemu, pertemuan kali ini sungguh membuat Sheira menjadi kesal. Bukan kesal karena bertemu dengannya lagi. Tetapi kesal dengan keadaan yang mempertemukan mereka kembali disaat Sheira tidak menginginkan keberadaannya.
Andra... begitu dia biasa dipanggil. Dia adalah mantan pacar Sheira ketika SMA. Mereka memiliki sifat yang hampir mirip. Mereka tak pernah ingin hubungan mereka diketahui oleh teman-temannya. Bukan karena malu, tetapi mereka hanya tak ingin privasinya diganggu oleh orang lain. Mereka hanya saling mempercayai satu sama lain. Mencoba saling mendewasakan diri dengan berusaha mengatasi masalah mereka bersama-sama.
Namun saat mereka mulai duduk dibangku kuliah, semua terasa berbeda. Andra yang dulu dianggap sebagai seorang pria yang setia, justru kali ini dia melakukan kesalahan yang tak pernah bisa dimaafkan oleh Sheira. Dia menjalin hubungan dengan Reina yang tak lain adalah sahabat Sheira.
****
Beberapa saat mereka hanya terdiam dalam hening. Tak satu pun yang berani mengeluarkan kata terlebih dulu. Sorot mata mereka menandakan bahwa ada yang ingin mereka ungkap tapi tak pernah bisa mereka ucapkan. Perlahan mereka mulai tak tahan dengan kebisuan ini. Ingin rasanya Sheira pergi dari tempat itu, tapi Sheira sadar dengan kepergiaannya tak kan mampu merubah keadaan. Sehingga dengan berani dia menyapanya terlebih dahulu.
“Hai Ndra......” sapa Sheira dengan nada datar.
“Hai Shei. Apa kabar kamu?” tanya Andra mencoba membuat suasana menjadi hangat.
“Baik... gimana kabar kamu dan Reina?” tanya Sheira menanggapi.
“Kami juga baik. Kemana saja kamu selama ini, apa kamu pergi untuk menghindariku?” tanya Andra yang membuat Sheira terkejut.
“Bukan seperti itu Ndra. Aku hanya ingin menenangkan diri saja. Aku rasa aku butuh tempat baru untuk bisa memulai hidupku yang baru. Jadi aku putuskan untuk ikut pamanku ke luar kota.” Jawab Sheira mencoba bersikap biasa.
“O iya gimana sekarang hubunganmu dengan Reina?” lanjut Sheira mencoba mengalihkan pembicaraan.
“Saat ini kami........” suara terhenti ketika terdengar teriakan anak kecil yang mengalihkan pandangan Andra.
“Ayah.....” terlihat sosok bertubuh mungil menghampiri mereka dan memeluk Andra.
“Hai sayang, udah belanjanya?” tanya Andra dengan lembut.
“Udah dong yah. O iya yah, bunda sama Sasa beliin sesuatu buat ayah.” Lanjut anak itu dengan manja.
“O iya, apa itu?” tanya Andra lagi.
“Tunggu bunda dulu ya yah. Eemm..... Dia siapa yah?” tanya anak itu yang mulai menyadari keberadaan Sheira.
“Ini tante Sheira dia teman ayah dan bunda. Ayo salaman sama tante.” Jawab Andra.
“Halo tante....” kata anak itu menyalami Sheira.
“Halo anak manis, siapa namanya?” tanya Sheira dengan lembut.
“Sasa tante.” Jawab Sasa singkat.
“Tadi Andra mengatakan pada Sasa bahwa aku adalah temannya dan bundanya. Apa itu artinya Sasa adalah putri dari Andra dan......” kata Sheira dalam hati. Belum selesai dia berargumen, terdengar seorang wanita menghampiri mereka.
“Aduh sayang cepet banget sih larinya. Bunda kan jadi capek.” Gerutu seorang wanita yang baru datang dan berdiri tepat dibelakang Andra.
“Maafin Sasa ya bunda. Abisnya Sasa udah gak sabar mau ngasih barang itu ke ayah.” Sahut Sasa merasa bersalah.
“Iya gak papa kok sayang.” Jawab wanita itu mengelus rambut Sasa.
“Sasa lain kali jangan diulangi lagi ya, kasihan kan bunda harus lari-lari ngikutin kamu. Pasti bunda kecapean.” Sahut Andra mencoba menasehati Sasa.
“Iya yah. Sasa janji gak akan ngulangin lagi.” Jawab Sasa dengan senyuman manis.
“Suara itu sepertinya tak asing bagiku?” kata Sheira bertanya dalam hati. Beberapa saat kemudian wanita itu pun berpaling dari tubuh Andra. Saat mereka saling bertatapan terlihat ekspresi terkejut diwajah mereka. Sontak mata mereka terbelalak seolah tak percaya dengan apa yang mereka lihat.
“Sheira!” teriak wanita itu saat melihat Sheira.
“Reina!” sahut Sheira dengan nada terkejut.
“Masyaallah apa kabar kamu?” tanya Reina menghampiri dan memeluk tubuh Sheira.
“Alhamdulillah baik Rein. Kamu sendiri apa kabar?” Sheira balik bertanya.
“Alhamdulillah aku juga baik. Gak nyangka ya kita bisa ketemu disini setelah sekian lama.” Kata Reina dengan senyum lebar.
“Iya Rein, aku juga gak pernah nyangka kalau kita bakal ketemu lagi. Padahal sudah sejak lama kita tak berkomunikasi.” Lanjut Sheira ikut bahagia.
“O iya kemana aja sih kamu, setelah kamu lulus kamu ngilang gitu aja, no HP gak aktif, akun medsos pun gak ada yang online. Padahal aku kepengen cerita banyak sama kamu seperti kita dulu yang selalu bertukar cerita.” Kata Reina mengenang masa lalu mereka.
“Sory ya Rein. Setelah lulus kuliah aku ikut pamanku ke luar kota dan no Hp ku pun terblokir. Jadi semua kontak yang ada di nomor itu hilang.” Jawab Sheira menjelaskan.
“It’s ok, yang penting sekarang kita sudah dipertemukan lagi. Itu artinya kita bisa saling bercerita lagi tentang segala hal.” Kata Reina tersenyum.
“Iya Rein.” Jawab Sheira singkat sembari tersenyum.
Tak lama setelah mereka saling melepas rindu. Tiba-tiba terdengar rengekan Sasa yang memecahkan suasana.
“Ayah bunda ayo kita makan Sasa udah laper.” Ajak Sasa dengan wajah memelas.
“Oh anak bunda laper. Iya yuk kita makan, ayo yah. Sheira ayo gabung, kita makan siang bareng.” Ajak Reina.
“Lain kali aja deh Rein aku masih ada urusan penting.” Kata Sheira menolak ajakan Reina.
“Ayo bun.....” rengek Sasa sembari menarik tangan Reina.
“Iya iya ayo. Ya udah Shei kalo gitu kita duluan ya.” Kata Reina berpamitan.
“Iya Rein, lagian kasian tuh Sasa udah laper banget kayaknya.” Jawab Sheira dengan senyum.
“Iya nih. Ayo yah.” Kata Reina mengajak Andra.
“Kalian duluan aja nanti ayah nyusul.” Jawab Andra.
“Ya udah kalo gitu. O iya yah jangan lupa minta no HP Sheira ya. Dah Sheira....” kata Reina yang kemudian pergi dengan tarikan lembut tangan Sasa.
“Ok..... dadah Sasa....” kata Sheira sedikit berteriak.
“Shei ada yang ingin aku omongin sama kamu.” Kata Andra tiba-tiba setelah Reina dan Sasa pergi.
“Ada apa Ndra?” tanya Sheira penasaran.
“Setelah kamu pergi keadaannya semakin sulit untukku Shei. Aku selalu dihantui rasa bersalah. Aku merasa menjadi orang yang sangat jahat. Padahal kamu adalah orang yang sangat baik. Maafkan semua kesalahanku dimasa lalu ya Sheira.” Kata Andra yang mulai merasa bersalah.
“Sudahlah Ndra aku sudah melupakan semua itu. Aku tak mau selalu dibayang-bayangi oleh masa lalu. Lagi pula aku juga sudah memaafkan kamu jauh sebelum kamu minta maaf. Aku harap kamu tidak akan pernah mengungkit masalah itu lagi baik di depan atau pun di belakang Reina. Aku hanya ingin benar-benar melupakan semuanya.” Jawab Sheira berusaha untuk tetap tenang dan mengatur emosinya.
“Terimakasih ya Shei. Sekarang aku merasa lebih lega.” lanjut Andra.
“Sama-sama Ndra. O iya ini no HP ku tolong berikan pada Reina.” Kata Sheira mengulurkan Hpnya. Tanpa menjawab Andra pun menyalin no itu ke hp miliknya.
“Ya udah Ndra aku pergi dulu. Reina dan Sasa pasti sudah nungguin kamu” Kata Sheira setelah Andra mengembalikan hp miliknya.
“Ok. Bye Shei....” kata Andra setelah Sheira melangkahkan kakinya.
Sheira hanya tersenyum pada Andra. Kemudian dia pun berlalu pergi meninggalkan Andra. Setelah itu Andra bergegas menyusul anak dan istrinya di sebuah rumah makan.
Setelah hari itu bayangan masa lalu Sheira kembali mengusiknya. Entah mengapa semua kenangan tentangnya dan Andra tiba-tiba menghampirinya. Ingin rasanya Sheira pergi dan meninggalkan semua kenangan itu. Tapi apa daya, ingatan itu enggan untuk pergi dari fikirannya.
“Ya Allah kenapa aku harus bertemu lagi dengannya, kenapa masa lalu itu kembali datang menghampiriku. Padahal semuanya sudah jelas, Andra dan Reina sudah bahagia. Seharusnya aku ikut bahagia melihat sahabatku bahagia. Tetapi mengapa justru aku merasakan hal yang sebaliknya. Ya Allah aku mohon bantulah aku untuk bisa mengendalikan dan mengontrol hatiku. Agar aku bisa istiqomah dengan tujuanku sebelumnya. Ya aku harus bisa benar-benar melupakan semuanya.” Kata Sheira meyakinkan dirinya sendiri.
.
.
.
.
**Hai readers..... **
Ini novel terbaruku, semoga kalian suka ya. 🤗🤗
Bantu thor dengan Like, vote, dan komen ya.. ❤❤👌
Kritik dan saran dari kalian sangat membantu. Jadi jangan sungkan berikan masukan kalian untukku ya 😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Astirai
menarik..... aku mampir thor..
ikutin jg bukalah hatimu untukku
2021-04-30
1
Bety Nurlaila
kak apakah novel ini lanjutan dari novel bidadari surgaku
2021-03-09
1
Aestech
Haloo kakakk salam kenall,
"Dewi Senja" udah mampirr. Semangat terus kakk. Ceritanya bagus banget😍
2021-01-31
1