setelah sampai di rumah Aulia segera mandi dan beres-beres tas nya untuk mengeluarkan laptopnya. tapi ternyata di dalam tasnya buku cacatan Nabila yang tadi dia buat kipas-kipas ikut masuk ke tas Aulia, Aulia pun menelfon Nabila kalau dia belum pulang akan Aulia kembalikan kalau sudah ya besok saja. tapi setelah di telfon beberapa kali tidak di angkat Aulia pun bergegas kembali ke sekolah karena pasti Nabila belum di jemput.
sampai di depan sekolah ternyata benar Nabila masih menunggu jemputan.
" belum pulang Lo? mana sendirian aja, ni gue mau ngembaliin buku Lo bil" kata Aulia
"eh ... besok aja juga gapapa kok Lia, kan ga di pake buat belajar juga" kata Nabila dan setelah menjawab itu membuat mereka berdua tertawa bersama. Aulia memilih menemani Nabila di jemput karena kasihan aja kata Aulia nunggu sendirian.
" masih lama ya bokap Lo, ini udah mau adzan Maghrib loh" tanya Aulia
" nggak tau juga sih, kalo kamu mau pulang gak apa-apa kok pulang aja" jawab Nabila
"nggak gitu, Lo pulangnya kemaleman gimana, kan capek ntar, gimana kalau gue anterin? yuk biar gue tau rumah lo" ucap Aulia
" nggak deh Lia takut ngerepotin kamu" segan Nabila
"udah ayok, gak ngerepotin sama sekali kok, kita udah temenan loh ya jangan apa-apa ngerepotin, kalo gue bisa gue bantu" kata Aulia sambil menarik tangan Nabila berjalan ke arah rumahnya.
"Lo mau sholat dulu nggak, ini udah adzan Maghrib " tanya Aulia yang mengajak Nabila ke kamarnya dan sebenarnya Nabila tidak mau karena dia belum pernah punya teman sedekat ini sampai masuk ke ruang pribadinya.
Nabila menggeleng "aku lagi mens Lia"
"okedeh, kalo gitu gue sholat dulu ya, kalo nggak kak Fahri bakal ngomel-ngomel seharian nih " kata Aulia sambil nyengir.
setelah sholat Maghrib Aulia berpamitan kepada ibu dan bapak nya serta Fahri. Aulia menyuruh Nabila masuk mobilnya.
"kamu anterin naik mobil Lia, naik motor aja, lagian Deket kok nggak Sampek seperempat jam" ucap Nabila.
" iya, gue nggak bisa naik motor bil, Lo mau kita jatuh" ucap Aulia yang sudah duduk di kursi kemudi, disusul Nabila duduk disampingnya.
Aulia pun meluncurkan mobilnya ke rumah Nabila. di perjalanan
"kita jalan-jalan yuk bil, gue bosen nih mumpung ada elo" ajak Aulia
" aku belum ganti baju nih Lia" jawab Nabila.
"yaudah kita kerumah Lo dulu terus habis itu berangkat, mau yaa plisss" pinta Aulia
"yaudah " pasrah Nabila.
mereka pun sampai di rumah Nabila, rumah sederhana dan lebih kecil dari rumah orang tua Aulia. bahkan lantainya tidak ada keramik melainkan dari semen.
Aulia ikut masuk menunggu Nabila mandi dan ganti baju. setelah selesai mereka tidak berpamitan ke orang tua Nabila karena memang ternyata orang tua Nabila sedang mengunjungi saudaranya yang tiba-tiba masuk rumah sakit, mereka hanya menitipkan pesan itu pada tetangga samping rumahnya.
Aulia sampai di sederetan mall kecil yang hanya tiga lantai, dan hanya menjual baju, perabotan, ya hanya itu-itu saja, tidak ada outlet barang-barang branded dan juga cafe-cafe. tapi di sekeliling itu semua banyak orang berjualan makanan dan minuman yang bervariasi ala-ala street food.
Aulia mengajak masuk ke salah satu mall Nabila pun mengikuti saja, dia mengajak Nabila memilih-milih baju yang sepertinya cocok untuk mereka. Nabila hanya mengantar Aulia dan tidak memilih sama sekali.
"Lo kok gak milih apa-apa sih bil, ayo dong pilih " kata Aulia.
"nggak usah Lia aku baru sebulan lalu beli baju, masa' iya mau beli lagi" jawab Nabila.
" ya gak apa-apa lah bil" ucap Aulia
"emmm... aku.. gaada uangnya bil, bulan ini uang jajanku udah habis karena kemarin beliin adek sepatu" jawab Nabila ragu-ragu.
deg!!
"astaga kok gue gak mikir kesitu ya ini malah Nabila gue paksa belanja" batin Aulia yang terkejut mendengar pengakuan Nabila.
"ohh maaf ya bil, hmm maksud gue tadi Lo pilih-pilih aja bil yang Lo mau ntar gue yang bayar" kata Aulia yang segera mengalihkan pembicaraannya ke arah lain.
"nggak usah lah Lia aku di ajak jalan-jalan gini aja udah seneng kok" jawab Nabila yang tidak enak dengan tawaran Aulia
"udah gapapa gue juga seneng kok Lo mau gue ajak jalan gini, kan gue juga yang ajak elo" kata Aulia yang memang mau mentraktir Nabila hari ini, toh belanjaannya gak mungkin habis berjuta-juta disini aja baju-bajunya murah-murah banget padahal Aulia sudah memilih bahan yang lumayan bagus dan harganya hanya seratus ribuan dan dibawah tigaratus ribu.
"kamu serius Lia??" tanya Nabila.
"serius bil, ayo pilih aja kamu mau baju yang mana" jawab Aulia tulus.
"makasih ya Lia, kamu baik banget, padahal kita kenal juga belum lama ini"
"udah santai aja, yuk pilih-pilih " ajak Aulia
merekapun memilih-milih pakaian yang dirasa cocok, Aulia sudah mendapat 5 setel sedangkan Nabila baru dapat satu dan sudah tidak memilih lagi.
"kok cuma ambil satu sih bil, cari lagi aja gausah gak enak ya, kita udah kayak sahabat banget gini loh" tanya Aulia
"enggak Lia aku satu aja, tapi...." Nabila menghentikan ucapannya.
"tapi apa sih bil, ngomong aja"
"aku boleh nggak pilihin buat adek sama ibu ku, aku pilihin satu-satu aja kok bil" ucap Aulia yang sebenarnya tidak enak pada Aulia takut Aulia berfikir dikasih hati malah minta jantung.
"ya nggak apa-apa dong bil, cepet gih pilihin ayah kamu juga gak apa-apa kok, beliin aja semua" kata Aulia.
"makasih ya Lia, kamu baik banget" kata Nabila sambil memeluk Aulia dan menitikkan air matanya.
"iya-iya Nabila, udah gausah nangis gini yaelah" kata Aulia membalas pelukan teman baru yang serasa teman lama ini
Nabila pun segera memilihkan pakaian untuk adik, ayah dan ibu nya. setelah kepergian Nabila Aulia teringat akan ibunya, diapun segera membelikan ibu, bapak dan kak Fahri.
untuk bapaknya Aulia memilih beberapa baju koko yang sering dipakai untuk ke masjid dan beberapa helai kemeja batik dan sarung.
untuk ibu dia memilih gamis yang Aulia lihat sesuai dengan umur Bu Mira dan yang tidak norak tapi tetap elegan, dan beberapa daster lengan panjang yang dilihatnya biasanya ibu nya dasternya hanya itu-itu saja dan juga beberapa kerudung siap pakai seperti biasa ibunya gunakan sehari-hari.
untuk kak Fahri dia membelikan kemeja dan celana bahan yang sudah ia cocokkan untuk setelan yang oke. dan juga beberapa pasang sepatu untuk mengajar ke sekolah.
entah mengapa Aulia mengingat umi Fatimah, iapun memilih pakaian gamis yang bagus, dan Aulia memilih gamis warna abu-abu yang memang terlihat mewah dan elegan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments