"Permisi pak bu, bisa kita bicara sebentar?" Tanya Hendra menghampiri sepasang suami istri itu
"Ada apa ya pak, apa kita pernah ketemu atau kenal?" Jawab pak Salim karena seingatnya dia tidak mengenal orang itu.
"Tidak pak, saya hanya ingin bicara, sebaiknya kita duduk di situ" ucap Hendra sambil menunjuk kursi ruang tunggu itu
" Baiklah" jawab pak Salim dengan ikut berjalan ke kursi yang di tunjuk, Bu Mira dan Rina pun iku di belakang.
"Begini pak, saya dan istri baru kehilangan bayi kami, dan mendengar bapak dan ibu yang membutuhkan biaya untuk operasi anak bapak saya mau memberikan penawaran" jeda Hendra sambil menarik nafas mengumpulkan keberanian untuk bicara. Pak Salim dan Bu Mira tidak menjawab karena masih qpenasaran apa yang akan dua orang ini sampaikan kepadanya.
"Kami ingin mengadopsi bayi anda, dan kami menawarkan uang 100 juta untuk biaya operasi anak laki-laki anda" ucap Hendra hati-hati
Pak Salim dan Bu Mira yang mendengar itu rahangnya mengeras, bagaimana bisa ada orang mau mengambil anak perempuan nya, Bu Mira takut, sangat takut. Apalagi membayangkan bagaimana nanti kehidupan anaknya tanpa pengawasan nya, bagaimana bisa dia menjual anak perempuan kecilnya untuk menyelamatkan anak laki-laki nya. Tapi pak Salim dan Bu Mira tenang, tidak mau memaki dua orang ini.
"Maaf sebelumnya pak, tapi saya dan istri tidak mau" ucap Salim
"Baiklah kalau begitu pak kami tidak memaksa" jawab Hendra sedih
"Tapi kehilangan anak dengan cara meninggal sedihnya luar biasa pak bu, kalau kalian menolak penawaran ini dan anak laki-laki anda tidak segera ditangani kalian akan menyesal, saya baru kehilangan anak saya, saya rasanya ingin mati saja karena kehilangan separuh hidup saya, tapi kalau anak perempuan kalian kami rawat kalian masih bisa melihatnya" ucap Rina sambil menangis, mencoba menggoyahkan jawaban mereka.
"Maaf Bu tapi kami akan berusaha dengan cara lain, ibu yang sabar ya" giliran Mira yang menjawab.
"Mah sudah papa bilang jangan memaksa" ucap Hendra mengingatkan.
"Mohon maaf sekali lagi pak, Bu Atas kelancangan kami" kata Hendra
"Baik pak, terima kasih atas pengertiannya" jawab Salim
Tapi saat mereka akan berdiri tiba-tiba suster berteriak memanggil dokter, dokter pun segera datang untuk memeriksa kondisi Farhan yang saat itu berumur 6 tahun. Dokter keluar mencari orang tua Fahri, mereka pun sudah menunggu di depan pintu.
"Pak Bu mohon segera putuskan, dia harus di operasi sekarang, kalau tidak nyawanya tidak akan selamat" kata dokter dengan cepat.
Mira pun langsung menangis mendengar penuturan dokter.
" Buk bagaimana kalau kita terima tawaran mereka, itu lebih baik dari pada kita kehilangan Fahri, kita masih bisa melihat hilya tumbuh walaupun tidak bersama kita" ucap Salim. Mira pun yang mendengar itu menyetujui saran itu, sepertinya itu saran yang baik di suasana genting seperti ini.
"Iya pak, ayo kita temui mereka" ucap Mira
Hendra yang memang masih duduk di tempat itu senang saat Salim dan Mira menyetujui penawaran nya, Hendra langsung mentransfer uang 100 juta itu Farhan juga langsung di operasi saat itu juga.
*Flashback off
Aulia menangis di pelukan Tante Maya mendengar siapa sebenarnya dirinya, dia sangat bersedih, bagaimana bisa orang tua yang selama ini merawat dan menyayangi nya adalah orang lain, tapi hal itu tidak membuat Aulia membenci mereka, mama dan papa nya adalah orang tua terbaik bagi Aulia.
"Aku ingin tahu orang tua kandung ku om, aku ingin menemui mereka" pinta Aulia dengan menatap om Herman
"Kamu yakin sayang? Bukankah sebaiknya kamu tidak perlu mengetahuinya, lebih baik seperti dulu saja, kamu disini jangan tinggalkan kami" pinta Herman agar Aulia tetap disini
"Aku hanya ingin tau om, aku berhak tau darimana asal ku" lirih Aulia
Melihat Aulia meneteskan air matanya dia pun mengalah, toh Aulia memang berhak tau orang tua kandung nya.
"Baiklah, biar Reno yang antar ya kalau kamu libur sekolah" ucap om Herman pasrah.
"Terimakasih om" ucap Aulia.
"Iya, yaudah kamu istirahat dulu ya sayang, biar kita keluar dulu, besok setelah kamu berangkat sekolah om sama Tante pulang kerumah ya nak" om Herman berpamitan.
"Iya om, terimakasih ya udah mau nemenin aku selama beberapa hari ini semuanya" ucap Aulia tulus
"Iya sayang kamu yang tenang ya, gausah terlalu di pikir, takut kamu sakit" ucap Tante Maya
" Iya Tan" jawab Aulia
Mereka bertiga pun keluar dari kamar Aulia agar Aulia bisa istirahat.
Aulia menangis sambil tiduran sampai akhirnya dia tidur, esok paginya Aulia bangun jam 6 dan Langsung mandi siap-siap ke sekolah.
Di sekolah dia sangat tidak bersemangat hari ini memikirkan masalah hidup nya, sahabat - sahabatnya mengerti mereka pikir Aulia masih sedih dengan kehilangan orang tua nya padahal Aulia juga sedih atas nasib nya.
"Udah dong ya jangan sedih terus, kan ada kita sahabat Lo yang bakal selalu ada" ucap Andin dengan nada sedih saat mereka duduk di kantin
"Iya Aulia, Lo kok gak pesen, mau gue pesenin gak" tambah Icha
"Nggak Cha gue nggak laper" jawab Aulia
"Nanti pulang sekolah mau kemana, hangout yuk " ucap Andre saat baru bergabung duduk.
"Yuk ke mall cuci mata" jawab Icha
"Terserah kalian aja, gue ikut, di rumah juga sepi, gaada orang" ucap Aulia dengan nada sedih.
"Sabar ya Aulia, pokok nya hari ini kita seneng-seneng ya guys" seru Andin untuk menghibur Aulia
Yang lainnya pun menertawakan Andin
"Norak Lo" ucap Faiz sambil terkekeh
"Ye sirik aja Lo " ketus Andin bercanda
Sepulang sekolah mereka menuju mall yang di tuju, hari ini Aulia bawa mobil sendiri karena Aulia bertekad akan mencoba lebih mandiri, agar tidak merepotkan orang lain lagi.
Di mall Aulia bosan sekali, tiba-tiba kepikiran untuk pergi ke club.
"Guys kita ke club yuk, bosen gue gini-gini aja" ucap Aulia
Teman-teman nya pun saling berhadapan, mereka bingung mau mengikuti keinginan Aulia atau nggak, mereka juga khawatir kenapa Aulia tiba-tiba minta ke club, pasti pikirannya sedang kacau sekali.
"Lo serius Aulia, nggak bercanda kan?" Tanya Faiz
"Iya ntar malem ya, kita ketemuan di tempatnya aja, sekarang gue pulang dulu" Jawab Aulia memakai tas nya kembali sambil berjalan pulang.
"Bye guys, gue pulang dulu" tambah nya
"Eh Aulia, kenapa sih pasti dia sedih banget ya" ucap Icha kepada yang lain
"Udahlah turutin aja, mungkin dia banyak pikiran Trus pengen cari hiburan " timpal Andre
"Iya, gue setuju " jawab Andin
Jam 9 malam mereka sudah ada di dalam club, sampai di meja mereka memesan minuman, Aulia memesan minum yang biasa di pesan Andin yang kadar alkoholnya lumayan tinggi dari yang biasa nya, Andre dan Faiz tidak minum, karena mereka harus memastikan ketiga sahabatnya tidak dalam bahaya, meskipun mabuk tapi masih ada pengawasan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Andin mengeluarkan rokok dari tas nya yang di beli nya di perjalanan tadi, Aulia Langsung meminta Andin pun mengizinkan karna memang biasa nya mereka merokok tapi Aulia dan Icha tidak pernah lebih dari satu puntung rokok, tapi kali ini sampai jam 11 Aulia menghabiskan sampai lebih dari 5 Andre dan Faiz pun mencoba menghentikan Aulia agar tidak merokok lagi.
"Udah Aulia, Lo udah habis 5 lebih, Lo harus stop" ucap Faiz mengingatkan
"Iya Aulia, pokok nya Lo harus stop, sini biar gue ambil" tambah Andre sambil mengambil sisa rokok di tangan Aulia yang masih agak panjang dan langsung mematikan rokoknya.
"Hahaha, takdir tu lucu ya ndre, iz" ucap Aulia yang sudah mabuk
"Kadang emang begitu sih, namanya juga perjalanan" jawab Andre menanggapi
Sudah pukul 1 dini hari Aulia baru sampai rumah, Aulia pulang di antar Andre. Sampai depan pintu Aulia menyuruh Andre pulang karna Aulia sudah bawa kunci rumah, Andre pun pulang. Saat membuka pintu rumah dan masuk dengan berjalan gontai, dan ternyata Reno menunggu Aulia ruang keluarga sambil menonton TV agar tidak mengantuk. Reno kaget karna Aulia pulang dengan keadaan mabuk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Namanya Farhan apa Fahri sih?? aku jd ling lung nih 😇😇😇🙇🏻♀️🙇🏻♀️
2023-04-15
0
dite
anak pungut terbiasa dimanja, eh hasilnya mabok mulu pdhal ya msih sma 😅
2022-10-05
1