Pukul 10 Icha terbangun dan membangunkan yang lainnya, mereka mandi dan keluar untuk mencari sarapan yang kesiangan. Di meja makan tidak ada apa-apa untuk di makan, Andin pun kesal dan mencari abangnya dengan berteriak.
"Abaaanngg" teriak Andin sambil menggedor pintu kamar bang fino
" Bang Fin cepetan bukakk" lanjutnya
Andre dan Faiz yang mendengar Andin teriak-teriak pun ikut bangun dan keluar dari kamar mereka.
"Apaan sih Lo teriak-teriak gak jelas" seru Fino kesal
"Sarapannya mana gue laper banget" seru Andin
" Eh salah siapa lu bangunnya kesiangan, tu udah di siapin di dapur, lihat aja ntar kalo dingin angetin lagi aja" kesal Fino
" Gitu ya, yaudah deh gue kedapur dulu" ucap Andin sambil berlalu ke dapur
Lari Andin karna takut Abang nya ngamuk.
Setelah mereka berlima sarapan mereka kembali ke rumah masing-masing dan Andre akan mengantar satu persatu sahabatnya itu. Di tengah perjalanan hp Aulia berdering tanda ada telepon, yang menelpon adalah mamanya.
" Halo ada apa mah, aku lagi di jalan pulang ini bentar lagi nyampek" sergah Aulia karena pikir Aulia mama nya ingin tahu keberadaannya.
"Maaf apa ini saudari Aulia Putri ibu Rina?" Jawab seseorang di sebrang telpon
" Iya saya sendiri, ini siapa ya? Kok hp mama saya di pegang orang lain?" Jawab Aulia dengan cemas
" Saya dari kepolisian, mau mengabarkan kalau kedua orang tua anda baru saja mengalami kecelakaan di jalan tol, ini sudah kami bawa ke rumah sakit kasih bunda, sebaiknya ada bisa kesini dan menghubungi keluarga yang lain" jawab polisi panjang lebar
"Apa... Saya kesana sekarang pak" jawab Aulia langsung mematikan telepon dan langsung menangis
"Kenapa, kok Lo nangis? Mama Lo kenapa? " Tanya Andin dengan cemas melihat Aulia menangis
" Mama papa gue kecelakaan, ndre tolong anter gue ke rumah sakit kasih bunda, tolong gue ya!?" Jawab Aulia
Mereka berempat pun terkejut
" Iya Aulia, pasti gue anter " jawab Andre dengan langsung mengarahkan mobilnya ke rumah sakit itu
Aulia juga menelfon saudara mama papa nya yang juga harus tau kabar ini. 20 menit perjalanan mereka pun sampai dirumah sakit yang di tuju, sampai Disana Aulia langsung mencari di UGD, tak berselang lama dokter keluar dan mencari keluarga Bu Rina dan pak Hendra.
" Dok saya anak nya, gimana keadaan orang tua saya?" Tanya Aulia sambil menangis
" Maaf ya nak, mereka tidak ada yang selamat, kamu yang sabar ya " ucap dokter
Aulia yang mendengar itu tidak bisa menyembunyikan kesedihannya yang begitu dalam, ia menangis dan terjatuh kelantai, Aulia merasa sekarang dia seperti kehilangan pijakannya, kehilangan seluruh hidupnya, karna orang tua yang begitu ia sayangi telah meninggalkannya, meninggalkan ia sendirian.
Adik papa om Herman melihat Aulia langsung memeluknya dan juga menangis kakak tercinta nya dan kakak kebanggaannya meninggalkan nya.
"Aulia yang sabar ya, kita harus ikhlas, Lia ingat masih ada om, om sayang kamu kayak om saya Reno, kamu anak om dan Tante Maya, kamu masih punya kita berdua" jelas Herman mengusap air mata nya dan menahan tangisnya untuk menguatkan Aulia.
"Mama sama papa om, mereka ninggalin aku, aku takut sendirian aku mau ikut mereka aja" seru Aulia sambil terus menangis
Tante Maya mendengar itu pun langsung memeluk Aulia menguatkan dia agar sabar menghadapi ujian ini.
"Yang sabar ya nak, kita semua terpukul tapi mau bagaimanapun semua manusia pasti akan dihadapkan dengan kematian dan itu sudah janji Allah SWT " nasehat Tante Maya
" Tante, aku ... Ak" belum selesai melanjutkan kalimatnya Aulia terjatuh dan tidak sadarkan diri, Hendra reflek menangkap tubuh keponakannya itu, Reno yang baru datang kaget dan ikut membantu papa nya membukakan pintu UGD agar Aulia dapat perawatan dan segera sadar.
Pukul 3 sore Aulia sudah ada dirumahnya, sahabat-sahabat nya pun menemani gadis malang itu, bukankah ia masih sangat membutuhkan kasih sayang kedua orang tua nya untuk meraih cita-cita nya. Setelah magrib pemakaman pun selesai di rumah Aulia di adakan tahlilan untuk mendoakan orang tua Aulia.
Oh iya Mama Rina punya saudara 1 perempuan dan satu laki-laki. Mereka agak kurang dekat dengan Aulia, berbeda dengan om Herman saudara papa Hendra yang benar-benar dekat seperti orang tua kedua Aulia, begitupun Reno dan Rara anak-anak om Herman.
Umur kak Reno 26 tahun, dia menyayangi Aulia seperti Rara adiknya sendiri. Setelah tahlilan selesai Reno menghampiri Aulia di kamarnya.
"Lia " panggil Reno
"Iya kak, ada apa?" Tanya Aulia seraya bangun dari kasur, karena dari tadi Aulia menangis, meratapi nasibnya.
"Kamu nangis lagi? " Tanya Reno
"Aku harus gimana kak, aku belum kuat menghadapi ini, aku ga bisa membayangkan gimana aku kedepannya tanpa mama papa" tangis Aulia kembali pecah, Reno pun memeluknya menatap iba adik tersayang nya.
"Kamu harus kuat ya dek, ada kakak papa Herman dan bunda, ada Rara juga. Kita akan selalu ada buat kamu, buat nemenin kamu melanjutkan hidup dan cita-cita kamu" ucap Reno menguatkan Aulia.
"Makasih ya kak, kalau ga ada kalian aku gatau harus gimana" ucap Aulia tulus sambil melepaskan pelukan Reno.
"Iya dek, yaudah kamu mau di temenin nggak tidurnya kakak panggilin bunda atau Rara ya" tanya Reno agar Aulia tidak kesepian.
" Gausah deh kak, aku gak mau ngerepotin bunda, aku pengen sendiri juga" jawab Aulia
"Jangan gitu dong kakak takut kamu kenapa-kenapa" khawatir Reno
"Gapapa kak aku gak bakal macem-macem kok" jawab Aulia melihat kekhawatiran Reno.
" Yaudah biar kakak yang temenin kamu ya kakak tidur di sofa itu." Pinta Reno sambil menunjuk sofa lumayan panjang di kamar Aulia
"Terserah kakak aja deh" jawab Aulia pasrah.
"yaudah nanti kakak kalau ngantuk kakak masuk ya sekarang kakak mau keluar dulu ngobrol sama yang lain" ucap Reno sambil berdiri.
"iya kak ntar masuk aja, gak aku kunci" jawab Aulia.
Reno pun keluar dari kamar dan menghampiri keluarga Aulia yang lain.
Aulia mengambil ponselnya dan membuka aplikasi chat warna hijau, semua teman-teman dan guru-guru nya mengucapkan bela sungkawa atas meninggalnya mama papa Aulia. Aulia pun menjawab pesan dari guru-gurunya dan untuk teman-teman nya dia menjawab di grup chat sekolahnya. karena teman-teman nya banyak dan Aulia agak lelah untuk menjawab satu persatu.
jam 11 malam Reno masuk ke kamar Aulia untuk menepati ucapannya, melihat Aulia tertidur Reno menghampiri Aulia dan menyelimuti tubuh Aulia.
"Kamu selalu cantik dari dulu Lia " ucap Reno sambil mengecup kening Aulia, Reno pun tidur di sofa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments