Tak lama kemudian satu persatu guru masuk ke ruangan itu ada yang laki-laki dan ada yang perempuan, sebelum masuk mengajar ke kelas mereka ke ruang guru dahulu karena mengambil buku-buku dan alat-alat yang digunakan mengajar.
Pertama dua laki-laki masuk umurnya sepertinya diatas Fahri.
"Eh ada siapa ini ustadz Fahri" tanya salah satu dari mereka
"Oh ini adik saya ustadz, kami baru bertemu kemarin karena memang dari kecil dia tinggal di Jakarta, ini ustadz perkenalkan namanya Aulia " jawab Fahri sopan sambil memperkenalkan Aulia.
Aulia hendak bersalaman tetapi mereka hanya mangatupkan kedua tangannya di depan dada mereka.
"Nama saya ustadz Affan"
"Saya ustadz Hafidh " ucap mereka bergantian.
Aulia mengangguk kan kepalanya sambil tersenyum dan akan mengingat nama mereka. Setelah mengambil peralatan mereka keduanya pergi dari ruangan guru menuju kelas yang akan mereka ajar.
"Kita permisi dulu ustadz mari, assalamualaikum" ucap ustadz Affan di ikuti ustadz Hafidh.
"Waalaikumsalam" jawab Fahri dan aulia
"Kak kok mereka gak mau salaman sama aku sih, tanganku kotor ya" tanya Aulia penasaran
"Nggak dek, kalau laki-laki dan perempuan yang bukan mahram memang gak boleh bersentuhan, cara salamannya hanya boleh seperti itu, tapi kalau sama perempuan berjabat tangan, apalagi kalau yang lebih tua kamu harus cium tangannya, kayak cium tangan sama ibuk sama bapak.
"Oh gitu kak" ucap Aulia mencoba memahami penjelasan kakaknya.
Guru-guru yang selanjutnya datang dan menanyakan pertanyaan yang sama Aulia mempraktekkan nasehat kakaknya tadi dan ada beberapa guru perempuan umurnya lebih tua Aulia pun mencium tangannya, setelah bell masuk berbunyi Fahri akan berangkat ke kelas.
"Dek kakak mau masuk dulu kamu mau ikut atau disini aja, kalau mau ikut gakpapa kamu bisa ikut pelajaran " tanya Fahri
"Nggak deh kak aku malu, nanti pasti banyak anak-anak yang nggak aku kenal" jawab Aulia
"Yaudah kalau gitu kakak masuk dulu" ucap Fahri seraya meninggalkan Aulia sendirian.
Aulia sendirian Disana dengan memainkan ponselnya untuk menghilangkan kebosanannya. Tidak lama kemudian Nauval datang dia akan mengerjakan pekerjaannya meneruskan membuat soal ujian Madin, rencananya sekarang dia akan menyelesaikannya agar bisa di copy lebih cepat.
Nauval masuk ke kantor dan melihat Aulia duduk disofa karena memang kantornya tidak ditutup.
"Eh assalamualaikum" ucap nauval
Aulia yang mendengar suara itu menoleh ke arah pintu dan melihat Nauval berdiri Disana.
"Waalaikumsalam" jawab Aulia. Aulia langsung menoleh ke ponselnya kembali karena dia benar-benar malu mengingat kejadian bersama Nauval waktu itu.
Nauval juga gugup tapi dia langsung berjalan ke arah PC karena akan menyelesaikannya tugasnya biar cepat selesai pikirnya.
Nauval fokus pada pekerjaannya, tapi Aulia penasaran sesuatu diapun memberanikan diri bertanya pada Nauval.
" Eh Nauval, Lo masih inget gue nggak" tanya Aulia karena pikir Aulia Nauval orang yang waktu itu tidak sengaja tidur seranjang dengan nya tapi Nauval sama sekali nggak bilang tau dia pada keluarganya.
"Inget lah, masa' saya lupa" jawab Nauval dengan tenang.
"Ohh kirain lupa, eh waktu itu Lo kok bisa di tempat kak Fino sih, Lo temennya dia ? " Tanya Aulia
"Ya temen kuliah dulu di Jakarta" jawab Nauval
Aulia mengangguk tanda mengerti. Dia penasaran apa yang dikerjakan Nauval Diapun mendekat dan berdiri dibelakang Nauval.
"Lo ngerjain apa sih?" Tanya Aulia
" Ngerjain pekerjaan saya lah, mau ngapain lagi" jawab Nauval
Aulia yang penasaran semakin mendekat ke arah komputer sedangkan perut Aulia menempel di punggung Nauval, tiba-tiba dari arah pintu
"Ciee pacar barunya Gus Nauval nih" ucap seorang perempuan dengan wajah senyum karena meledek Nauval namanya Fitri dan satu lagi diam saja seperti marah tapi tidak bisa berbuat apa-apa bernama Riska. Mereka salah satu santri di pesantren ini.
"Sembarangan aja Lo ngomong, tipe gue bukan Om Om ya" ucap Aulia sambil kembali ke sofa dan duduk kembali.
"Walah biasa aja kenapa mbak, saya kan cuma bercanda" ucap Fitri.
Aulia tidak menjawab lagi dia tidak peduli ucapan Fitri.
"Sudah sudah, kalian ada perlu apa?" Tanya Nauval pada Fitri dan Riska.
"Kita mau ambil spidol baru pak, di perintah ustadz Syam" jawab Riska cepat karena ini momen berbicara dengan Gus Nauval yang sudah disukai nya dari dulu.
"Aulia bisa kamu ambilin spidol di etalase itu, kasih ke mereka" perintah Nauval pada Aulia karena etalasenya dekat dengan posisi Aulia tinggal balik badan.
" Nggak enak aja perintah-perintah, ambil aja sendiri" jawab Aulia ketus, sebenarnya Aulia tidak berniat marah pada Nauval dia hanya iseng kepada Nauval agar marah. Nauval pun menarik nafasnya pelan agar tidak emosi menghadapi Aulia.
"Kalau begitu saya aja yang ambil ya Gus " tanya Riska mencari muka di depan Nauval
"Yasudah ambil saja " ucap nauval dan kembali ke pekerjaannya.
Setelah mereka pergi Nauval menghampiri Aulia dan duduk di depan Aulia.
"Lia kamu marah sama saya kenapa? Saya ada salah sama kamu?" Tanya Nauval
Aulia tertawa karena Nauval lucu sekali pikirnya, ada ya orang baru digituin udah di masukin kehati.
"Kok kamu ketawa sih" tanya Nauval heran
"Ya nggakpapa Lo lucu banget, gue kan cuma iseng, hehehe .. maaf ya" ucap Aulia tidak merasa bersalah.
"Ohh cuma iseng, awas aja kamu ya saya aduin ke kakak kamu kalau kamu di Jakarta suka mabuk-mabukan" ancam Nauval.
"Yaelah aduin aja, emang kenapa itukan hak gue" jawab Aulia enteng
"Aulia.. disini itu mabuk hal yang tabu dan kita semua tahu itu dilarang oleh Allah dan termasuk dosa, dan kalau orang tua mu tahu kamu bakalan...."
Ucapan Nauval terhenti
"Bakalan apa?" Tanya Aulia penasaran
" bakalan di ruqyah biar setannya ilang" jawab bohong Nauval, dia ingin membalas keisengan Aulia. Gemas sekali dan Nauval langsung tertawa melihat Aulia.
"Eh yang bener Lo, pasti Lo bohong" tanya Aulia menelisik keseriusan Nauval.
"Yee... Gak percaya yaudah" Nauval kembali ke komputer nya dan menyelesaikan pekerjaannya sampai jam pulang dan Nauval membunyikan bel karena sudah waktunya pulang. Semua santri keluar dari kelas dan sebelum pulang mereka melaksanakan shalat isya' berjamaah di masjid.
*santri Madin disini tidak semua santri pesantren karena di satu desa ini banyak anak-anak yang ikut ngaji di pesantren Al Kautsar dan setelah Madin mereka pulang kerumahnya masing-masing dan yang santri pesantren masuk ke kamar masing-masing.
setelah bel pulang Aulia ikut sholat berjamaah karena Fahri meminta agar ikut sholat, setelah selesai sholat Aulia dan Fahri pulang dan di meja makan sudah ada makanan untuk Aulia dan Fahri, ibu menyuruh mereka makan, Aulia pun dengan senang hati karena memang dia sudah lapar.
saat baru makan Nauval datang dan Bu Mira menyuruh Nauval ikut makan, Nauval yang juga sedang lapar itu pun ikut makan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments