"seminggu lagi kan pengacara papa dateng Tan, kita tunggu aja surat wasiat dari papa, kalaupun semua bukan di kasih ke Aulia Aulia juga gapapa kok Tan, Lia gak bakalan rebut-rebutan warisan" jawab Aulia
" yaudah Lia kita pulang dulu, kita kesini cuma mau ngingetin kamu kalau kamu cuma anak angkat dan gak berhak atas warisan" ucap om Farhan pamit.
setelah mereka pulang Aulia mandi dan ingin istirahat. dan dengan Fahri bapak serta ibunya Aulia sering kirim pesan kadang sering juga video call sekedar apa kabar dan pertanyaan ringan lainnya.
seminggu kemudian pengacara pak Hendra datang akan membacakan surat wasiat papanya. Hendra memang sudah jauh-jauh hari mempersiapkan ini semua dia berharap dengan adanya surat ini mempermudah keadaan bila ada sesuatu hal yang tidak diinginkan, seperti ini contohnya.
" untuk rumah ini dan aset pak Hendra yang di Surabaya yaitu restoran pak Hendra yang pertama dan juga cafe atas nama Aulia dan juga restorannya di Jakarta Selatan dia berikan pada Aulia, dan untuk restoran cabang yang lainnya yang terletak di berbagai kota termasuk Jakarta Utara dan yang lainnya akan di berikan untuk pak Herman Bu Dewi dan pak Farhan, harus di bagi rata sesuai pembagian yang sudah di putuskan pak Hendra" ucap pak hari pengacara tersebut.
Aulia menangis saat itu mama papa nya benar-benar menyayangi nya dan Aulia. Tante Dewi dan yang lainnya bernafas lega, Tante Dewi dan om farhan bernafas lega karena mereka juga dapat sebagian, sedangkan om Herman dan keluarganya bernafas lega karena Aulia juga mendapatkan warisan itu, tapi jatuhnya itu bukan warisan kata pak hari, itu termasuk hibah. tapi tak apalah setidaknya masa depan Aulia tidak terjamin.
setelah selesai tanda tangan semua pak hari akan mengurus sertifikat nya, setelah menjelaskan panjang lebar pak hari pamit. sebelum pulang pak hari memberikan sebuah amplop kepada Aulia, katanya surat dari papa nya.
Aulia membukanya di kamar.
untuk Aulia putriku.
mungkin saat kamu membaca surat ini papa sudah nggak ada, maafkan papa ya nak selama ini menyembunyikan identitas kamu, papa minta maaf. kamu anak angkat papa dan mama maafkan papa selama ini egois, papa dan mama takut kalau kamu tahu kamu bakalan pergi ninggalin kami berdua, maafkan papa mama sekali lagi.
di dalam kartu ATM itu tabungan papa, isinya 5 milyaran lebih. kamu gunakan untuk masa depan kamu ya.
papa mohon selalu doakan kami karena kami tidak punya anak lagi selain kamu. mama dan papa sayang kamu, bahagia selalu putri kecilku, we love you.
di dalam amplop tersebut ada foto mereka bertiga saat berlibur ke Jepang.
Aulia menangis tersedu-sedu, bagaimana mungkin ia bisa membenci kedua orang ini, mereka sangat berjasa bagi Aulia, mereka melimpahkan seluruh kasih sayangnya untuk Aulia.
Dan untuk uang ini sebagian akan Aulia sumbangkan atas nama mama papanya.
Aulia memikirkan bagaimana kehidupannya setelah ini, mau tidak mau Aulia harus bangkit, hidup terus berjalan dan mulai saat ini dia sendiri yang akan menentukan bagaimana dan apa yang harus ia jalani kedepannya.
Besoknya Aulia membicarakan niatnya pada om herman untuk pindah ke rumah orang tua kandungnya dan awalnya om herman tidak menyetujui tapi bagaimanapun juga Aulia berhak memilih dan juga kebahagiaan Aulia yang paling penting, akhirnya iapun menyetuinya.
Seminggu kemudian aulia sudah mengurus beberapa berkas kepindahannya dan tidak lupa ia berpamitan pada sahabat-sahabatnya yang sangat sedih dengan keputusan Aulia, Andin dan Icha sampai menangis saat Aulia bilang ia akan pindah.
Minggu pagi Aulia berangkat diantar oleh keluarga om herman, mereka memutuskan naik mobil sekalian mengantar mobil Aulia yang akan ditinggal Disana nanti pulangnya mereka akan naik pesawat ke Jakarta.
Semalam sahabat-sahabat Aulia memaksa ikut tapi Aulia menolak karena terlalu jauh takut mereka kelelahan tetapi Aulia berjanji kalau liburan sekolah dia akan mengirimkan alamatnya agar mereka berlibur kesana.
Setelah berjam jam berkendara akhirnya mereka sampai pak Salim dan Bu Mira menyambut kedatangan mereka dengan suka cita, Mereka mengucapkan banyak terimakasih untuk pak herman dan keluarga yang sudah menjaga Aulia dengan baik. Om herman juga lega mengetahui bahwa Bu Mira dan pak Salim sangat menyayangi Aulia, dia tidak akan khawatir dengan Aulia yang jauh dari pengawasannya.
"Jangan lupa ya yang udah kakak ajarin, setiap hari kamu harus sempetin waktu buat cek email dan mengecek seluruh keuangan sedetail mungkin agar tidak ada yang keliru" ucap Reno pada Aulia mengingatkan.
"Iya kak, ish bawel banget" jawab Aulia memanyunkan bibirnya.
"Yeee dibilangin juga, dan jangan lupa kamu harus selalu telfon kakak bagaimana perkembangan nya atau apapun yang nggak kamu ngerti" ucap Reno lagi
"Iya iya, oiya kak cafe yang di Surabaya itu kok pendapatannya segitu aja ya, kayak gak ada peningkatan sama sekali" tanya Aulia.
"Makanya kalau di suruh ngurusin dari dulu di urus, om Hendra sibuk banget dulu dan dia mengesampingkan cafe atas nama kamu karena pikirnya bawahannya bisa ngurus, tapi ya gitu deh yang disuruh ngurus itu agak berumur jadi konsepnya kayaknya jadul gitu, gaada menarik-menariknya" kata Reno
Aulia mengangguk anggukan kepalanya
"Kalau kamu ada waktu kamu liat aja sendiri Lia apa yang kurang atau apa yang perlu di tambahin" lanjutnya
"Iyadeh kak nanti aku kesana" jawab Aulia.
Setelah pukul 8 malam mereka pamit karena jam penerbangan nya pukul 10 malam, sebenarnya pak Salim sudah menyuruh mereka menginap saja tapi Reno dan om herman besok pagi ada meeting penting dan harus mereka hadiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Masumi Hayami
mungkin maksudnya Masa depannya Aulia terjamin Kali ya?
bener ga sih.. mungkin itu cuma tipo utk kata tidaknya..
2023-01-26
1
miano
tidak terjamin?
2022-12-12
1