Mobil Dave masuk ke dalam sebuah Restoran mewah, dimana dari luar sudah di design dengan lampu gantung di sekitar pohon dan beberapa bunga warna-warni di depannya. “Selamat malam Pak.” Ucap penjaga yang membuka pintu mobil Dave. “Malam.” Dave lalu memberikan kunci mobilnya ke penjaga tersebut dan dia agak sedikit berjalan cepat untuk membuka pintu mobilku. “Makasih Dave.” Aku turun dari mobil dengan dibantu oleh Dave.
Setelah itu kami pun masuk ke dalam Restoran tersebut dengan Dave di sebelah kiriku menggandengkan tangan kanannya ke tangan kiriku. “Dave kamu bilang kita hanya makan malam aja, kenapa acaranya terlihat spesial seperti ini.” Ucapku heran. “Iya, Mama memang mau ngajak kamu makan malam Sarah, tetapi sekalian untuk launching restoran barunya ini.” Ucap Dave. “Restoran ini punya Mama kamu?” Tanyaku. “Kerja sama dengan temannya yang ada disini, aku juga tidak tahu siapa teman Mamaku itu.” Jawab Dave. Aku malah jadi tambah gugup, bagaimana jika teman-teman orang tuanya Dave juga tidak menyukaiku, tetapi aku harus yakin mereka pasti akan menyukaiku, kamu bisa Sarah bisa.
Dave mengusap lembut tangan kiriku dengan tangan kirinya. “Kamu tenang aja, mereka pasti akan menyukai wanita secantik kamu.” Ucap Dave yang seakan tahu apa isi pikiranku. Kami pun sudah berada di dalam Restoran Mamanya Dave, dimana nuansa interior di dalam Restoran tersebut dipenuhi dengan warna putih dan coklat keemasan yang membuat Restoran tersebut terlihat elegan, di setiap meja terdapat beberapa lilin dan bunga mawar beserta beberapa peralatan makan.
“Dave.” Panggil Tante Rita yang ada di tengah ruangan tersebut yang di sebelahnya ada Om Albert juga. Dave pun langsung menggiringku menuju ke orang tuanya. “Malam Tante Om.” Ucapku dan menyalami tangan mereka. “Malam Sarah, kamu cantik sekali malam ini, Dave memang tidak salah pilih ya, iya kan Pa.” Ucap Tante Rita yang disetujui anggukan oleh Om Albert. “Terima kasih Tante, Tante juga cantik malam ini Tante.” Ucapku yang memang mengakui Tante Rita masihlah terlihat sangat cantik walaupun dengan umur yang mungkin sudah hampir mencapai lima puluhan. “Bisa aja kamu Sarah.” Ucap Tante Rita yang tersipu malu.
Tiba-tiba datang seorang Ibu-Ibu yang berpenampilan sangat mewah, dengan dress dan perhiasan yang digunakannya, dan dibelakangnya ada seorang wanita yang seumuran denganku yang berpenampilan tidak kalah mewah dengan Ibu-Ibu di depannya, gadis itu menggunakan baju berwarna merah dengan atasan yang terbuka sampai diatas bagian gunung kembarnya, aku dan dave sangat mengenal gadis itu. Sabrina.
“Sonia.” Tante Rita langsung berpelukan dengan Ibu-Ibu tadi yang ternyata bernama Tante Sonia. “Maaf ya Rit, tadi lagi sibuk di belakang ngawasin anak-anak kerja.” Ucap Tante Sonia. “Apa kabar Albert.” Lanjut Tante Sonia mengulurkan tangannya dan terlihat olehku kalau dia memainkan matanya kearah Om Albert. Apa yang dia lakukan.
“Baik Son.” Ucap Om Albert yang menyambut balik uluran tangan Tante Sonia. “Oh iya ini kenalin anakku Sabrina.” Tante Sonia sedikit mendorong tubuh Sabrina agar maju ke depan, sehingga menyebabkan dia langsung maju mendekati orang tua Dave dan bersalaman dengan mereka. “Cantikkan anakku.” Lanjut Tante Sonia membanggakan Sabrina yang seperti disetujui oleh Sabrina dengan senyuman bangga.
“Iya Sabrina jadi cantik ya sekarang.” Ucap Tante Rita “Oh iya kamu belum ketemu Dave kan, Dave ini Tante Sonia rekanan Mama di Restoran ini.” “Malam Tante.” Dave langsung menyalami tangan Tante Sonia. “Dan ini Sarah Son, pacarnya Dave.” Lanjut Tante Rita memperkenalkanku. Aku pun mengulurkan tanganku untuk menyalami Tante Sonia tetapi diacuhkan olehnya.
“Wah Dave jadi ganteng dan gagah ya sekarang, kayaknya bakal cocok sama Sabrina nih Rit.” Ucap Tante Sonia yang masih tidak memperdulikanku dan aku dapat melihat Sabrina yang tersenyum senang dibelakangnya. “Eh iya.” Ucap Tante Rita sedikit kaget karena melihat situasi yang agak canggung di sekitarnya. “Ma, Pa, Dave mau ngajak Sarah keliling Restoran dulu ya.” Ucap Dave langsung menggandeng tanganku.
“Ohh iya gak pa-pa, ajak Sarah keliling dulu, nanti kalo acara makan malamnya sudah siap, Mama telpon ya.” Ucap Tante Rita. “Permisi Om Tante.” Ucapku dan dibalas anggukan oleh Tante Rita dan Om Albert, tetapi tidak dengan Sabrina dan Ibunya yang melihat tajam kearahku. “Jangan dipikirin ya.” Dave mengelus lembut tanganku dan mengecup keningku seakan tahu dengan isi hatiku. “Iya Dave.”
Setelah itu Dave mengajakku ke sebuah taman diluar restoran tersebut, dimana disana terdapat empat bangku panjang berwarna coklat disetiap sisinya, yang didepannya ada sebuah kolam dengan air mancur yang berbentuk seperti bunga, dengan pinggiran disekitar kolam tersebut terdapat taman bunga warna-warni. Di keempat sisinya terdapat sebuah tiang lampu yang menyinari tempat tersebut,
Dave mengajakku duduk di salah satu bangku tersebut. Aku dan Dave sama-sama hening untuk sesaat mengagumi keindahan yang ada didepan kami, tangan Dave tiba tiba dilingkarkan ke pinggangku, membuatku bergeser mendekatinya, aku pun meletakkan kepalaku dipundaknya yang kokoh dimana aku bisa mencium harumnya bau tubuh Dave.
“Sayang kamu jangan pikirin soal omongan Tante Sonia tadi ya.” Ucap Dave disaat kami sedang mengagumi pemandangan di depan kami. “Iya.” Ucapku. “Dan sepertinya Mama menyukaimu.” Lanjut Dave dengan tersenyum melihatku. “Mudah-mudahan ya Dave, aku akan berusaha menjadi yang terbaik buat kamu.” Dan mata kami pun bertemu, setelah itu kami berdua hanya memandangi taman di sekitar kami dalam diam dan saling menghangatkan tubuh dengan mendekatkan tubuh kami.
“Dave.” Panggilku lirih masih dalam dekapannya. “Jangan tingalin aku ya.” Aku menyembunyikan wajahku di balik dadanya. Dia makin mengeratkan pelukannya. “Aku tidak akan pernah meninggalkanmu.” Ucap Dave yang membuatku tersenyum. “TRING! TRING!”
“Halo Ma.” Ucap Dave saat mengangkat telponnya yang berdering. “Dave ayo ajak Sarah masuk, acara makan malamnya mau mulai.” Ucap Tante Rita dari ujung telpon. “Oke Ma.” Setelah itu Dave mengajakku untuk masuk ke dalam Restoran lagi, sebelumnya aku mencium pipinya dengan berjinjit karena tingginya yang lebih tinggi dari badanku.
“I love you Dave." Ucapku berbisik di telinganya. Dia mencium pipiku yang membuatku tertunduk tersipu malu. “I love you too Honey.”
Aku dan Dave masuk kembali ke dalam Restoran. Setelah mendengar kata sambutan dan acara pemotongan pita dari Tante Rita dan Tante Sonia, maka resmilah Restoran Blue Ocean yang merupakan bisnis rekanan antara Tante Rita dan Tante Sonia itu dibuka untuk umum, semua para tamu undangan pun sudah duduk di meja yang sudah disediakan oleh pihak restoran.
Aku duduk bersama dengan keluarga Dave dan tentunya dengan Tante Sonia juga, aku duduk di sebelah Dave sementara di depan kami adalah Sabrina dan Mamanya yaitu Tante Sonia. “Makanannya enak Tante.” Ucap Sabrina kepada Tante Rita yang hanya dibalas dengan senyuman oleh Tante Rita. “Sarah makan yang banyak ya, jangan malu-malu.” Ucap Tante Rita. “Iya Tante, makasih.” Ucapku dan dapat sekali aku lihat raut wajah tidak senang dari Tante Sonia dan Sabrina. Kenapa dengan mereka.
Setelah itu kami semua pun menikmati makanan yang tersaji di depan meja makan kami dengan diiringi alunan musik yang dimainkan oleh band yang ada di atas panggung Restoran ini.
“Dave aku izin ke kamar mandi bentar ya.” Ucapku berbisik kepada Dave, setelah kami semua selesai makan malam. “Mau ditemenin?” Tanya Dave. “Aku sendiri aja gak pa-pa.” Jawabku. “Iya hati-hati ya.” Aku pun segera berangkat dari tempat dudukku dan langsung menuju ke kamar mandi wanita yang posisinya berada sedikit di belakang restoran tersebut.
Aku membenarkan beberapa riasanku di kaca toilet kamar mandi tersebut, setelah aku selesai aku keluar dari kamar mandi itu, dan aku mendengar ada suara dua orang yang aku yakini sekali itu adalah suara perempuan dan laki-laki. Aku perlahan mengikuti suara tersebut yang berada agak sedikit di belakang toilet. Dan aku melihat dua orang tersebut sedang menyatukan tubuh mereka dengan penuh nafsu di balik dinding toilet tersebut. Om Albert dan Tante Sonia?
Aku menutup mulutku dengan tanganku karena terkejut melihat apa yang ada didepan mataku sekarang. Dan saat aku berjalan mundur, dengan tidak sengaja aku menginjak sebuah botol plastik minuman yang menimbulkan sedikit suara membuat sosok wanita yang ada di depanku itu menyadari kehadiranku diantara aksi panas mereka.
Aku segera berlari dengan cepat dan tidak terasa sudah sampai di luar Restoran tersebut. “Sayang.” Suara laki-laki yang ada di belakangku membuatku langsung menoleh kearahnya. “Dave.” Aku langsung memeluk laki-laki tersebut dengan sangat erat. Apa yang harus aku lakukan.
BERSAMBUNG.
Mohon vote, love, like dan komentarnya readers, terus ikuti kisahku ya.
Terima kasih supportnya!!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
🏕ℛ𝓲𝓷𝓪ᷞ ͧ ͨ ͣ ͥ ͫ ᏩεšᖇεҜ๏❥࿐
diam2 bapak dave ada main sama tante sonia dan anaknya sebagai alat buat mereka sering ketemu biar gak ketahuan SELINGKUH 😠😠😠
2021-05-31
0
🍾⏤͟͟͞͞★<мαу ɢєѕяєк>ꗄ➺ᶬ⃝𝔣🌺
nahhh lohhh ga nyangka aja tante sonia ada main sma papanya Dave
2021-05-28
0
🏕V⃝🌟🍾ᚻᎥ∂ ᶢᵉˢʳᵉᵏ 💃V@X💃
wih dasar buaya darat Bpk dave 🤣🤣🤣
2021-03-30
0