“Kendalikan nasibmu, atau orang lain yang akan melakukannya.” – Jack Welch.
Keesokan harinya.
“Kamu tidak apa-apa Nak? Ada yang luka atau sakit?” Tanya Ibuku yang terlihat sangat khawatir, saat aku sudah berada di Ruang Perawatan keesokan harinya. “Sarah gak pa-pa Bu, Sarah baik-baik aja, Om Alex yang jagain Sarah dan Om Alex baiiiik bangeeet.” Ucapku dengan senang. “Om Alex?” Tanya Ibuku dengan mengernyitkan dahinya.
Aku langsung menunjuk kearah Om Alex yang sejak tadi sudah berdiri di dekat pintu, Om Alex pun mendekati Ibuku dan mengulurkan tangannya untuk bersalaman. “Saya Alex, sebelumnya saya minta maaf karena menyebabkan kamu seperti ini, waktu itu saya sedang bertengkar dengan istri saya ditelpon dan tidak melihat kalian berdua di jalan, maafin Om ya.” Ucap Om Alex sambil mengusap kepalaku.
“Ohh gak pa-pa Mas, ini juga salah saya karena jalan tidak hati-hati dan tidak lihat jalan waktu akan menyebrang.” Ucap Ibuku dengan senyum tulus. Seketika entah mengapa suasana Ruang Perawatan yang awalnya dingin menjadi hangat dengan senyuman yang terukir dari Ibuku dan Om Alex.
Om Alex dan Ibuku pun terlihat akrab, mereka berdua berbincang dengan sangat hangat yang membuatku selalu melukis senyum diwajahku. Kadang mereka tertawa bahagia mendengar lelucon dari Om Alex, kadang mereka juga terlihat sedih saat Ibuku menceritakan tentang perjalanan hidupnya.
“Kamu makan dulu ya.” Ucap Om Alex di sela obrolan mereka. Om Alex mengarahkan sendok ditangannya ke mulut Ibuku yang membuat dia tidak hentinya tersenyum malu dengan rona merah diwajahnya. “Makasih Mas.” Ucap Ibuku. “Setelah ini minum obat ya, ini minumnya.” Ucap Om Alex dan memberikan satu gelas air putih kepada Ibuku. “Makasih, aduhh.” Ucap Ibuku yang dengan tidak sengaja menumpahkan minumannya.
“Kenapa Risty, kenapa bisa tumpah airnya, tanganmu masih sakit.” Ucap Om Alex yang terlihat sangat khawatir. “Iya Mas, maaf.” Om Alex dengan cepat mengambil tissue disebelah kasur Ibuku dan langsung membersihkan air yang tumpah pada baju Ibuku. Dan tangannya tidak sengaja menyentuh gunung kembar Ibuku yang padat, membuat reflek tangan Ibuku menggenggam tangannya.
“Maaf.” Ucap om Alex yang langsung menarik tangannya. “Gak pa-pa Mas, makasih ya.” Mereka berdua saling berpandangan dan tersenyum. “Permisi, maaf Bapak, Ibu sudah bisa pulang ke rumah hari ini, silahkan untuk ke Kantor Administrasi di depan untuk mengurus biayanya.” Ucap Suster yang masuk ke dalam Ruang Perawatan Ibu. “Oh baik Sus terima kasih atas informasinya.” Ucap Om Alex. “Iya pak, kalau begitu saya permisi dulu.” Suster itu pun langsung keluar dari Ruang Perawatan.
“Kamu tunggu disini dulu ya, aku mengurus administrasinya terlebih dahulu, dan anak manis jagain Ibumu sebentar yaa.” Ucap Om Alex sambil mengusap kepalaku. “Siaapp OM!!” Om Alex pun pergi meninggalkan kami dengan meninggalkan senyuman manisnya untuk Ibuku.
Dua puluh menit kemudian Om Alex sudah balik kembali dengan membawa kertas yang bertuliskan lunas diatasnya. “Kenapa kamu terlihat sedih Risty?” Ucap Om Alex yang menyadari perubahan wajah dan sikap Ibuku. “Aku bingung Mas… setelah keluar dari Rumah Sakit ini aku bingung mau tinggal dimana.” Dia menatapku dan ada sedikit air mata keluar dari matanya.
“Aku tidak tahu harus membawa Sarah kemana lagi, kami tidak mempunyai Rumah ataupun saudara di Kota ini, dengan tubuhku yang masih luka seperti ini bagaimana aku bisa mencari sesuap nasi untukku dan Sarah.” Lanjutnya. Om Alex mendekat kearah Ibuku dan duduk di sampingnya. “Kamu tidak perlu menghawatirkan itu lagi, kalian bisa tinggal bersamaku.” Dia mengusap tangan Ibu ku. “Tapi Mas…aku tidak punya apa-apa untuk membayar kebaikan Mas Alex.” Ucap Ibuku dengan raut wajah yang terlihat sangat sedih.
“Apakah aku ada menyebutkan soal bayaran? Kalian sudah mau tinggal bersamaku juga sudah membuatku senang, karena aku juga tinggal sendiri di Apartemenku, jadi jangan memikirkan soal biaya atau apapun itu.” Ucap Om Alex. "Sarah.” Dia memanggil dan memangkuku “Sarah mau kan tinggal bareng Om?” Lanjutnya. “Mau OMMM!!!” Ucapku dengan sangat senang. Kami bertiga pun tertawa lepas di Ruangan penuh kehangatan itu. Setelah itu kami mempersiapkan semua keperluan Ibuku untuk balik dan tinggal di Apartemen Om Alex.
Seminggu sudah kami tinggal dengan Om Alex, dia memenuhi kebutuhan kami selama kami tinggal disana, bahkan aku disekolahkan Om Alex di Sekolah yang dekat dengan Apartemennya, sehingga dapat memudahkan dia atau pun Ibuku untuk mengantar dan menjemputku serta mengawasiku selama aku di Sekolah.
Ibuku sudah dapat melakukan aktifitas secara normal, dimana dia memasak, mencuci dan membersihkan Apartemen itu layaknya Rumahnya sendiri, dia melakukan semua kegiatan itu seperti seorang istri yang baik. Hanya satu yang tidak dilakukan olehnya yaitu menemani Om Alex tidur di Kamarnya, karena dia tahu dengan status Laki-Laki yang selalu membuatnya tersenyum itu sudah menikah. Tetapi hal tersebut tidak berlangsung lama.
Pada suatu malam, saat waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, Om Alex baru pulang dari kantornya. “Ristyyy." Teriak Om Alex di dalam Apartemen miliknya. "Kemana dia, biasanya dia selalu menungguku pulang.” Lanjutnya bergumam sendiri.
Om Alex menyusuri setiap sudut Ruangan Apartemennya, tidak ketinggalan dia melihatku yang sudah tidur di Kamar Tamu, tetapi Ibuku juga tidak ada disana. Sampai dia mendengar suara air dari dalam Kamar Mandi dan entah mengapa pintu Kamar Mandi tersebut seperti tidak tertutup rapat. Dia disini?
Om Alex membuka pintu itu dengan perlahan agar tidak mengeluarkan suara dan betapa terkejutnya dia melihat Ibuku yang sedang mandi dibawah shower dengan keadaan tidak ada satu benangpun yang menutupi tubuhnya dan tanpa sadar membuat junior dibalik celana kantornya naik dan seakan ingin memaksa keluar dari celana tersebut. Tubuh itu…seksi sekali.
Ibuku yang sedang menyabuni lehernya terkejut saat melihat Om Alex sudah berdiri di depan Pintu Kamar Mandi. “Mas.” Ibuku tertunduk malu, tetapi tidak menghentikan aktifitasnya. Om Alex yang melihat itu seperti mendapatkan angin segar karena dia memang telah lama tidak melihat tubuh seorang Wanita dan merasakan belaian dari seorang Wanita.
Dia pun langsung masuk ke dalam Kamar Mandi mendekati Ibuku, melepaskan baju kerja dan celananya sehingga dia tidak menggunakan satu benang pun ditubuhnya memperlihatkan tubuhnya yang terpahat sempurna dengan dada bidang dan perutnya yang sedikit six pack. “Risty...kamu cantik sekali.”
“Mas.” Mulut mereka pun perlahan mendekat dan bersentuhan.
Ciuman itulah sebagai awal pembuka bagaimana mereka akan menghabiskan malam itu, Ibuku atau pun Om Alex menyadari bahwa mereka berdua membutuhkan sentuhan satu sama lain. Om Alex langsung mendorong tubuh Ibuku ke dinding sehingga membuat tubuhnya ikut basah.
Ciuman yang awalnya hanya di bibir, berpindah ke pertengahan leher Ibuku, Om Alex menyerukan wajahnya disana, menghisap hingga timbul warna kemerahan sebagai tanda kepemilikan, bahkan tangannya pun tidak mau kalah untuk ikut bergerilya disetiap inci lekuk tubuh Ibuku. “Akhh Mas…”
Desahan itu dibalas dengan senyuman dan keagresifan oleh Om Alex pada tubuh Ibuku. Aktifitas panas dan bergairah selama satu jam itu dihentikan dengan satu hentakan yang dilakukan Om Alex yang membuat mereka melakukan pelepasan secara bersamaan. "Terima kasih Risty." Ucap Om Alex lirih ditelinga Ibuku. Ibu. Ibu yang melihatku sudah berdiri dibalik pintu membelakangi tubuh Om Alex hanya tersenyum penuh arti kepadaku.
BERSAMBUNG.
Mohon dibantu love, like & komennya, terima kasih atas suppotnya!!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
🍾⏤͟͟͞͞★<мαу ɢєѕяєк>ꗄ➺ᶬ⃝𝔣🌺
bang Sp oey kenapa bocil bisa kek begitu weeee 🙈🙈
2021-05-24
1
🏕V⃝🌟🍾ᚻᎥ∂ ᶢᵉˢʳᵉᵏ 💃V@X💃
lah ko mlah jdi kya gini ya risty alex lanjut lgi
2021-03-28
2
B~R
merinding bacanya terlanjur basah mandi bareng dach 😂
2021-02-12
0