Wanita Penggoda?
Suasana sepi menemaniku dan hatiku yang sedang berlipur lara, menatap sendu tempat peristirahatan terakhir orang yang selalu menemaniku disaatku sedih, orang yang benar-benar tulus menyayangiku, orang yang selalu menjagaku, tidak terasa air mataku mengalir dengan sendirinya, tanpa aku paksakan untuk mengalir, membasahi pipi dan wajahku.
"Kamu jahat, kenapa kamu tinggalin aku sendiri disini? Kamu yang beri harapan itu kepadakukan. Kamukan yang janji akan menjagaku. Sebelum kamu datang setiap hari aku pendam sendiri rasa sakit ini, rasa marah ini, rasa sedih ini sampai kamu datang dan bilang kepadaku."
"Jadikan aku tempatmu untuk berkeluh kesah, kamu tidak perlu lagi berpura-pura tegar di depan orang lain padahal kamu sendiri sedang tersakiti dan sedih. menangislah jika kamu ingin menangis, teriaklah sekencang-kencangnya jika kamu ingin teriak, aku akan selalu menjagamu Sarah, aku tidak akan bisa melihat kamu disakiti orang lain lagi, aku berjanji akan selalu ada untukmu."
"Sekarang dimana kamu, aku sedang sedih sekarang, aku sedang sakit, dada ku sesak, aku tidak sanggup menahannya. Aku butuh kamu, aku sedang menangis sekarang dimana pundakmu yang selalu aku gunakan untuk mengadu, dimana pelukanmu yang selalu menenangkanku. Jangan tinggalkan aku sendiri disini, aku mohon.” Ucapku dengan air mata yang terus mengalir tanpa hentinya. Aku pegang batu nisan yang bertuliskan namanya. "Aku butuh kamu." Ucapku lirih.
Dua tahun sebelumnya...
“Perkenalkan nama saya Sarah Gibran dari SMP XXX Kota Jakarta, mohon bimbingannya.” Ucapku saat memperkenalkan diriku di depan Kakak Kelas dan teman teman seangkatanku di hari pertama Masa Orientasi SMA ini. Aku tahu bahwa aku akan menjadi pusat perhatian diantara semua peserta dan panitia orientasi disini, karena menjadi pusat perhatian memang merupakan hal yang cukup sering aku alami didalam kehidupan sehari-hariku.
Aku sering berterima kasih kepada Tuhan yang sudah memberikanku tubuh dan rupa yang diinginkan semua orang yang terkadang entah mengapa dapat mempermudah urusanku dalam segala hal, tetapi tidak semua hal juga dalam kehidupanku selalu berjalan dengan mudah dan mulus dikarenakan ada juga yang terlihat iri dan ingin menghancurkanku karena penampilanku ini.
Penampilanku ini terkadang membuatku dapat menebak apa isi pikiran dari setiap orang yang menatapku. Terkadang aku menemukan tatapan laki-laki atau pun wanita yang lapar dan siap memakanku layaknya seorang pemburu yang menemukan target buruannya yang siap dinikmati kapan saja, bahkan sering juga aku menemukan tatapan memuja layaknya seorang fans yang rela berdesak-desakan dengan fans lainnya untuk sekedar meminta sign dari artis yang diidolakannya.
“Hei lo! Maju.” Ucap salah satu kakak kelas wanita yang ada di depanku. “Aku?" Ucapku menunjuk diriku sendiri. “Iya lo lah siapa lagi, lo pikir gua gila apa manggil kursi di sebelah lo.” Dia meninggikan suaranya membuat satu ruangan Auditorium memberikan perhatian mereka semua kepadaku. Satu orang yang sepertinya akan mengusik kehidupan sekolahku disini hmm.
Aku maju kedepan mendekatinya dengan tidak mau mencari masalah, karena aku tahu sekeras apapun aku membantah semua akan balik lagi ke aturan pertama dimana senior tidak pernah salah, jadi seberapa benarnya kita sebagai junior dan seberapa salahnya mereka sebagai senior semua akan balik lagi ke aturan pertama tersebut. “JANGAN SOK KECANTIKAN LO DI SEKOLAH INI!" Ucap Kakak Kelasku itu dengan lantang. Ha? Maksudnya?.
“Maa.” Ucapku terpotong. “Ohh mau membantah.” Dia berdiri dari tempat duduknya setelah memotong perkataanku. “Lari lima keliling lapangan diluar TANPA BERHENTI!!!” Lanjutnya lagi. Ha? Serius? Gak lihat apa jendela dibelakang lo, itu matahari lagi panas-panasnya, ospek sih ospek tapi gak gini juga kali. “Kenapa ini Adel?” Terdengar suara laki-laki yang ada di belakang senior perempuan di depanku ini. Aku memiringkan wajahku untuk melihat kearah belakang senior di depanku ini yang ternyata bernama Adel.
Deg! Jantungku kenapa? “Ahhh Indra kamu pasti cariin akukan iya kan?” Adel langsung melingkarkan tangannya ke tangan laki-laki itu. “Lepasin Del.” Ucap Laki-laki tersebut. Laki-laki itu menatapnya dengan tatapan jengah, sehingga dengan sangat terpaksa Adel melepaskan tangannya. Hahaha sukurin manyun manyun dah.
“Apa yang lo lihat, lo ngejek senior lo?” Ucap Indra. “Bu.” Ucapku terpotong lagi. “Lo kasih hukuman dia apa Del?” Tanya Indra ke Adel. “Lari keliling lapangan sebanyak lima kali Ndra.” Ucap Adel dengan tersenyum. “Tambahin dua kali lagi.” Ucap Indra. Ha! “Hmm gak jadi.” Ucapnya lagi. Selamat. “Tambahin lima kali lagi.” Ucapnya lagi tanpa rasa bersalah. Sial. Adel yang mendengar itu tersenyum senang dan melihatku dengan wajah yang sangat menyebalkan. Sabar Sarah sabar.
“Sana pergi, lo jangan coba-coba ngurang-ngurangin hitungan, gua bisa ngitung juga." Ucap Adel tanpa melihatku, tatapannya hanya tertuju kearah senior laki-laki di depanku ini. Yang bilang lo gak bisa ngitung siapa coba. “Terus.” Tiba-tiba tangan Indra melingkar ke belakang kepalaku yang membuat aku memejamkan mata. Wangi banget.
“Bukannya ada aturan supaya peserta cewek disuruh mengikat rambutnya ya.” Ucap Indra dengan tangannya yang masih melingkar di belakang kepalaku. Ternyata dia mengikatkan rambut panjangku dengan karet gelang yang dibawanya, aku langsung melihat keatas dan mata kami pun bertemu selama beberapa detik. “Apa lo lihat-lihat mau gua tambahin hukuman lo.”
“Enggak Kak maaf.” Ucapku takut. Aku menundukkan kepalaku, tetapi dia menarik daguku yang membuatku melihat lagi mata tajamnya. “Gua bakal ngawasin lo.” Dia pun langsung pergi begitu saja, meninggalkanku yang menatap tubuhnya yang menjauh dari tempatku berdiri, meninggalkanku dengan jantungku yang berdegup cepat. Perasaan apa ini.
Just Information :
Pada tahun 2000-an ini masa orientasi setiap Sekolah kebanyakan memang seperti ini, dimana para senior dari setiap sekolah melakukan ajang balas dendam kepada juniornya, dimana mereka juga pernah diperlakukan hal yang sama dari senior mereka sebelumnya. Memang ada perkenalan tentang sekolah seperti history tentang Sekolah, perkenalan Kepala Sekolah, Guru-Guru dan lain-lain tentang sekolah, tetapi itu hanya sekitar 10% atau bahkan 5% dari susunan acara, selebihnya adalah ajang perploncoan.
Setelah kepergian Indra, aku melangkahkan kakiku menuju ke Lapangan Sekolah, meninggalkan teman-teman seangkatanku yang juga mendapatkan hukuman dari para senior kami. Aku sudah berdiri di pinggir lapangan, mengencangkan ikat rambutku yang tadi diikat oleh Indra. Bisa kamu pasti bisa Sarah, jangan nyerah hanya karena senior yang bernama Indra itu. “Kena hukuman juga Sar?” Terdengar suara Laki-Laki dari belakangku yang membuatku dengan reflek menoleh ke belakang. Eh Dave?
BERSAMBUNG.
Mohon supportnya ya semua!!, dibantu like, vote dan komentar positifnya.
Terima Kasih!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Emosi Di Ujung Pena
mampir ya jika berkenan 🙏
2022-01-25
1
🏕ℛ𝓲𝓷𝓪ᷞ ͧ ͨ ͣ ͥ ͫ ᏩεšᖇεҜ๏❥࿐
akuu baru mampir bacanya bang🏃♀️🏃♀️🏃♀️
2021-05-31
0
꧁␈☔︎gale.R⃟ i ❣ ꧂🍆
👣🇲 🇺 🇱 🇦 🇮 🅱︎🅰︎🅲︎🅰︎ ᘜㄩㄚ丂👣
2021-04-04
2