Kak Edgar.
“TRINGG!! TRIING!!!” Handphoneku berdering kembali. “Halo.” Ucapku menjawab telpon tersebut. “Sayang kamu kemana aja? Aku telpon dari tadi gak diangkat, kamu udah di rumah?” Dave.
“A-aku lagi nungguin angkot Dave.” Ucapku gugup. “Kok baru pulang?” Tanyanya lagi. “T-tadi ada tugas yang aku kerjain di Kelas.” Maaf Dave.
“Hmm ya udah aku jemput ke Sekolah ya?” Tanyanya lagi. “Gak usah Dave, gak pa-pa kasihan kamu nanti kecapekan.” “Gak pa-pa, aku juga ada yang mau aku omongin ke kamu, kamu tunggu bentar ya disana.” Ucap Dave yang langsung mematikan telponnya. Bagaimana kalau Dave bertemu dengan Kak Indra.
Setelah kurang lebih sepuluh menit aku menunggu di depan gerbang sekolah, Dave datang dengan motor sportnya. Huft untung Dave tidak bertemu Indra, tetapi kenapa Kak Indra belum pulang juga ya, dan kenapa Kak Edgar juga belum pulang.
“Sayang, kok melamun, ayo naik.” Ucap Dave yang membuatku tersadar dari lamunanku. “Eh iya Dave.” Ucapku. “Melamunin apa sih dari kemarin kayaknya sering melamun terus.” Ucap Dave sambil memasangkan helm di kepalaku dan mengancingkannya. “Hehe gak ada.” Ucapku. “Ya udah ayo naik kita berangkat.” Ucap Dave. “Memangnya kita mau kemana?” Tanyaku sambil naik ke atas motor Dave. “Ada aja ayo, pegangan ya.” Ucapnya lagi. “IYA!!!” Aku dengan semangat langsung memeluk pinggangnya dengan erat yang dibalas senyuman oleh Dave. Motor Dave pun pergi meninggalkan sekolah bersama dua kakak kelasku itu.
…..
“Dave kamu mau? enak banget loh ini.” Ucapku ke Dave menyodorkan gula kapas berwarna pink ke mulutnya dan dia hanya menggelengkan kepalanya. “Kamu suka disini?” Tanyanya. “Suka banget, aku belum pernah kesini Dave.”
Sekarang kami sedang berada di Pasar Malam, yang dimana pasar malam ini menyerupai sebuah fair atau karnaval, di dalamnya terdapat beberapa wahana permainan seperti komidi putar, lempar bola dan lain-lain, terdapat juga beberapa camilan klasik seperti gula kapas, gulali, es krim dan beberapa makanan tradisional lainnya.
“Kenapa kamu tiba-tiba ngajak aku kesini Dave.” Ucapku sambil tetap mengunyah gula kapas ditanganku. “Tadi waktu aku lagi di jalan aku lihat ada Pasar Malam ini, terus aku ingat kamu karena kita berdua jarang jalan berdua gini, jadinya aku ajak kamu kesini malam ini, mumpung besok weekend jugakan.” Ucap Dave yang dijawab anggukan olehku.
“Davee kita main lempar bola yuk.” Ucapku senang karena melihat ada permainan lempar bola yang ada di hadapan kami. “Ayo Daveee!!!” Aku pun langsung menarik tangan Dave dengan semangat dan dia hanya tersenyum melihat tingkahku seperti anak kecil.
Setelah Dave membayar tiket untuk kami agar dapat melempar bola sebanyak lima kali, kami harus dapat menjatuhkan semua kaleng yang tersusun diatas meja dengan bola yang diberikan kepada kami sebanyak lima buah. “Aku duluan ya Dave, pokoknya aku harus dapat boneka beruang itu.”
Dengan semangat aku melemparkan satu bola, tetapi tidak mengenai sasaran, aku coba lagi lemparan kedua sampai keempat tidak kena sasaran juga bahkan sama sekali tidak menyentuh kaleng-kaleng yang masih tersusun rapi tersebut. “Yaaa.” Ucapku tertunduk. “Sini aku coba.” Aku pun memberikan satu bola yang masih ada di tanganku.
Dave pun melemparkan bola tersebut, dan “PRANG!!!” semua kaleng tersebut jatuh ke bawah yang membuatku tersenyum senang. “Kamu hebat Dave.” Ucapku sambil melompat-lompat yang hanya dibalas senyuman oleh Dave dan usapan tangannya di kepalaku. “Ini hadiahnya Mbak.” Ucap penjaga permainan lempar bola tersebut. “Makasih Mas.” Aku melihat dengan senang gantungan kunci Menara Eiffel tersebut.
“Kamu mau aku coba lagi lempar bolanya biar kita bisa dapat boneka beruang yang kamu mau.” Dia mengangkat wajahku dengan tangannya di dahiku. “Gak usah Dave ini udah bagus banget, makasih ya.” Aku dengan spontan langsung memeluknya. Dia mencium pucuk kepalaku dan mengusapnya lembut. “Nanti semoga kita bisa pergi ke Paris ya, biar kamu bisa lihat langsung Menara Eiffelnya.” Ucapnya masih dengan usapan tangannya di kepalaku. Makasih Dave.
…..
“Kamu kedinginan?” Ucap Dave. Dia langsung melepaskan jaketnya, saat kami sedang berada di atas komidi putar dan duduk berhadapan. Dia memakaikan jaket berwarna hitamnya ke badanku. “Makasih ya Dave.” Ucapku. “Iya.” Dia mengusap kepalaku setelahnya. Aku melihat kearah samping dimana langit malam di terangi beberapa lampu gedung-gedung tinggi di Kota Jakarta.
“Sar.” Panggil Dave. “Iya Dave.” Ucapku yang langsung menoleh kearahnya. “Kamu kepikiran soal orang tuaku ya, sehingga membuat kamu sering melamun beberapa akhir ini.” Tanyanya. “Ehmm enggak kok Dave.” Ucapku tertunduk. “Sar.” Dia menangkup kedua sisi wajahku dengan telapak tangannya.
“Kamu itu wanita yang berhati baik dan polos yang pernah aku temui, karena itu aku jadi sayang sama kamu, dan orang tuaku juga pasti bisa lihat itu dari kamu, mereka pasti akan menyukai kamu sayang, jadi jangan dipikirin lagi soal mereka suka atau enggak sama kamu ya.” Ucap Dave masih menangkup wajahku dengan tangannya sambil sesekali mengelus pipiku dengan jarinya. “Iya Dave.” Ucapku tersenyum. “Gitu dong senyum, kalo senyum gini kan jadi tambah manis.”
Dave mendekatkan bibirnya membuat bibir kami bertemu, disana terdapat rasa manis yang sebelumnya berasal dari gula kapas yang aku makan, sekarang bertambah manis dengan bibir Dave yang berwarna kemerahan itu, ciuman kami begitu intens dengan tangan Dave yang semakin erat memegang kedua sisi wajahku dan tanganku memegang pergelangan tangannya. Jangan engkau bawa dia pergi dariku Tuhan.
Dan tak terasa air mataku jatuh dengan sendirinya dari pipiku. “Sayang kenapa kamu menangis?” Tanyanya. “Gak pa-pa Dave, aku hanya bahagia saat ini.” Ucapku melihatnya dengan tersenyum. Dave pun mendekatkan kembali bibirnya dengan ciuman yang lebih intens dari sebelumnya sampai kami menghabiskan malam itu dengan rasa bahagia dan penuh rasa cinta diatas komidi putar Pasar Malam itu seakan tidak mau waktu cepat berlalu.
…..
Aku sudah berdiri di depan gang jalan rumahku dengan menggunakan dress berwarna merah marun, berlengan panjang dengan bagian atas yang tertutup dan tinggi rok dari dress tersebut sebatas lututku, rambutku aku buat sedikit curly pada bagian bawahnya dengan polesan wajah yang tidak terlalu tebal.
Hari ini adalah hari yang aku janjikan dengan Dave untuk makan malam bersama orang tuanya, aku sedang menunggu kedatangan Dave yang mengatakan akan menjemputku jam lima sore ini. “TRINGG!! TRING!!!” Kak Indra.
“Halo Kak.” Ucapku gugup. “Halo Sar, lagi apa?” Tanya Indra. “Lagi mau pergi Kak sama Dave.” Jawabku. singkat dan sedikit gugup. “Ohh.” Jawab Indra. “Kenapa Kak?” Tanyaku. “Ehmm soal kemarin.” Ucap Indra yang terdengar sedikit ragu. “Oh Kak maaf Davenya udah dateng, nanti kita ngobrol lagi ya Kak.” Aku langsung mematikan telpon tersebut. Maaf Kak, aku sedang tidak mau membicarakan hal itu.
Tidak lama aku mendengar suara klakson mobil di belakangku, aku pun langsung masuk ke dalam mobil tersebut dimana sudah berada laki-laki yang sudah mengisi hatiku beberapa waktu ini. “Kamu cantik sekali Sayang.” Ucap Dave setelah mencium pipiku. Dave hari ini terlihat tampan sekali dengan jas hitam slim fit yang digunakannya. “Sudah siap?” Tanya Dave setelah memasangkan sabuk pengamanku “Sudah.” Setelah itu mobil Dave pun melaju ke tempat makan malam yang sudah di reservasi oleh orang tua Dave. Semoga malam ini semuanya lancar Tuhan.
BERSAMBUNG.
Mohon vote, love, like dan komentarnya readers, terus ikuti kisahku ya.
Terima kasih supportnya!!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
🍾⏤͟͟͞͞★<мαу ɢєѕяєк>ꗄ➺ᶬ⃝𝔣🌺
kok aku deg-degan 🤣🤣
2021-05-28
1
🏕V⃝🌟🍾ᚻᎥ∂ ᶢᵉˢʳᵉᵏ 💃V@X💃
spa yg d sembunyikan sarah ya????
2021-03-30
0
B~R
semangat 😄
2021-02-12
0