Apakah memang benar cinta lama itu akan bersemi kembali?
“Apa kabar Sarah?” Ucap Laki-Laki tersebut yang masih membuat aku penasaran. “Ba...baik, kamu Dave kan?” Ucapku bertanya-tanya, karena mata biru itu mengingatkanku akan seseorang yang sangat aku kenal di waktu kecil. “Lama gak ketemu ya Sar.” Tangannya mengusap kepalaku. Jantungku kondisikan dirimu.
“Davee nanti dilihat orang.” Aku menarik tangan Dave dari kepalaku dan itu membuatnya tersenyum gemas. “Kamu masih ngegemesin kayak dulu ya Sar.” Dave dan aku adalah teman baik sewaktu kami duduk dibangku Sekolah Dasar, dia adalah pelindungku.
Flashback.
“Lepasin leepassiinn Ommm Sarah gak mau ikutt Omm Ibuuuuu Ibuuuu toloongg.” Aku berteriak sekencang-kencangnya dengan air mata yang sudah membasahi wajahku. Tetapi Laki-Laki itu tetap berusaha untuk membawaku masuk ke dalam mobilnya. “Masuukkk cepaattt nantiii kita beli es krim yang banyak dari ini.” Dia menarik tanganku dengan sangat kencang yang membuat pergelangan tanganku terasa sangat sakit. Es krim pemberiannya pun sudah jatuh di jalan gang yang sepi ini. Ibuuu aku takuttt toloongg.
“BUGH! Arghh sialan siapa yang melempar batu ini anj**g.” Teriak Om itu meringis kesakitan mengusap kepalanya kesakitan. “Itu Om temen saya Om tolongin Om!!!” Terdengar suara anak kecil laki-laki yang berteriak di gang jalan tempatku yang sedang memejamkan mata karena ketakutan. Sayup-sayup aku mendengar suara anak kecil berteriak tersebut mendekat kearah kami, tetapi aku belum berani untuk membuka mataku.
“Woiii jangan kaburrr lo.” Suara orang ramai pun terdengar semakin jelas ditelingaku dan aku mendengar suara Ibuku memanggil namaku. “Saarraahhh, maafin Ibu maafin Ibu.” Ucap Ibuku yang menangis memeluk diriku dengan sangat erat. “Ibu, Sarah takut Bu.” Aku tersedak dengan tangisanku sendiri di pelukan Ibuku. “Udah gak pa-pa Ibu udah disini untung ada Dave tadi yang bantuin Ibu nyariin kamu.” Ucap Ibuku menenangkanku, mengusap dan mengecup pucuk kepalaku berkali-kali. Aku pun melihat kearah anak kecil dengan mata berwarna kebiru-biruannya yang berdiri disebelah Ibuku. “Ma...makasih.” Ucapku lirih melihat kearahnya.
Itulah awal pertemuanku dengan Dave, semenjak itu kami semakin dekat seperti sepasang sepatu yang tidak terasa lengkap apabila tidak bersama, Dave selalu menjadi pelindungku dan teman ceritaku setiap saat. Dia selalu menjagaku dan selalu ada dikala saatku sedih, dia selalu disisiku kemanapun aku pergi, aku juga sangat mengenal baik kedua orang tuanya dimana Dave sering sekali mengajakku bermain ke Rumahnya.
Sejak itulah aku menyukainya, tetapi semua berubah saat Dave pindah ke luar negeri karena harus ikut pindah bersama keluarganya. “Dave mau kemana? Nanti Sarah sama siapa? Siapa yang jagain Sarah nanti?" Aku menangis sejadi-jadinya didepan Dave di Bandara Penerbangan Luar Negeri yang sudah mau bersiap-siap untuk berangkat naik pesawat.
“Jangan nangis, nanti aku ikutan nangis, ini hadiah buat kamu biar kamu selalu inget aku, aku janji akan balik lagi.” Ucapnya menyerahkan sebuah kotak hadiah kecil berwarna pink ditangan kanannya dengan Pita berwarna merah. "Janji?" Ucapku menatap lekat matanya dan mengulurkan jari kelingkingku. "Iya Janji." Ucapnya mengikat jari kelingkingnya di jari kelingkingku.
Aku mengambil kotak hadiah yang diberikannya dan membukanya, didalamnya terdapat sebuah gelang yang terbuat dari tali dengan simbol D dibagian tengahnya itu dan Dave mengusap kepalaku. "Aku juga memakainya dengan simbol S ditengahnya yang sama denganmu." Ucap Dave menunjukkan gelang yang digunakannya ditangan kanannya. “Kamu jaga diri baik-baik ya.” Ucap Dave untuk terkahir kali saat itu sebelum dia pergi meninggalkanku.
Flashback off.
“Dave jangan ngelihatin aku terus.” Ucapku melihat kearah lain saat kami berdua sedang berlari mengelilingi Lapangan Sekolah. “Haha maaf, kamu jadi cantik ya sekarang.” Ucapnya yang membuat ujung bibirku tertarik malu keatas dengan sendirinya. “Gelangnya sampe kotor gitu, kamu pake tiap hari ya?” Ucapnya lagi mengangkat tangan kiriku untuk melihat gelang pemberiannya yang sedang aku gunakan sekarang. “Ehmm eng-enggak baru pake hari ini aja kok.” Ucapku gugup. "Aku juga sering menggunakannya juga Sarah." Ucapnya tersenyum tipis tanpa melihat kearahku. Kelihatan ya emangnya kalo aku gunakan terus gelangnya.
“Ohh iya Mama sama Papa kamu apa kabar? Mereka pindah kesini juga?” Tanyaku kepada Dave. “Gak mereka masih tinggal di Australia Sar, aku cuma sama Bibi disini.” Jawabnya. “Bi Iyem? Wah Bibi disini juga? Ahh aku kangen , masih sering buat kue putu gak Dave? Buatan Bibi mah the best, susah aku cari disini sekarang, kalau ada pun gak seenak yang Bibi buat.” Ucapku bersemangat dan mengingat kenangan-kenangan masa laluku, sementara Dave hanya tersenyum dan lagi-lagi Dave mengusap kepalaku.
“Bisa gak sih gak buat gemes, sama mulutnya jangan sering dimajuin gitu bikin gemes tahu.” Ucapnya yang terlihat sengat ingn mencubit pipiku. “Hehe maaf.” Ucapku tertunduk malu. Setelah itu aku melihat ke sekeliling dan menemukan sosok Indra yang melihat tajam kearahku yang sedang berlari. Ehh itu kakak galak ngelihatin daritadi, bentar ini udah berapa keliling ya.
“Dave kita udah berapa keliling?” Tanyaku melihat kearah Dave. “Hmm kayaknya tujuh kali apa ya.” Ucap Dave sambil berpikir. “Eh serius kok gak kerasa.” Ucapku sedikit terkejut mendengar jawaban Dave. “Karena larinya bareng aku mungkin, jadi waktunya gak kerasa.” Dia menaik-naikkan alisnya mengejekku. “Bugh! Aww sakit Sar.” Dave meringis dan mengusap-usap lengan kanannya yang aku pukul.
“Udah jago mukul orang ya sekarang, udah gak manggil Dave tolongin Dave hahaha." Ejeknya meniru-nirukan suaraku. “Ehmm Davee stop it.” Ucapku memarahinya dengan wajah yang malu, tetapi itu malah membuat kami berdua sama-sama tersenyum. Kami berdua tertawa mengingat masa kecil kami, karena memang dulu aku selalu memanggil Dave, apa-apa Dave apa-apa Dave, tetapi dia tidak pernah bosan dengan panggilanku itu. “BERHENTI KALIAN BERDUA!” Teriakan keras dari salah satu Kakak Kelas kami yang ada di depan kami. Aduh apalagi ini.
Seniorku itu mendekat kearah kami, sehingga aku dan Dave pun menghentikan lari kami. “Siapa yang menyuruh kalian mengobrol? Enak ya yang lain capek-capek kalian berdua malah asik ngobrol.” Ucapnya dengan sangat keras didepanku dan Dave yang membuatku tertunduk takut. “Maaf Kak.” Ucapku gugup.
Dave tidak mengeluarkan suara sedikitpun dan sangat tenang yang terlihat dari tidak adanya pergerakan dari tubuhnya di sebelah kiriku. “EDGARR UDAH JAMNYA MAKAN SIANG!!” Teriakan salah satu Kakak Kelasku yang lain dari pinggir Lapangan. “IYAA.” Teriakan balik seniorku itu yang ternyata bernama Edgar. “Kamu.” Tunjuknya kearah Dave. “Tidak suka sama saya?” Ucapnya menantang Dave, yang aku lihat Dave sendiri memasang raut muka yang tidak suka. Dave please jangan tambah masalah lagi.
“Siap tidak kak.” Ucap Dave dengan keras dan lantang. Huft gitu dong Dave. “Tetapi saya yang mengajak ngobrol Sarah tadi Kak, jadi kalau mau kasih hukuman, kasih hukuman ke saya saja.” Ucap Dave menatap tajam kearah Edgar. Daveee. Ingin sekali aku menginjak kakinya dengan sangat keras. “Ohh ada pahlawan kesiangan sepertinya, okee as you wish, kamu push up lima puluh kali, setelah itu baru kamu boleh ke Auditorium untuk makan.” Ucap Kakak Kelasku itu menatap tajam balik kearah Dave dan melipat kedua tangannya di depan dada.
“Tapi.” Dave melihatku tajam untuk tidak mengatakan apa-apa lagi. “Siap Kak.” Ucap Dave tegas. “Dan kamu ikut saya ke dalam untuk istirahat.” Ucap Edgar berbicara kepadaku. “Baik Kak.” Ucapku singkat dengan tertunduk, setelah itu aku berjalan dibelakang Edgar mengikutinya ke Auditorium. Aku melihat ke belakang dimana terlihat Dave sudah mulai melakukan hukumannya lagi. Maaf Dave, lagi-lagi kamu menjagaku.
BERSAMBUNG
Setelah ini Author akan usahakan untuk update 1-2 kali cerita setiap harinya ya readers!!!
Tetapi mohon tetap dibantu love, komen & like untuk author ya, biar tambah semangat, terima kasih atas supportnya!!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
ayu
aduuhh.. galau nih.. bakalan sdih ntar nih..
2021-03-27
2
Dewi chan
semangat thor
2021-03-19
0
B~R
itu lah sahabat saling menjaga,,,jadi kangen sahabat"ku 😢
2021-02-12
0