Setelah beberapa bulan aku menjalani peranku sebagai seorang siswa di SMA XYZ, ada kalanya aku mengalami hari-hari yang menyenangkan dan menyebalkan di sekolah ini. Selama itu juga membuat hubunganku dengan Dave dan Edgar menjadi lebih dekat, termasuk Si Galak Indra. Mereka bertiga mempunyai kharismanya masing-masing.
Edgar yang aktif dalam berorganisai sering mewakili Sekolah untuk membawa nama baik Sekolah. Dave mulai menunjukkan diri dalam bidang olahraga di Sekolah, bisa dikatakan Dave mempunyai bakat alami dalam bidang olahraga. Sedangkan Indra…dengan cara misteriusnya yang entah mengapa menjadi daya tarik bagi setiap wanita di Sekolah ini untuk mendekatinya. Mereka bisa dikatakan adalah idola Sekolah dengan penampilan yang pasti menarik untuk dilihat setiap orang.
“Edgaarrr Edgarrr Edgarrr. Daaaveeeee Daveee ayooo.” Teriakan yang bergemuruh di Lapangan Basket di SMA XYZ membuat satu Sekolah memberikan perhatian mereka semua ke perlombaan Final Basket dalam class meeting. Bagaimana tidak dua idola Sekolah sedang dipertemukan dalam satu Lapangan membuat satu Sekolah berkumpul dalam satu lapangan termasuk aku yang duduk sambil menyaksikan perlombaan itu dan bingung harus mendukung tim yang mana.
Keunggulan sekarang memang berpihak ke Kelas X 3 yang dipimpin oleh Dave, tetapi Kelas XI IPA 1 yang dipimpin oleh Edgar dapat mengimbangi tim dari Dave sehingga hanya selisih dua poin saja. “Priiiittttt.” Bunyi peluit dari Wasit yang menandakan untuk istirahat selama lima menit bagi kedua tim.
“Sarah minta minum dong.” Ucap Dave yang tiba-tiba ke arahku. “Sarah ada minum?” Ucap Edgar yang ternyata sudah ada di sampingku. “Eh…hmm.” Kenapa kalian berdua jadi kesini. “Dave ini minumnya.” Ucap Sabrina yang tiba-tiba datang dan langsung memberikan botol minuman yang diberikan tanda hati dibotolnya ke tangan Dave, “Terima kasih.” Ucap Dave singkat.
Terima kasih Sabrina kamu menyelamatkanku hari ini. “Ini Kak.” Ucapku Edgar langsung menerima dan meminumnya didepanku dan Dave, yang membuat wajah Dave memerah dengan tatapan tajam kearahnya. “Makasih ya Sarah.” Ucap Edgar. “Iya kak semangat ya.” Ucapku memberi semangat. “Siapp.” Edgar pergi berkumpul lagi dengan timnya meninggalkan ku dan tatapan tajam dari Dave.
“Hey ngelihatin orang sampe segitunya.” Ucapku menegur Dave. “Aku gak suka kamu deket sama dia.” Ucap Dave dengan tatapan tajam kearah Edgar. “Kenapa? Kak Edgar kan cuma minta minum Dave, kamu jugakan sudah ada minum dari Sabrina.” Aku melihat kearah Sabrina yang sudah berkumpul dengan teman-temannya tertawa senang sambil melirik kearah Dave.
“Pokoknya aku gak suka” Ucapnya lagi penuh penekanan. “Iya iya udah minum dulu nanti keburu main lagi, harus menang ya untuk kelas kita.” Ucapku memberinya semangat. Dave minum minuman yang diberikan oleh Sabrina dengan mempertunjukkan otot tangan yang nampak jelas terlihat karena tidak tertutupi oleh baju basket yang digunakannya.
“Kalau aku bisa menang kamu mau kasih apa nanti.” Ucap Dave setelah selesai menghabiskan satu botol minuman itu dalam satu kali tegukan. “Eh kok dari aku? Dari semua teman sekelas lah.”Ucapku menatap heran kearahnya. “Gak mau aku maunya dari kamu.” Dave langsung mendekatkan wajahnya kearahku, dimana aku bisa mencium bau tubuhnya yang masih wangi walaupun sudah bercampur dengan keringat yang dikeluarkannya.
Jantungku kenapa berdegup kencang. "Eh hmm jangan dekat-dekat bau.” Aku mendorong tubuhnya menjauh dengan telunjukku di keningnya. “Hahaha kok mukamu jadi merah.” Dia mengusap kepalaku. “Jadi aku bakal dikasih hadiah apa kalo nanti kelas kita bisa menang?” Tanyanya lagi. “Hmm apa ya terserah kamu aja deh.” Ucapku.
"Oke pokoknya nanti kalo kelas kita menang, kamu harus nurutin apapun keinginanku oke.” Ucapnya dengan senyum jahilnya. “Oke tapi jangan yang macam-macam ya.” Aku memperingatinya dengan jari telunjukku yang kuarahkan kearahnya. “Kita lihat saja nanti.” Tangannya menarik hidungku dan pergi meninggalkanku untuk berkumpul lagi dengan timnya.
“Sendirian?” Aku mendengar suara Laki-Laki di belakangku. “Eh Kak Indra, iya kak, Kak Indra gak ikutan main?” Ucapku kearahnya dengan sedikit kaget. “Enggak nanti udah pasti menang soalnya kalo gua main.” Ucapnya tanpa ekspresi. Iya iya percaya percaya.
“Sar.” Panggilnya. “Iya Kak.” Jawabku. “Lo sama Dave…pacaran?” Tanyanya melihat lekat kearahku. Kok tiba-tiba nanya ini. "Enggak Kak, cuma temen deket aja.” Ucapku jujur. “Oke." Ucapnya yang dapat kulihat ada senyum pada wajahnya. Oke? Maksudnya? "PRIITT!!!” Pertandinganpun dimulai kembali.
Tim Edgar yang sebelumnya kalah dengan selisih dua poin berhasil mengungguli tim Dave satu poin, setelah Edgar melakukan tembakan tiga poin ke ring tim Dave. Sampai dengan menit-menit terakhir tim Edgar masih tetap unggul satu poin yang membuat seluruh penonton pun yakin bahwa tim Edgarlah yang akan menang.
Tetapi pada detik-detik akhir Dave melakukan tembakan dari tengah Lapangan dan ternyata bola bundar merah tersebut masuk ke dalam ring, sehingga membuat tim Dave menang yang disambut bahagia oleh teman-teman dari kelas X 3 dan kelas X lainnya karena baru di tahun ini ada tim dari Siswa Kelas X yang berhasil mengalahkan Kakak Kelasnya dalam pertandingan basket. Semuanya bersorak riang. Dave melihatku dari tengah lapangan memberikan senyuman penuh arti, aku yang melihatnya hanya tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalaku.
“Kak Indra mau kemana?” Tanyaku setelah melihat Indra pergi dari tempat dia berdiri sebelumnya. “Kantin, mau ikut?” Tanyanya. “Ehmm.” Aku melihat ke sekeliling dimana semua orang masih sibuk dengan perayaan kemenangan Dave. “Boleh deh.” Ucapku langsung berdiri dan berjalan beriringan dengan Indra.
Setelah sampai di Kantin, aku dan Indra berhenti di tengah-tengah Kantin. “Mau minum apa?” Indra menanyakanku saat kami sudah berada di Kantn Sekolah. “Gak usah kak aku pesen sendiri aja.” Ucapku. “Mau minum apa?” Tanyanya lagi. “Aku kesana aja buat beli minum ya Kak.” Ucapku lagi menolak. “Mau minum apa?” Tanyanya lagi dan lagi. Iya iya gak perlu ngulangin pertanyaanya kan?
“Aku es jeruk aja Kak.” Ucapku mengalah. “Tunggu disana.” Dia menunjukkan bangku yang kosong di pojokkan kantin. "Oke." Jawabku bersamaan dengan handphoneku yang bergetar dan menampilkan Dave pada layarnya.
“Halo kamu dimana? Kok aku cari gak ada ditempat tadi.” Ucap Dave dengan sedikit berteriak. “Aku di kantin Dave.” Ucapku menjauhi sedikit handphoneku dari telingaku karena suara keras Dave. “Sama siapa? Aku kesana ya.” Ucapnya tergesa-gesa. “Ga.” Ucapku terpotong. Kok dimatiin?
Tidak lama kemudian Dave sudah berada di Kantin, dan duduk di depanku. “Kamu kenapa kesini sendiri gak nungguin aku?” Tanyanya dengan baju basket penuh keringat yang digunakannya sekarang. Cepet banget dia udah sampe. “Aku haus Dave, tadi aku kesini juga sama Kak…”
Aku melihat ke sekeliling kantin mencari sosok Indra, yang baru membuatku sadar karena sedari tadi dia belum memunculkan lagi aura misteriusnya didekatku, aku tidak menemukannya tetapi hanya melihat satu gelas es jeruk yang ada tiga meja dibelakangku. “Sama siapa?” Tanyanya. “Eh enggak, gak sama siapa-siapa Dave.” Kemana dia. "Ya udah kamu udah pesen minum? Aku beliin ya.” Ucapnya langsung berdiri dari bangkunya. “Iya.”
Tidak lama kemudian Dave sudah duduk kembali di depanku, membawakan satu gelas es jeruk untukku. “Kamu bukan ngehindarin aku karena janji kamu tadi kan?” Tanya Dave setelah meminum air mineral ditangannya. “Enggak Dave, aku haus aja, makasih ya es jeruknya.” Ucapku sambil meminum es jeruknya yang diberikannya menggunakan sedotan. “Jangan sering pergi-pergi sendiri.” Ucapnya penuh peringatan. “Iya.”
“Kamu udah makan?” Tanya Dave. “Belum sih hehe.” Jawabku dengan tersenyum menunjukkan barisan gigiku. “Dasar.” Dia mengusap kepalaku. “Ya udah aku.” Ucapnya terpotong. “Dave ayo gabung sama kita, Sabrina mau nraktir kita lagi karena kemenangan kita hari ini.” Ucap Ivan yang tiba-tiba sudah datang ke Kantin, bersama dengan rombongan tim basket kelas kami.
“Gak Van, gua disini aja.” Ucap Dave menggelengkan kepalanya. “Ayo lah, lo kan bintangnya hari ini.” Ivan pun langsung menarik tangan Dave sampai dia tertarik sedikit sampai ke belakangku. “Kamu ikut gabung juga yuk.” Ucap Dave mengajakku. “Ehmm gak usah deh gak pa-pa, kamu kumpul aja sama yang lain.” Ucapku menolak. “Beneran?” Tanyanya lagi. “Iya, sana.”
“Ya udah aku kesana ya.” Ucap Dave. “Sar kesana duluan ya.” Ucap Ivan. “Iya Van.” Ucapku. Mereka berdua pun pergi meninggalkanku dan berkumpul dengan teman-teman tim basket lainnya. Aku melihat Dave tertawa senang dengan teman-temannya merayakan kemenangan mereka, disana terlihat juga Sabrina yang duduk di sebelah Dave.
Mereka kelihatan seneng banget terutama Dave, dia gak pernah kelihatan seseneng itu waktu sama aku. Mataku pun tertuju ke satu gelas es jeruk yang masih ada di belakangku seperti belum tersentuh sama sekali. Es jeruk itu punya siapa? terus Kak Indra kemana ya.
Aku berjalan sendiri balik ke Kelasku melewati Lapangan Basket yang sudah sepi dari keriuhan yang diakibatkan oleh kemenangan tim Dave. Tiba-tiba aku terkejut karena melihat sosok Laki-Laki yang sedang duduk di bawah pohon besar di pinggiran Lapangan Basket. “Kak Edgar?”
BERSAMBUNG.
Tetap semangat mengikuti ceritanya ya teman-teman.
Mohon dibantu love, like & komennya, terima kasih atas suppotnya!!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
🍾⏤͟͟͞͞★<мαу ɢєѕяєк>ꗄ➺ᶬ⃝𝔣🌺
makin kesini makin bikin penasaran 🙈
2021-05-25
0
🏕V⃝🌟🍾ᚻᎥ∂ ᶢᵉˢʳᵉᵏ 💃V@X💃
makin seru nih
2021-03-28
1
Ita Ta'nifah
iya iya....sarah....
jangan berkecil hati dong...😊
ceritamu bagus kok....aku suka
2021-01-23
1