Semua orang kantor menatap Dena dengan kebingungan. Perempuan mana yang menggunakan pakaian seperti orang penting, namun tidak pernah muncul apalagi dikenal salah satu dari mereka. Dena tidak pernah datang ke perusahaan itu. Jadi keberadaannya masih abu-abu dibenak orang-orang yang berlalu lalang di lantai paling dasar kantor itu.
"Selamat pagi, Nyonya. Ada yang ingin Anda ditemui?" tanya resepsionis pada Dena yang menemuinya.
Dena berpikir cepat. "Saya ingin bertemu dengan Direksi perusahaan ini. Ada meeting jam sembilan pagi, hari ini," jawab Dena cepat tanpa rasa takut salah.
"Pak Arbert, maksud Anda, nyonya?"
"Ya."
"Tunggu sebentar, saya akan cek jadwalnya." Resepsionis itu menelepon seseorang di telepon kabel.
Setelah kurang dari dua puluh detik bertelepon, resepsionis mengangguk, serta berkata pada Dena. "Silahkan nyonya berjalan ke kanan dan temukan lift dan tekan angka 15. Seluruh badan direksi dan para jajarannya sudah menunggu anda," ucap Resepsionis memberi arahan.
"Terimakasih."
"Sama-sama."
Dena berjalan ke arah yang ditunjukkan resepsionis wanita itu, dia sampai ke lantai 15, seraya berdecak kagum atas 'perusahaan' yang telah berdiri sejak dua puluh lima tahun lalu itu.
Dena melihat sebuah pintu yang memang berbeda dari pintu di perusahaan itu, dan di lantai 15, hanya pintu itu yang ada. Dena menghela nafas seraya membuka pintu.
Banyak orang duduk berkumpul dan berbincang, memakai stelan jas dan hampir semuanya laki-laki.
Sebelum Dena melangkahkan kakinya, setelah membuka pintu, ada satu pertanyaan yang muncul dengan suara oleh seorang dari antara mereka.
"Apa dia memang pemilik perusahaan asli?" tapi segera bungkam setelah Dena masuk ke ruangan, serta keadaan saat itu juga tenang.
"Selamat pagi, semuanya," Dena berusaha sangat akrab, meski jujur hari ini dia sangat gugup.
"Pagi, nyonya Dena," ucap semua orang dengan senyum 'palsu'nya.
"Anda duduk di sini, nyonya," ujar seorang yang segera menunjuk tempat duduk Dena.
Dena duduk di sana. Dia melihat satu-persatu di antara mereka. Semua sangat tegang, dan Dena jelas merasakan hawa berbeda dari yang biasa dia hadapi.
Ia ingin bertanya satu hal. Yaitu, kemana Rafa, si mantan suaminya.
Tapi segera terhenti saat pintu kembali di buka dan tampak pria dengan wajah datar, dan penampilan yang seolah tidak mengenalnya.
Dena melihat Rafa dan pandangan mereka sama sekali tidak bertemu, karena Rafa mencuekinya.
Tapi Dena tidak apa. Toh, sekarang bukan waktunya pertemuan antara jodoh dengan jodoh…
"Semua sudah lengkap di sini, jadi kita akan buka rapatnya sekarang."
Semua berbincang, dan rapat yang mirip seperti pro kontra ini berlangsung kurang lebih dua jam.
Ada banyak pertanyaan yang muncul mengenai Dena yang menjadi pemimpin di perusahaan ini.
Meski sebenarnya bisa saja dia tinggal ambil kekuasaan itu, tetap saja dia ingin semua orang tau jalur sebenarnya.
Semua pertanyaan yang dilempar padanya dijawab dengan yakin dan percaya diri.
Pak tua Gilang, juga ada di sana, membantu menjawab melalui berkas dokumen masalalu.
Seperti debat, dimana semua akhirnya dimenangkan Dena.
Setelah selesai semua itu, rapat usai, dan Dena resmi menjadi pemilik perusahaan itu.
Dena bersalaman dengan Rafa. Tatapan pria itu lesu, tapi dia berusaha diam dan tenang.
"Aku akan menjadikanmu asistenku, memiliki gaji setengah dari yang seharusnya kamu dapat," ucap Dena bicara tenang dan berbisik.
Jelas Rafa terkejut, ia memang sudah terkejut setelah posisinya menjadi milik seorang Dena Aulia sedari beberapa tahun lalu. Tapi keberadaan Dena Aulia, dia tidak menyangka kalau dia adalah Mantan Istrinya.
Apa yang akan dilakukannya setelah ini? Dena Aulia, mantan Istrinya pasti membalaskan semua hal jahat yang Rafa lakukan di masalalu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Shinta
dilanjut bosss...🙏🙏🙏👍👍👍
2022-09-06
0
The Queen
semakin seruuu😘😘😘
2022-07-08
0