9. Kerelaan Hati

Hari ini Dena melahirkan. Wanita itu sudah terbaring di ranjang rumah sakit dengan peluh menetes di keningnya.

Ia kesakitan karena bayi yang akan keluar seolah akan membelah tubuhnya menjadi dua bagian.

Salah satu tangan Dena menggenggam erat bantal yang dipegang dan tangan lainnya menggenggam tangan Ray hingga lelaki itu merasa tangannya akan segera patah.

"Kau harus tetap kuat demi bayi kita…" ucap Ray memberi semangat. Meski kini dia juga sedang panik sepanik paniknya, sebuah perasaan yang hanya dialami Ray saat pertama kali melihat dan menolong pasien yang melahirkan.

Dena tidak menjawab apa-apa, dia hanya mengedan sekuat tenaga untuk segera mengeluarkan bayi yang semakin lama semakin menyiksanya itu.

"Tarik nafas, keluarkan…" instruksi Ray sementara suster yang berdiri di bawah kaki Dena untuk memastikan bayinya sudah keluar atau belum.

Proses kelahiran bayi Dena normal, karena Dena yang meminta izin pada suami yang juga adalah dokter di rumah sakit ini untuk melahirkan secara normal.

Ia ingin merasakan bagaimana proses melahirkan itu, apalagi setelah dia membaca banyak artikel tentang proses melahirkan, kalau melahirkan normal itu lebih cepat sembuh tidak seperti melahirkan sesar, perlu bertahun-tahun untuk pulih sepenuhnya.

Tapi setelah merasakan sakit yang luar biasa, entah mengapa Dena menyesal telah memilih.

Namun pilihan tetap pilihan, Dena tidak bisa berbalik haluan.

Sekuat tenaga dia kerahkan, hingga tarikan nafas paling kuat dan dihembuskan… berhasil mengeluarkan bayi itu. Segera Dena terengah-engah dan tersenyum serta berterimakasih pada sang Pencipta telah menolongnya selama proses kelahiran.

Suster mengangkat bayi itu, dan Ray datang ke dekat Suster. Karena Ray menggenggam tangan Dena, maka ia tidak bisa melakukan tugasnya sebagai dokter.

"Jenis kelaminnya apa, suster?" tanya Ray dengan senyum yang tak pudar setelah tangannya yang penuh merah dan terasa akan patah. Tapi dia sangat senang setelah apa yang dilakukannya tidak sia-sia.

"Laki-laki, Dok," balas Suster.

"Boleh pindahkan padaku? Aku mau menggendongnya," pinta Ray.

"Setelah dibalut kain, Dok."

Ray mengangguk. Seraya menunggu Sementara Suster menyelimuti bayi Dena yang dianggap sebagai Bayinya juga… Ray mendekat pada Dena. Dia menciumi kening dan punggung tangan Istrinya itu.

"Kau berhasil mengeluarkannya, Dena," ucap Ray bahagia.

Ternyata Dena sudah sadar. "Kenapa kamu senang padahal bayi itu bukan anakmu?"

"Sejak kita… menikah, aku sudah bersumpah apapun yang ada padamu menjadi milikku juga. Kita sama-sama memiliki, jadi tidak ada namanya punyaku ya milikku, dan milikmu adalah milikmu. Apa masalahmu, itu juga masalahku. Anakmu, itu juga anakku," balas Ray.

"Apa kalau nanti setelah bayiku lahir–"

"Bayi kita," koreksi Rey.

"Hm, ya. Bayi kita… Apa kalau aku hamil lagi anakmu, kamu akan tetap menyayangi bayi kita yang sekarang?"

"Sudah kubilang, Aku cinta padamu. Aku tidak akan menyakitimu meski untuk bayi kita. Dia memang bukan darahku. Tapi aku tau, menyakitinya sama saja menyakitimu."

Dena tersenyum dan pandangannya teralih pada suster yang mendatangi mereka. "Bayinya, Dok…"

Ray mengalih gendongkan bayi itu jadi padanya. Ray tersenyum sangat hangat pada bayi yang masih memerah itu. "Anak Ayah, kamu ganteng banget, sih."

"Ray, sini. Aku mau lihat bayi kita…" pinta Dena.

Ray memberikannya pada Dena. Wanita itu menggendongnya dengan wajah terkejut.

"Kenapa kamu terkejut?" tanya Ray penasaran.

Ternyata karena wajah bayinya mirip sekali dengan sang mantan suami meski baru saja keluar dari perutnya.

Tubuh Dena bergetar, jelas ia menolak ini. Bayinya, semirip itu dengan mantan suaminya. Pasti mau tidak mau Dena akan melihat wajah yang sama seperti mantan suaminya itu.

"Tidak!" tolak Dena tidak percaya.

Ini membuat Ray terkejut dan menatap Dena dalam kebingungan. "Kenapa? Coba jelaskan sama aku. Siapa tau kita bisa cari jalan keluarnya."

"Tidak akan bisa…" tangis Dena yang segera membuat suster mendekat padanya seraya memberi air putih. "Minum dulu, Bu. Biar otaknya lancar."

"Kenapa tidak bisa? Semua masalah ada jalan keluarnya. Ayo ceritakan, kenapa kau seolah tidak menerima bayimu sendiri?" pertanyaan ulang dari Ray.

Setelah merasa tenang, Dena hanya menunduk menatap bayinya. "Dia punya wajah mirip dengan mas Rafa, mantan suami aku."

Ray terdiam sejenak. Dia tidak tau harus katakan apa untuk hal ini. Dia juga sebenarnya tidak terima dengan hal buruk yang dilakukan keluarga Rafa pada Dena.

Ditambah wajah si bayi mirip Ayah biologisnya. Mentang-mentang si Ayah yang menaburkan benih…

"Wajah bayi berubah-ubah, Dena. Jangan terlalu serius menghadapi ini. Siapa tau saja hari ini mirip Ayah kandungnya. Tapi besok? Mungkin mirip kamu atau aku?"

"Kenapa bisa gitu?" Dena mengusap air matanya.

"Karena tubuh bayi kita baru keluar dari rahimmu. Jadi masih lembut seperti jelly. Kemungkinan lain yang juga dipercayai keluargaku, karena siapa yang paling! dibenci si Ibu saat mengandung bayi, justru wajah orang itu akan mirip dengannya. Maka jangan suka membenci."

Dena mengangguk mengerti dan mulai menerima menggendong bayinya yang sedaritadi menangis karena Dena yang sempat histeris.

"Tapi balas dendam boleh kan? Soalnya mungkin aku akan mempercepat kuliahku dan segera mendapatkan gelar. Aku mau buat mereka bertekuk lutut di hadapanku!" Dena tersenyum lebar dan tampak penuh semangat.

"Boleh saja. Tapi jangan melakukan tindakan bodoh meski kau sudah sangat membenci mereka. Jangan juga kau lupa dengan putramu, dia adalah hidupmu mulai sekarang. Maka kau berjuang untuknya, saat ini dan juga mendapatkan pengakuan keluarganya."

"Tapi aku tidak ingin putraku hanya mendapatkan pengakuan, aku mau sampai mendapatkan mereka bertekuk lutut di kaki putraku juga!"

Ray mengangguk seolah mengiyakan meski ia merasa ini bukan jalur yang baik untuk hidup seorang wanita yang ditindas.

Tapi demi membuat wanita yang dicintainya ini bahagia, ia harus dukung apapun yang dicita-citakannya.

Toh dia juga mengerti, hidup bisnis sebenarnya itu seperti apa. Jadi cita-cita Dena saat ini bukan apa-apanya untuk dunia sekeras itu.

Terpopuler

Comments

The Queen

The Queen

lanjut Thor..ceritax bagus..🥰🥰semangat💪💪😇

2022-07-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!