Dena memakai stelan jasnya di depan cermin, kamarnya yang berantakan karena putranya yang diberi nama Rama itu sedang menggambar yang sebenarnya condong seperti coretan.
Usia sang bayi kini menginjak satu setengah tahun, sangat aktif dan Dena membiarkan putranya yang tumbuh sehat itu membrantakkan kamarnya. Lembaran kertas di mana-mana, dan bi Inah, wanita tanpa anak yang menjadi baby sitter anaknya tersebut.
Dena selesai berpakaian. Wanita dengan make up tipis dan rambut gelombang yang digerai itu mendatangi putranya dan menggendong anaknya. "Bunda ke kantor dulu, ya. Bunda ada urusan yang mungkin sudah kamu tau itu urusan apa. Bunda harap kamu mendoakan Bunda supaya bertahan menghadapi tantangan yang mungkin akan segera datang kepada bunda hari ini."
Seolah tau apa yang dikatakan Dena, Rama mengangguk banyak dan mengatakan, " Ya, ya, ya, ya. Ma, Ma, Ma, Ma."
Dena merasa sangat terharu, membuat wanita itu menciumi pipi anaknya secara bergantian dan memeluknya seraya mengelus kepala bayinya itu.
Setelah merasa cukup dengan 'perpisahan sementara', Dena menyerahkan anaknya pada Baby sitter.
Hari ini adalah masa Dena menunjukkan diri sebagai pewaris asli, Dena sangat senang setelah perjuangan belajar sambil mengandung, melahirkan dan merawat bayi tidak sia-sia.
Dengan kecerdasan dan kerajinannya, dia bahkan mampu menyelesaikan studinya dalam kurun waktu dua tahun.
Dena keluar dari kamar dan melihat Dokter Rayyan, suaminya baru keluar dari dapur. Pria dengan stelan baju dokternya, terlihat sangat menawan. Kebaikan hati yang dimiliki dokter tampan itu membuat hari-hari Dena bahagia, tiada tekanan maupun dendam yang tertumpuk di hatinya, pokoknya aman damai seperti yang seharusnya dimiliki para Suami untuk para Istrinya.
"Apa kau sudah siap?" tanya Ray. Dena segera mengangguk. "Aku siap, sangat! siap," ucap Dena.
Mereka memasuki mobil milik Ray dan Ray menyetir sementara Dena hanya duduk di kursi samping pengemudi.
"Sebenarnya aku mau menemanimu. Tapi aku harus menangani wanita melahirkan sesar hari ini, dokter sudah menungguku sedari lima menit lalu. Aku harus buru-buru."
Dena mengangguk mengerti. "Kamu harus menyelamatkannya, jangan lalai. Itu nyawa, aku sangat berharap Suamiku."
"Aku sudah sering mengahadapinya, ini bukan hal yang terlalu membahayakan apalagi menakutkan. Aku yang perlu mendoakanmu banyak-banyak, supaya kau mampu menghadapi para orang-orang hebat dijajarannya."
"Aku kan pemilik perusahaan itu," sedikit menyombongkan diri meski condong kecandaan.
"Iya, Owner istriku… Aku hanya bekerja di rumah sakit dengan sekuat tenagaku dari awal sudah berjuang, sedang kau? Kau bahkan hanya datang, duduk tenang sudah mendapatkan apa yang tidak pernah kau kejar dalam hidup," balas Ray yang seperti meledek, padahal hanya membuat suasana semakin meriah dalam mobil untuk membuat hati Dena merasa semakin baik.
"Jelas-jelas aku mengejarnya, ya! Aku berusaha selama ini belajar demi mendapatkan gelar S1."
"Hm, baik. Hanya selama dua tahun, aku sudah sejak enam tahun lalu."
"Uh, membanding-bandingkan! Rejeki orang berbeda, Suamiku…" ucap Dena mengakhiri candaan singkat ini.
Tak lama, mereka sampai di perusahaan pusat, perusahaan dengan nama Saatex (PT. Safaarga Textile Industry Tbk).
Dena menghela nafas dalam-dalam dan perlahan melangkah keluar.
"Jangan lupa salin suami dulu," suara Ray yang membuat Dena yang berusaha konsentrasi sedikit terganggu.
Dena menyalim suaminya dan lelaki itu tidak seperti biasnya malah menyentuh kepalanya. "Semoga berhasil," ucapan yang seperti sihir membangkitkan semangat dalam diri Dena kalau semu akan sangat baik hari ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Shinta
ini baru cerita....👍👍👍👍
2022-09-06
0
ardiana dili
lanjut
2022-06-13
1