Gilang membaca kalimat demi kalimat sangat jelas dan didengarkan Ray juga Dena.
Semua hal yang menyangkut perusahaan yang berpusat di tengah kota, penghasil produk textile terbesar di negara ini. Berapa banyak produk yang dihasilkan pertahun, hutang, biaya pekerja dan banyak hal.
Bahkan sampai siapa pemimpinnya, namun satu hal yang membuat Dena terkejut, ternyata selama ini Rafa adalah pemilik perusahaan itu. Pantas dia kaya… Dan satu hal yang diasumsikan Dena, bahwa posisinya sebagai istri seorang Rafa sudah ditetapkan untuk memperkuat jabatan Rafa dalam perusahaan.
Jadi bisa dikata, Dena salah bertemu orang selama ini.
Tapi tidak apa, yang penting dia sudah keluar dari rumah kejam penuh penderitaan itu dan dipertemukan dengan Ray yang membuka jalan untuknya bertemu pak tua Gilang di mana Dena mengetahui sesuatu yang mengejutkan untuknya.
Dena cukup tau siapa-siapa saja yang ada di jajaran pemerintahan perusahaan. Orang yang tak lain adalah orang hebat, berpikir cemerlang serta berpendidikan tinggi.
Entah mengapa hatinya tergerak untuk belajar sementara mengandung bayinya. Meski bayi itu juga adalah milik Rafa, tapi Dena rasa dia dan bayinya sama pemikiran, kalau harus kembali ke permukaan dan mulai menunjukkan taring!
Kalimat terakhir selesai dibacakan. Dan kini sesi tandatangan. Dena tersenyum lega karena dengan begitu dia akan memiliki hak penuh atas perusahaan itu.
Dena tau ia juga harus belajar dan mengurus banyak hal supaya memiliki derajat yang sama dengan para petinggi perusahaan–meski Dena sendiri yang memiliki seluruh perusahaan itu.
Pemikiran orang berbeda, itu yang perlu dijaga. Yang ada dikira bohongan, kan bahaya. Mengingat Dena tidak pernah diketahui kehidupannya. Jadi Dena merasa harus menyamakan kecerdasan dan jika perlu melanjutkan pendidikan lagi supaya setara dengan mereka.
"Saya akan berusaha mengambil semua hakmu. Mendaftarkanmu ke sebuah universitas jurusan manajemen dan bisnis terbaik di kota ini hingga kau punya setidaknya gelar agar mereka percaya padamu."
Dena mengangguk dengan senyuman manisnya. Ia akan berusaha sebaik mungkin untuk mengubah hidupnya dan pandangan rendah orang-orang padanya.
Ini kesempatan emas, tidak boleh disia-siakan!
***
Dena duduk di meja belajarnya dengan perut yang semakin membesar. Dia dalam kamar, serius mempelajari banyak hal tentang bisnis. Komputer disediakan di depan tubuhnya. Tangan kanan memegang mouse dan telunjuk menggilir isi layar ke bawah. Terlihat sangat serius dengan kaca mata persegi panjang anti radiasi.
Ray di dapur, membuatkan susu hamil untuk Dena. Dia mendatangi Dena, dan menyerahkan gelas itu pada Dena.
"Jangan terlalu serius, kau juga perlu istirahat, kasihan bayimu," ucap Ray memperingatkan.
Dena menghentikan kegiatannya, dan melepas kaca mata seraya melihat ke arah Ray yang sudah menjadi suaminya.
"Sedikit lagi. Setelah ini aku janji mau tidur." Dena mengacungkan dua jarinya dengan mata yang memelas berharap belas kasihan.
"Tidak. Sekarang sudah jam sembilan tiga puluh. Jangan harap ada pengecualian, besok kamu juga harus siap-siap sama kelahiran bayi kita. Kata dokter seminggu lagi kan. Kamu jadi Ibu harus peka sama anak kamu loh," peringat Ray.
"Oh, Suamiku. Setengah jam lagi lah… Ya, ya, ya? Aku juga mau tidur setelah ini. Ada tugas juga dari dosen."
Ray menghela nafas. "Memang dosenmu mau bertanggung jawab kalau kau jadi mahasiswanya sakit, hum? Tidak kan? Jadi sekarang tidur, biar aku yang selesaikan malam ini juga. Sudah sampai dimana kamu kerjakan? Biar aku lanjutkan."
Dena menatap suaminya sangat kesal. "Tapi ini pekerjaanku, masa kamu yang kerjakan meski hanya melanjutkan? Kan aneh, siapa yang jadi mahasiswanya coba? Aku atau kamu?" Dena menunjuk dirinya dan suaminya itu.
"Tapi kau lagi hamil, Dena. Apa kau mau janinmu bermasalah? Sudah berapa kali aku ingatkan, Ibu hamil harus tidur cukup dan jangan berpikir keras dulu."
Akhirnya Dena menyerah. "Ya sudah deh. Aku tidur." Seraya menerima gelas pemberian suaminya. Ia meminum susu itu sampai habis.
"Tidur bagus-bagus ya. Jangan menipuku seperti kemarin. Jangan jadi kelelawar. Aku juga tidak sudi punya Istri kelelawar," canda Ray.
"Iya, my husband…" Dena merotasikan bola matanya.
Pernikahan Ray dan Dena sudah terjadi selama lima bulan ini. Dan jelas sah di mata hukum dan agama.
Ray bahkan menjadi suami perhatian untuk Dena bukan karena Dena memiliki warisan yang luar biasa, tapi karena Ray ingin Dena mencapai keinginannya untuk membalaskan dendam pada Rafa dan keluarganya yang arrogant itu.
Lagipun sebenarnya Ayah mertua Ray yang menjadi Ayah mertua Dena itu merasa tidak cocok dengan Dimas, Ayah Rafa. Dimas semasa muda seperti Gilang dan Beriq, menjadi pria paling berambisi serta congkak.
Tapi Beriq sangat mempercayakannya, dan melupakan Gilang yang sebenarnya bisa dipercaya.
Juga alasan yang masuk akal, kalau Dena ditemukan puluhan tahun berikutnya karena Rafa yang menjabat perlu sebuah pengakuan dengan Dena selaku pemilik warisan sah yang menjadi Istrinya. Setelah memiliki segalanya, justru Rafa mengusirnya tanpa rasa kemanusiaan.
Gilang tidak tau siapa Dena pun karena Dena disembunyikan di muka umum. Apalagi Gilang tidak diundang saat pernikahan Dena dan Rafa terjadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Ratna Jewel
seru nih.. keluarga gk beres rafa itu..
2022-06-11
1