Amber berjalan memasuki apartemennya dengan perasaan hampa dan sedikit sesak mengingat pertemuan pertamanya dengan Jeff yang tidak dia duga. "Dingin" satu kata yang ada di dalam benaknya saat ini mengingat sikap Jeff padanya. Setelah merapikan barang-barangnya di dalam kamar, Amber lalu berjalan ke arah balkon apartemen dan menikmati pemandangan hiruk pikuk sibuknya kota Manhattan.
Bibirnya yang mengulaskan senyuman sangat bertolak belakang dengan perasaan yang dia rasakan saat ini. Sesak yang dirasakannya semakin tak kuasa membuat sebutir cairan bening menetes di pipinya. Dia kemudian memejamkan matanya sambil bergumam di dalam hati. 'Sebenarnya aku ingin menjadi pelangi bagimu, namun sayangnya aku harus cukup puas jika takdirku ternyata hanya sebagai payung untukmu,' gumam Amber sambil perlahan menghapus air mata yang kian deras membasahi wajahnya.
Amber kemudian mengambil nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya. "Amber, remember. Yang aku butuhkan uang dari Jeff, bukan cinta. Aku membutuhkan pekerjaan agar aku bisa bertahan hidup bersama Mommy, dan orang miskin seperti kami tidak boleh terlalu banyak memikirkan cinta yang hanya akan menghabiskan waktu dan perasaan," keluh Amber sambil tersenyum kecut. Dia kemudian berjalan masuk ke dalam apartemennya. Namun, saat akan memasuki kamarnya tiba-tiba kepalanya terasa sangat berat, dan seketika tubuhnya pun ambruk tepat di depan pintu kamar.
"Oh tidak, kenapa tiba-tiba kepalaku pusing sekali," gerutu Amber sambil memegang kepalanya. Dia kemudian mencoba untuk berdiri, namun tubuhnya pun seketika terasa begitu lemah. Tapi Amber mencoba untuk tetap bangkit, meskipun dengan begitu tertatih dia pun berjalan ke arah kamar lalu menjatuhkan tubuhnya ke atas ranjang.
"Kenapa tiba-tiba tubuhku jadi lemah seperti ini?" gerutu Amber sambil memijit pelipisnya.
"Jika kondisi tubuhku selemah ini besok aku pasti tidak bisa bekerja, aku tidak ingin membuat Jeff malu di hadapan temannya. Lebih baik sekarang aku memberitahu Jeff jika besok aku belum bisa bekerja di cafe temannya," ucap Amber. Dia kemudian mengambil ponselnya lalu mengirimkan pesan pada Jeff.
...***...
Jeff baru saja keluar dari ruang rapat saat suara ponselnya berbunyi. Dia kemudian mengambil ponsel itu lalu membuka sebuah pesan dari Amber. Seketika raut wajahnya pun berubah. 'Sakit? Bukankah tadi dia baik-baik saja?' gumam Jeff sambil masuk ke ruangannya.
Dia kemudian menjatuhkan tubuhnya ke atas kursi kerjanya lalu mengutak-atik ponselnya untuk menelpon Amber.
[Halo Amber.]
[Halo Jeff.]
[Apa kau sakit?]
[Kepalaku hanya sedikit pusing, mungkin aku sedikit kelelahan.]
[Oh baiklah, lebih baik sekarang kau beristirahat saja.]
[Iya, Jeff.] jawab Amber di ujung sambungan telepon.
Jeff pun melanjutkan kembali pekerjaannya, namun perasaannya begitu tak tenang dan membuatnya tidak berkonsentrasi. Akhirnya, dia memutuskan untuk pergi dari kantornya lalu pergi ke apartemen Amber. Sebelum sampai di apartemen tersebut, Jeff terlebih dulu membeli obat di apotik.
TETT TETTT
Mendengar suara bel yang berbunyi, Amber pun perlahan membuka matanya. 'Siapa yang datang?' gumam Amber sambil bangkit dari atas ranjang. Dia kemudian berjalan menuju ke arah pintu dengan langkah yang tertatih-tatih. Saat pintu itu terbuka, Jeff pun begitu terkejut melihat Amber yang kini berdiri di depannya dengan wajah yang pucat dan tubuh yang tampak begitu lemas.
"Amber!" teriak Jeff.
"Maaf, Jeff. Sepertinya aku sedikit tidak enak badan, jadi mungkin besok aku tidak bisa mulai bekerja di cafe milik temanmu."
"Sedikit tidak enak badan? Wajahmu pucat sekali, Amber. Kau pasti sakit, ayo kita pergi ke rumah sakit sekarang untuk memeriksakan keadanmu."
"Tidak usah, Jeff. Aku tidak mau merepotkanmu."
"Kau tidak merepotkanku, Amber. Kau sedang sakit, ayo kita pergi ke rumah sakit sekarang!" paksa Jeff sambil menarik tangan Amber.
"Pelan-pelan, Jeff. Kepalaku pusing sekali."
"Jadi kau tidak kuat berjalan sampai ke basemen?"
"Bisa, aku bisa. Tapi pelan-pelan saja.".
Mereka kemudian keluar dari apartemen Amber. Jeff lalu menuntun tubuh Amber yang kini terlihat sangat lemas.
"Amber, biar aku menggendongmu saja," kata Jeff.
"Tidak usah, Jeff. Aku bisa berjalan..."
Belum sempat Amber melanjutkan kata-katanya, tiba-tiba Jeff menghentikan langkah Amber lalu membungkukkan tubuhnya dan seketika mengangkat tubuh Amber ke dalam gendongannya.
"Jeff!" pekik Amber dengan begitu terkejut karena tiba-tiba Jeff menggendongnya begitu saja.
"Tubuhmu sudah sangat lemah seperti ini dan kau masih saja mengatakan jika kau kuat berjalan? Jangan bersikap seolah-olah kau kuat hanya untuk menutupi kelemahanmu, Amber," ucap Jeff.
Amber pun hanya menyunggingkan senyum di bibirnya. 'Rasanya nyaman sekali. Tuhan, bolehkah waktu ini berhenti berdetak sekali saja agar aku bisa merasakan kebahagiaan yang entah kapan bisa kudapatkan lagi, atau mungkin kebahagiaan ini tidak pernah bisa lagi kurasakan,' gumam Amber sambil menyenderkan kepalanya di dada bidang Jeff.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Nami chan
hamidun?
2023-11-23
0
Linda Purwanti
Amber hamil begitu diperiksa gmn perasaannya jeff ya senang apa marah
lanjuuuuuut thor lebih semangat lg 💪💪😘
2022-06-12
1
Diana Susanti
hamidun ember nya
2022-06-11
2