"Oh.. E.. Itu.."
"Itu.. Apa? Bilang saja kau menikmati semua permainanku kan?"
"Heiii hati-hati kalau berbicara Tuan, apa anda sudah lupa anda yang terlebih dulu berbuat ceroboh!"
"Tapi kau menikmati kecerobohanku kan? Jadi jangan menganggap ini sebuah kesalahan dariku saja!"
Amber pun mendengus kesal. "Ck! Ah, sepertinya percuma berdebat dengan anda, sekarang sebaiknya kita memikirkan jalan keluar dari masalah ini! Tahukah karena kecerobohan yang anda lakukan itu artinya saya harus dipecat dari tempat ini! Lalu, bagaimana saya bisa bertahan hidup dan mengobati penyakit yang diderita oleh ibu saya jika dipecat dari hotel ini?"
"Pekerjaan? Maksudmu pekerjaan sebagai wanita penghibur? Pantas saja kau membalas permainanku karena memang itu adalah pekerjaanmu kan?" ucap Jeff sambil mengangkat ujung bibirnya dan menatap Amber dengan tatapan sinis.
"Hai! hati-hati! Jaga bicaramu, Tuan!"
"Kau sendiri yang bilang jika karena aku kau pasti dipecat dari pekerjaanmu, bukankah tadi malam kau ada di Club? Memangnya pekerjaan apa yang kau jalani jika bukan sebagai wanita penghibur? Mana ada seorang pelayan yang memakai gaun seksi seperti ini!" ucap Jeff sambil mengangkat gaun Amber.
"Asal anda tahu, tadi malam saya terpaksa mempertaruhkan harga diri saya untuk mempertahankan pekerjaan yang sebenarnya di hotel ini! Saya melakukan semua itu agar saya tidak dipecat dari pekerjaan ini karena ibu saya sedang sakit! Dan anda telah menghancurkan harapan itu karena kecerobohan yang anda lakukan!"
"Kecerobohan yang kau nikmati?"
"Tolong jaga bicara anda Tuan dan bertanggung jawablah atas apa yang anda lakukan pada hidup saya!"
Jeff pun tersenyum kecut. "Jika tadi malam kau tetap ada di Club malam itu apakah kau juga yakin kau masih bisa mempertahankan kepera*ananmu itu? Bukankah jika malam itu kau masih ada di Club, itu artinya kau juga harus melayani laki-laki hidung belang itu kan? Aku tahu laki-laki yang menyewamu tadi malam pasti laki-laki tua berperut buncit yang bau nafasnya sangat menjijikan itu? Hahahaha, laki-laki tua itu bernama Edward, dia rekan kerjaku dan dia memang selalu melakukan itu dimanapun dia berada, jadi jika kau bisa memilih kau memilih tidur dengan laki-laki tua itu atau aku?" ledek Jeff pada Amber yang membuat Amber begitu marah dan salah tingkah.
"Tuan, lebih baik anda tidak usah banyak bicara dan tolong carikan jalan keluar untuk saya!"
"Pekerjaan maksudmu?"
"Kurang lebih seperti itu!" bentak Amber.
"Baik aku akan memberimu pekerjaan, tapi tolong jawab dulu pertanyaanku."
"Apa yang ingin kau tanyakan?"
"Jika tadi malam aku tidak membawamu ke kamar ini kau pasti menghabiskan waktu malammu bersama laki-laki tua itu kan? Lalu sekarang aku ingin bertanya padamu, kau lebih memilih tidur dengan laki-laki tua itu atau denganku?"
Amber pun semakin kesal mendengar pertanyaan Jeff. "Pertanyaanmu itu sangat tidak penting dan itu tidak perlu kujawab!"
"Tentu saja itu sangat penting, bukankah itu berhubungan dengan harga dirimu? Sekarang kutanyakan lagi padamu, siapa yang akan kau pilih? Aku atau laki-laki tua bangka itu? Cepat jawab pertanyaanku, jika tidak aku tidak akan memberikan jalan keluar dari masalah ini!" ucap Jeff dengan tatapan penuh mengintimidasi.
Amber pun memejamkan matanya. "Kau," jawab Amber lirih.
"Hahahaha, coba kau pikir baik-baik aku sebenarnya adalah dewa penolong bagimu, jadi sudah seharusnya kau berterima kasih padaku!"
"Berterima kasih? Jangan pernah bermimpi, Tuan! Kau sudah merenggut harga diriku lalu kau bilang aku harus berterima kasih padamu? Cihhh, menjijikan sekali!"
"Namaku Jefferson, panggil saja aku Jeff. Aku tidak merenggut harga dirimu tapi kau lah yang memberikannya padaku melalui ketidaksengajaan yang kulakukan padamu, apa kau sudah lupa kata-kata "Oughhh babe" yang berulangkali kau ucapkan, hahahaha!"
'Astaga, laki-laki ini benar-benar kurang ajar, sekarang apa yang harus kulakukan untuk menghadapi laki-laki ini? Ah sudahlah, sepertinya aku harus menjatuhkan harga diriku kembali, yang terpenting saat ini aku bisa mendapatkan jalan keluar dari masalahku ini,' gumam Amber sambil mengigit bibir bawahnya.
"Baik, baik Tuan, aku tidak mau berdebat lebih jauh denganmu! Baik, tadi malam aku terpaksa melakukan itu, aku terpaksa mengikuti permainanmu karena keadaan, bukankah tadi malam kau tidak mempercayai kata-kataku jadi aku menuruti keinginanmu."
"Dan menikmati permainanku," tambah Jeff sambil tersenyum kecut.
"Baik, terserah kau mau berkata apa, yang terpenting sekarang tolong carikan jalan keluar untuk permasalahanku, kau harus bertanggung jawab karena kecerobohanmu aku pasti dipecat dari hotel ini. Lalu bagaimana aku harus bertahan hidup dan mengobati penyakit yang diderita oleh ibuku?"
"Memangnya ibumu sakit apa?"
"Ibuku sakit kanker ginjal, ada benjolan di salah satu ginjalnya dan saat ini memasuki stadium tiga. Dokter menyarankan untuk mengoperasi ibuku dengan mengangkat satu ginjalnya yang bermasalah sebelum kanker itu semakin menyebar, tapi sayangnya aku belum memiliki uang sedikitpun karena biaya operasi itu sangat mahal. Bahkan, kemungkinan aku tidak memiliki harapan untuk bisa mengobati ibuku, untuk biaya bertahan hidup saja itu sudah lebih dari cukup," ucap Amber dengan lirih disertai butiran-butiran bening yang menetes dari ujung matanya.
Rasa iba pun kini memenuhi hati Jeff, dia kemudian menatap Amber yang kini sedang terisak. "Tuan, aku sangat menyayangi ibuku, hanya dia yang aku miliki di dunia ini, tolong bantu aku, tolong beri aku pekerjaan karena hanya kau lah satu-satunya harapanku," ucap Amber sambil terisak.
"Panggil aku Jeff, panggil aku Jeff saja!"
"Jeff, tolong beri aku pekerjaan," tambah Amber lagi dengan begitu terisak.
"Hapus air matamu, bersihkan badanmu dan pulanglah, lalu bawa ibumu ke rumah sakit, setelah itu kau hubungi aku, katakan saja berapa biaya yang kau butuhkan untuk mengoperasi ibumu, aku akan langsung membayar biaya rumah sakit itu. Setelah ibumu benar-benar sembuh kau datanglah ke Manhattan dan temui aku, aku akan memberikan pekerjaan padamu," ucap Jeff sambil mengetikkan nomor ponselnya di ponsel Amber.
"Jangan lupa kirimkan juga nomor rekeningmu padaku, nanti akan kutransfer uang untuk biaya hidupmu selama kau merawat ibumu. Apa aku mengerti, Nona...? Oh ya siapa namamu?"
Mendengar perkataan Jeff, Amber pun hanya terdiam sambil menahan perasaan yang begitu campur aduk, rasa kesal bercampur bahagia kini membaur jadi satu di dalam hatinya.
"Aku bertanya siapa namamu, apa kau tidak mendengar perkataanku?" tanya Jeff sambil mengenakan pakaiannya.
"Ohh... "
"Ya, siapa namamu?"
"Amber."
"Amber, aku harap kita tidak akan melakukan kesalahan yang sama lagi jika suatu saat nanti kita bertemu, aku sebenarnya sangat mencintai istriku, jadi tolong maafkan aku atas semua yang kulakukan padamu, sekali lagi maafkan aku, aku akan melakukan apapun untuk membayar rasa bersalahku padamu, tapi kumohon jangan mengungkit kejadian malam ini lagi karena aku benar-benar tidak sengaja melakukan itu. Apa kau mengerti?"
Amber pun hanya terdiam kemudian menganggukan kepalanya dengan perlahan. "Terimakasih," jawab Amber lirih.
"Apapun akan kulakukan untuk menebus rasa bersalahku padamu, karena itu adalah harga mahal yang harus kubayar, meskipun aku tahu seumur hidupku pun aku tidak akan pernah bisa mengganti sebuah kehormatan yang tidak bisa dinilai dengan apapun, sebuah kehormatan yang telah kurenggut darimu."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
mekha_chan
adakah laki2 seperti jeff buat cadangan thor 🤣🤣🤭
2022-06-06
2
mekha_chan
aku harusnya kau ya thor 🤭
2022-06-06
1
Diana Susanti
lanjut kak
2022-06-06
1