"Sudah??", tanya Vee ketika Bara masuk ke dalam mobil.
"Beres Vee.", jawab nya dengan sikap songong nya, sembari memakai sabuk pengaman.
'Tuh orang songong banget, tetapi kenapa aku suka ya?? Vee jangan gila, dia sudah milik orang lain dan begitu juga dengan kamu.'
"Tapi kamu sudah bayar uang nya kan Bar??"
Vee hanya memastikan takut saja taxi itu hanya di suruh pergi tanpa di kasih ganti rugi.
"Sudah bawel. Gak percaya an banget sih, aku sekarang punya uang sendiri Vee, jadi gak pelit kaya dulu."
"Oh ngaku juga kalau kamu pelit Bar."
Vee terkekeh geli, ia juga melihat ekspresi Bara yang tidak enak, rasanya dia pengen nampol muka nya hahaha.
"Diem Vee, enggak enak banget senyum kamu."
Vee langsung menutup mulutnya, dari pada ia harus meladeni Bara, mendingan membuka pesan yang dikirimkan oleh Brisa.
Yah sesuai dengan janji Brisa, kalau setiap hari akan berkirim kabar dengan Vee, dan itu dilakukan oleh kedua nya, bahkan mereka juga sering curhat curhat lewat udara.
"Loh, kita mau kemana Bar??"
Vee yang sadar, kalau ini bukan jalan kerumahnya, dan juga bukan jalan ke rumah Bara, apalagi ke kantor Daddy Brylli.
"Temenin aku ke mall."
"Ngapain?? ogah kalau jadi obat nyamuk ujung ujung nya."
Vee sudah trauma jika diajak Bara, karena pastinya dijadikan obat nyamuk oleh-nya.
"Enggak. Meli kuliah. Pokoknya ikut saja. Jangan banyak protes."
"Hmm."
Vee tidak menjawab, tetapi ia juga penasaran mengapa Bara mengajak nya ke mall dan mau ngapain juga??
Tidak lama, Bara memarkir kan mobilnya, mereka sudah sampai di mall.
"Mau makan dulu atau??", tawar Bara.
Ia tau kalau Vee tidak boleh telat makan, dan tidak ingin kena omel oleh Papah Cesa yang membiarkan putrinya kelaparan.
"Aku masih kenyang Bar, aku tadi makan di kantin."
"Kalau begitu ikut aku dulu ya, setelah itu baru cari makan.", Vee mangangguk.
Walaupun ia tidak tau apa yang akan dilakukan oleh Bara, tetapi Vee ikut saja dan tidak banyak protes.
Laki laki itu menggandeng tangan Vee, kalau orang lain yang melihat nya pasti akan mengira mereka adalah sepasang kekasih, tetapi kenyataannya tidak seperti itu.
Vee melihat tangan nya yang digenggam oleh Bara, ia begitu nyaman dan senang, tetapi ia sadar...kalau ini tidak baik untuk dirinya, apalagi hati nya.
Tetapi saat Vee berusaha melepaskan tangan Bara, Bara menggeleng. "Nanti kamu ilang."
Dan Vee hanya menghela nafas panjang, sungguh ia sangat dilema dan tidak ingin terjebak lagi dalam kisah yang seperti nya tidak akan berpihak padanya.
Bara berhenti di sebuah toko perhiasan, dan nampak nya laki laki itu sudah kenal dengan beberapa pelayan yang ada di sana.
"Mbak, bisa Carikan cincin yang paling Bagus."
Vee melongo, tentu nya ia baru sadar kalau sudah berada di toko perhiasan, saking asiknya berperang dengan dirinya sendiri.
'Cincin?? untuk siapa??'
"Untuk mbak nya??", tunjuk pelayan itu ke arah Vee.
"Bukan , untuk pacar saya, tetapi ukuran jarinya sama dengan saudara saya ini."
'Yah..aku tidak boleh GeEr, mana mungkin Bara membelikan cincin untuk aku, dan memang aku hanya dianggap sebagai saudara nya saja, tidak lebih. Bahkan aku hanya dimanfaatkan olehnya.'
"Ini Mas."
Tidak lama, pelayan itu langsung saja memberikan beberapa buah cincin yang tentu nya sangat indah dan juga mahal harga nya.
"Kamu suka yang mana Vee??"
"Aku??"
"Iya, bantu aku milih. Aku yakin selera kamu sama dengan Meli."
'Astaga cobaan apa lagi ini??'
"Ayo Vee jangan melamun. Pilih yang mana."
Vee dengan berat hati melihat satu persatu kotak cincin di depannya itu, bukan hanya melihat nya saja, tetapi Vee juga meneliti lebih lanjut lagi.
"Yang ini seperti nya cocok Bar."
Tunjuk Vee kepada salah satu kotak yang menurut nya sangat cantik dan elegan.
"Ini??", Vee mengangguk.
Bara lalu mengambil kotak itu dan mengambil cincin nya, kemudian menghadap ke arah Vee dan meraih tangan Vee.
'Ya Tuhan ...apalagi ini?? semoga cincin itu tidak bisa keluar dari jariku.', batin Vee dengan pikiran yang jahat, tetapi memang ia sangat menyukai cincin berlian itu.
"Mau apa??"
Vee tidak langsung menyodorkan jarinya ketika Bara mengambil tangan Vee.
"Diem dulu, pas atau enggak??"
Vee tidak bisa berkutik lagi, setelah tangan Bara mengambil jari nya dan memasukkan cincin itu di jari manis Vee, manis dan sangat manis. Pas sekali dengan jari jari Vee yang putih dan bersih itu.
"Cantik, Meli pasti suka.", ucap Bara.
Bara mengangkat jari Vee, ia melihat lagi dan lagi, memastikan kalau tidak ada yang salah ataupun kurang di cincin itu. Dan setelah nya membuka kembali cincin yang telah di sematkan olehnya di jari Vee.
Tidak taukah kau Bara kalau ada hati yang terluka?? kamu dengan seenak jidat mu sendiri meminta seseorang memilih, memasang, dan setelah itu melepaskan cincin nya.
Gila!! Bara benar benar gila.
Vee hanya memejamkan mata setelah cincin itu terlepas dari jarinya. Ia pasrah bahkan tidak berkata apa apa lagi, mungkin memang Bara bukan jodohnya, dan seperti yang diucapkan nya, ia harus ikhlas dan rela melepaskan laki laki yang namanya masih singgah di dalam hatinya.
'Ya...aku bisa....aku harus bisa. Sadar Vee....semua itu bukan untuk dirimu, tetapi cincin itu untuk perempuan lain.'
Batin Vee menjerit dan menangis, andai saja ia bisa mengubah waktu dan bisa mengeluarkan nama Bara di dalam hatinya, pastinya akan ia lakukan. Ia sudah berusaha, mungkin memang caranya yang harus sakit terlebih dahulu, harus bisa merelakan dan mengikhlaskan semua nya dan memang Vee harus melihat kenyataan yang ada, bukan menghindari nya.
Apa Vee sanggup??
"Aku bayar dulu ya?",
Vee tidak menjawab, ia masih terdiam dalam lamunan nya sendiri, entahlah....rasa hati nya sekarang tidak karuan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 237 Episodes
Comments
Zahfira Khairani
vee lemah,mudah baperan...kasian gerry...setahun kok gk bs move on jg...pdhal ada gerry...lebay kamu vee...
2022-07-29
3
Adila Nisa Ardani
Vee nanti klau udh lulus sekolah langsung susul brisa ke London biar jauh dari bara dan nga ngerasa sakit hati terus buat bara menyesal disaat bara menyadarinya dia sdh terlambat
2022-06-29
0
Yunita aristya
lnjut
2022-06-28
0